artikel, buku, berita sastra

Dear Past, Let Me Go

Nostalgia Masa SMA Melalui Dear Past, Let Me Go

Nostalgia masa SMA emang paling bikin baper. Kata orang, masa sekolah adalah salah satu masa terbaik dalam hidup. Bagian terindahnya adalah ketika SMA. Masa putih abu-abu selalu punya cerita menarik yang mengundang banyak nostalgia saat dikenang. Nostalgia masa SMA biasanya tidak lepas dari kilas balik cerita para sahabat yang lucu dan menyenangkan. Selain itu, virus merah jambu atau cinta ala remaja juga turut mewarnai indahnya masa SMA.

Dear Past, Let Me Go

Nostalgia Masa SMA: Keseruan Sekolah

Novel Dear Past, Let Me Go karya Juna Bei memiliki setting cerita pada masa SMA. Hal ini membuat para pembaca seolah diajak untuk bersnostalgia dengan masa putih abu-abu. Latar tempat yang diceritakan, misalnya kantin dan ruang UKS, dekat dengan kehidupan sehari-hari semasa sekolah. Pembaca akan dibuat tersenyum-senyum sendiri saat mengingat dulu kantin dan ruang UKS sering dijadikan tempat skip kelas hingga “modusin” orang yang disukai. Oleh karena itu, membaca Dear Past, Let Me Go karya Juna Bei rasanya seperti membangkitkan kenangan

 

 

Nostalgia Cinta Pertama

Salah satu bagian paling seru dari masa SMA adalah cerita tentang cinta. Pada masa SMA, rasanya hampir semua orang punya cerita tersendiri tentang asmara. Terbiasa melakukan kegiatan bersama membuat benih-benih cinta itu pun tumbuh. Bisa jadi karena sering bertemu di kelas, organisasi, ekstra kurikuler atau pulang sekolah bersama. Selain itu, obrolan-obrolan ringan seperti menanyakan tugas juga sering menjadi celah tumbuhnya perasaan suka.

 

Melalui tokoh-tokohnya, novel Dear Past, Let Me Go juga menyajikan kisah yang akan membuat para pembaca bernostalgia dengan kisah cintanya selama SMA. Dari tokoh Anka, pembaca akan melihat sosok perempuan yang lebih suka diam dan tidak ambil pusing saat ada yang menyukainya. Dari tokoh Brav, pembaca akan dibuat senyum-senyum sendiri melihat usahanya yang pantang menyerah dalam mendekati sang gadis pujaan. Selain itu, melalui tokoh Danny, pembaca akan melihat kisah tentang mantan kekasih yang gagal move on. Ada juga tokoh Rama yang akan membawa pembaca larut pada kisah tentang jatuh cinta dalam diam. Yuk, nostalgia bareng Anka, Rama, dan Brav di sini.

 

  • Putri Maulita

 

 

pitch perfect

Mengenal Istilah Perfect Pitch yang Muncul di Rapijali

Sering denger istilah perfect pitch yang sering dibahas Dee Lestari di novel Rapijali? Karya ini berhasil melahirkan tokoh-tokoh fiksi baru. Tokoh utamanya yaitu seorang remaja perempuan bernama Ping hadir membawa kisah hidup yang pelik nan seru. Ping pandai dalam bermusik. Suaranya sangat merdu dan ia sangat berbakat dalam musik. Pada novel Rapijali 2: Menjadi, perjalanan bermusik Ping semakin seru dan menantang. Ia membuat banyak orang terpesona dengan bakatnya yang unik itu. Yap! Ping dengan kemampuan perfect pitch-nya.

 

pitch perfect

Apa Itu Perfect Pitch?

Dalam dunia musik, dikenal isitilah perfect pitch. Perfect pitch merupakan kemampuan mengidentifikasi nama huruf dari not yang terdengar. Dengan kata lain, kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk dapat mengetahui suatu nada dengan tepat hanya dengan mendengar. Tidak banyak orang yang memiliki perfect pitch tanpa bantuan alat musik atau referensi tertentu. Tidak banyak orang yang memiliki kemampuan ini. Suatu sumber menyebutkan bahwa hanya ada 1 dari 10.000 orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Beberapa di antaranya yaitu Mozart dan Mariah Carey.

 

Ping dan Kemampuan Pitch Perfect

Dalam novel Rapijali 2: Menjadi, Ping digambarkan sebagai orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Ping digambarkan sebagai cucu dari seorang musisi. Sejak kecil ia hidup berdampingan dengan musik. Rumahnya yang berada di Cijulang menyimpan banyak alat musik milik kakeknya. Oleh karena itu, tidak lah aneh jika musik kemudian menjadi makanan sehari-harinya.

 

Ping tidak pernah sekolah musik sebelumnya. Ia hanya belajar musik dari kakeknya. Meski demikian, bakatnya bisa diadu. Ia jago memainkan banyak alat musik. Salah satu yang paling ia suka adalah piano. Selain itu, suaranya juga magis dan merdu. Dengan kemampuannya ini, Ping mampu memukau banyak orang.

 

Tantangan Punya Skill Pitch Perfect

Tantangan datang saat Ping ingin masuk ke jurusan musik untuk kuliahnya nanti. Pendidikan formal tentu menuntut adanya pemahaman teori yang baik, bukan hanya praktik. Ping kurang paham tentang teori musik. Ia bahkan tidak bisa membaca not. Namun, bakatnya yang luar biasa tentu tidak bisa ditepis. Ia dengan kemampuan perfect pitch-nya mampu memainkan suatu lagu dengan apik hanya modal mendengar saja. Akankah itu cukup membuatnya lolos ke universitas yang ia inginkan?

 

Simak kisah selengkapnya hanya di Rapijali 1 dan 2 yang bisa kamu pesan di sini!

 

 

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal Melalui Fiksi

Siapa yang tidak asing atau bahkan sudah mengenal adat matrilineal? Matrilineal adalah sebuah sistem yang berlaku di adat Minang, yang menjadikan garis penerus keturunan berada di pihak ibu. Bagi yang belum mengenali sistem ini, mungkin terdengar sangat aneh dan asing sekaligus membingungkan. Tapi dewasa ini, banyak kisah-kisah fiksi yang membungkus lokalitas-lokalitas daerah sang penulis. Termasuk perihal matrilineal yang menjadi lokalitas masyarakat suku Minang. Dituliskan oleh Pinto Anugrah, matrilineal menjadi latar belakang kisah terbarunya, yakni Segala yang Diisap Langit. Bagaimana, sih, sang penulis menuangkan matrilineal dalam narasi fiktifnya?

Mengenal Adat Matrilienal

Mengenal Adat Matrilineal

Matrilineal bukan topik sederhana untuk bisa dituangkan dalam kisah fiksi. Pembahasannya yang begitu menyorot perempuan dapat menjadi kontroversi oleh beberapa kalangan. Tapi hal ini tidak mengendurkan upaya Pinto Anugrah untuk menuangkan topik ini menjadi latar belakang sang tokoh utamanya, Bungo Rabiah. Dengan berlandaskan sistem yang berlaku, Pinto menjadikan tokoh-tokohnya pengendara plot dan kisahnya ini. Bungo Rabiah diceritakan berporos pada sistem matrilineal yang berusaha menghadirkan anak perempuan sebagai penerus keturunan dan harta pusaka milik keluarga. Sementara itu, Pinto juga menghidupkan sisi antagonis yang menjadi lawan utama bagi sistem yang berlaku ini.

Baca artikel terkait: Lokalitas dalam Segala Yang Diisap Langit

Simak penelitian Matrilineal berikut di sini, yuk!

Dalam bentuk fiksi, sistem matrilineal menjadi begitu aplikatif dibandingnya mempelajarinya sebagai suatu sejarah konvensional. Pembaca bisa meninjau dalam lebih dari satu perspektif untuk mengenal matrilineal. Baik dari sisi masyarakat lokal, atau bahkan menjadi seseorang yang tergerus modernitas atau kebaruan pola pikir.

Rekomendasi Pembaca Indonesia

Beragamnya lokalitas di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang menarik untuk terus diikuti. Tanpa terkecuali dengan tidak populernya sistem-sistem yang justru menuai pro dan kontra ini, masyarakat perlu mengetahui—setidaknya seputar keberadaannya saja—matrilineal yang masih berlaku bagi beberapa pihak. Dalam Segala yang Diisap Langit, pembaca diajak masuk dalam lokalitas, sekaligus melebur bak menjadi masyarakat lokal Minang. Buku ini bisa didapatkan di MizanStore dengan ketebalan 144 halaman seharga Rp59.000. Dapatkan bukunya dan ketahui lebih lanjut Bungo Rabiah dan adat matrilineal yang ditegakkannya.

Peran tasawuf

Mengenal Peran Tasawuf di Tengah Modernisasi Jaman

Menyadari dan Mengenal Tasawuf

Peran tasawuf di tengah modernisasi jaman seperti ini menjadi cukup penting. Tasawuf merupakan ilmu yang dipelajari untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Tujuan tasawuf untuk membersihkan hati dan menyucikan jiwa guna mencapai kebahagiaan sejati. Kondisi dunia saat ini memiliki perkembangan yang sangat pesat di berbagai aspek kehidupan. Pertukaran budaya di seluruh negara menjadi suatu hal yang mudah ditemukan saat ini, terlebih dengan segala informasi dan media komunikasi sangat terbuka lebar bagi masyarakat. Sehingga gaya hidup manusia pun mayoritas senantiasa tidak mau ketinggalan jaman mengikuti perkembangan dunia modern.  Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk mengendalikan hawa nafsu kita terhadap segala godaan kenikmatan duniawi.

Peran tasawuf

Lantas apa sih, peran tasawuf dalam kehidupan di era modernisasi?

Tasawuf bisa menjadi sebuah “tameng diri”, pengendali hawa nafsu kita terhadap segala godaan kenikmatan duniawi yang ada. Dengan mempelajari tasawuf, yakni membersihkan hati dan kesucian jiwa kita, nafsu bisa lebih dikendalikan dan akan lebih didekatkan oleh ilham kebenaran. Adanya tasawuf juga bertujuan untuk mengembalikan nilai-nilai spiritual yang hilang dalam diri manusia.

Baca juga: Alkimia Cinta Hadirkan Sal Priadi, Habib Husein, dan Lala Bohang 

Cara Mudah Mempelajari Tasawuf

Banyak di antara kita yang berpikir bahwa mempelajari tasawuf merupakan hal yang tidak mudah, apalagi hingga harus mencapai pada tingkatan tertingginya. Namun jangan khawatir, mempelajari sesuatu tidak harus selalu langsung mahir terhadapnya. Seperti mempelajari tasawuf ini bisa dimulai dengan mengenal tasawuf dengan baik.

Ada cara mudah dan menyenangkan untuk mengenal dan mengetahui peran tasawuf, yakni dengan membaca buku Alkimia Cinta karya Haidar Bagir yang dikemas secara unik melalui penulisan syair dan syarahnya. Bahan-bahan tentang tasawuf khususnya yang bersifat filosofis dalam buku ini dipilih dengan prioritas paling penting untuk dikenali. Sebagaimana tujuan awal buku ini diciptakan, Haidar Bagir memang menginginkan agar pemahaman tentang tasawuf ini dapat diketahui oleh pembaca secara meluas. 

Buku ini bisa menjadi rekomendasi kamu untuk mempelajari tasawuf, dengan mendapatkannya di MizanStore atau melalui toko buku terdekat. Kamu bisa menemukan banyak ilmu dengan mendaras makrifat melalui syair dan syarahnya.

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi: Kisah Perjalanan Al Masih dalam Novel Karya Tasaro GK

Kisah tentang perjalanan hidup Al Masih seorang tokoh besar atau sosok yang tersohor namanya selalu menarik untuk disimak. Hidupnya penuh dengan perjuangan. Dari tantangan demi tantangan itulah yang membuat kisah hidupnya dapat dijadikan teladan bagi banyak orang lain. Salah satu kisah perjalanan hidup yang menarik untuk diketahui adalah kisah Al-Masih.

 

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi

Setelah sukses dengan Al-Masih 1: Putra Sang Perawan, kini Tasaro GK meluncurkan buku kelanjutan dari serial Al-Masih. Buku kedua ini berjudul Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi. Masih tentang satu sosok yang sama, yaitu Al-Masih, buku kedua ini menghadirkan banyak kebaruan dari segi cerita. Banyak kisah menarik yang ditulis hingga mampu memperkaya wawasan pembaca tentang sosok Al-Masih. Penasaran?

 

Proses Kreatif Tasaro GK

Dalam menulis novel, ada proses kreatif yang harus ditempuh seorang penulis. Proses tersebut meliputi pencarian ide, riset, kepenulisan, dll. Tak main-main, untuk dapat menulis kisah Al-Masih, Tasaro GK melakukan riset selama 10 tahun. Selain itu, proses penulisannya juga melibatkan Romo Indra Sanjaya, yaitu dosen Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma, sebagai editor ahli.  Hal ini bertujuan untuk memastikan kebenaran cerita yang ditulis. Ide cerita ini unik karena berasal dari berbagai sudut pandang agama. Ide cerita ini mendapatkan penghargaan juara ke-3 Ide Terbaik se-Asean dalam event International Malaysian Book Fair.

 

Sudut Pandang Cerita yang Semakin Kompleks

Jika dalam Al-Masih 1: Putra Sang Perawan lebih di dominasi kisah dari sudut pandang Islam dan Kristen, buku kedua ini muncul sudut pandang baru, yaitu Yahudi. Dengan membacanya, kita akan diajak mengenal sosok Al-Masih yang lain. Dalam Islam, kita mengenalnya sebagai Nabi Isa. Dalam Kristen ia dikenal sebagai Yesus Kristus. Nah, dalam kepercayaan Yahudi, sosok Al-Masih disebut sebagai Yeshua. Jika Al-Masih 1 lebih banyak bercerita tentang kelahiran Al-Masih, novel Al-Masih 2 bercerita tentang perjalanan dakwahnya.

 

Selain tokoh utama Al-Masih, buku ini juga menghadirkan sosok ibunya. Dia adalah perempuan suci yang melahirkan Al-Masih tanpa perantara ayah. Sama dengan Al-Masih, sosok ini juga dihadirkan dalam tiga sudut pandang berbeda. Dalam kepercayaan Islam, ia dikenal sebagai Maryam, dalam agama Kristen ia bernama Maria, dan dalam keyakinan Yahudi ia disebut sebagai Miryam. Tiga sudut pandang berbeda inilah yang membuat serial Al-Masih menjadi kompleks dan kaya akan wawasan. Kisah perjalanan Al Masih bisa kamu temukan di sini.

 

  • Putri Maulita
lokalitas dalam sastra

Lokalitas dalam Sastra: Membaca Budaya dan Daya

Luasnya wilayah Indonesia menghadirkan banyak ras, suku, dan lokalitas di wilayah yang sangat beragam. Minimnya keterjangkauan masyarakat kepada keseluruhan ragam lokalitas memberikan suatu gerakan dari masyarakat setempat untuk membuka dan menghadirkan lokalitas mereka dengan bentuk tulisan, tidak jarang juga melalui karya sastra. Melalui hal tersebut, penikmat karya tersebut menjadi lebih memahami perspektif lokalitas dalam sastra dengan unsur kesejarahan yang lebih menyenangkan. Dalam karya Segala yang Diisap Langit karya Pinto Anugrah misalnya, kisah yang mengusung lokalitas Minang yang tidak banyak diketahui masyarakat. Apa saja, sih, yang berusaha diungkap dalam buku ini?

lokalitas dalam sastraMembaca Budaya

Dengan terkandungnya lokalitas dalam sastra, suatu kebudayaan tidak hanya berusaha ditunjukkan, tapi juga menghadirkan ruang para pembaca untuk berpikir kritis. Pembaca ditempatkan pada suatu kenyataan yang dibalut dalam tokoh-tokoh fiktif, hingga rekaan adegan yang memungkinkan pembaca turut tenggelam dalam kisahnya. Lokalitas dalam sastra juga memberi pemahaman pembaca untuk membaca budaya dan peristiwa.

Lebih dekat dengan Segala Yang Diisap Langit

Dengan karya sastra yang diwarnai penjelasan sosial yang begitu beragam, pembaca pun akan membaca daya setiap daerah yang dituangkan dalam suatu teks tersebut. Sejatinya, setiap lingkungan sosial memiliki bentuk masyarakat yang bervariasi. Tipe masyarakat yang begitu beragam dan berbeda antarwilayah menimbulkan ruang interpretasi bagi para pembaca karya.

Rekomendasi Lokalitas dalam Sastra

Salah satu karya yang menghadirkan unsur masyarakat dan lokalitas yang tidak banyak dibicarakan secara umum adalah Segala yang Diisap Langit. Dengan membangun narasi dalam cerita yang begitu berani, dengan sisi yang begitu tidak begitu familier di lingkup masyarakat umum, Pinto Anugrah dengan lugas mengusungnya menjadi topik penting dan pokok pembahasan dalam kisah terbarunya ini.

Kisah ini bisa menjadi rekomendasi pembaca di seluruh wilayah sebagai media membaca budaya Minangkabau sekaligus membaca masyarakat yang digambarkan di dalam buku. Buku ini bisa didapatkan melalui Mizanstore dengan setebal 138 halaman tetapi menaungi topik sosial yang begitu mendalam. Dapatkan bukumu dan mulailah masuk dalam dunia para tokoh Minangkabau ala Pinto Anugrah.

George Orwell dalam bahasa Indonesia

George Orwell Terbaru dalam Bahasa Indonesia

Satu lagi novel karya George Orwell dalam Bahasa Indonesia! Tahukah kamu George Orwell memiliki karya menarik lainnya berjudul Keep The Aspidistra Flying? Karya ini merupakan terbitan keempat dari keseluruhan karya Geroge Orwell. Seperti khasnya, karya George Orwell satu ini adalah sebuah karya yang masih berbau topik distopia, dengan karakter seorang lelaki dengan sifat yang nyentrik. Kisah ini pertama kali terbit pada tahun 1936. Kisah ini akan menjadi salah satu karya sastrawan dunia yang harus masuk ke dalam list bacaan, kamu. Kenapa sih buku ini begitu direkomendasikan untuk kamu? Yuk simak alasan berikut ini

Memfigurasi George Orwell Muda

Selain untuk pecinta George Orwell, Keep The Aspdistra Flying ini sangat cocok untuk kamu penggemar novel dengan nilai sosial dan politik. Dengan menciptakan tokoh Gordon Comstock, George Orwell memberikan karakter yang begitu teguh pendirian dan sangat idealis. Gordon adalah tokoh yang akan membawamu menyelami pergulatan ideologi dengan ambisi dan mimpinya yang sangat disangsikan oleh kehidupan sosial.

Baca juga: Cek, yuk, alasan novel ini direkomendasikan untuk kamu!

Sebagai seorang penyair dan pemilik toko buku, kedua pekerjaan tersebut dianggap tidak akan stabil di kehidupan dengan sistem kapitalisme yang berlaku di London masa lalu. Di poin ini lah pasang surut kisah ini menjadi begitu menarik perhatian pembaca. Selain itu, Gordon Comstock dipercaya mencerminkan masa muda sang penulis!

George Orwell dalam bahasa Indonesia

Gorge Orwell dalam Bahasa Indonesia

Keep The Aspidistra Flying perdana terbit dengan Bahasa Inggris. Untuk kamu yang lebih suka membaca dalam Bahasa Indonesia, kamu tidak perlu khawatir lagi karena novel ini telah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia! Dalam edisi ini, Keep The Aspidistra Flying karya George Orwell  terbaru dalam Bahasa Indonesia. Dengan penerjemah Anton Kurnia, novel karya George Orwell ini bisa dinikmati dengan substansi yang membuat pembaca memahami konteks seperti novel aslinya. Novel yang kaya akan sajak ini bisa kamu nikmati dalam bahasa Indonesia tanpa khawatir bingung dengan korelasi diksi dan substansinya!

Dengan setebal 400 halaman, Keep The Aspidistra Flying akan mengajak kamu memasuki peliknya kehidupan menjadi orang dewasa dan kehidupan sosial berbasis sistem. Novel ini masih bisa kamu pesan dengan diskon yang menarik di sini. Tunggu apa lagi? Yuk segera amankan bukumu! /jw

Rapijali generasi Dee Lestari

Tiga Generasi dalam Rapijali

Dalam satu cerita utuh Rapijali, sering kali akan berkisah tentang drama pelik yang terpusat pada salah satu tokoh/generasi. Tokoh utama inilah yang biasanya akan mencerminkan genre novel tersebut. Kisah tokoh utama memberi identitas genre novel. Misalnya, novel tentang remaja, anak-anak, atau orang dewasa. Akan tetapi, hal itu berbeda dengan novel Rapijali. Melalui novel ini, Dee Lestari meramu sebuah drama yang melibatkan tiga generasi sekaligus.

Rapijali generasi Dee Lestari

Bertemu Generasi Rapijali: Yuda Alexander

Kisah tiga generasi dalam Rapijali dimulai dengan cerita Yuda Alexander. Pembaca Rapijali 1: Mencari pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok ini. Ya! Dia adalah kakek Ping. Yuda Alexander digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam bermusik dan mantan anggota band yang cukup terkenal pada eranya. Dari dialah bakat musik Ping mengalir. Yuda Alexander adalah orang yang dengan gigih berusaha menjamin masa depan Ping setelah ia tiada nanti.

Sebagai generasi yang paling tua, bayang-bayang kematian sering menghampirinya. Pada momen itulah orientasi hidup berubah. Prioritas utamanya adalah keluarga. Agaknya poin penting ini yang ingin Dee Lestari tanamkan pada diri pembaca melalui kisah generasi Yuda Alexander.

 

Baca juga : Memandang Dunia Politik Lewat Rapijali

Bertemu Generasi Guntur

Kisah tiga generasi dalam Rapijali berlanjut ke kisah Guntur. Guntur adalah ayah Ping. Guntur juga seorang politikus yang sedang mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta. Kisah Guntur banyak dibahas dalam Rapijali 2: Menjadi. Kisahnya merupakan salah satu konflik besar yang membuat Rapijali 2: Menjadi seru untuk dibaca.

Melalui kisahnya, pembaca akan diajak menyelami betapa sibuk dan padatnya kehidupan generasi Guntur. Guntur seolah sedang dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan hidup antara karier dan keluarga. Usianya yang telah matang membuatnya cemerlang dalam meniti karier. Akan tetapi, ada keluarga yang juga harus ia jaga. Begitulah gambaran tantangan yang dihadapi oleh orang-orang pada generasi Guntur.

Bertemu Generasi Ping

Dalam Rapijali, Ping adalah generasi yang paling muda. Ia digambarkan sebagai sosok anak remaja kelas 12 SMA. Sebagaimana generasi seusia Ping, Ping juga merasakan banyak keresahan tentang masa depannya. Pada masa ini, biasanya seseorang akan dihadapkan pada kebimbangan dalam pilihan melanjutkan sekolah. Pilihan tentang sekolah yang lebih tinggi tentu juga dipengaruhi oleh bakat dan minat seseorang. Ping sebagai remaja yang berbakat dalam musik memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah musik. Akan tetapi, keinginannya itu berbenturan dengan situasi dan kondisinya.

Melalui novel Rapijali 2: Menjadi, Dee Lestari meramu dengan apik drama kehidupan dari tiga generasi tersebut. Penasaran dengan kisah kelanjutannya?

 

-Putri Maulita

 

rapijali bermusik dee lestari

Rapijali: Perpaduan Bakat Menulis dan Bermusik Dee Lestari

Menghasilkan sebuah karya bukanlah hal yang sederhana. Dalam proses produksi karya, bakat dan kerja keras saling memengaruhi. Oleh karena itu, ada proses panjang yang harus dilalui seorang kreator hingga karyanya selesai dan matang. Novel serial Rapijali adalah salah satu maha karya Dee Lestari. Menariknya, novel ini tidak hanya buah dari bakat menulis Dee melainkan juga bakat bermusiknya. Rapijali adalah perpaduan yang apik antara bakat menulis dan bermusik Dee Lestari.

Bakat Menulis Dee Lestari

Dee Lestari banyak menghasilkan buku best seller. Dee Lestari begitu luwes dalam menulis hingga karyanya dapat diminati oleh berbagai kalangan. Buku-bukunya pun telah banyak mendulang berbagai penghargaan. Salah satunya yaitu Filosofi Kopi, dinobatkan sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 pada Penghargaan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Bakat Bermusik Dee Lestari

Selain seorang penulis, Dee Lestari juga seorang musisi. Banyak lagu fenomenal yang lahir darinya. Lagu Perahu Kertas dan Tahu Diri yang dinyanyikan oleh Maudy Ayunda merupakan hasil karyanya. Selain itu, lagu Malaikat Juga Tahu dan Firasat yang sering menemani kegundahan dan kesedihan hati para penikmat musik ini juga hasil ciptaannya. Keren, bukan?

Baca juga: Proses Kreatif Dee Lestari: Dari Penulisan Rapijali hingga Masa Promosi

Perpaduan Bakat Menulis dan Bermusik dalam Rapijali

Novel serial Rapijali terbit pada tahun 2021. Saat ini novel Rapijali 1: Mencari dan Rapijali 2: Menjadi sudah beredar luas di pasaran. Sedangkan, untuk serial ketiga masih dalam proses penulisan. Melalui Rapijali, Dee Lestari seolah sedang menyandingkan bakatnya dalam menulis dan bermusik. Ia tidak hanya menulis, tetapi juga menciptakan lagu sebagai soundtrack dari novelnya.

Rapijali bercerita tentang kehidupan seorang remaja yang pandai bermusik. Tokoh-tokoh di dalamnya tergabung dalam sebuah band dan aktif menciptakan lagu. Dalam beberapa bagian, diceritakan pula bahwa tokoh-tokohnya juga menciptakan lagu mereka sendiri. Nah, lagu yang diciptakan dalam band atau diciptakan oleh tokoh secara pribadi sesungguhnya merupakan ciptaan Dee Lestari.

Hal ini tentu merupakan terobosan baru dalam dunia tulis-menulis. Biasanya kita mendapati soundtrack dalam film. Kali ini, kita akan mendapati soundtrack dalam novel. Melalui serial Rapijali, Dee Lestari membuktikan bahwa bakatnya dalam menulis dan bermusik dapat berjalan sejajar, beriringan, dan saling melengkapi dengan begitu indah.

-Putri Maulita

 

Cerita Fiksi Sejarah ala Pinto Anugrah

Mendulang cerita fiksi sejarah selalu menjadi hal yang tidak mudah bagi para penulis. Menciptakan dunia fiktif dan mencari kebenaran yang akurat selalu menjadi dua hal yang saling kontradiktif, tapi tentunya dapat bertemu dalam sebuah buku yang berkualitas. Dalam hal ini, seorang penulis dituntut untuk memahami betul peristiwa dan nilai kesejarahan yang hendak diangkat untuk menghidupkan semesta barunya. Seperti halnya Pinto Anugrah, seorang penulis dari tanah Minang yang menuangkan kembali lokalitas asalnya. Meski mendarah daging, novel terbarunya ini menggali serangkaian data dan berlandaskan peristiwa yang terjadi di masa lalu: Perang Padri.

Cerita fiksi sejarah

Lokalitas Minangkabau

Sebagai warga lokal, Pinto tidak serta-merta menghadirkan nilai-nilai Minang tanpa landasan. Dengan perlahan, Pinto mengenalkan esensi Minangkabau dari banyak aspek. Menciptakan latar dan suasana yang menduplikasi tempat asalnya ini mungkin tidak instan, tapi dengan perlahan, pembaca akan dibawa pada tujuannya ini. Dengan membangun kedekatan dengan pembacanya, Pinto Anugrah menghadirkan nilai-nilai Minangkabu dari banyak aspek, seperti tuturan lokal, kebiasaan, hingga perawakan yang dijelaskan dengan padat dan jelas.

Alih-alih membicarakan sejarah, Pinto memulainya dari konflik batin para tokohnya. Lagi-lagi dengan perlahan, esensi Minangkabau hadir sebagai suatu hal yang tersirat. Hal ini tidak hanya bertujuan agar semata-mata pembaca mengetahui, tapi membuat pembaca begitu dekat dengan konflk dan kehidupan yang sedang diciptakannya. Sejarah membalut fiksi dengan cara Pinto, dihadirkan dengan memasukkan pembaca pada tiap-tiap pintu yang menghubungkan unsur-unsur Minangkabau.

Baca artikel terkait Historiografi Perang Padri 

Sejarah dalam Fiksi

Semua yang telah dideskripsikan singkat di atas adalah komponen minor dari cerita fiksi sejarah terbaru Pinto Anugrah, yakni Segala yang Diisap Langit yang bisa kamu dapatkan di sini atau di Mizanstore. Kisah yang mengajak pembaca mengenal nilai sejarah dari sudut pandang baru—suatu sejarah yang berada di luar mainstream. Aspek fiktif membuat pembaca tidak serta-merta belajar mengenai sejarah, tapi hidup dengan sejarah itu sendiri. Segala yang Diisap Langit membuat pusarannya sendiri yang berisikan warisan dan peninggalan leluhur di masa lalu. Menjelajahi sejarah dalam bentuk fiksi dapat menjadi alternatif bagi mereka yang haus akan sejarah, sambil “hidup” berdampingan di dalamnya.

© Copyright - Bentang Pustaka