Tag Archive for: tips parenting

Cara Menerapkan Metode Montessori

Cara Menerapkan Metode Montessori bagi Guru

Metode Montessori tidak hanya diperuntukkan bagi orang tua untuk dipraktikkan di rumah saja, namun para guru juga bisa menggunakan metode ini untuk diaplikasikan kepada anak didiknya di sekolah. Terutama bagi para guru pendidikan anak usia dini. Namun bagaimana cara menerapkan metode Montessori bagi para guru?

Cara Menerapkan Metode Montessori

Berikut ini cara menerapkan metode Montessori bagi para guru:

  1. Menerapkan Metode Montessori dengan Persiapan Diri

Salah satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan bagi seorang guru adalah memiliki pribadi yang bertumbuh, sehingga guru tidak akan pernah berhenti berusaha mengembangkan potensinya. Terutama bagi guru-guru yang ingin menerapkan metode Montessori pada murid-muridnya. Sebab metode Montessori sangat mungkin berbeda dengan metode pendidikan sebelumnya, sehingga para guru harus terus mau belajar dan memiliki pemikiran terbuka.

Banyak hal yang bisa dilakukan  guru untuk mempersiapkan diri, seperti membaca buku panduan metode Montessori, mengikuti kelas-kelas Montessori, dan bergabung dengan komunitas Montessori. Hal tersebut merupakan persiapan sebelum menerapkan metode Montessori bagi para guru untuk anak-anak didik mereka.

 

Baca juga: Penerapan Praktis Metode Montessori dalam Pendidikan

 

  1. Melakukan Pengamatan kepada Anak Didik

Mungkin ini menjadi hal  yang cukup merepotkan, namun salah satu prinsip metode Montessori adalah orang tua dan guru yang memahami kondisi anak supaya bisa menyesuaikan perlakukan yang harus diterapkan kepada anak. Untuk bisa memahami, tentu saja perlu dilakukan pengamatan. Cara menerapkan metode Montessori selanjutnya adalah dengan pengamatan untuk memahami anak akan mendukung dan membantu anak berkembang dalam kehidupannya.

Pengamatan tidak hanya sebatas mengamati individu anak saja, namun juga pengamatan lingkungan sekitar anak. Termasuk bagaimana kondisi kelas, persiapan aktivitas keseharian, dan bahan ajar bagi anak.

 

  1. Menumbuhkan Kemandirian pada Anak Sebagai Cara Menerapkan Metode Montessori

Metode Montessori memberikan kebebasan pada anak untuk mengembangkan potensi mereka. Kebebasan inilah yang akan menumbuhkan kemandirian dalam diri anak. Dengan kebebasan, anak memperoleh kesempatan unik untuk merenungi setiap tindakannya. Dengan kemandirian, anak akan lebih mudah mengenal lingkungannya dan menjalin relasi sosial dengan manusia lain.

 

Metode Montessori yang terkesan rumit bukan hal yang tidak mungkin untuk dipelajari. Terlebih bagi para guru yang mengajar anak usia dini, yang ingin menggali potensi-potensi tersembunyi dalam diri mereka. Tips-tips lain untuk menerapkan metode Montessori bisa diperoleh dalam buku Montessori: Seni Menggali Potensi Anak Sejak Dini karya Paula Polk Lillard. Buku ini bisa menjadi acuan bagi para guru maupun orang tua untuk menemukan potensi unggul dalam diri anak-anak. Dapatkan bukunya di sini atau di toko buku kesayangan Anda.

Tips Mempersiapkan Kelahiran Bayi

Tips Mempersiapkan Kelahiran Bayi

Kehadiran bayi merupakan salah satu hal yang paling dinantikan oleh pasangan baru. Agar kehadiran si kecil bisa membawa keceriaan lebih bagi keluarga, ada baiknya orang tua mempersiapkan kelahiran bayi dengan baik dan maksimal.

Tips Mempersiapkan Kelahiran Bayi

Salah satu hal hebat yang diyakini oleh prinsip Montessori yaitu bahwa setiap anak bukan wadah kosong yang mesti diisi oleh orang tua. Bahkan termasuk bayi sekalipun. Setiap manusia yang lahir ke dunia telah membawa potensi mereka masing-masing. Orang tua tinggal menuntun dan mengarahkan mereka untuk menemukan potensi hebat tersebut. Sehingga persiapan kelahiran bayi menjadi hal penting untuk bisa mempelajari bayi yang akan menjadi anggota keluarga baru.

 

Alih-alih mempersiapkan perlengkapan dan kamar bayi, persiapan diri sebagai orang tua menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Orang tua perlu merawat diri sendiri dulu sebelum merawat manusia lain. Berikut akan diurai tips mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran bayi:

  1. Persiapan Intelektual

Pertama, orang tua perlu mempersiapkan pengetahuan mengenai perkembangan dan kebutuhan anak. Persiapan ini bisa dilakukan dengan membaca buku, browsing di internet, maupun mengikuti webinar pengasuhan anak. Dari semua sumber tersebut tentu akan banyak sekali informasi yang diperoleh, yang kadang justru membuat kita kewalahan. Maka, orang tua perlu selektif memilih hal-hal yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.

 

  1. Persiapan Fisik untuk Mempersiapkan Kelahiran Bayi

Dibutuhkan energi yang cukup banyak untuk merawat bayi. Tidak jarang orang tua justru jatuh sakit jika kelelahan dalam mengasuh bayi. Maka kebutuhan fisik perlu diperhatikan supaya bayi tetap mendapat pengasuhan yang maksimal dari kedua orangtuanya. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik di antaranya memperhatikan asupan nutrisi, olahraga rutin, serta istirahat yang cukup.

 

  1. Persiapan Emosional dan Spiritual

Depresi pascamelahirkan adalah salah satu hal yang cukup sering dialami oleh para ibu. Dukungan dari lingkungan, seperti suami, ibu, ayah, maupun mertua akan sangat membantu mengondisikan emosional ibu supaya tetap tenang. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan jika membutuhkan, serta banyak berbagi dan bercerita kepada teman-teman sesama ibu. Memang persiapan kelahiran bayi tidak hanya dilakukan oleh calon orang tua saja, namun juga lingkungan sekitar dan keluarga.

 

Baca Juga: Manfaat Mengajak Bayi Berbicara

 

Mempersiapkan kelahiran bayi mungkin terkesan sulit dan rumit, namun tidak menutup kemungkinan bisa menjadi mudah bagi sebagian orang tua. Kehadiran buku The Montessori Baby bisa menjadi salah satu pilihan untuk mempersiapkan kelahiran si kecil. Buku karya Simone Davis dan Junnifa Uzodike ini bisa didapatkan di sini atau di toko buku terdekat kesayangan Anda.

Mengajarkan Anak Cuci Tangan

Mengajarkan Anak Cuci Tangan yang Benar

Pandemi covid-19 masih berlangsung, sehingga protokol kesehatan perlu terus dibiasakan. Salah satunya adalah kebiasaan cuci tangan. Kebiasaan ini tidak hanya perlu dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak perlu juga untuk diajak menjaga kesehatan. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk mengajarkan anak cuci tangan yang benar.

Mengajarkan Anak Cuci Tangan

Photo by: Nghi Nguyen on Pixabay

 

Mengajarkan anak cuci tangan sepertinya bukan hal yang mudah, mengingat mereka adalah manusia yang senang eksplorasi dan belum begitu paham konsep bersih-kotor. Namun, bukan berarti tidak mungkin Orang tua bisa mengajari mereka kebiasaan mencuci tangan.

 

Berikut ini beberapa hal yang bisa dipraktikkan untuk mengajarkan anak cuci tangan:

 

  1. Mengajarkan dengan Mengajak, Bukan Menyuruh

Anak-anak mudah sekali meniru perbuatan orang dewasa, dan biasanya mereka justru sulit jika hanya diberi perintah oleh orang tuanya tanpa memberi contoh. Maka daripada hanya menyuruh mereka untuk mencuci tangan, lebih baik jika mengajak mereka sekaligus memberikan contoh bagaimana mencuci tangan yang benar.

 

  1. Buat Proses Mencuci Tangan Menjadi Seru dan Mengasyikkan

Sesekali ajak anak bermain-main dengan busa sabun dan air supaya proses mencuci tangan jadi kegiatan menyenangkan. Selain itu, pastikan wastafel mudah dijangkau oleh anak. Jika wastafel terlalu tinggi, bisa gunakan bangku kecil sebagai pijakan bagi mereka.

 

Baca Juga: Mengajarkan Kebiasaan Cuci Tangan Anak

 

  1. Beri Penjelasan Tentang Proses Mencuci Tangan

Tunjukkan kepada anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar sesuai dengan standar kesehatan. Menggosok sela-sela jari, bagian atas tangan, dan bawah kuku. Selain itu tunjukkan pada mereka berapa lama seharusnya durasi mencuci tangan agar kuman benar-benar mati.

 

  1. Biasakan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

Anak-anak biasanya suka hal-hal yang singkat dan ringkas, temasuk mencuci tangan dengan hanya menggunakan air. Ada baiknya jika orang tua juga membiasakan anaknya untuk mencuci tangan dengan sabun, sehingga kebersihan dan kesehatan mereka akan selalu terjaga.

 

Untuk menumbuhkan kebiasaan cuci tangan yang benar pada anak, akan lebih mudah jika menggunakan buku serial Cican. Buku karya Wahyu Aditya berjudul Cican dan Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri akan menemani proses anak belajar mencuci tangan. Dapatkan di sini atau kunjungi toko buku kesayangan Mom.

mengajarkan membaca dan menulis

Mengajarkan Membaca dan Menulis ala Montessori

Apakah Moms masih sering bingung bagaimana cara mengajarkan membaca dan menulis untuk anak dengan mengikuti metode Montessori? Meskipun Montessori banyak memberikan tips metode secara umum, namun ia tidak pernah secara khusus membahas prosedur rinci terutama metode untuk mengajarkan baca tulis.

mengajarkan membaca dan menulis

Montessori mempercayai bahwa anak memiliki keajaiban tersembunyi di dalam dirinya, serta memiliki kapasitas untuk mengajari dirinya sendiri. Maka dari itu Montessori tidak merancang metode untuk mengajarkan membaca dan menulis.

Meskipun begitu Montessori memberikan beberapa tips pendekatan tidak langsung untuk persiapan membaca dan menulis bagi anak.  Beberapa bentuk pendekatan tersebut antara lain:

1. Latihan Melalui Aktivitas Keseharian

Kegiatan sehari-hari memberikan kesempatan untuk melakukan stimulasi bagi anak yang akan mendukung proses mengajarkan membaca dan menulis bagi anak. Kegiatan tersebut diantaranya mengancingkan baju, mengikat tali, memotong sayur, makan dan minum sendiri, menuangkan air, dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas ini mengasah koordinasi panca indera dan kendali otot serta otak mereka.

Baca juga: Memahami Kelebihan Metode Montessori

2. Perkembangan Bahasa dan Kosa Kata

Menambah perbendaharaan kata anak juga menjadi proses penting untuk mempersiapkan kemampuan mereka belajar membaca dan menulis. Anak-anak kerap sekali bertanya, ‘ini apa, bunda?’, ‘kenapa kupu-kupu bisa terbang?’. Hal ini mereka lakukan untuk memenuhi rasa penasaran mereka, sekaligus sebagai proses memperkaya kosa kata. Cara lain untuk menambah perbendaharaan kosa kata dan bahasa mereka adalah dengan membacakan buku cerita.

3. Penggunaan Aparatus Sensoris

Aparatus Montessori membantu mengasah otot anak sebagai persiapan membuat gerakan menulis dan memegang pensil. Selain itu aparatus Montessori juga membantu mengembangkan kemampuan perseptual anak, ketajaman visual dan suditorinya dalam membedakan, serta kemampuan membandingkan yang akan mendukung proses mereka belajar di masa depan. Termasuk proses mereka belajar membaca dan menulis

Anak-anak menyimpan banyak sekali rahasia tersembunyi di dalam diri mereka. Termasuk potensi-potensi untuk mendukung proses belajar membaca dan menulis. Buku Montessori: Seni Menggali Potensi Anak Sejak Dini akan menjelaskan lebih lanjut apa saja rahasia yang tersimpan dan bagaimana orang tua mengembangkannya. Dapatkan bukunya di sini.

Manfaat Mengajak Bayi Berbicara

Kebanyakan orang meyakini bahwa bayi tidak bisa memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Bayi dianggap sebagai manusia kecil dan lemah. Padahal pembentukan diri berlangsung sejak manusia masih bayi, bahkan sejak dalam kandungan. Salah satunya adalah dengan mengajak mereka berbicara, karena banyak sekali manfaat mengajak bayi berbicara.

Manfaat Mengajak Bayi Berbicara

Photo: pvproductions on Freepik

Manfaat Mengajak Bayi Berbicara

Berikut ini uraian beberapa manfaat mengajak bayi berbicara:

Membantu Bayi Cepat Berbicara

Manfaat mengajak bayi berbicara salah satunya adalah membantunya untuk bisa cepat berbicara. Sering berbicara pada bayi mendorong mereka untuk menirukan kata-kata yang kita ucapkan. Kita tahu bahwa anak kecil cenderung sering menirukan apa yang dilakukan orang tuanya. Dengan sering berbicara pada mereka, mereka juga akan belajar mengenai bahasa dan memperkaya kosakata.

Meningkatkan Ikatan Batin

Ikatan antara bayi dan orang tua akan meningkat dengan sering mengajak mereka berbicara. Hal ini akan membentuk perasaan pada si kecil bahwa mereka diperhatikan dan disayangi. Selain itu, manfaat mengajak bayi berbicara akan membentuk mereka menjadi manusia yang terbuka. Sehingga saat mereka sudah besar, mereka tidak akan sungkan berbagi cerita kepada orang tua.

Meningkatkan Kemampuan Bahasanya

Mengajak bayi berbicara akan membantu memudahkan mereka belajar saat besar nanti, terutama saat proses belajar membaca dan memahami objek. Mereka akan lebih kaya kosakata dan memiliki pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan bayi yang jarang diajak mengobrol.

Baca Juga: Hal-Hal yang Perlu Kita Ketahui Tentang Bayi

Berbicara kepada bayi mungkin dianggap menjadi hal aneh, sebab kita tidak akan mendapatkan respon apapun kecuali ocehan mereka. Hal ini wajar saja karena mereka belum bisa berbicara dan memang dengan cara seperti itulah mereka berkomunikasi. Beberapa kegiatan di bawah ini bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bahasa mereka:

– Ajaklah bayi berbicara sejak dalam kandungan. Ajak mereka mengobrol seperti kita mengobrol bersama kawan kita.

– Berbicaralah dengan jelas dan tepat, tidak perlu dicelat-celatkan mengikuti cara mereka berbicara.

– Sering membacakan mereka buku.

– Berbicaralah dengan lembut dan tulus.

 

Perlu dilakukan persiapan untuk menanti kehadiran bayi di rumah. Temukan lebih banyak hal baru untuk menyiapkan kehadiran mereka dalam buku The Montessori Baby. Banyak sekali hal-hal menarik tentang bayi diulas dalam buku ini. Segera miliki dengan melakukan pemesanan di sini.

cara melatih anak mandiri

Cara Melatih Anak Mandiri

Belum banyak orang tua yang memahami bagaimana cara melatih anak mandiri sejak kecil. Banyak juga orang tua yang menginginkan anaknya bisa mandiri sedini mungkin. Kemandirian anak dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pola asuh orang tua.

cara melatih anak mandiri

Photo: Pixabay

Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu dituruti keinginannya oleh orang tua tentu akan tumbuh menjadi anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Sebaliknya, orang tua yang terlalu banyak memberi larangan kepada anak justru membuat anak menjadi minder dan sulit percaya dengan dirinya sendiri. Jika sudah seperti ini, kemandirian anak akan sulit dicapai.

Melatih anak mandiri bukan hal yang mudah, karena orang tua perlu bersiap untuk menghadapi situasi-situasi yang kerap membuat lelah. Berikut beberapa cara melatih anak mandiri yang bisa diterapkan di rumah:

1. Biarkan Anak Bereksplorasi

Cara melatih anak mandiri yang pertama adalah izinkan anak bereksplorasi untuk mengenal lingkungannya. Masa saat anak berada di usia kurang dari 6 tahun biasanya mereka aktif sekali bergerak dan bertanya. Biarkan anak melakukan itu supaya mereka bisa belajar lebih banyak mengenai lingkungannya, sekaligus melatih kepercayaan diri. Hal ini sangat berpengaruh sekali untuk kemandiriannya.

Baca juga: Memberi Kepercayaan Pada Anak 

2. Melatih Anak Mandiri Tanpa Larangan

Anak yang sering bergerak aktif dan banyak bertanya biasanya akan membuat orang tua jengkel. Alhasil orang tua justru menyuruhnya diam. Larangan orang tua inilah yang akan mengecilkan rasa percaya diri anak. Cara lain yang bisa dilakukan orang tua untuk melatih anak mandiri adalah dengan menghindari larangan untuk anak. Meskipun begitu, orang tua tetap harus bisa tegas supaya anak tetap bisa belajar baik dan buruk.

3. Lakukan Stimulasi Sejak Dini untuk Melatih Anak Mandiri

Stimulasi merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan anak, terutama untuk anak usia dini. Masa usia dini adalah waktu penting yang memberikan pengaruh besar terhadap tumbuh kembangnya di masa depan. Stimulasi yang baik dan maksimal sejak dini bisa membantu menciptakan kemandirian pada anak.

Stimulasi menjadi kebutuhan setiap anak supaya perkembangan mereka bisa maksimal. Penuhi kebutuhan stimulasi anak supaya tumbuh kembang mereka bisa maksimal dan kemandirian anak bisa tercapai. Ketahui lebih lanjut mengenai tips melakukan stimulasi untuk anak usia dini melalui buku Hari-Hari Montessori untuk Anak Usia Dini. Ikuti prapesannya di sini atau di Mizanstore.

perbedaan metode pengasuhan

Mengatasi Perbedaan Metode Pengasuhan dengan Pasangan

Dalam proses mengasuh anak di rumah, sering kali tantangan terbesar justru datang dari pasangan sendiri. Perbedaan metode pengasuhan pasangan ini sepertinya dirasakan hampir di seluruh rumah tangga. Ayah ingin menggunakan pola asuh tradisional seperti masa kecilnya dulu, namun si ibu ingin menerapkan metode modern yang lebih relevan.

Perbedaan metode dalam mengasuh anak ini jika tidak dikendalikan dengan baik, akan memberikan dampak buruk di keluarga. Khususnya bagi si anak. Dia akan mengalami kebingungan, ketika kedua orang tuanya memiliki pendapat yang berbeda saat mengasuhnya. Alhasil, tumbuh kembangnya justru akan terganggu.

Photo by Prostooleh on Freepik

Mengatasi Perbedaan Metode Pengasuhan

Lantas, bagaimana solusinya? Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi perbedaan metode pengasuhan dengan pasangan di rumah:

  1. Membangun Komunikasi dengan Pasangan

Perbedaan metode pengasuhan dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Konsekuensinya, kita perlu belajar mengelola emosi dan membuka komunikasi dengan pasangan. Setiap orang tentu memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda, termasuk juga pasangan kita.

Buatlah kesepakatan metode pengasuhan dengan pasangan sebelum menerapkannya kepada si anak. Dengan kesepakatan yang telah dibuat, maka tidak akan ada lagi perbedaan metode pengasuhan yang akan menimbulkan kebingungan dan pertentangan di rumah tangga.

  1. Komitmen dan Konsisten dengan Kesepakatan

Jika kesepakatan telah dibuat maka pasangan harus berkomitmen untuk menaati dan melaksanakannya. Perlu dipahami bahwa mengasuh anak bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja, bukan hanya tanggung jawab ayah atau ibu saja. Diperlukan kerja sama kedua belah pihak.

 

(Baca juga artikel terkait: Menjadi Teladan Bagi Anak)

 

Menjadi orang tua juga merupakan proses  belajar sehingga jangan segan untuk saling mengingatkan dan memberi support dalam mengasuh anak. Terutama dalam menjaga komitmen dan konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Kerja sama yang baik dengan pasangan akan menciptakan keluarga yang hangat, sehingga perbedaan pengasuhan dapat diminimalkan.

  1. Menambah Ilmu Parenting

Sebagai implementasi proses belajar menjadi orang tua, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membaca buku parenting. Buku yang direkomendasikan salah satunya adalah buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan Parenting. Buku ini membahas pertanyaan-pertanyaan seputar parenting dan permasalahan pola asuh dalam keluarga sehari-hari. Cara mengatasi perbedaan metode pengasuhan dengan pasangan juga dibahas lengkap di buku ini. Segera miliki dengan melakukan pemesanan di sini, atau di toko buku kesayangan Anda.

dampak toilet kotor

Dampak Buruk Toilet Kotor

Toilet adalah salah satu fasilitas penting yang harus ada di rumah maupun di tempat umum. Tidak heran jika toilet menjadi salah satu tempat yang cukup sering digunakan sehingga menjaga kebersihan toilet wajib dilakukan. Karena toilet kotor membawa dampak buruk untuk kesehatan juga bagi kenyamanan penggunanya.

Sebaiknya membersihkan toilet tidak perlu menunggu sampai toilet kotor. Lebih baik apabila dijadwalkan sepekan sekali atau bahkan setiap hari. Jika toilet jarang dibersihkan maka toilet yang sudah telanjur kotor akan lebih susah untuk dibersihkan.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Toilet

dampak toilet kotor

Dampak buruk toilet kotor akan dipaparkan dalam poin-poin berikut ini:

  1. Menyebabkan kecelakaan akibat lantai licin

Toilet kotor bisa memakan korban akibat terpeleset. Toilet memang menjadi tempat yang rawan, karena lantainya sering basah oleh air. Belum lagi lantai yang licin karena jarang disikat. Untuk mengurangi kecelakaan akibat terpeleset, sebaiknya dicegah dengan sering menyikatnya supaya tidak licin. Terpeleset di toilet selain bisa menyebabkan cedera, dampak paling buruk bisa menyebabkan kematian.

  1. Menimbulkan bau tidak sedap

Bau yang tidak sedap kerap sekali menjadi ciri khas toilet kotor. Bau tidak sedap ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan untuk penggunanya. Bagi beberapa orang, bau tidak sedap ini bisa menyebabkan mual perut. Untuk itu penting sekali menyiram toilet supaya bau tidak sedap akibat sisa-sisa pembuangan tubuh bisa hilang.

  1. Menyebabkan timbulnya penyakit

Banyak sekali penyakit yang bisa timbul sebagai dampak toilet kotor. Penyakit yang paling umum adalah diare. Selain itu, toilet kotor juga bisa menyebabkan hepatitis A, demam tiroid, disentri, kolera, cacingan, tifus, dan penyakit lainnya.

Untuk menjaga kebersihan toilet di rumah, perlu kerja sama seluruh anggota keluarga. Termasuk anak-anak juga perlu diajari untuk menjaga kebersihan toilet sejak dini. Buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri karya Wahyu Aditya direkomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak, sehingga mereka bisa belajar untuk menjaga kebersihan toilet dan hal-hal yang harus dilakukan saat buang air di toilet. Dapatkan di sini atau di toko buku kesayanganmu.

 

Menahan Amarah Kepada Anak

Menahan Amarah

Kita sebagai orang dewasa tentu memiliki batasan tertentu dalam menahan amarah atau emosi, sama seperti anak. Anak juga memiliki pola pikir yang jauh berbeda dari kita sebagai orang dewasa, sehingga kita tidak banyak mengerti pemikiran anak. Sesederhana ketika kita melihat anak-anak naik-turun tangga. Hal itu bukan mereka lakukan karena ingin naik ke tangga yang lebih tinggi, melainkan bagian dari usaha anak mengembangkan kemampuan koordinasi tangan, tubuh, dan kaki. Itu sebabnya anak suka mengulang-ulang aktivitas yang sama.

 

Baca juga: Sulit Mengajari Anak Disiplin?

 

Menahan Amarah dengan Menyesuaikan Diri

            Ketika dalam kondisi marah, kita sering lupa dengan diri kita dan anak. Saat marah, kita perlu menyesuaikan hati, pikiran, dan sikap kita. Penyesuaian ini penting karena merupakan suatu proses yang terus berjalan. Kita perlu menyesuaikan diri secara terus-menerus agar bisa hidup dalam harmoni dengan anak. Penyesuaian ini terjadi saat anak lahir, kemudian seiring bertambahnya usia anak, dan kita pun melakukan penyesuaian dengan perubahan anak.

Penyesuaian adalah proses yang dinamis. Jika tidak ada penyesuaian setiap waktu, setiap tahun, setiap anak lahir, yang terjadi hanyalah kemarahan, ketamakan, dan keegoisan. Jika tidak ada yang mengalah dan memberikan serta mengurangi diri sendiri untuk memperbaiki kondisi, maka bisa terjadi konfik.

 

Melakukan Observasi terhadap Anak

Untuk menyesuaikan diri kita dengan perubahan anak, maka kita perlu melakukan observasi terhadap mereka. Perhatikan usia anak hingga kita bisa tahu apa saja yang anak bisa dan tidak bisa lakukan. Selain itu, kita juga perlu memperhatikan diri kita, usia kita, kemampuan, dan kekurangan kita. Dengan mengamati hal ini, kita bisa mulai melihat penyesuaian seperti apa yang perlu dilakukan dari kita kepada anak.

Ketika melakukan observasi, kita juga perlu sabar karena sabar adalah bagian kecil dari proses penyesuaian tersebut. Kehadirannya hanya untuk menyempurnakan keseluruhan proses penyesuaian. Observasi dilakukan untuk menjembatani perbedaan antara kita dan anak, sehingga kita harus aktif untuk mengobservasi anak. Melalui observasi, kita akan menanggalkan judgement kita terhadap anak. Kita bisa memahami dan mengerti pola pikir anak dan menyeimbangkan ekspektasi kita terhadap mereka.

 

Tidak salah jika kita memiliki emosi tersendiri terhadap anak. Namun, sebelum kita benar-benar mengeluarkan emosi terhadap anak terutama amarah kita, maka kita perlu mempertimbangkan beberapa hal lagi. Kita perlu mempertimbangkan banyak hal agar kita tidak salah mengambil langkah dan malah menjauhkan kita dari anak.

Buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan ParentingMelalui buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan Parenting karya Rosalynn Tamara, kita akan belajar memahami pemikiran dan dunia anak serta bagaimana cara kita menanggapi perilaku mereka. Dengan begitu, kita lebih bisa menahan amarah kepada anak-anak. Buku ini bisa kamu dapatkan sekarang di linktr.ee/Bentang atau di toko buku kesayanganmu.

Periode Sensitif dan Perkembangan Psikis Anak

Periode sensitif

 

Masa ketika anak balita senang menekuni segala hal dengan serius, kita sebut masa itu sebagai periode sensitif. Mungkin bagi kita hal tersebut menjadikan anak sangat lucu dan ajaib karena ia bisa memperhatikan hal-hal yang luput dari pandangan kita. Hal ini dikarenakan anak memiliki kepekaan mereka sendiri dan telah dimulai sejak dini. Bahkan, kepekaan ini telah ada sebelum dia mampu memerintah instrumen ekspresinya.

Anak memiliki bakat kreatif dan potensi yang memungkinkannya untuk membangun dunia psikis mengenai dunia di sekelilingnya. Tentu dalam perjuangan membangun psikis ini, anak akan menemukan banyak hambatan. Itu sebabnya, anak perlu dibantu dengan menghadirkan lingkungan yang juga disiapkan untuk menyambut anak yang sedang membentuk psikisnya.

 

Baca juga: Pengasuhan yang Dibutuhkan Anak

Periode Sensitif Artinya Memperhatikan Hal-Hal Kecil

Periode sensitif anak menekankan pada ketertarikan anak terhadap sesuatu yang ada di sekitarnya. Sering kali hal yang membuatnya tertarik adalah hal-hal yang mungil dan lepas dari pandangan kita. Anak akan meraih bermacam-macam capaian menakjubkan sedangkan kita acuh tak acuh sebagai penonton semata-mata karena sudah terbiasa. Anak berusaha untuk bisa membedakan hal ini dan itu, kemudian belajar berkomunikasi serta lika-likunya. Anak kecil hidup apa adanya dengan gembira tanpa mengenal lelah. Sementara, orang dewasa perlu menyesuaikan diri di lingkungan baru dan memerlukan banyak sekali bantuan.

Pada periode sensitif, anak tak hanya memperhatikan hal-hal yang sering luput dari pandangan kita, mereka juga akan fokus terhadap hal-hal yang menarik perhatian mereka. Contoh sederhananya ialah ketika anak menemukan kumbang. Ia akan merasa kumbang itu begitu ajaib dan unik sehingga ia akan terus melihat kumbang itu dan mempelajarinya. Pada periode sensitif, anak yang sedang dalam proses perkembangan memiliki kepekaan khusus. Kepekaan ini bersifat sementara dan terbatas, hanya untuk meraih karakteristik tertentu.

 

Ketika anak sedang berada pada periode sensitif, kita sebagai orang dewasa adalah orang-orang yang berada di luar jangkauan itu. Periode sensitif datang dengan sendirinya dan kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencetuskannya. Anak meraih sejumlah capaian sepanjang periode sensitif yang menjadikannya sangat intens ketika berhubungan dengan dunia luar. Pada periode ini, segalanya menjadi mudah dan dialiri dengan antusiasme. Namun, ketika sebagian semangat psikis ini mati, anak akan mencari hal lain yang membuatnya antusias.

Maka dari itu, sepanjang masa balita, anak melakukan penaklukan tak putus-putus dengan vitalitas yang menggebu-gebu. Pertumbuhan psikis dicapai oleh anak berkat penaklukan natural dan ajaib yang ia capai, sedangkan yang memberdayakannya adalah vitalitas si anak sendiri.

Montessori Keajaiban Dunia Anak yang TerlupakanMelalui buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang terlupakan, kita akan sama-sama belajar memahami dunia anak serta pola pikir mereka. Buku ini ditulis oleh Maria Montessori dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kamu bisa mendapatkannya di linktr.ee/Bentang atau di toko buku favoritmu.

© Copyright - Bentang Pustaka