Kumpulan Sepuluh Rayuan Sujiwo Tejo dalam Buku Talijiwo yang Membuat Baper

Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih <p style="text-align: justify;">Siapa yang tidak mengenal sosok Sujiwo Tejo, atau yang akrab disapa dengan Mbah Tejo? Dia seorang sastrawan dan seniman yang namanya sering kita dengar. Mbah Tejo salah seorang seniman yang bagi orang awam seperti saya dianggap nyeleneh dan <em>celelekan</em>. <em>Keslengekan</em> Mbah Tejo inilah yang justru menjadi daya tarik bagi netizen dan pemerhati. Meskipun <em>slengekan,</em> ternyata dia sosok yang romantis. Tampak dari buku berjudul <em>Talijiwo</em> terbitan Bentang Pustaka. Banyak kumpulan rayuan Sujiwo Tejo dalam buku tersebut.</p>

<p style="text-align: justify;">Masih dengan karakter dan gaya khasnya setiap kali menulis, baik dalam bentuk buku maupun di medsos. Dalam buku ini, Mbah Tejo dengan tajam mengupas tema-tema yang terjadi di masyarakat. Meskipun pesannya tajam, dan bagi orang yang memiliki sensitivitas perasaan yang tinggi mungkin dianggap ngawur dalam penuturannya, tetap saja tulisannya memberikan wawasan dan sudut pandang baru. Di balik karyanya yang tajam, dia selalu membubuhkan kumpulan rayuan Sujiwo Tejo dalam buku <em>Talijiwo</em> yang akan membuat kamu <em>baper</em>. Berikut kumpulan rayuan Mbah Tejo yang mungkin bisa menginspirasimu.</p>

<ol>
<li style="text-align: justify;">Sepi itu pesta jutaan kata, petasan dan kembang api dari cinta yang tak bersambut, Kekasih ….</li>
<li style="text-align: justify;">Kekasih, sunyi adalah setiap jalan yang kau susuri sendiri bersama kenangan</li>
<li style="text-align: justify;">Berbahagialah para penempuh jalan baru yang belum pernah mereka lakoni sebelumnya, Kekasih. Karena di setiap jengkal di jalan itu, mereka tak terikat pada kenangan</li>
<li style="text-align: justify;">Kenapa aku suka senja, Kekasih? Karena negeri ini kebanyakan pagi, kekurangan senja, kebanyakan gairah, kurang perenungan ….</li>
<li style="text-align: justify;">Bendera yang paling memanggilku pulang adalah kibar rambutmu di atas bukit, Kekasih, yang bersedekap menantikanku sepanjang musim</li>
<li style="text-align: justify;">Ooo … di tunas itu, Kekasih, tangismu mengembun terusap fajar, angan-angan meremas rinduku ke hutan rasa</li>
<li style="text-align: justify;">Pohon-pohon sudah berpulang ke perbukitan, Kekasih, menjadi siluet berlatar rembulan. Menunggu senandungmu</li>
<li style="text-align: justify;">Lebih sunyi daripada kepak sayap capung di tanah rantau, Kekasih, rinduku padamu mengembara ke bintang-bintang</li>
<li style="text-align: justify;">Ada guguran sayap capung pada tiap jejak kakimu di laut pasir, Kekasih, sampai tak kuasa lagi aku terbang menggapaimu</li>
<li style="text-align: justify;">Mengenalmu adalah kebangkitan dalam hidupku, Kekasih, walau mengenangmu selalu membuatku bersedih</li>
</ol>

<p style="text-align: justify;">Itulah sepuluh dari kumpulan rayuan Sujiwo Tejo dalam buku <em>Talijiwo.</em> Dari kesepuluh rayuan tersebut, manakah yang menggambarkan hubunganmu dengan pasanganmu? Bagi yang belum memiliki pasangan, jangan <em>baper</em>. Karena, setiap manusia memiliki lakon dan takdir hidupnya sendiri. Suatu saat, kamu juga akan menemukan pasangan yang terbaik versi sang skenario penciptaan jagat ini.</p>

<p style="text-align: justify;">Rayuan-rayuan lainnya bisa kamu dapatkan di dalam buku terbaru Sujiwo Tejo, <em>Talijiwo </em>yang diterbitkan Bentang Pustaka. Selain rayuan, buku ini juga membahas tentang pandangan-pandangan Sujiwo Tejo dalam memaknai hidup atau fenomena-fenomena di sekitar kehidupan sehari-hari. Ketahui bagaimana cara memutarbalikkan pandangan hidup kita dan rayuan gombal, yang siapa tahu kamu butuhkan untuk menggoda gadismu, dalam buku <em>Talijiwo. </em>Dapatkan bukunya di sini.</p>

<p style="text-align: justify;">Kontributor: Elisa</p>Bentang Pustaka

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta