6 Cara Ajarkan Anak Berpikir Kritis

Berpikir kritis dan logis menjadi salah satu dari 20 kemampuan yang dibutuhkan seseorang di dekade ini. Mengapa sikap kritis diperlukan? Era dunia ketika perubahan terjadi dengan cepat tentu saja membutuhkan manusia yang mampu mengikuti arusnya. Dengan bersikap kritis, seseorang dapat dengan cepat memecahkan masalah sehari-hari. Selain itu, berpikir kritis dan logis dapat menyelamatkan kita dari kejahatan orang lain ataupun informasi hoaks. Mengajarkan anak berpikir kritis dapat dilakukan sejak kecil. Menurut Dr.Bruce Lipton, masa emas untuk membentuk karakter adalah usia 0-7 tahun. Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak untuk berpikir kritis dan logis? Simak beberapa kiat berikut.

Enam Cara Mengajarkan Anak Berpikir Kritis dan Logis

  • Menjadi orangtua yang kritis dan berwawasan

Sebelum berandai-andai memiliki anak yang mampu berpikir kritis, lebih baik berkacalah pada diri sendiri, apakah kita sudah bersikap kritis dalam menanggapi suatu hal? Apakah kita cukup berwawasan untuk menjelaskan suatu hal kepada anak?

  • Ajak anak berdiskusi mengenai suatu fenomena

Tanyakan pendapat si kecil akan berbagai hal. Misal, setelah membaca buku bersama, tanyakan pendapat anak mengenai cerita tersebut. Contohnya, pada buku Kina Makes a New Friends, kita bisa mendiskusikan dengan si kecil tentang ketakutan Kina kehilangan teman.

  • Berikan pertanyaan terbuka

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya. Berikan anak pertanyaan terbuka seperti “mengapa” dan “bagaimana”. Dengan memberikan pertanyaan terbuka, kita tidak membatasi si kecil dalam menjawab pertanyaan. Misal saat melihat berita banjir, coba tanyakan, “Menurutmu kenapa bisa terjadi banjir?”

  • Jawab semua “why” anak dengan logis

Sebenarnya, setiap anak memang terlahir untuk berpikir kritis. Ingatkah ketika si kecil terus bertanya “mengapa”?  Semakin kita memberi jawaban logis pada pertanyaan anak, semakin banyak si kecil akan bertanya. Oleh karena itu, siapkan banyak energi, ya!

  • Hindari menggunakan dogma, berikan penjelasan!

Mungkin tak jarang kita menemukan orangtua yang menyuruh anak melakukan sesuatu karena “memang harus”. Hal seperti itu jangan ditiru, ya. Beri si kecil alasan mengapa tidak boleh atau harus melakukan sesuatu. Dengan demikian, ia akan belajar bertindak secara rasional, bukan karena paksaan.

  • Asah dengan buku

Semakin banyak ide baru yang ia peroleh dari buku maka akan semakin kritis pula cara berpikirnya. Untuk meningkatkan minat baca, berikanlah stimulasi sejak kecil. Kita bisa mulai mengenalkan huruf dengan buku Cican Wipe and Clean: ABC. Setelah cukup lancar membaca, buku seri Cican lain juga cocok untuk diberikan.

Hmmm … cukup menantang, ya, mengembangkan cara berpikir kritis dan logis pada anak. Tenang, semua itu akan ada hasilnya, kok! Kita akan melihat si kecil tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dalam menyikapi suatu hal kelak.

 

2 replies

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] mengumpulkan berbagai macam referensi pola asuh di luar yang saya tahu, demi menyambut kelahiran anak yang sudah kami berdua rencanakan. Namun ternyata, Prancis membuat saya […]

  2. […] anak dari Dr. Maria Montessori. Metode ini menekankan penyesuaian lingkungan dengan perkembangan anak. Keberhasilan praktik montessori di rumah tidak lepas dari properti, alat, dan penataan rumah yang […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta