Merespon Sayap-Sayap Patah Sebagai Inklusi Pola Pikir

Karya Kahlil Gibran yang dibumbui dengan roman, memunculkan setidaknya satu judul, yakni Sayap-Sayap Patah. Dengan menggunakan bahasa yang “berat”, pembaca dapat menarik garis dari hal yang berusaha disampaikan oleh Sang Penyair satu ini: sebuah kisah cinta yang menyayat perasaan. Bagaimana tidak? Sayap-Sayap Patah seolah menaungi selera masyarakat dengan menghadirkan luka pada sebuah kisah cinta, dengan mengusung budaya dan keterkungkungan suatu sistem masyarakat dalam kisahnya. Kisah cinta seorang laki-laki pada perempuan yang harus kandas semata-mata terhalang oleh strata sosial yang terbangun secara de facto oleh masyarakatnya sendiri. Kahlil Gibran tidak semata-mata menulis suatu kisah cinta saja, tetapi dihadirkan juga gagasan dari basis pola pikir ala dirinya, prinsip. Hal tersebut berusaha disampaikan dan disebarkannya pada seluruh kalangan dengan karya tulis yang indah dan berciri kuat akan dirinya.

Sayap-Sayap Patah telah dinikmati oleh banyak kalangan di seluruh dunia, bahkan telah diterjemahkan ke dua puluh bahasa di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan adanya antusias penerimaan karya tersebut, termasuk banyak kalangan di Indonesia. Pada Maret tahun 2021, Bentang Pustaka melahirkan kembali karya ini dengan sampul yang lebih segar, tanpa mengurangi sarat keindahan yang berusaha digambarkan oleh Kahlil Gibran di dalam tulisannya tersebut. Sayap-Sayap Patah akan lahir kembali 2021 ini untuk memerdekakan pembacanya.

 

Karya Sastra Klasik

Kahlil Gibran selalu muncul menjadi sang maestro, menjadi sang raja untuk setiap sajak yang ditulis dan digaungkannya ke khalayak umum. Kahlil Gibran telah dikenal di banyak sekali kalangan dengan menampilkan jati dirinya sebagai seorang penyair, seniman, dan filsuf yang melahirkan karya-karya yang memiliki dampak. Hampir semua—bahkan seluruh—karyanya selalu mendunia. Perkarya yang terbit memberikan efek tersendiri bagi segenap pembacanya. Karyanya kebanyakan identik dengan transparansi, kritik, dan ironi. Seperti yang kita ketahui bahwa seorang pembaca dapat mengintip bahkan mengetahui dengan gamblang pola pikir, lingkungan, dan kehidupan dari penulis, tidak terkecuali para pembaca terhadap tulisan-tulisan Kahlil Gibran.

Karya-karya Kahlil Gibran beberapa diantaranya adalah Yesus Anak Manusia dan Sayap-sayap Patah. Beberapa karya yang mendapat kritik keras dari kalangan gereja membuat karya-karyanya dibakar dan dihancurkan. Cara Kahlil Gibran memaparkan faktual melalui keindahan berbahasa menciptakan penggemarnya sendiri. Mulai dari kritik sosial—dalam hal ini terhadap gereja—bahkan perihal kisah percintaan dapat dilahirkannya dengan apik dan menggaung di mana-mana.

 

Juwita Wardah M.B

 

Keywords: Kahlil Gibran

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta