SINOPSIS Good Inside
Seringkali pengasuhan anak berfokus pada perilaku bermasalahnya, bukan penyebabnya. Perihal itu justru membuat anak semakin menjauh, lalu orang tua kerap dihantui perasaan gagal karenanya. Maka dari itu, dalam buku ini, kita akan belajar mengenai:
- Menciptakan hubungan yang hangat dan sehat antara orang tua dengan anak
- Membangun kesadaran bahwa semua anak bermasalah pada dasarnya baik
- Berbagai ilustrasi konflik dan apa yang harus dikatakan kepada anak
- Mengembangkan keterampilan hidup, seperti kemampuan meregulasi emosi, punya kepercayaan diri yang utuh, dan resillience.
Good Inside akan membantu orang tua beralih dari kebingungan dan perasaan “gagal menjadi orang tua” ke kepercayaan diri dan mampu memimpin keluarga dengan kokoh.
KEUNGGULAN
- Memuat 10 prinsip pengasuhan, yakni resiliensi lebih penting daripada kebahagiaan. Semua anak itu baik, kejujuran adalah kunci hubungan kuat
- Cocok bagi orang tua yang lelah menerapkan beragam gaya parenting dan belum kunjung berhasil
- Referensi terbaik untuk tema gentle parenting
- Ditulis oleh psikolog anak berpengalaman dengan 2,4 juta followers di Instagram
- Instant NYT Bestseller dan Wall Street Journal Bestseller
PROFIL PENULIS
Dr. Becky Kennedy adalah seorang psikolog klinis dan ibu dari tiga anak, yang baru-baru ini dinamai “The Millennial Parenting Whisperer” oleh Majalah TIME, yang memikirkan kembali cara membesarkan anak-anak kita. Dia berspesialisasi dalam memikirkan secara mendalam tentang apa yang terjadi pada anak-anak dan menerjemahkan ide-idenya menjadi strategi sederhana untuk diterapkan orang tua di rumah mereka. Tujuan Dr. Becky adalah memberdayakan orang tua agar merasa lebih kuat dan lebih siap untuk menghadapi tantangan mengasuh anak.
SINOPSIS Brain Based Parenting
Bagi para orang tua, tentu mudah sekali merasa frustasi dan berkubang emosi ketika menghadapi anak yang “sulit diatur”. Padahal, otak anak usia dini hingga remaja memiliki keterbatasan-keterbatasan yang wajar sesuai jenjang usianya, dan tentunya berbeda dengan otak orang dewasa. Memahami pola pengasuhan yang sesuai dengan perkembangan otak anak dapat membantu anak tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara fisik dan mental.
Dalam buku ini, dr. Ayuwidia Ekaputri, membagikan pengetahuannya mengenai Cognitive Neuroscience untuk merumuskan sederet cara pengasuhan yang memahami bagaimana otak berkembang seiring kita tumbuh, menerapkan teori parenting yang positif, serta upaya menghindari timbulnya luka pengasuhan. Sebagai diaspora Indonesia yang kini tinggal di Swedia, dr. Ayuwidia juga merefleksikan beberapa gaya pengasuhan di negeri yang menempati peringkat satu di dunia dalam hal kualitas pendidikan terbaik.
KEUNGGULAN
- Ditulis oleh dokter dengan latar ilmu saraf kognitif yang memiliki pengalaman mengasuh anak di Swedia dan mengamati metode pendidikan anak di negara tersebut.
- Dilengkapi dengan tips-tips sederhana dan interactive journal yang dapat diisi orang tua untuk membantu orang tua merasa terlibat secara aktif dalam praktik pengasuhan berbasis otak.
- Membantu pembaca memahami alasan saintifik mengapa anak melakukan hal tertentu, tetapi tidak bersifat menggurui dan tidak melulu fokus di teori.
- Dibagi menjadi bab-bab yang membahas isu yang praktis dan to-the-point, seperti tidur anak, gadget, bermain, dan menghadapi tantrum.
PROFIL PENULIS
Putu Ayuwidia Ekaputri adalah dokter lulusan Universitas Indonesia dan memiliki gelar Master of Science in Cognitive Neuroscience dari University of Skövde, Swedia. Saat ini bergabung dengan “Tentang Anak” sebagai salah satu expert di bidang Cognitive Neuroscience. Beberapa topik yang dipelajari di antaranya proses menyusui, tidur anak, memahami tangisan anak, mengenal temperamen anak dan keluarga, termasuk kesehatan mental ibu dan ayah. Selain itu saya juga mengikuti pelatihan Parenting from the Inside Out-Course for Mental Health Professionals dari Mindsight Institute.
Memahami betapa pentingnya pengalaman masa kanak-kanak membentuk otak dan diri seseorang, mendorong saya untuk berbagi berbagai tip pengasuhan yang sehat sesuai perkembangan otak anak di media sosial [Insert Instagram: @diadiawidia].