Tasting Bottles Montessori? Mau Masak-Memasak di Kelas Montessori?

Bukan-bukan guys! Tasting Bottles sendiri bukan untuk masak-memasak yaa di kelas Montessori! Tasting Bottles ini merupakan kegiatan bagi anak untuk memberikan stimulus sensoris pada mereka mengenai indera perasa anak dari kecil. Maria Montessori pun memakai kegiatan Montessori ini pada kelas pembelajarannya untuk belajar dan bermain pada kelas yang ia ciptakan.

Melalui buku Montessori Sensorial Activities juga, Rosalynn Tamara menjelaskan mengenai kegiatan tasting bottles ini. Banyak yang bilang, Tasting Bottles Montessori ini memiliki hubungan love/hate di kelas loh! Anak-anak banyak yang kurang menyukai kegiatan tasting bottles ini dikarenakan mereka biasanya akan merasakan rasa pahit dalam salah satu botolnya. Namun, orang tua juga tidak perlu khawatir, karena sebelum melakukan kegiatan Montessori ini, orang tua maupun guru bisa mengedukasi anak terlebih dahulu mengenai rasa-rasa yang nantinya akan dirasakan.

Stimulasi Indera Pengecap dalam Montessori

Rasa adalah indera yang sangat penting karena perannya dalam membantu kita menentukan rasa makanan dan zat lainnya. Faktanya, kemampuan kita untuk merasakan secara historis dikaitkan dengan kelangsungan hidup kita, karena indera perasa kita memberikan indikasi apakah suatu makanan tersebut aman untuk dimakan atau cenderung beracun.

Dalam kelas Montessori, Presentasi tipikal melibatkan dengan memberi anak-anak dua set botol dengan selera yang serasi. Anak-anak kemudian diminta mencicipi cairan di dalam botol agar sesuai dengan selera dari setiap set.

Indera perasa, disebut juga gustation, yang artinya adalah cicipan. Indera perasa bekerja dimungkinkan karena adanya sel reseptor rasa yang terletak pada taste buds di mulut kita. Sebagian besar pengecap ada di lidah, tetapi juga ditemukan di bagian mulut lainnya.

Manusia memiliki sekitar 10.000 pengecap, yang masing-masing memiliki antara 50 dan 150 sel reseptor. Namun, anak-anak memiliki reseptor rasa sekitar dua kali lebih banyak daripada orang dewasa, yang mungkin dapat menjelaskan bahwa, mengapa anak-anak seringkali lebih banyak memilih makanan daripada orang dewasa.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Kira-kira, bahan dan langkah apa saja ya yang bisa digunakan dalam melakukan kegiatan Tasting Bottles Montessori ini? Para orang tua dan guru bisa menyiapkan dan menerapkan langkah-langkah di bawah ini.

Bahan

  1. Dua set empat botol dengan penetes, masing-masing berisi salah satu dari empat rasa dasar:
  • Asin: garam dan air
  • Manis: gula dan air
  • Pahit: air tonik
  • Asam: lemon dan air
  1. Satu set memiliki tutup dengan satu warna dan set lainnya memiliki atasan dengan warna berbeda. (Atau label untuk membedakan satu set botol dari set botol lainnya.) Kedua set botol ini membentuk pasangan.
  2. Empat gelas kecil air, dua untuk setiap orang.
  3. Dua sendok, satu untuk setiap orang.

 

Langkah Kegiatan

  1. Keluarkan semua botol dan susun dalam dua baris (berdasarkan warna atau label yang berbeda). Pindahkan baki ke samping.
  2. Campurkan salah satu baris, pertahankan dalam satu baris. Bawa botol pertama dari baris kiri ke dekat kalian, sehingga memisahkannya dari yang lain.
  3. Buka botol dan tunjukkan pada anak cara menggunakan penetes. Teteskan dua tetes ke sendok kalian, masukkan kembali penetes ke dalam botol dan cicipi apa yang ada di sendok kalian.
  4. Ganti sendok kalian ke dalam gelas kalian. Minta anak untuk menggunakan sendoknya dan orang tua membantu untuk menjatuhkan dua tetes dan biarkan anak sehingga membiarkan anak mencicipi.
  5. Tutup botol dan letakkan di sisi kiri meja kalian. Anak-anak dapat menyesap air dari gelas kedua untuk membersihkan langit-langit mulut.
  6. Cicipi semua toples dengan cara yang sama, selalu biarkan anak mencicipi setelah para orang tua melakukannya. Setelah semua botol dicicipi, gantilah sesuai urutannya.
  7. Pisahkan botol pertama di depan kalian dan beritahu anak bahwa kalian akan menemukan botol yang rasanya sama.
  8. Bawa botol pertama dari garis kanan ke depan. Cicipi botol pertama lalu botol kedua. (Bilas sendok kalian ketika mencicipi agar rasanya tidak tercampur)
  9. Jika tidak sama, beri tahu anak bahwa kedua rasa tidak sama, biarkan anak mencicipi keduanya, dan letakkan botol yang tepat di sebelah kanan baris botol yang tepat.
  10. Turunkan botol berikutnya dari garis kanan. Biarkan anak mencicipi keduanya, cicipi jika keduanya sama. Jika sama, letakkan berdampingan di antara kedua garis.
  11. Ulangi, bimbing anak mencicipi sampai semua botol cocok. (Setiap kali ada ketidaksesuaian, biasakan anak untuk meneguk air).

Grading Rasa di Kegiatan Tasting Bottles Montessori

Untuk kegiatan terakhir, orang tua dan guru dapat membuat empat botol pencicip dengan tingkat kemanisan yang berbeda serta menambahkan jumlah gula yang berbeda ke dalam jumlah air yang sama. Orang tua bisa memberi label pada bagian bawah botol 1 sampai 4 untuk menunjukkan mana yang memiliki gula paling sedikit dan mana yang paling banyak.

Kemudian ajak anak-anak untuk mencicipi cairan di setiap botol. Minta mereka untuk mengurutkan botol-botol itu dari yang paling tidak manis sampai yang paling manis.

Kegiatan Tasting Bottles Montessori ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Termasuk contoh kegiatan yang telah dijelaskan pada buku Montessori Sensorial Activities  karya Rosalynn Tamara. 

Pada buku tersebut, kalian tidak hanya menemukan kegiatan Tasting Bottles, anak akan diajari berbagai macam kegiatan montessori lainnya untuk menstimulus indera lainnya seperti indera penglihatan, peraba, penciuman, pengecap yang salah satunya kita pelajari sekarang, pendengaran, geometri dasar, dan aljabar.

 

Kalian bisa membeli buku ini melalui 2 cara, yaitu oflline melalui toko buku terdekat kalian, dan online melalui website resmi Bentang Pustaka maupun official store Bentang Pustaka lainnya.

Efektif Mendidik Anak dengan Metode Montessori

Mendidik anak merupakan tugas mulia para orang tua. Setiap orang tua tentu memiliki cara dan metodenya masing-masing dalam mendidik anak mereka. Salah satu metode mendidik anak yang cukup menarik banyak perhatian orang tua adalah metode Montessori.

Kebanyakan orang tua yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan Montessori akan mengirim mereka untuk bersekolah di sekolah yang menerapkan Montessori. Banyak yang belum tahu metode Montessori juga bisa diterapkan di rumah langsung oleh orang tua.

Bagaimana cara mendidik anak dengan prinsip Montessori di rumah? Berikut uraian singkatnya.

  1. Memberikan Anak Kebebasan, namun Tetap dalam Pengawasan

Prinsip utama metode Montessori adalah memberikan kebebasan pada anak supaya mereka lebih leluasa untuk eksplorasi dan belajar. Tentu saja tidak serta-merta anak dibiarkan begitu saja tanpa pengawasan orang tua. Anak tetap perlu diawasi, tetapi orang tua tidak harus mengekangnya. Sehingga anak bisa berkembang dengan prinsip kebebasan dalam pengawasan.

  1. Membiarkan Anak Usia Dini Melakukan Aktivitas Sendiri

Kebanyakan anak usia dini sedikit-sedikit mendapat larangan dari orang tuanya. Saat anak ingin menuangkan air dari botol sendiri, orang tua buru-buru melarang karena takut tumpah. Saat anak sedang eksplorasi lingkungan dengan berlari ke sana-kemari, orang tua justru menyuruhnya berhenti.

Orang tua tidak perlu terlalu khawatir dengan anak-anak yang sudah punya keinginan untuk melakukan aktivitasnya sendiri. Justru ini proses dan waktu yang bagus bagi mereka untuk mengembangkan dirinya.

  1. Melibatkan dalam Aktivitas Sehari-hari

Pada dasarnya, anak memiliki naluri untuk membantu dan belajar. Maka tidak heran jika anak kadang meniru aktivitas orang tua di rumah. Saat orang tua sedang mengelap meja, mereka ikut mengelap. Saat ibu menyapu, si anak juga ingin ikut menyapu. Namun banyak orang tua melarang anak melakukan hal tersebut.

Metode Montessori sangat mendukung anak supaya dilibatkan dalam aktivitas keseharian di rumah. Banyak sekali manfaat yang didapatkan anak dari aktivitas tersebut, antara lain anak akan belajar mandiri, belajar koordinasi antara tangan dan otak, serta melatih motorik anak.

Tidak jarang orang tua banyak yang mengeluhkan rasa lelah mereka saat mengasuh anak. Kadang orang tua membutuhkan ruang untuk mencurahkan rasa lelahnya dengan menepi sejenak dari tugasnya tersebut. Buku 365 Days Montessori karya Rosalynn Tamara adalah buku yang tepat bagi para orang tua untuk sekadar mencurahkan rasa lelah atau menepi sejenak dari rutinitas sehari-hari. Rasakan manfaatnya dengan membacanya hari demi hari. Buku bisa diperoleh melalui pemesanan di sini atau kunjungi toko buku kesayangan. (H.N. Faizah)

365 Hari Refleksi dengan Metode Montessori

“Anak adalah harapan bangsa, negara, dan dunia. Mempertimbangkan peran penting anak bagi kehidupan di masa depan, sudahkah kita memperlakukan mereka selayaknya sebuah harapan besar?” –Rosalynn Tamara

Hampir setiap orang tua sekarang telah mengenal metode Montessori untuk mendidik si buah hati. Tetapi pada kenyataannya, menerapkan metode ini tidaklah mudah dan instan. Apalagi bagi orang tua baru yang masih beradaptasi dengan dunia pengasuhan.

Sebagai seorang ibu, mengasuh anak adalah rutinitas yang sering kali melelahkan. Dan motivasi dalam diri tidak akan bisa terisi dengan semua mainan Montessori. Motivasi itu perlu dibangun secara terus-menerus. Setuju moms?

Berangkat dari pemikiran inilah Rosalynn Tamara menulis buku 365 Days Montessori, untuk seluruh ibu yang ingin bertumbuh bersama si kecil dengan metode Montessori.

Buku Ini Tentang Apa?

Maria Montessori mengembangkan metodenya ke dalam berbagai aspek. Hal yang disebutkan secara masif dalam buku-bukunya antara lain pengetahuan tentang anak, pendidikan, dan pola pengasuhan. Topik ini pula yang dibagikan Rosalynn Tamara dalam buku ini.

Lalu apa saja yang dibahas dalam buku ini? Pada bab pertama, Miss Rosa mengajak para ibu di luar sana untuk melakukan refleksi diri tentang kehebatan anak-anak mereka. Bagaimana potensi terpendam seorang anak perlu dibimbing untuk menjadi harapan di masa depan. Kemudian pada bab selanjutnya, Miss Rosa lebih berfokus memberikan refleksi tentang pendidikan anak. Bagaimana ekspektasi dan harapan orang tua tidak bisa semena-mena dilemparkan kepada anak.

Tetapi Miss Rosa tidak hanya berbagi sebatas topik tersebut, moms. Buku ini juga berisi pesan yang membahas tentang perasaan orang dewasa terhadap anak, menyiapkan lingkungan bagi si kecil, sampai practical life ala Montessori. Menarik bukan?

Daya Tarik 365 Days Montessori

Moms pernah merasa jenuh saat sedang mengasuh anak? Pada umumnya, orang tua pasti mengalami masa-masa itu. Mungkin moms sering kali bertanya-tanya, bagaimana caranya mengisi energi untuk mengasuh anak sembari beristirahat sejenak.

Jawabannya adalah dengan refleksi.

Buku-buku Maria Montessori banyak berisi pesan dan nasihat yang bisa diambil. Nah! Melalui buku ini, Miss Rosa telah merangkainya menjadi kalimat-kalimat refleksi yang bisa dibaca setiap hari selama setahun. Bahkan saat moms sedang sibuk sekalipun.

Selain itu, moms juga bisa melakukan refleksi sambil journaling. Buku ini telah dilengkapi dengan kolom kosong di setiap halaman. Moms bisa tuliskan perasaan moms di hari itu, atau sekadar mencoret-coret demi melegakan hati.

Kata Mereka Tentang Buku Ini

“Buku ini mengajak kita belajar dan bertumbuh bersama dalam filosofi Montessori yang begitu menggugah. Ternyata metode Montessori bukan tentang apparatus semata. Inilah yang kadang kita lupakan tanpa sengaja.”

Grace Melia, Therapeutic Play Practitioner, Filial Play Coach Mentor, dan Montessori Diploma in Training

Sarah Mackenzie, Pegiat Read Aloud dari Amerika

Sarah Mackenzie juga menulis buku popular tentang aktivitas membaca nyaring atau read aloud. Sarah merupakan seorang ibu berkebangsaan Amerika yang menulis buku berjudul The Read-Aloud Family. Melalui buku ini, Sarah mengajak para orang tua untuk praktik membaca nyaring dan membudayakannya di lingkungan keluarga. Sebab ada banyak sekali manfaat dan dampak positif yang dihasilkan.

Menginspirasi Melalui Podcast

Sarah Mackenzie merupakan seorang pegiat read aloud yang juga merupakan penulis, pembicara, dan pembawa acara podcast. Ia memiliki kanal podcast yang diberi nama Read-Aloud Revival sejak tahun 2014. Jutaan orang tua di seluruh dunia terinspirasi oleh Sarah melalui kanal podcast ini. Ia membantu keluarga di seluruh dunia untuk jatuh cinta kepada buku.

Podcast Read-Aloud Revival sendiri telah diunduh lebih dari 7 juta kali di lebih dari 160 negara. Selain itu email Read-Aloud Revival telah memiliki pelanggan sebanyak 120.000 yang dikirim mingguan. Kanal podcast ini membantu para orang tua memelihara hubungan dan kehangatan keluarga sekaligus menumbuhkan kecintaan membaca pada anak.

Selain dapat diunduh gratis, podcast Read-Aloud Revival juga tersedia dalam versi premium yang menawarkan beberapa fasilitas unggul. Salah satunya pada versi premium terdapat klub buku keluarga untuk segala usia. Selain itu Sarah juga mengajar kelas untuk para ibu yang memilih homeschooling di setiap bulannya. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kecintaan para ibu pada homeschooling dan pilihan hidupnya untuk memilih homeschooling bagi anak-anaknya.

Kenapa Memilih Home Schooling?

Sarah Mackenzie tinggal di Northwest, Amerika Serikat bersama suami dan enam anaknya. Ia memilih untuk menerapkan sistem pendidikan homeschooling bagi seluruh anaknya. Sarah merasa hal tersebut merupakan panggilan baginya sebagai seorang ibu, sekaligus karena ia ingin memastikan anak-anaknya mendapatkan buku bacaan terbaik. Sarah berprinsip bahwa ibu adalah orang terbaik untuk membantu dan menemani anak-anak bertumbuh dan belajar.

Sarah Mackenzie menganggap bahwa rumah merupakan tempat terbaik untuk menumbuhkan kebiasaan membaca dan kecintaan terhadap buku. Untuk itu ia selalu berusaha memilihkan buku-buku terbaik bagi anak-anaknya di rumah. Tentu disesuaikan dengan kemampuan dan usia masing-masing anak.

Sarah kerap diundang sebagai pembicara untuk mengenalkan lebih luas aktivitas read-aloud kepada para orang tua. Ia kerap membagikan aktivitas kesehariannya melalui akun instagram @readaloudrevival. Selain itu, ia juga mempunyai web yang menjadi tempatnya berbagi mengenai read aloud dan homeschooling di www.readaloudrevival.com. Kenali Sarah lebih dalam melalui bukunya The Read-Aloud Family. Dapatkan di toko buku terdekat atau di sini. (H.N. Faizah)

Manfaat Read Aloud bagi Anak

Membacakan anak buku secara nyaring (read aloud) merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kebiasaan membaca. Selain mengenalkan literasi, manfaat read aloud lainnya adalah bisa menjadi kesempatan untuk family time seluruh anggota keluarga. Ayah dan Ibu bergantian membacakan buku, sementara anak-anak asyik mendengar dan memperhatikan.

Kenapa Harus Read Aloud?

Read Aloud merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Jim Trelease melalui bukunya yang berjudul The Read Aloud Handbook. Buku ini terbit pertama kali pada tahun 1979. Dalam buku tersebut, Jim Trelease mengajak para orang tua untuk mempraktikkan membaca buku secara nyaring kepada anak-anak mereka sejak dini.

Mengapa read aloud begitu direkomendasikan untuk para orang tua? Read Aloud memiliki banyak sekali manfaat dalam proses perkembangan anak. Berikut akan dipaparkan beberapa manfaat read aloud.

  1. Sebagai Fondasi Keterampilan Membaca

Membacakan buku kepada anak-anak yang belum bisa membaca menjadi salah satu cara untuk mengenalkan huruf dan kata kepada mereka dengan cara yang menyenangkan. Apabila sebagian anak merasa belajar membaca adalah hal yang yang sulit dan menakutkan, read aloud menjadi pilihan tepat untuk mengajarkan membaca melalui cara yang seru untuk mereka

  1. Mengasah Imajinasi Anak

Anak-anak merupakan manusia yang kaya akan imajinasi. Banyak penemuan hebat di dunia ini lahir karena kekayaan imajinasi manusia. Imajinasi anak yang terus diasah dan dilatih akan mengantarkan mereka menjadi manusia yang cerdas dan bijak. Imajinasi anak bisa dipupuk melalui cerita-cerita hebat di dalam buku.

  1. Mengembangkan Kecerdasan Emosi

Melalui cerita yang disampaikan di buku, anak bisa mengenal berbagai macam emosi. Tokoh-tokoh di dalam cerita tentu memiliki berbagai macam sifat. Begitu pula alur dan jenis cerita yang bermacam-macam, menjadi sarana bagi anak untuk berkenalan dengan emosi. Hal ini sangat penting untuk pertumbuhan kecerdasan emosi mereka.

  1. Belajar Mendengarkan dan Memperhatikan

Saat dibacakan buku, anak-anak belajar bagaimana menjadi pendengar yang baik. Selain itu, anak-anak akan belajar bagaimana memusatkan perhatian saat orang lain sedang berbicara pada kita. Kemampuan ini sangat penting untuk pertumbuhan mereka, khususnya dalam hal kehidupan bersosial nantinya.

Read aloud bisa dipraktikkan kepada anak sejak mereka masih di dalam kandungan, sampai anak-anak memasuki usia remaja. Tentu pilihan jenis buku dan cerita disesuaikan dengan jenjang usia mereka. Temukan lebih banyak rahasia dan kehebatan manfaat read aloud dalam buku The Read-Aloud Family karya Sarah Mackenzie. Dapatkan bukunya di toko buku kesayangan atau di sini. (H.N. Faizah)

Menumbuhkan Minat Baca Anak Melalui Read Aloud

Kebiasaan membaca pada anak dinilai bisa menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kecerdasan mereka. Melalui buku, anak bisa belajar banyak hal dengan cerita yang disampaikan. Buku juga akan melatih imajinasi anak yang  berpengaruh terhadap proses pertumbuhan kecerdasan anak.

Orang tua perlu menumbuhkan minat baca anak supaya mereka memiliki rasa suka dan cinta terhadap buku dan aktivitas membaca. Beberapa cara bisa dilakukan oleh para orang tua untuk menumbuhkan minat baca anak-anak mereka, antara lain; meletakkan buku di tempat yang mudah dijangkau anak, mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku, melakukan read aloud atau membaca nyaring kepada anak-anak mereka.

Apa Itu Read Aloud?

Sebagian orang tua mungkin masih asing dengan istilah read aloud. Read aloud atau membaca nyaring adalah kegiatan membacakan buku kepada anak dengan bersuara nyaring. Aktivitas ini selain sebagai upaya menumbuhkan minat baca anak, juga sebagai salah satu cara untuk menjalin kedekatan dan kehangatan antar-anggota keluarga. Metode membacakan buku nyaring sangat baik dikenalkan kepada anak sejak dini, bahkan kepada bayi yang berusia di bawah satu tahun.

Praktik read aloud tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang sudah bisa mengenal huruf dan bisa membaca saja, namun bagi mereka yang belum bisa membaca. Justru aktivitas ini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu memudahkan mereka berproses dalam belajar mengenal huruf, kata, dan belajar membaca.

Kapan Memulai Read Aloud?

Tidak ada salahnya jika bayi yang baru lahir pun sudah dikenalkan kepada buku melalui aktivitas read aloud. Ini pilihan dan cara yang bagus sekali untuk mengenalkan mereka kepada buku. Juga merupakan salah satu strategi menumbuhkan minat membaca sejak dini.

Orang tua perlu memilih buku yang digunakan untuk read aloud sesuai dengan anak-anak mereka. Buku untuk anak usia satu tahun tentu sudah tidak cocok lagi jika digunakan read aloud pada anak usia lima tahun. Perlu menyesuaikan kemampuan anak juga untuk memperhatikan komposisi kata, kalimat, dan gambar pada buku cerita anak.

Cari tahu rahasia dan tips lain mengenai read aloud dalam buku karya Sarah Mackenzie, The Read-Aloud Family. Buku ini memuat banyak sekali rahasia menarik mengenai read aloud. Misalnya, manfaatnya, waktu yang baik untuk digunakan read aloud, sampai rekomendasi judul buku sesuai dengan usia anak. Dapatkan bukunya segera disini atau kunjungi toko buku kesayangan Anda. (H.N. Faizah)

Tips Memilih Sekolah Daring untuk Anak

Pandemi covid-19 memaksa kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Salah satunya adaptasi di bidang pendidikan yakni melaksanakan sekolah secara daring. Sekolah daring atau online bagi sebagian orang tua mungkin cukup merepotkan, karena mereka dipaksa untuk turut  berperan dalam proses pendidikan anak-anak di rumah.

Bagi anak-anak, sekolah daring mungkin membuat proses belajar jadi terasa kurang maksimal. Khususnya bagi anak-anak usia PAUD atau TK yang biasanya proses pembelajaran di sekolah mayoritas adalah bermain dan melakukan aktivitas bergerak bersama teman-teman. Apalagi anak-anak tidak disarankan untuk terpapar gawai terlalu sering.

Lalu bagaimana tips memilih sekolah daring untuk anak? Berikut sedikir uraiannya:

Perhatikan Durasi Sekolah Daring

Berdasarkan berbagai penelitian, perlu diperhatikan durasi penggunaan gawai oleh anak-anak. Disarankan penggunaan gawai untuk anak usia 2 – 5 tahun adalah maksimal 1 jam per hari. Hal ini bisa menjadi acuan para orang tua untuk memilihkan sekolah daring bagi anak-anak mereka. Termasuk memperhatikan penggunaan gawai di luar waktu sekolah.

Pastikan Program Sekolah Daring Bersifat Interaktif

Anak perlu melakukan banyak interaksi sebagai bagian dari proses belajar mereka. Jangan biarkan anak hanya duduk pasif dan mendengarkan penjelasan guru. Meskipun sekolah daring, sebisa mungkin guru sering melakukan interaksi dengan murid sehingga anak akan belajar berkomunikasi juga.

Lebih Baik Jika Program Mengajak Anak Bergerak

Salah satu kebutuhan utama anak usia dini adalah bergerak, karena ini menjadi proses stimulasi mereka. Akan sangat baik jika meskipun sekolah daring, namun dalam proses pembelajaran guru kerap mengajak anak bergerak meskipun di rumah masing-masing. Misalnya berdiri bersama kemudian melakukan sedikit pemanasan, atau berjalan mengelilingi meja.

Pastikan Anak Terpenuhi Kebutuhannya

Sebelum anak masuk sesi belajar daring pastikan tiga kebutuhan anak terpenuhi, yaitu nutrisi, rasa aman, dan stimulasi. Anak tidak merasa lapar, suasana belajar yang menggembirakan, serta kebutuhan sensorik dan motoriknya terpenuhi. Bisa melakukan beberapa kegiatan sebelum masuk sekolah daring seperti melompat, berjalan, lari-lari kecil, dan lain-lain.

Kebutuhan stimulasi untuk anak usia dini bisa dilakukan di rumah dan menggunakan barang-barang yang mudah ditemukan. Bisa juga dengan ikut melakukan aktivitas keseharian di rumah yang kerap dilakukan orang tua. Vidya Dwina Paramita menjelaskan banyak hal mengenai tips stimulasi mudah dan minim stres di rumah dalam bukunya yang berjudul Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini.

Dapatkan bukunya di sini atau kunjungi toko buku kesayangan.

Tips Meningkatkan Minat Baca Anak

Kebiasaan membaca perlu ditanamkan sejak kecil, sebab akan sulit jika baru dimulai setelah menginjak usia dewasa. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa menumbuhkan minat baca anak sangat penting. Terlebih lagi anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain gawai dibanding membaca buku

Salah satu masalah yang dihadapi negara Indonesia adalah tingkat literasi yang rendah. Tentu ini menjadi tanggung jawab bersama, khususnya para orang tua yang memiliki tanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Kecintaan anak terhadap buku perlu ditumbuhkan dengan keceriaan dan kesenangan sehingga proses membaca akan menjadi sebuah hobi dan kebiasaan.

Berikut ini ulasan singkat tips untuk meningkatkan minat baca anak:

Beri Kesempatan Anak untuk Memilih Buku yang Ia Suka

Bacalah buku karena suka, bukan karena harus. Ajaklah anak ke toko buku untuk memilih sendiri buku yang ia suka. Jangan memaksa mereka untuk membaca sebuah buku yang kita inginkan, hanya karena rekomendasi teman “ini harus dibaca”. Kecintaan terhadap buku dan membaca akan tumbuh dengan sendirinya ketika ia berhasil menemukan keseruan dan kesenangan dari sebuah buku.

Beri Akses yang Mudah untuk Menjangkau Buku di Rumah

Letakkan buku di tempat yang mudah dijangkau, misalnya tidak meletakkannya di rak yang terlalu tinggi. Letakkan buku di banyak sudut ruangan di rumah, sehingga tidak hanya terpusat di satu tempat saja. Misalnya bisa disebar penempatannya di kamar tidur si kecil, di ruang tamu, ataupun di ruang bermainnya.

Bacakan Mereka Buku untuk Menumbuhkan Minat Baca Anak

Sediakan waktu beberapa menit saja dalam satu hari untuk membacakan mereka buku. Bacakanlah sambil mengeksplorasi isi buku tersebut dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita. Membacakan buku kepada anak bisa menjadi salah satu alternatif untuk menumbuhkan minat baca mereka, selain untuk mendekatkan hubungan keluarga juga.

Sarah Mackenzie telah menulis buku mengenai membaca buku nyaring. Buku yang berjudul The Read Aloud Family ini menjelaskan banyak hal tentang membaca nyaring, mulai dari tips membacakan buku, manfaat membacakan buku, hingga rahasia bagaimana membacakan buku bisa menumbuhkan kehangatan hubungan keluarga.

Selain itu, di buku ini juga dituliskan beberapa rekomendasi buku untuk dibacakan kepada anak sesuai dengan usia mereka. Segera dapatkan bukunya di sini atau kunjungi toko buku kesayangan Anda.

Menumbuhkan Kecerdasan Anak dengan Membacakan Buku

Setiap orang tua tentu menginginkan anak mereka tumbuh dengan kecerdasan dan kecakapan masing-masing. Namun banyak yang belum tahu bahwa salah satu cara untuk menumbuhkan kecerdasan anak adalah dengan sering-sering membacakan buku kepada mereka.

Membacakan buku kepada anak terlihat seperti kegiatan yang sepele, namun rupanya memiliki banyak manfaat terutama yang berhubungan dengan proses perkembangan dan pertumbuhan anak. Anak yang sering dibacakan buku akan menjadi anak yang cinta buku dan membaca. Dengan banyak membaca, tentu anak-anak menjadi manusia yang unggul dan berpengetahuan luas.

Membaca Buku Melatih Kecerdasan Emosi Anak

Pada dasarnya buku fiksi atau buku cerita yang dibacakan kepada anak terkesan buku yang ringan dan sepele. Namun, siapa sangka kisah-kisah fiksi penuh gambar tersebut mampu melatih kecerdasan emosi anak. Anak-anak belajar mengenal berbagai macam emosi dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh di dalam cerita. Hal ini akan memudahkan mereka dalam mengelola emosi di kehidupan sehari-hari.

Anak-Anak Menjadi Terbiasa Berpikir Kritis

Membacakan buku menjadi salah satu sarana untuk melatih anak berdiskusi dan berpikir kritis. Dalam proses membaca buku tersebut, sangat disarankan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Sehingga mereka terbiasa untuk mengolah otak dan pikiran, dan dengan begitu kebiasaan berpikir kritis akan tumbuh perlahan-lahan.

Menjadi Lebih Unggul dengan Membaca Buku

Buku akan membantu nak-anak untuk mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan menarik. Sebab pengetahuan baru tidak hanya didapatkan dari bangku sekolah saja. Hal ini akan membuat mereka lebih unggul daripada teman-teman lainnya yang tidak membaca buku. Anak-anak akan menjadi lebih tahu dibandingkan teman-teman lain.

Mengenal Dunia dan Kehidupan Lewat Membaca

Seperti pepatah yang mengatakan, buku adalah jendela dunia. Buku memuat berbagai kisah dan cerita dari berbagai macam segi kehidupan. Tokoh yang lucu, kehidupan yang menyenangkan, cerita tentang putri raja yang menyedihkan. Ada banyak sekali bentuk kehidupan yang akan menjadi hal baru bagi anak-anak.

Membacakan buku merupakan salah satu cara untuk menciptakan sikap cinta buku dan membaca pada anak-anak. Selain itu, kebiasaan membacakan buku dalam suatu keluarga akan menumbuhkan kedekatan antar-anggota keluarga. Buku The Read Aloud Family karya Sarah Mackenzie memuat banyak sekali rahasia mengenai membacakan buku nyaring. Dapatkan segera bukunya di sini atau kunjungi toko buku terdekat.

Memahami 3 Kebutuhan Utama Anak Usia Dini

Anak wajib dipenuhi kebutuhannya oleh orang tua. Kebutuhan setiap anak barangkali berbeda sesuai dengan kondisi dan usia mereka. Namun, pada anak usia dini terdapat setidaknya 3 kebutuhan anak yang utama, yang menjadi kewajiban bagi para orang tua untuk memenuhinya.

Kebutuhan anak usia dini meliputi; nutrisi, rasa aman, dan kebutuhan stimulasi. Artikel berikut akan mengurai penjelasan pada masing-masing kebutuhan.

Kebutuhan Nutrisi

Tidak bisa ditawar lagi bahwa nutrisi merupakan hal yang penting untuk mendukung proses tumbuh kembang anak. Nutrisi ini bisa didapat dari makanan atau suplemen berupa vitamin. Pasalnya, kebanyakan anak usia dini kerap menolak saat diajak makan. Pada akhirnya orang tua melakukan sedikit “pemaksaan” agar makanan mau diterima oleh si anak.

Ada baiknya dicari terlebih dahulu penyebab anak mengalami kesulitan dan menolak saat makan. Meskipun kebutuhan anak akan nutrisi adalah hal yang penting, melakukan “pemaksaan” agar anak mau makan juga tidak direkomendasikan. Lakukanlah observasi dan bawa suasana makan menjadi menyenangkan.

Kebutuhan Anak Akan Rasa Aman

Rasa aman yang terpenuhi bisa menjadi fondasi yang baik terhadap perilaku anak sehari-hari, termasuk juga pada proses ia mengambil keputusan di masa depan. Rasa aman dapat diciptakan dengan memastikan bahwa anak merasa hangat dengan setiap perilaku orang tua, dan dalam setiap aktivitas yang dilakukan bersama orang tua.

Salah satu rasa aman yang menjadi kebutuhan anak adalah aman dari ekspektasi berlebih. Karena tumbuh kembang setiap anak berbeda, orang tua tidak perlu berekspektasi lebih kepada anak dan membandingkan mereka dengan anak-anak lain.

Kebutuhan Stimulasi

Stimulasi merupakan kebutuhan utama untuk mendukung pertumbuhan anak usia dini. Sering kali anak-anak usia dini bergerak aktif dan sangat sulit untuk diajak duduk diam. Aktivitas tersebut adalah salah satu kebutuhan mereka untuk memenuhi kebutuhan gerak dalam rangka mempersiapkan tumbuh kembang tubuhnya.

Stimulasi juga akan mendukung perkembangan akademisnya di kemudian hari. Tidak heran jika stimulasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh anak-anak. Orang tua diharapkan untuk mendampingi anak melakukan stimulasi di rumah. Buku Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini karya Vidya Dwina Paramita bisa menjadi referensi bagi para orang tua untuk mendampingi stimulasi anak di rumah. Dapatkan bukunya di sini atau kunjungi toko buku kesayangan.

© Copyright - Bentang Pustaka