Tag Archive for: psychological parenting

tugas orang tua

Tugas Orang Tua Ribet? Ini Cara Mengatasinya ala Minimalist Parenting

Sudah banyak cerita kalau tugas orang tua itu ribet dan tidak mudah. Orang tua harus mengurus ini itu mulai dari pekerjaan, diri sendiri hingga anak. Tapi, bukan berarti keribetan orang tua tersebut tidak bisa diminimalkan. Minimalist parenting menawarkan cara cerdas mengatasi ribetnya tugas orang tua.

Minimalist parenting adalah solusi untuk orang tua yang ingin membenahi gaya hidup keluarga supaya lebih tersusun berdasarkan prioritas kebutuhan dan kebahagiaan keluarga. Seperti namanya, minimalist parenting mengusung metode minimalis ke dalam pola asuh anak. Layaknya minimalis pada umumnya, minimalist parenting menekankan pada pengembalian keputusan yang sudah dipikirkan matang-matang sesuai dengan kebutuhan. Contohnya saat membeli barang, menata rumah, hingga mengatur waktu. Bedanya, minimalist parenting tidak hanya memandu kita untuk mengaplikasikannya pada diri sendiri, tapi juga anak dan keluarga.

Minimalist parenting dapat meringankan tugas orang tua. Karena minimalist parenting mengajarkan kita untuk tidak selalu mengikuti trend yang ada, kita bisa lebih fokus pada hal yang benar-benar penting. Berikut beberapa keluhan mengenai beban sebagai orang tua dan cara mengatasinya ala minimalist parenting. Tips ini diambil dari buku Mimalist Pareting yang diterbitkan Bentang Pustaka.

  1. Tugas Orang Tua Pagi Hari yang Sangat Hektik

Sebagai orang tua, di pagi hari kita tidak hanya mempersiapkan kebutuhan diri sendiri. Ada anak, suami atau istri yang perlu kita urus. Banyak tugas perlu diselesaikan mulai dari membuat sarapan, memandikan anak, menyiapkan baju dan kebutuhan sekolah anak, hingga menyiapkan keperluan kita bekerja.

Tips:

Kita bisa mulai mempersiapkan kebutuhan di malam hari seperti baju dan tas anak hingga baju kita bekerja. Ada baiknya juga kita menulis to-do-list untuk hari esok di malam sebelumnya. Di pagi hari, alangkah baiknya jika kita bangun minimal 10 menit sebelum anak bangun sehingga memiliki waktu untuk mengurus urusan pribadi.

  1. Tugas Orang Tua Membereskan Rumah Sepulang Kerja

Salah satu PR orang tua adalah membereskan rumah. Yang paling membuat lelah adalah membereskan rumah saat baru sampai rumah setelah seharian bekerja. Melihat rumah berantakan saja rasanya kepala mau pecah.

Tips:

Meminimalkan mainan anak dan perabotan rumah bisa mencegah rumah sering berantakan. Kita cukup membeli perabotan dan mainan anak yang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, mengajari anak dan menyediakan tempat menyimpan mainan yang strategis juga mencegah mereka untuk memenuhi ruangan dengan mainan yang berserakan.

  1. Membantu Mengerjakan Tugas Anak

Penting untuk orang tua membantu anak mengerjakan tugas sekolah. Tapi, membantu anak mengerjakan tugas kadang menjadi tugas yang sulit karena harus menyesuaikan dengan jadwal pribadi. Apalagi jika tugas yang diberikan sulit atau kurang jelas.

Tips:

Buat to-do list kegiatan hari ini dan disiplin melakukannya sesuai jadwal yang dibuat. Prioritaskan membantu tugas anak daripada melakukan hal yang tidak terlalu signifikan seperti nongkrong di kafe. Ikuti juga komunitas wali murid di sekolah anak dan jaga hubungan baik dengan guru untuk memudahkan kita bertanya mengenai tugas anak.

Masih banyak tips lebih lengkap untuk meringankan tugas orang tua di buku Minimalist Parenting. Buku tersebut memang cocok untuk orang tua zaman sekarang yang kewalahan karena banyaknya tugas yang diemban.

 

Baca juga: Manfaat Minimalist Parenting: Satu Tahap Menuju Keluarga Bahagia

buku minimalist parenting

Buku Minimalist Parenting Kini Terbit dalam Bahasa Indonesia

Pernah mendengar tentang minimalist parenting? Benar. Itu adalah sebuah buku parenting yang membahas pola asuh minimalis. Versi asli buku Minimalist Parenting ditulis dalam bahasa Inggris. Kini, buku Minimalist Parenting sudah terbit dalam bahasa Indonesia.

Minimalist Parenting ditulis oleh Christine Koh dan Asha Dornfest. Keduanya adalah pencetus sekaligus pengelola blog minimalistparenting.com. Minimalist parenting adalah pola asuh yang mengaplikasikan gaya hidup minimalis. Artinya, minimalist parenting berprinsip untuk mengasuh anak secara maksimal dengan memangkas kelimpahan yang memberatkan orang tua. Kelimpahan yang dimaksud adalah sumber daya yang selama ini terlalu banyak kita miliki seperti mainan anak, tips-tips parenting, hingga peralatan dapur. Sumber daya yang terlalu berlimpah tersebut dapat menjadi boomerang bagi kita. Bukannya membantu, kelimpahan tersebut hanya akan membuat kita pusing dan ribet. Bayangkan, jika anak memiliki terlalu banyak mainan, kita akan sibuk membereskan mainan tersebut. Padahal, kita dapat melakukan hal lain yang lebih penting.

Isi Buku Minimalist Parenting

Dalam menjelaskan minimalist parenting, penulis tidak hanya memberikan pengertian semata. Christine Koh dan Asha Dornfest juga memberikan gambaran kehidupan sehari-hari orang tua yang penuh dengan kewalahan dan bagaimana minimalist parenting dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penjelasan tersebut memudahkan kita untuk mengerti aplikasi minimalist parenting dengan lebih mudah. Selain itu, penulis juga memberikan tips menerapkan minimalist parenting, seperti cara mengatur waktu, keuangan, ruangan, pendidikan anak, hingga cara berhenti memedulikan komentar orang lain tentang hidup dan pola asuh kita.

Penerjemah yang Menerjemahkan Buku Marie Kondo

Reni Indardini, penerjemah buku Minimalist Parenting, adalah penerjemah yang memiliki jam terbang tinggi. Reni merupakan penerjemah buku-buku fantasi karya Rick Riordan dan penulis lain. Selain itu, Reni juga menerjemahkan buku romance hingga buku nonfiksi. Salah satu buku nonfiksi yang sudah Reni terjemahkan adalah buku Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan Ala Jepang karya Marie Kondo.

Buku karya Marie Kondo tersebut adalah buku panduan gaya hidup minimalis. Artinya, buku Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan Ala Jepang dan Minimalist Parenting mengusung tema besar yang sama: gaya hidup minimalis. Jadi, Reni memang sudah mengerti betul mengenai seluk beluk gaya hidup minimalis. Tidak mengherankan jika Reni diberi kepercayaan untuk menerjemahkan buku Minimalist parenting.

Baca juga: Manfaat Minimalist Parenting: Satu Tahap Menjuju Keluarga Bahagia

Apa Kata Editor tentang Minimalist Parenting?

Noni Rosliyani, editor Minimalist Parenting, percaya bahwa Minimalist Parenting penting untuk dipelajari. Dengan membaca Minimalist Parenting, kita akan mendapat life hacks untuk meminimaliskan pola asuh. Dengan begitu, kita bisa memiliki kontrol terhadap metode parenting keluarga kita dan memiliki kepercayaan diri terhadap pola asuh tersebut tanpa memasukkan standar parenting orang lain.

Pemesanan Buku Minimalist Parenting

Buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka ini sudah dapat dipesan melalui pre-order sejak 19 Oktober 2020 hingga 8 November 2020. Harga asli buku ini adalah Rp 98.000,00. Namun, selama pre-order, pembeli mendapatkan diskon 15%. Pemesanan dapat dilakukan melalui link bit.ly/minimalistparenting untuk pemesanan pre-order. Menariknya, akan ada undian untuk mendapatkan home decor minimalis bagi 24 orang beruntung. Beli buku gratis home decor? Kesempatan emas, nih.

Orang tua yang ingin meminimalkan beban atau keribetan sebagai orang tua memang wajib membaca buku ini. Tips yang ada di buku ini sangat bermanfaat untuk menuju keluarga bahagia minim stres.

Menata Rumah

Menata Rumah ala Montessori: Tips Optimalkan Perkembangan Anak

Bingung menentukan cara menata rumah adalah hal biasa. Mengandalkan “yang penting rapi dan bagus” memang cara yang baik. Kita perlu memperhatikan apakah penempatan barang rumah mengganggu aktivitas atau membuat ruangan terasa penuh. Tapi menata rumah lebih dari sekadar rapi dan menarik.

Untuk orang tua, menata rumah lebih membutuhkan perhatian daripada saat belum memiliki anak. Ketika menata rumah, orang tua tidak hanya memikirkan kenyamanan sendiri, tapi juga kenyamanan anak. Metode Montessori bahkan menyoroti pentingnya penataan rumah terhadap perkembangan anak.

Berdasarkan buku Montessori Play and Learn, Maria Montessori percaya bahwa anak memerlukan lingkungan yang dapat membantunya bergerak aktif, memiliki privasi sendiri, hingga merasa dekat dengan keluarga. Hal tersebut dapat diupayakan dengan menata rumah yang sesuai untuk anak. Berikut beberapa tips cara menata rumah ala Montessori untuk mengoptimalkan perkembangan mereka.

  1. Menata Rumah Bagian Kamar Tidur

Kamar tidur adalah bagian terpenting bagi anak. Di kamar tidurlah mereka memiliki ruang privasi sendiri. Ruang privasi yang dapat mereka gunakan ntuk mengeksplorasi kegiatan atau hal yang mereka suka. Di kamar tidurlah anak merasa bebas bermain tanpa ada gangguan. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan kamar tidur anak dengan saksama.

Montessori menyarankan orang tua untuk menata kasur atau tempat tidur sesuai usia anak. Untuk bayi, kasur bisa diletakkan di lantai atau menggunakan boks tempat tidur. Tujuannya adalah untuk memudahkan akses naik turun dan meningkatkan keamanan. Untuk rak buku, rak baju dan rak mainan, pastikan ukurannya sesuai dengan ukuran anak-anak. Pastikan juga anak dapat meraih barang di rak. Hal ini membantu mereka untuk mandiri dan belajar merapikan kamar.

Baca juga: Rekomendasi Sarana Montessori untuk Aktivitas Montessori Di Rumah

  1. Ruang Keluarga

Sebagai ruang berkumpulnya seluruh anggota keluarga, ruang keluarga harus nyaman untuk semua orang, termasuk si kecil. Kenyamanan adalah hal utama dalam menata ruang keluarga. Dengan rasa nyaman, ruang keluarga bisa mencapai tujuannya yaitu merekatkan seluruh anggota keluarga.

Walaupun banyak peralatan yang biasa dipakai orang dewasa, seperti alat elektronik, bukan berarti ruang keluarga bukan tempat untuk anak bermain. Orang tua perlu mengkonsiderasi kebutuhan anak selama menata ruang keluarga. Beri tempat yang cukup untuk anak bermain. Sediakan pula rak tempat menyimpan mainan mereka. Jika orang tua takut anak merusak alat elektronik, beri anak pemahamanan tentang nilai alat elektronik. Mengajari anak cara menggunakan alat elektronik juga dapat mengurangi risiko mereka merusak barang.

  1. Menata Rumah Bagian Dapur

Dapur memang paling sering digunakan oleh orang dewasa. Tapi, bukan berarti kita tidak memperhatikan kebutuhan anak saat menata dapur. Faktanya, ada banyak aktivitas yang bisa anak lakukan di dapur untuk menunjang perkembangannya. Contohnya, anak bisa membantu menata meja, mencuci piring, hingga mencampur adonan makanan. Ketika menata dapur, pastikan dapur aman digunakan oleh anak. Letakkan pisau atau benda tajam lainnya di tempat yang tidak terjangkau anak. Untuk menunjang aktivitas anak di dapur, sediakan pula kursi tinggi supaya anak dapat duduk sejajar denga meja atau dapat berdiri di atas kursi untuk membantu orang tua mencuci piring.

Masih banyak ruangan yang bisa dioptimalkan dalam penataannya supaya ramah anak. Masih banyak tips yang lebih detail di buku Montessori Play and Learn yang diterbitkan Bentang Pustaka untuk membantu kita menata rumah sesuai metode Montessori. Dengan begitu, anak bisa nyaman, aman, dan bebas beraktivitas di dalam rumah.

manfaat minimalist parenting

Manfaat Minimalist Parenting: Satu Tahap Menuju Keluarga Bahagia

Pernah berpikir bahwa manfaat minimalist parenting terlalu utopik? Kita sering berpikir bahwa tidak mungkin mengurangi barang yang ada di rumah, mainan anak, hingga daftar bacaan parenting karena semua penting. Padahal, pikiran bahwa kita membutuhkan banyak barang hanyalah konstruksi masyarakat yang belum tentu tepat bagi semua orang.

Sebagai orang tua, kita perlu memikirkan banyak hal—cara merawat anak dengan baik, mainan anak yang perlu dibeli, kebutuhan rumah tangga, hingga pekerjaan lain. Ujung-ujungnya, kita kewalahan dan menjadi lebih mudah stres. Sayangnya, kondisi tersebut tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tapi juga keluarga, termasuk anak. Oleh karena itu, kita butuh pola asuh yang minimalis.

Minimalist parenting adalah pola asuh modern dengan mengusung prinsip minimalis. Pola asuh minimalis dicetuskan oleh Christine Koh dan Asha Donferst yang juga merupakan penulis buku Minimalist Parenting. Berikut manfaat minimalist parenting yang akan meringankan tugas kita sebagai orang tua.

  1. Manfaat minimalist parenting terhadap mudahnya mengambil keputusan

Ketika standar kebahagiaan kita ditentukan oleh diri sendiri, bukan masyarakat, kita akan lebih mengenal diri sendiri maupun keluarga. Kita tahu apa kebutuhan anak, barang apa yang sebenarnya tidak diperlukan, dan bagaimana menghabiskan waktu bersama keluarga. Dengan begitu, kita dapat menentukan prioritas mulai dari yang mendesak hingga bisa ditunda. Keputusan pun lebih mudah dibuat tanpa pusing memikirkan pendapat orang lain.

  1. Tidak mudah stres

Bukan berarti kita akan 100% bebas dari stres. Sebagai manusia, kita mungkin tetap bisa menghadapi stres. Namun, dengan minimalist parenting, kemungkinan untuk mengalami stres karena tugas yang diemban orang tua akan berkurang.

Standar kebahagiaan yang ditentukan diri sendiri mencegah kita untuk melihat keberhasilan sebagai orang tua berdasarkan standar orang lain. Artinya, kita bisa berhenti membandingkan diri kita dengan orang tua lain, dan membandingkan anak kita dengan anak lainnya. Kita bisa fokus pada apa yang benar-benar membuat kita bahagia dan mengurangi beban pikir yang tidak perlu.

Baca juga: Minimalist Parenting: Pola Asuh Modern Bebas Stress

  1. Manfaat minimalist parenting terhadap perkembangan anak

Tanpa minimalist parenting, kita mungkin akan terlalu mengontrol hidup anak karena dipenuhi rasa khawatir akan perkembangannya. Alih-alih membantu anak berkembang, terlalu mengontrol hidup anak hanya akan menghambat perkembangannya. Pada dasarnya, anak membutuhkan kebebasan supaya dapat berkembang optimal.

Dengan minimalist parenting, kita dapat memberi anak waktu dan ruang untuk bereksplorasi. Kebebasan bereksplorasi inilah yang membantu anak menguasai berbagai kemampuan dan mengenal dirinya lebih dalam. Manfaatnya, anak dapat mengembangkan potensinya secara maksimal, ditambah kita berhenti membandingkan anak dengan orang lain.

  1. Memiliki quality time

Minimalist parenting mengajarkan bahwa hidup kita tidak harus diisi dengan kegiatan sehari penuh. Kita layak mendapatkan waktu istirahat maupun refreshing bersama keluarga. Walaupun sebelum mengenal minimalist parenting kita sudah menyadarinya, tanpa minimalist parenting, mencari jadwal quality time akan terasa sulit.

Ketika kita menggunakan gaya parenting minimalis, beban pikiran dan kegiatan yang sebenarnya tidak perlu akan berkurang. Mengatur waktu dan mendapatkan jadwal luang pun akan lebih mudah. Hidup kita akan diisi dengan kegiatan yang benar-benar membuat keluarga bahagia.

Manfaat minimalist parenting di atas akan terasa jika kita serius mempraktikkan minimalist parenting. Untuk orang yang belum terbiasa, hal ini terasa sulit. Namun, ada banyak tips menerapkan minimalist parenting dari buku Minimalist Parenting yang diterjemahkan oleh Bentang Pustaka.

minimalist parenting

Minimalist Parenting: Pola Asuh Modern Bebas Stress

Membayangkan menjadi ibu bisa membuat merinding. Ribet dan lelahnya seorang ibu merupakan momok bagi banyak orang. Ibu dituntut untuk bisa multi-tasking, mau bergulat dengan rumah yang berantakan, mengurus keperluan anak yang tidak ada habisnya, hingga mengambil keputusan untuk anak dan keluarga. Sudah saatnya pola asuh seperti itu diganti dengan minimalist parenting yang lebih meringankan tugas orang tua.

Apa Itu Minimalist parenting?

Mereka adalah penulis buku Minimalist parenting. Minimalist parenting merupakan gabungan dari dua kata ‘minimalist’ yang berarti gaya hidup minimalis dan ‘parenting’ yang memiliki arti pola asuh. Artinya, minimalist parenting adalah pola asuh minimalis. dengan prinsip “melakukan lebih banyak dengan melakukan lebih sedikit.  Minimalist parenting pertama kali dicetuskan oleh Christine Koh dan Asha Dornfest. Buku Minimalist parenting sendiri akan segera di terbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka.

Christine Koh dan Asha Dornfest mencetuskan minimalist parenting karena melihat kebanyakan orang tua hidup dengan berbagai kelimpahan. Contohnya, kelimpahan akan buku parenting, pilihan-pilihan yang harus diambil, hingga barang-barang di rumah. Sayangnya, kelimpahan tersebut membuat kita kewalahan dan menghalangi kita menjalani hidup bahagia sebagai orang tua. Bukannya merawat diri, menghabiskan waktu bersama keluarga, kita malah sibuk memikirkan pilihan metode parenting yang paling baik, pendidikan anak, menata ruangan yang selalu berantakan, dan sibuk dengan kewajiba lainnya. Pada dasarnya, kelimpahan tersebut tidak penting dan dapat dikurangi. Dalam bukunya, Christine dan Asha menjelaskan bagaimanya menyingkirkan ‘kelimpahan’ yang kita hadapi supaya hidup kita lebih sederhana namun lebih berarti.

Baca juga: Kalimat Afirmasi Positif untuk Ibu Lebih Bahagia

Manfaat Gaya Parenting Minimalis

  1. Lebih mudah mengambil keputusan
  2. Jadwal kegiatan menjadi lebih longgar dan diisi dengan kegiatan esensial yang memang harus dilakukan. Bonusnya, kita bisa menghabiskan quality time bersama keluarga.
  3. Rumah menjadi lebih rapi dan dapat menjadi tempat kegiatan keluarga yang nyaman karena tidak banyak barang berantakan.
  4. Barang yang dibeli adalah barang esensial yang dapat menunjang produktivitas sehari-hari dan mengurangi stress.
  5. Anak memiliki ruang dan waktu untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal tanpa ada kontrol berlebih dan tuntutan orang tua. Ruang dan waktu tersebut dapat digunakan untuk belajar, mengeksplorasi diri, hingga bermain sesuai kebutuhan usia anak.
  6. Menjadi orang tua tidak seribet sebelumnya dengan beban yang berkurang. Orang tua memiliki waktu untuk kebahagiaan diri mereka sendiri.

Di Indonesia, sudah banyak yang mengadopsi gaya hidup minimalis— membuat rumah minimalis, membeli peralatan minimalis dan semacamnya. Tapi, belum banyak yang mengetahui bahwa gaya hidup minimalis juga bisa diadopsi dalam pola asuh yang menguntungkan orang tua dan anak. Mengubah pola asuh tradisional dengan pola asuh minimalis adalah pilihan tepat bagi orang tua yang ingin lebih produktif melakukan pekerjaan yang bisa meningkatkan kualitas hidup keluarga.

afirmasi positif untuk ibu

Kalimat Afirmasi Positif untuk Ibu Lebih Bahagia

Menjadi ibu sering kali melelahkan. Ditambah, status ‘ibu’ sebagai alasan untuk tidak merawat atau mementingkan diri sendiri. Banyak yang merasa egois jika merawat diri, seakan hidupnya harus sepenuhnya tentang anak dan keluarga. Walaupun seorang ibu bisa menyisakan waktu untuk diri sendiri, beban mengurus anak hingga ekspektasi orang lain terhadap ibu sering membuat kita lelah hingga sedih. Di saat tersebutlah kalimat afirmasi positif untuk ibu diperlukan.

Parenting yang menganggap seorang ibu egois jika memperhatikan diri sendiri sudah ketinggalan zaman. Sekarang sudah banyak buku psychological parenting yang membuktikan bahwa ibu juga perlu waktu untuk memperhatikan kebahagian diri. Selain itu, tidak ada ibu yang sempurna. Membuat kesalahan sangatlah manusiawi. Tuntutan masyarakat yang membebani ibu terebut dapat dikurangi dengan mengucapkan kalimat afirmasi positif untuk diri sendiri.

Kalimat afirmasi positif adalah kalimat positif yang diucapkan kepada diri sendiri untuk merekonstruksi pola pikir atau cara pandang negatif menjadi lebih positif. Selain kalimat afirmasi positif untuk ibu, afirmasi positif juga bisa ditujukan untuk janin, anak, hingga remaja supaya mencintai diri sendiri. Berikut hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kalimat afirmasi positif:

Manfaat Kalimat Afirmasi Positif untuk Ibu

  1. Mengurangi energi negatif

Ketika seorang ibu memiliki energi negatif, tugasnya sebagai ibu terasa semakin berat, tidak bersemangat, hingga mudah lelah. Dengan afirmasi positif, perlahan energi negatif akan tergantikan dengan energi positif. Energi positif sangat dibutuhkan untuk membuat seseorang menjalani hidup dengan lebih bahagia dan mengerjakan tugasnya dengan maksimal.

  1. Mengurangi stres

Tekanan darah tinggi dan detak jantung yang cepat merupakan salah salah satu akibat dari stres. Energi positif yang dapat mengurangi detak jantung dan tekanan darah sehingga keadaan badan bisa lebih rileks. Ketika ibu berpikir positif, beban pikiran pemicu stres juga berkurang.

  1. Mendatangkan hal positif dalam hidup

Ketika pikiran negatif berubah menjadi positif, otomatis seorang ibu akan melihat sesuatu yang tadinya dianggap negatif menjadi positif. Ibu juga menjadi lebih mudah untuk bersyukur. Selain itu, energi positif akan membuat orang-orang di lingkungan sekitar menjadi positif karena mendatangkan orang yang sama-sama memiliki energi positif. Energi positif juga dapat menular ke orang lain di sekitarnya.

Cara Menerapkan Kalimat Afirmasi Positif

  1. Harus percaya kalimat yang diucapkan.
  2. Mengulangi ucapan kalimat afirmasi positif.
  3. Mengucapkan atau menuliskan kalimat. Hindari hanya mengucapkannya di dalam hati.
  4. Hindari menggunakan kalimat negatif seperti tidak, jangan, bukan, dan semacamnya.
  5. Menggunakan kata “akan” supaya pikiran fokus pada masa mendatang. Contoh: aku akan baik-baik saja.

Baca juga: 5 Tips Danish Way Parenting Agar Ibu Tidak Stres Saat Merawat si Bayi Baru Lahir

Contoh Kalimat Afirmasi Positif untuk Ibu

  1. Aku adalah ibu yang hebat.
  2. Aku sudah melakukan yang terbaik.
  3. Aku bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak.
  4. Aku layak memiliki waktu untuk diri sendiri.
  5. Masalah ini akan segera berlalu.
  6. Sedih itu manusiawi.
  7. Aku bangga pada diri sendiri karena bisa sampai di tahap ini.
  8. Aku bersyukur atas apa yang aku miliki.
  9. Aku akan menemukan solusi masalah ini.
  10. Aku bisa mendidik anak dengan baik.

Mengucapkan kalimat afirmasi positif hingga mempercayainya memang tidak mudah. Terkadang pikiran negatif masih sering menguasai otak. Namun, jika dilakukan dengan konsisten, otak perlahan akan menerima sugesti yang diberikan kalimat positif tersebut. Jika mempercayai kalimat afirmasi positif dirasa sulit, ibu bisa mencari dukungan melalui buku psychological parenting yang tidak ada mengajarkan cara merawat anak, tapi juga cara menjadi ibu bahagia.

 

© Copyright - Bentang Pustaka