Menumbuhkan Kecerdasan Anak dengan Membacakan Buku

Setiap orang tua tentu menginginkan anak mereka tumbuh dengan kecerdasan dan kecakapan masing-masing. Namun banyak yang belum tahu bahwa salah satu cara untuk menumbuhkan kecerdasan anak adalah dengan sering-sering membacakan buku kepada mereka.

Membacakan buku kepada anak terlihat seperti kegiatan yang sepele, namun rupanya memiliki banyak manfaat terutama yang berhubungan dengan proses perkembangan dan pertumbuhan anak. Anak yang sering dibacakan buku akan menjadi anak yang cinta buku dan membaca. Dengan banyak membaca, tentu anak-anak menjadi manusia yang unggul dan berpengetahuan luas.

Membaca Buku Melatih Kecerdasan Emosi Anak

Pada dasarnya buku fiksi atau buku cerita yang dibacakan kepada anak terkesan buku yang ringan dan sepele. Namun, siapa sangka kisah-kisah fiksi penuh gambar tersebut mampu melatih kecerdasan emosi anak. Anak-anak belajar mengenal berbagai macam emosi dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh di dalam cerita. Hal ini akan memudahkan mereka dalam mengelola emosi di kehidupan sehari-hari.

Anak-Anak Menjadi Terbiasa Berpikir Kritis

Membacakan buku menjadi salah satu sarana untuk melatih anak berdiskusi dan berpikir kritis. Dalam proses membaca buku tersebut, sangat disarankan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Sehingga mereka terbiasa untuk mengolah otak dan pikiran, dan dengan begitu kebiasaan berpikir kritis akan tumbuh perlahan-lahan.

Menjadi Lebih Unggul dengan Membaca Buku

Buku akan membantu nak-anak untuk mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan menarik. Sebab pengetahuan baru tidak hanya didapatkan dari bangku sekolah saja. Hal ini akan membuat mereka lebih unggul daripada teman-teman lainnya yang tidak membaca buku. Anak-anak akan menjadi lebih tahu dibandingkan teman-teman lain.

Mengenal Dunia dan Kehidupan Lewat Membaca

Seperti pepatah yang mengatakan, buku adalah jendela dunia. Buku memuat berbagai kisah dan cerita dari berbagai macam segi kehidupan. Tokoh yang lucu, kehidupan yang menyenangkan, cerita tentang putri raja yang menyedihkan. Ada banyak sekali bentuk kehidupan yang akan menjadi hal baru bagi anak-anak.

Membacakan buku merupakan salah satu cara untuk menciptakan sikap cinta buku dan membaca pada anak-anak. Selain itu, kebiasaan membacakan buku dalam suatu keluarga akan menumbuhkan kedekatan antar-anggota keluarga. Buku The Read Aloud Family karya Sarah Mackenzie memuat banyak sekali rahasia mengenai membacakan buku nyaring. Dapatkan segera bukunya di sini atau kunjungi toko buku terdekat.

Memahami 3 Kebutuhan Utama Anak Usia Dini

Anak wajib dipenuhi kebutuhannya oleh orang tua. Kebutuhan setiap anak barangkali berbeda sesuai dengan kondisi dan usia mereka. Namun, pada anak usia dini terdapat setidaknya 3 kebutuhan anak yang utama, yang menjadi kewajiban bagi para orang tua untuk memenuhinya.

Kebutuhan anak usia dini meliputi; nutrisi, rasa aman, dan kebutuhan stimulasi. Artikel berikut akan mengurai penjelasan pada masing-masing kebutuhan.

Kebutuhan Nutrisi

Tidak bisa ditawar lagi bahwa nutrisi merupakan hal yang penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak. Nutrisi ini bisa didapat dari makanan atau suplemen berupa vitamin. Pasalnya, kebanyakan anak usia dini kerap menolak saat diajak makan. Pada akhirnya orang tua melakukan sedikit “pemaksaan” agar makanan mau diterima oleh si anak.

Ada baiknya dicari terlebih dahulu penyebab anak mengalami kesulitan dan menolak saat makan. Meskipun kebutuhan anak akan nutrisi adalah hal yang penting, melakukan “pemaksaan” agar anak mau makan juga tidak direkomendasikan. Lakukanlah observasi dan bawa suasana makan menjadi menyenangkan.

Kebutuhan Anak Akan Rasa Aman

Rasa aman yang terpenuhi bisa menjadi fondasi yang baik terhadap perilaku anak sehari-hari, termasuk juga pada proses ia mengambil keputusan di masa depan. Rasa aman dapat diciptakan dengan memastikan bahwa anak merasa hangat dengan setiap perilaku orang tua, dan dalam setiap aktivitas yang dilakukan bersama orang tua.

Salah satu rasa aman yang menjadi kebutuhan anak adalah aman dari ekspektasi berlebih. Karena tumbuh kembang setiap anak berbeda, orang tua tidak perlu berekspektasi lebih kepada anak dan membandingkan mereka dengan anak-anak lain.

Kebutuhan Stimulasi

Stimulasi merupakan kebutuhan utama untuk mendukung pertumbuhan anak usia dini. Sering kali anak-anak usia dini bergerak aktif dan sangat sulit untuk diajak duduk diam. Aktivitas tersebut adalah salah satu kebutuhan mereka untuk memenuhi kebutuhan gerak dalam rangka mempersiapkan tumbuh kembang tubuhnya.

Stimulasi juga akan mendukung perkembangan akademisnya di kemudian hari. Tidak heran jika stimulasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh anak-anak. Orang tua diharapkan untuk mendampingi anak melakukan stimulasi di rumah. Buku Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini karya Vidya Dwina Paramita bisa menjadi referensi bagi para orang tua untuk mendampingi stimulasi anak di rumah. Dapatkan bukunya di sini atau kunjungi toko buku kesayangan.

Mendidik Anak Mandiri dengan Stimulasi

Anak yang mandiri adalah impian banyak orang tua. Mereka beranggapan bahwa anak yang mandiri akan memudahkan tugas orang tua. Memang saat anak sudah betul-betul bisa mandiri akan meringankan pekerjaan orang tua, namun proses yang dilakukan untuk membentuk anak menjadi mandiri tidaklah mudah.

 

Mendidik Anak Mandiri Tanpa Ekspektasi

Sering kali orang tua merasa kerepotan dan frustasi saat mengajari anak untuk menjadi mandiri. Misalnya saat mengajari anak untuk membawa minum sendiri di dalam gelas. Tidak jarang air tumpah ke sana-sini sehingga justru mengotori lantai. Hal ini membuat orang tua kewalahan sehingga justru malah frustasi. Padahal pada mulanya orang tua berekspektasi anak-anak akan langsung bisa membawa gelas berisi air dengan sempurna karena menganggap itu aktivitas yang mudah.

Hal ini yang perlu diperhatikan oleh para orang tua yakni menghindari ekspektasi terhadap anak. Banyak orang tua yang mengajarkan kemandirian kepada anak dengan tujuan agar anak dapat segera melakukan banyak hal sendiri dan berekspektasi demikian kepada mereka. Perlu dipahami bahwa satu hal yang penting dalam mendidik anak menjadi mandiri adalah proses lebih penting dibandingkan hasil.

Memahami Standar Perkembangan Kemandirian

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan tabel standar perkembangan kemandirian anak. Namun, standar tersebut tidak bisa dijadikan mutlak dalam mengukur perkembangan anak-anak kita, sebab kebutuhan dan perkembangan setiap anak akan berbeda. Meskipun begitu, tidak ada salahnya standar tersebut dijadikan acuan dalam memonitor perkembangan anak, terutama kemandirian mereka.

Mandiri dengan Stimulasi

Stimulasi kepada anak dapat membantu memudahkan anak dalam berproses menjadi mandiri. Orang tua perlu melakukan stimulasi kepada anak mereka supaya kebutuhan tumbuh kembangnya terpenuhi. Sehingga proses mereka belajar menjadi mandiri juga akan lebih mudah, terutama pada masa usia dini.

Stimulasi untuk anak usia dini perlu dilakukan secara rutin. Buku Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini karya Vidya Dwina Paramita akan membantu para orang tua melakukan stimulasi kepada anak-anaknya dengan mudah dan minim stres. Di dalam buku ini dijelaskan bagaimana proses stimulasi bisa berlangsung dengan menggunakan barang-barang yang mudah ditemukan di rumah.

Dapatkan bukunya di sini atau kunjungi toko buku kesayangan Anda.

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta