My First Hijaiyah Floor Puzzle

Inilah yang Terjadi Pada Otak Saat Kita Bermain Puzzle

Halo! Seperti yang sudah kita ketahui, puzzle merupakan permainan edukatif yang secara komplet dapat mengoptimalkan berbagai aspek perkembangan manusia. Di postingan yang lalu kita sudah membahas manfaat puzzle untuk anak dari segi kongitif, motorik, dan juga sosial (baca: 7 Manfaat Puzzle untuk Optimalkan Kecerdasan Anak). Nah, pada artikel kali ini kita akan mengulik khusus manfaat puzzle untuk otak kita. Jadi, apakah yang terjadi pada otak saat kita bermain puzzle? Yuk, simak artikel ini sampai selesai.

Menurut Marcel Danesi Ph.D, seorang profesor di bidang semiotika, aktivitas otak seseorang yang sedang bermain puzzle bagaikan otot ketika kita sedang olahraga. Permainan puzzle mengaktifkan baik hemisfer kiri maupun hemisfer kanan pada otak. Dengan kata lain, puzzle ialah permainan untuk olahraga otak. Cari tahu lebih lanjut, yuk, apa yang akan terjadi pada otak saat bermain puzzle:

1.     Saat bermain puzzle otak kita bekerja selayaknya detektif

Ketikaseseorang sedang berusaha menyusun potongan puzzle yang acak, otak menangkap bahwa kita sedang memecahkan suatu misteri, lo! Selayaknya seorang detektif yang mencari tahu pelaku penculikan.

2.     Saat bermain puzzle otak kita menghasilkan siraman dopamin!

Puzzle ialah permainan yang rumit, menantang, sekaligus menyenangkan. Ketika seseorang berhasil menyusun potongan acak menjadi sebuah gambaran bermakna, otak akan menginstruksi nukleus akumbens yang berfungsi memproses sistem reward untuk memproduksi dopamin. Nah, dopamin ialah hormon  yang bertanggung jawab atas rasa senang.  Itulah sebabnya, saat berhasil menyelesaikan puzzle kita merasa sangat girang.

3.     Saat bermain puzzle kapasitas konsentrasi di otak meningkat

Saat bermain puzzle kita membutuhkan konsentrasi yang lebih untuk memahami apakah satu potongan akan cocok jika dipasangkan dengan potongan lain. Oleh karena itu, bagian otak yang mengaktivasi konsentrasi seseorang akan lebih aktif. Jika dilakukan secara rutin, otak akan terlatih untuk dapat berkonsentrasi lebih lama saat menyelesaikan sebuah masalah.

4.     Saat bermain puzzle otak kita mengalami neurogenesis

Manusia mengalami proses pembentukan sel otak baru yang disebut neurogenesis. Neurogenesis berhubungan dengan proses rekognisi, pengontrolan kemampuan motorik, juga pengurangan stress. Proses neurogenesis dapat terjadi saat kita melakukan aktivitas asah otak secara rutin, seperti bermain puzzle. Orang yang sering melakukan asah otak seperti bermain puzzle akan merasakan manfaat dari neurogenesis, seperti meningkatkan memori, perhatian, dan kemampuan pengambilan keputusan.

Wah, ternyata bermain puzzle lebih dari sekadar memasang-masangkan bentuk yang cocok, ya! Banyak sekali hal yang terjadi pada otak kita saat sedang memecahkan puzzle. Oh iya, puzzle bermanfaat untuk segala usia, lo! Yang membedakan hanyalah tingkat kesulitannya. Nah, sebentar lagi Bentang Pustaka akan meluncurkan produk puzzle untuk anak-anak, yaitu “My First Hijaiyah Floor Puzzle”. Nantikan produknya, ya! (Rahma)

 

 

Anak meraba huruf sebagai salah satu tahapan pramembaca

Write Before Read! Tahapan Pramembaca Efektif Gaya Montessori

Di dalam artikel sebelumnya (baca: Read Aloud! Kegiatan Pramembaca yang Asyik ) kita sudah berbicara mengenai aktivitas reading aloud sebagai bagian dari proses tahapan pra-membaca. Pada tulisan kali ini, kita akan menyorot tahapan pramembaca ala montessori selanjutnya, yaitu “writing before reading” atau “menulis sebelum membaca”. Terdengar janggal dan tidak sreg? Wajar. Selama ini kita belajar dengan cara sebaliknya, membaca baru kemudian menulis.

Menurut Dr. Montessori , menulis merupakan proses anak sejak menggores sebuah permukaan dengan alat tulis, mencoret-coret, menggambar simbol atau objek, menyalin kata hingga mencongak, menulis sebuah kata hingga mengarang cerita. Adapun membaca merupakan proses anak membunyikan huruf yang terangkai dan memahami maknanya. Berdasarkan pendekatan Montessori, aktivitas membaca jauh lebih kompleks dibanding aktivitas menulis. Maka, yang seharusnya didahulukan adalah belajar menulis.

Empat Cara “Writing Before Reading”

Lalu, bagaimana proses belajar menulis sebelum membaca berlangsung? Di dalam artikel ini akan terangkum beberapa poin dari tahapan pramembaca gaya montessori yang secara lengkap telah dikaji dalam buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja.

  1. Meraba bentuk huruf

Anak dapat merasakan sendiri bentuk huruf dan mengenal bunyi huruf. Proses meraba merupakan bentuk tracing yang merupakan bagian dari proses menulis yang bisa menanamkan gambaran mental mengenai bentuk dan bunyi huruf.

  1. Menuliskan huruf

Ajak anak untuk menulis huruf yang telah ia kenali bentuk dan bunyi hurufnya. Meskipun anak belum bisa merangkai huruf-huruf, otak anak akan berusaha mengaitkan antara bentuk huruf yang  ia lihat, tulis, dan bunyi huruf yang ia dengar.

  1. Mencongak

Guru atau orang tua menyebutkan kata yang sudah anak kenali, kemudian meminta anak untuk menuliskan huruf-huruf yang ia dengar bunyinya dalam kata tersebut.

  1. Menceritakan pengalaman secara verbal

Setelah anak bercerita, dorong ia untuk menggambarkan pengalaman tersebut pada sebuah kertas, yang juga merupakan proses menulis.

Berdasarkan tulisan di atas, dapat diketahui bahwa anak diperkenalkan dengan bunyi suatu huruf, bukan dengan nama huruf. Menurut penulis buku, Vidya Dwina Paramita, jika stimulasi menulis tersebut secara terus-menerus dilakukan maka akan terbentuk pemahaman adanya hubungan antara sebuah kisah, gambar, dan tulisan. Dengan demikian, anak menjadi lebih paham dengan makna dari sebuah kata. Akibatnya, proses belajar membaca akan lebih menyenangkan karena anak mempelajari sesuatu yang ia ketahui tujuannya. (rahma)

 

read aloud kegiatan pramembaca yang asyik

Read Aloud! Kegiatan Pramembaca yang Asyik

“Be-a ba, er-u ru, baru”. Jika berbicara tentang belajar membaca, pasti yang terngiang di pikiran kita adalah proses menghafal huruf dan mengeja dua huruf-dua huruf, kan? Mengeja huruf memang merupakan bagian dari proses belajar membaca. Dalam buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja, disebutkan bahwa terdapat dua tahap dalam membaca, yaitu tahap pramembaca dan tahap teknis membaca. Mengeja huruf merupakan tahap kedua.

Sayangnya, selama ini guru dan orang tua terlalu banyak berkutat padatahap teknis membaca dan mengesampingkan tahap pramembaca (Baca: Tantangan Mengajari Anak Membaca). Padahal, kunci sukses anak untuk bisa membaca ada pada tahap pramembaca. Seperti apakah tahap pramembaca itu? Tahap pramembaca merupakantahap untuk mempersiapkan anak belajar membaca. Apa yang anak butuhkan untuk membaca?

Pada hakikatnya, kemampuan membaca dan menulis merupakankemampuan berkomunikasi dengan baik. Vidya menekankan bahwa kemampuan membaca berbeda dengan kemampuan memahami bacaan. Sayangnya, orangtua seringkali mengupayakan segala cara agar anak cepat bisa membaca, tanpa memperhatikan kemampuan yang kedua. Dengan bisa membaca, mestinya kita juga bisa memahami apa yang kita baca untuk kemudian diolah dan disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu, tahapan pramembaca yang perlu dilakukan adalah kegiatan yang menunjang  berkomunikasi.

Read Aloud!

Dalam bukunya, Vidya menyebutkan beberapa cara kegiatan pramembaca, antara lain bernyanyi, berbincang-bincang, menyimak dongeng, dan kegiatan read aloud. Kegiatan pramembaca yang  mendapat banyak sorotan dan kajian lebih dalam adalah read aloud. Read aloud atau membaca nyaring merupakan aktivitas membacakan buku dengan suara keras untuk anak. Kegiatan pramembaca read aloud yang dilakukan orangtua secara rutin dapat menciptakan rasa cinta membaca yang efeknya bisa sampai seumur hidup.

Kegiatan read aloud juga bisa menjadi media penguatan ikatan antara orangtua dan anak. Kuncinya yakni interaksi dan keterlibatan. Melalui buku yang dibacakan orangtua, topik-topik obrolan hangat bersama anak akan muncul dengan sendirinya. Lebih jauh lagi, Vidya menambahkan bahwa kegiatan read aloud juga manjur untuk memperkaya kosakata anak dengan level pemahaman yang lebih tinggi.

Lalu, bagaimana cara melakukan read aloud dengan benar? Apa yang perlu diperhatikan? Apa lagi manfaat yang anak dapatkan dari aktivitas read aloud? Seluk-beluk mengenai aktivitas read aloud akan dikupas tuntas oleh Vidya dalam bukunya Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja! Apakah Anda tertarik untuk mempraktikkan read aloud bersama anak? <Rahma>

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta