Sedang putus asa? Merasa dunia sedang memusuhimu dan tidak ada seorang teman pun yang mau memahamimu? Terkadang adakalanya kita harus berdiri tegak menghadapi terjangan badai yang mengadang. Melalui sejarah, kita belajar bahwa masa suram pada akhirnya akan berlalu. Depresi besar yang ditimpali Perang Dunia pada awal abad ke-20 nyaris memusnahkan harapan banyak orang kala itu. Pengangguran di mana-mana. Perang dan kelaparan menjadi momok di semua negara. Namun, semua situasi buruk itu toh terlewati. Sekarang dunia kembali dilanda kegelisahan akibat pandemi. Harapan seakan fatamorgana. Keputusasaan menghantui banyak orang. Sedang merasa tidak punya harapan, yuk baca beberapa saran di bawah ini.
Miliki Lagumu Sendiri
Apa pun suasana hatimu, kehadiran sebuah lagu bisa semakin menguatkan atau justru mengubahnya. Pernahkah kamu merasa mendadak bersedih hanya gara-gara mendengarkan lagu tentang orang patah hati? Jika kita bisa bersedih hanya karena lagu, pastilah kita juga bisa mendapatkan efek emosi lainnya dari lagu, seperti bersenang hati ataupun bersemangat. Pilih lagu kesukaanmu, bisa dari genre apa pun. Setiap genre pasti memiliki lagu sedih dan lagu bahagianya sendiri. Penggemar musik dangdut mungkin bisa menyetel lagu-lagu Rhoma Irama, seperti halnya Ikal dalam Laskar Pelangi yang menggilai penyanyi legendaris tersebut. Tidak perlu pula harus mencari lagu dengan syair yang relevan. Selama entakan iramanya mampu membuatmu mengayunkan langkah lebih lebar daripada biasanya, mengapa tidak? Bagaimanapun, musik adalah bahasa universal.
Siapkan Celengan Semangat
Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu berlaku dalam segala hal. Kita tidak pernah tahu kapan masalah datang dan menimbulkan badai putus asa. Oleh karena itu, menyiapkan celengan semangat menjadi langkah yang menarik.
Pertama, siapkan wadah berpenutup. Kedua, setiap hari, masukkan satu atau beberapa potong kertas berisi kata-kata atau kutipan penyemangat. Selain kata-kata atau kutipan penyemangat, kamu juga bisa memasukkan pencapaianmu selama ini atau hal-hal menyenangkan yang membuatmu merasa bersemangat saat mengingatnya.
Kamu juga bisa mendapatkan kutipan dari buku-buku kesayanganmu. Tinggal pilih mana yang paling sesuai untuk situasi kamu.
Bacalah Buku yang Mengandung Nilai Inspiratif
Membaca buku, entah novel atau biografi, serupa dengan membaca kisah hidup orang lain. Percayalah, semua orang pernah mengalami masa-masa suram. Sebagian besar buku menceritakan kesulitan yang mendera tokoh dan kesulitan itu juga kerap kita alami. Kesulitan mencari biaya sekolah? Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak miskin yang memiliki tekad kuat untuk bersekolah. Cemburu setengah mati pada gebetan? Simak Buku Besar Peminum Kopidan tertawalah bersama. Frustrasi dengan nilai-nilai matematikamu? Baca kisah Aini dalam novel Guru Aini, dan niscaya kamu tidak lagi merasa sendiri.
Cari Bantuan
Ingat, kamu tidak sendiri sekalipun merasa demikian. Di luar sana akan selalu ada orang-orang yang mau peduli. Mulailah dari orang tepercaya, seperti keluarga, sahabat, teman, atau bahkan bantuan profesional seperti ahli psikolog. Berbagi kepada orang-orang tepercaya bisa membantu mengembalikan semangat. Seperti kata Salud dalam novel Orang-Orang Biasa yang selalu di-bully oleh Trio Bastardin dan Duo Boron: Dalam keadaan apa pun, berdua tetap lebih baik.
Saat kehilangan arah dan bayang-bayang keputusasaan mengintip, berhentilah sejenak. Berdamailah dengan keadaan ini. Berhentilah menuntut banyak kepada dirimu sendiri. Sadarilah bahwa dirimu adalah manusia biasa yang juga bisa merasa lelah dan berbuat kesalahan. Kegagalan hanyalah bagian dari titik-titik yang membentuk gambaran indah rencana Tuhan untuk hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah bertahan melewati masa-masa sulit.
Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.
―Laskar Pelangi, Andrea Hirata
Lengkapi koleksi novel Andrea Hirata di toko-toko kesayangan Anda. Koleksi novel Andrea Hirata juga bisa ditemukan di Mizan Store dan Mizan Book Corner dengan diskon menarik!
https://bentangpustaka.com/wp-content/uploads/2020/05/menjalani_hidup_tanpa_putus_asa.jpg7811000Bentang Pustakahttps://bentangpustaka.com/wp-content/uploads/2024/06/bentang-2-180x180.pngBentang Pustaka2020-05-29 17:08:282020-05-29 17:08:28Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa
Apakah kamu perlu untuk menenangkan pikiran dan meredakan cemas? Anxiety. Begitu banyak dari kita yang sering mengucapkan kata tersebut ketika berada dalam sebuah kebimbangan. Banyak dari kita pula yang tak sadar akan datangnya sebuah anxiety tersebut. Sering kali itu multitafsir dan pada akhirnya membuat pikiran kita menjadi kacau balau.
Suatu ketika, saya mendengar percakapan Adjie Santosoputro yang sedang bercengkerama dengan Sunyi, si pakar dari segala permasalahan pikiran dan batin. Tampak begitu syahdu mereka saling menuangkan pikiran dalam sebuah topik tentang “kecemasan dalam kehidupan”.
Suatu hari, Sunyi berkata kepadaku, ketika berani menemui rasa cemas, kita akan sadar bahwa hidup yang serba nggak pasti ini sudah sempurna apa adanya.
Meredakan Cemas ala Mengheningkan Cinta
Sadari sensasi tubuhmu, temani rasa dan masukilah, tersenyumlah, dan luangkan waktu untuk keluar ruangan dan lihatlah langit
“Boleh-boleh saja, setiap merasa cemas, kita berusaha mengusirnya. Kita melarikan diri darinya atau kita berupaya mengatasinya dengan mengalihkan perhatian, makan, belanja, minum alcohol, atau pakai obat-obatan … atau dengan melakukan reframing (mengubah sudut pandang) akan sumber kecemasan itu. Namun, sehebat apa pun usaha kita melawan cemas dan melarikan diri darinya, cemas akan selalu ada, bahkan cemas terasa lebih mengerikan,” ucap beberapa nasihat dari Sunyi kepada Adjie dengan perkataan yang jelas.
“Cemas” ada di dalam rumah kita. Ketika melarikan diri darinya, kita pergi, kita nggak bersamanya. Namun, mau nggak mau, akhirnya kita harus pulang ke rumah dan bertemu dengannya. Begitu pula ketika kita melawannya 100%, bersiaplah untuk mendapatkan serangan balik darinya 100%.
Sering kali, saat kita cemas, kita berusaha melawannya atau melarikan diri darinya … kita berpikir, Pergilah, Cemas! Kamu menyebalkan! Kenapa kamu menemuiku? Begitulah kira-kira gambaran yang kita bayangkan ketika cemas selalu datang menghantui diri kita. Terus berandai-andai … bakalan menyenangkan kalau kita nggak pernah merasakan sebuah kecemasan.
Beberapa tips meredakan cemas dari buku Mengheningkan Cinta karya dari Adjie Santosoputro di bawah ini dapat kalian jadikan referensi latihan dasar untuk membuat suasana diri dan sekitar menjadi aman serta nyaman ketika sebuah kecemasan datang menghampiri.
Ketika Merasa Cemas, Sadari Sensasi Tubuhmu
Jangan menghindar. Menghindar dari sebuah kecemasan dengan usaha yang keras justru akan melemahkan pikiran dan batinmu. Terima semua hal yang datang, terima sensasinya, dan jangan pernah menolaknya.
“Belajar untuk tidak memercayai cerita-cerita yang berkecamuk di kepalamu. Cerita-cerita itulah yang bikin kamu cemas. Sadari saja apa yang dirasakan tubuhmu. Di bagian mana rasa cemas itu berada?”
Kamu berhak atas semua kendali yang ada di tubuhmu. Kamu punya otoritas akan hal itu. Kendalikanlah, jangan pernah mudah digoyahkan oleh sebuah kecemasan. Kelabuhi “dia” dengan siasat-siasat yang sekiranya dapat kita robohkan.
Temui Rasa Cemas Itu … Temani Rasa Itu dan Masukilah
“Coba untuk tidak lari, tetapi temanilah sensasi tubuh yang kita rasakan. Ketimbang melawannya atau menginginkan rasa cemas itu berhenti … sebaiknya kita membuka diri untuk merasakan dengan sepenuhnya. Merasakan cemas dengan ikhlas. Layaknya anak kecil yang serba-ingin tahu. Rasa cemas ini sebenarnya bagaimana, sih? Apakah intensitasnya berubah-ubah? Reaksi pikiranku terkait rasa cemas ini bagaimana?”
“Tumbuhkan sikap ramah terhadap rasa cemas. Sadari rasa cemas sebagai hal yang wajar, yang dirasakan sebagai manusia. Belajarlah ramah terhadap rasa cemas. Lihatlah ini sebagai kesempatan kita untuk berteman dengan cemas yang akan bersama kita sepanjang hidup. Sebuah peluang untuk belajar nyaman di tengah ketidaknyamanan. Kalau bisa melakukan ini, kita akan menjadi manusia bermental baja dan mudah berbahagia.
Luangkan Waktu Buat Keluar Ruangan dan Lihatlah Langit
“Ini akan membantu kita untuk meluaskan sudut pandangmu. Biasanya, reaksi kita saat cemas adalah berusaha melawannya karena kita terjebak dalam sudut pandang yang sempit, bahkan ada sebagian orang yang terbiasa egois. Sadari bahwa pikiran kita ini seperti langit biru … bukan sempit, melainkan sangat luas,” tegas ucapan Sunyi sembari menatap mata Adjie.
“Nah, kita bisa melihat rasa cemas layaknya sebuah awan di pikiran, di ruang yang sangat luas dan terbuka. Jadi, nggak perlu lalu larut dalam awan cemas itu. Kita bisa melihat rasa cemas seperti awan … sifat alaminya adalah temporer, sementara. Nggak kekal, nggak abadi. Rasa cemas hanya melintas dan akan berlalu. Bukan cemas, melainkan pikiran yang sangat luas dan terbukalah yang akan selalu menemani kita.”
Dari melihat ucapan Sunyi di atas, bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa setiap insan yang merasakan sebuah kecemasan harus bisa dilihatnya sebagai sisi yang positif. Berarti insan tersebut sudah berani melangkah jauh angan dan pikirannya. Sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan datang dan memikirkan apa saja yang perlu dijadikan amunisi.
Mengheningkan Cinta: Buku untuk Meredakan Cemas
Beberapa hal di atas merupakan latihan dasar dari Adjie Santosoputro yang dituangkan dalam karyanya berjudul Mengheningkan Cinta. Kalian bisa menemui kelengkapan kisah Sunyi dan petuah lainnya di mizanstore.com. Dilihat dari judulnya memang sepertinya membahas soal percintaan, tetapi lebih dari itu, buku Mengheningkan Cinta menghadirkan esensi penyembuhan luka batin dan cara menghadapinya.
Bagaimanapun, berbagai latihan yang ada sangat sulit memang. Saya pun tak menjamin latihan-latihan dasar di atas dapat mendapatkan testimoni baik secara langsung, tetapi setidaknya ada usaha yang kita kerahkan untuk mengobati rasa cemas yang sedang melanda.
Saya tahu kamu bisa. Anggap saja ini semua masa transisi untuk menjadikan dirimu lebih kuat dan tangguh pada masa mendatang. Cemas itu hal biasa, hal wajar yang bahkan semua manusia yang masih bernapas pun pernah atau sedang mengalaminya. Kamu tak perlu khawatir berlebihan. Kamu hanya perlu istirahat sejenak dari kepenatan yang ada.
Jangan pernah memaksakan sesuatu lebih dari takarannya. Berjalan atau berlarilah sesuai porsinya. Sebisa kamu, asalkan kamu mampu untuk menjalaninya. Sedihnya sudah? Mari kita saling merayakan keheningan pilu yang sudah berlalu dengan torehan senyum yang ada di parasmu.
Andini Aisyah Haryadi atau lebih dikenal dengan nama Andien Aisyah. Ia adalah seorang penyanyi jazz asal Indonesia yang telah menelurkan tujuh album selama dua dekade dalam industri musik. Tak hanya musik jazz, Andien juga memiliki ketertarikan pada bidang fashion.
Tiga tahun lalu, Andien dianugerahi seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru, atau lebih akrab dipanggil Kawa. Sejak menjadi ibu, kiprah Andien di Indonesia kian meluas, tidak hanya dalam bidang musik dan fashion, tetapi juga lifestyle.
Selama ini, metode asuh yang diterapkan oleh Andien pada Kawa banyak “kontroversional”, benarkah? Yuk, kenali Andien lebih dalam.
Andien Aisyah Menekuni Jazz Sejak Belia
Sejak kecil, Andien selalu lebih tertarik pada lagu-lagu jazz. Saat teman-temannya lebih menyukai lagu-lagu Whitney Houston, Andien lebih suka dengan lagu Girl From Ipanema. Bakat menyanyi ini tak disia-siakan. Andien selalu menjuarai kontes menyanyi di Indonesia maupun di luar negeri. Hingga pada usia 15 tahun, Andien menelurkan album pertamanya berjudul Bisikan Hati.
Menikah pada 2015
Andieh Aisyah telah menikah dengan Irfan Wahyudi, atau akrab disapa Ippe. Pertemuan mereka berawal dari event yang diikuti Andien. Kala itu Ippe adalah seorang EO. Saat ini, Ippe aktif menjadi fotografer dan menekuni hobi sepeda.
Andien dan Ippe Dianugerahi Kawa
Tak lama setelah menikah, Andien Aisyah dikaruniai seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru. Kawa adalah panggilannya sejak sebelum lahir. Nama Anaku Askara Biru diambil dari beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Jepang.
Metode Parenting Andien Aisyah
Sejak memasuki kehamilan, Andien mempelajari beberapa metode mengasuh anak. Pada masa kehamilan, ia aktif mengikuti yoga dan mengonsumsi makanan penunjang kehamilan. Setelah itu, Andien mulai banyak menyuarakan mengenai gentle birth. Pada proses kelahiran pun Andien memilih metode water birth atau melahirkan di dalam air. Metode-metode yang diterapkan Andien ini menjadi kontroversi pada beberapa kalangan.
Akan tetapi, ternyata metode gentle birth yang diterapkan Andien sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. Yang perlu diperhatikan dari metode ini adalah bahwa proses melahirkan bukanlah proses yang penuh paksaan.
Selain metode tersebut, Andien sudah menerapkan metode BLW atau Baby Lead Weaning pada Kawa sejak berusia 5 bulan. Artinya, Kawa sudah bisa mengonsumsi makanan padat sedari dini. Metode ini pun menuai kritikan dari beberapa pihak. Namun, Andien punya alasan tersendiri ia menerapkan BLW pada Kawa.
Andien menceritakan perjalanan hidupnya sebagai seorang perempuan dan sebagai ibu ke dalam buku pertamanya, Belahan Jantungku. Tidak hanya tulisan Andien, di dalam buku ini pun terdapat tulisan beberapa praktisi kesehatan dalam bidangnya masing-masing, seperti Reza Gunawan, Najeela Shihab, Couch Yusa, dr. Ratih Wulandari, dan lainnya. Buku ini bisa mulai dipesan 26 Oktober 2019. (Afina)
https://bentangpustaka.com/wp-content/uploads/2019/11/IMG_0796.jpg10801350Bentang Pustakahttps://bentangpustaka.com/wp-content/uploads/2024/06/bentang-2-180x180.pngBentang Pustaka2019-10-11 01:19:052020-01-09 10:08:48Andien Aisyah, dari Menyanyi Jazz hingga Jadi Ibu
Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa
/in andrea, Artikel, Pengembangan Diri/by Bentang PustakaSedang putus asa? Merasa dunia sedang memusuhimu dan tidak ada seorang teman pun yang mau memahamimu? Terkadang adakalanya kita harus berdiri tegak menghadapi terjangan badai yang mengadang. Melalui sejarah, kita belajar bahwa masa suram pada akhirnya akan berlalu. Depresi besar yang ditimpali Perang Dunia pada awal abad ke-20 nyaris memusnahkan harapan banyak orang kala itu. Pengangguran di mana-mana. Perang dan kelaparan menjadi momok di semua negara. Namun, semua situasi buruk itu toh terlewati. Sekarang dunia kembali dilanda kegelisahan akibat pandemi. Harapan seakan fatamorgana. Keputusasaan menghantui banyak orang. Sedang merasa tidak punya harapan, yuk baca beberapa saran di bawah ini.
Miliki Lagumu Sendiri
Apa pun suasana hatimu, kehadiran sebuah lagu bisa semakin menguatkan atau justru mengubahnya. Pernahkah kamu merasa mendadak bersedih hanya gara-gara mendengarkan lagu tentang orang patah hati? Jika kita bisa bersedih hanya karena lagu, pastilah kita juga bisa mendapatkan efek emosi lainnya dari lagu, seperti bersenang hati ataupun bersemangat. Pilih lagu kesukaanmu, bisa dari genre apa pun. Setiap genre pasti memiliki lagu sedih dan lagu bahagianya sendiri. Penggemar musik dangdut mungkin bisa menyetel lagu-lagu Rhoma Irama, seperti halnya Ikal dalam Laskar Pelangi yang menggilai penyanyi legendaris tersebut. Tidak perlu pula harus mencari lagu dengan syair yang relevan. Selama entakan iramanya mampu membuatmu mengayunkan langkah lebih lebar daripada biasanya, mengapa tidak? Bagaimanapun, musik adalah bahasa universal.
Siapkan Celengan Semangat
Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu berlaku dalam segala hal. Kita tidak pernah tahu kapan masalah datang dan menimbulkan badai putus asa. Oleh karena itu, menyiapkan celengan semangat menjadi langkah yang menarik.
Pertama, siapkan wadah berpenutup. Kedua, setiap hari, masukkan satu atau beberapa potong kertas berisi kata-kata atau kutipan penyemangat. Selain kata-kata atau kutipan penyemangat, kamu juga bisa memasukkan pencapaianmu selama ini atau hal-hal menyenangkan yang membuatmu merasa bersemangat saat mengingatnya.
Kamu juga bisa mendapatkan kutipan dari buku-buku kesayanganmu. Tinggal pilih mana yang paling sesuai untuk situasi kamu.
Bacalah Buku yang Mengandung Nilai Inspiratif
Membaca buku, entah novel atau biografi, serupa dengan membaca kisah hidup orang lain. Percayalah, semua orang pernah mengalami masa-masa suram. Sebagian besar buku menceritakan kesulitan yang mendera tokoh dan kesulitan itu juga kerap kita alami. Kesulitan mencari biaya sekolah? Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak miskin yang memiliki tekad kuat untuk bersekolah. Cemburu setengah mati pada gebetan? Simak Buku Besar Peminum Kopi dan tertawalah bersama. Frustrasi dengan nilai-nilai matematikamu? Baca kisah Aini dalam novel Guru Aini, dan niscaya kamu tidak lagi merasa sendiri.
Cari Bantuan
Ingat, kamu tidak sendiri sekalipun merasa demikian. Di luar sana akan selalu ada orang-orang yang mau peduli. Mulailah dari orang tepercaya, seperti keluarga, sahabat, teman, atau bahkan bantuan profesional seperti ahli psikolog. Berbagi kepada orang-orang tepercaya bisa membantu mengembalikan semangat. Seperti kata Salud dalam novel Orang-Orang Biasa yang selalu di-bully oleh Trio Bastardin dan Duo Boron: Dalam keadaan apa pun, berdua tetap lebih baik.
Saat kehilangan arah dan bayang-bayang keputusasaan mengintip, berhentilah sejenak. Berdamailah dengan keadaan ini. Berhentilah menuntut banyak kepada dirimu sendiri. Sadarilah bahwa dirimu adalah manusia biasa yang juga bisa merasa lelah dan berbuat kesalahan. Kegagalan hanyalah bagian dari titik-titik yang membentuk gambaran indah rencana Tuhan untuk hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah bertahan melewati masa-masa sulit.
Lengkapi koleksi novel Andrea Hirata di toko-toko kesayangan Anda. Koleksi novel Andrea Hirata juga bisa ditemukan di Mizan Store dan Mizan Book Corner dengan diskon menarik!
Latihan Dasar Meredakan Cemas: Berani Menemui Cemas
/in Artikel, Pengembangan Diri/by Bentang PustakaApakah kamu perlu untuk menenangkan pikiran dan meredakan cemas? Anxiety. Begitu banyak dari kita yang sering mengucapkan kata tersebut ketika berada dalam sebuah kebimbangan. Banyak dari kita pula yang tak sadar akan datangnya sebuah anxiety tersebut. Sering kali itu multitafsir dan pada akhirnya membuat pikiran kita menjadi kacau balau.
Suatu ketika, saya mendengar percakapan Adjie Santosoputro yang sedang bercengkerama dengan Sunyi, si pakar dari segala permasalahan pikiran dan batin. Tampak begitu syahdu mereka saling menuangkan pikiran dalam sebuah topik tentang “kecemasan dalam kehidupan”.
Meredakan Cemas ala Mengheningkan Cinta
Sadari sensasi tubuhmu, temani rasa dan masukilah, tersenyumlah, dan luangkan waktu untuk keluar ruangan dan lihatlah langit
“Boleh-boleh saja, setiap merasa cemas, kita berusaha mengusirnya. Kita melarikan diri darinya atau kita berupaya mengatasinya dengan mengalihkan perhatian, makan, belanja, minum alcohol, atau pakai obat-obatan … atau dengan melakukan reframing (mengubah sudut pandang) akan sumber kecemasan itu. Namun, sehebat apa pun usaha kita melawan cemas dan melarikan diri darinya, cemas akan selalu ada, bahkan cemas terasa lebih mengerikan,” ucap beberapa nasihat dari Sunyi kepada Adjie dengan perkataan yang jelas.
“Cemas” ada di dalam rumah kita. Ketika melarikan diri darinya, kita pergi, kita nggak bersamanya. Namun, mau nggak mau, akhirnya kita harus pulang ke rumah dan bertemu dengannya. Begitu pula ketika kita melawannya 100%, bersiaplah untuk mendapatkan serangan balik darinya 100%.
Sering kali, saat kita cemas, kita berusaha melawannya atau melarikan diri darinya … kita berpikir, Pergilah, Cemas! Kamu menyebalkan! Kenapa kamu menemuiku? Begitulah kira-kira gambaran yang kita bayangkan ketika cemas selalu datang menghantui diri kita. Terus berandai-andai … bakalan menyenangkan kalau kita nggak pernah merasakan sebuah kecemasan.
Beberapa tips meredakan cemas dari buku Mengheningkan Cinta karya dari Adjie Santosoputro di bawah ini dapat kalian jadikan referensi latihan dasar untuk membuat suasana diri dan sekitar menjadi aman serta nyaman ketika sebuah kecemasan datang menghampiri.
Ketika Merasa Cemas, Sadari Sensasi Tubuhmu
Jangan menghindar. Menghindar dari sebuah kecemasan dengan usaha yang keras justru akan melemahkan pikiran dan batinmu. Terima semua hal yang datang, terima sensasinya, dan jangan pernah menolaknya.
“Belajar untuk tidak memercayai cerita-cerita yang berkecamuk di kepalamu. Cerita-cerita itulah yang bikin kamu cemas. Sadari saja apa yang dirasakan tubuhmu. Di bagian mana rasa cemas itu berada?”
Kamu berhak atas semua kendali yang ada di tubuhmu. Kamu punya otoritas akan hal itu. Kendalikanlah, jangan pernah mudah digoyahkan oleh sebuah kecemasan. Kelabuhi “dia” dengan siasat-siasat yang sekiranya dapat kita robohkan.
Temui Rasa Cemas Itu … Temani Rasa Itu dan Masukilah
“Coba untuk tidak lari, tetapi temanilah sensasi tubuh yang kita rasakan. Ketimbang melawannya atau menginginkan rasa cemas itu berhenti … sebaiknya kita membuka diri untuk merasakan dengan sepenuhnya. Merasakan cemas dengan ikhlas. Layaknya anak kecil yang serba-ingin tahu. Rasa cemas ini sebenarnya bagaimana, sih? Apakah intensitasnya berubah-ubah? Reaksi pikiranku terkait rasa cemas ini bagaimana?”
Tersenyumlah
“Tumbuhkan sikap ramah terhadap rasa cemas. Sadari rasa cemas sebagai hal yang wajar, yang dirasakan sebagai manusia. Belajarlah ramah terhadap rasa cemas. Lihatlah ini sebagai kesempatan kita untuk berteman dengan cemas yang akan bersama kita sepanjang hidup. Sebuah peluang untuk belajar nyaman di tengah ketidaknyamanan. Kalau bisa melakukan ini, kita akan menjadi manusia bermental baja dan mudah berbahagia.
Luangkan Waktu Buat Keluar Ruangan dan Lihatlah Langit
“Ini akan membantu kita untuk meluaskan sudut pandangmu. Biasanya, reaksi kita saat cemas adalah berusaha melawannya karena kita terjebak dalam sudut pandang yang sempit, bahkan ada sebagian orang yang terbiasa egois. Sadari bahwa pikiran kita ini seperti langit biru … bukan sempit, melainkan sangat luas,” tegas ucapan Sunyi sembari menatap mata Adjie.
“Nah, kita bisa melihat rasa cemas layaknya sebuah awan di pikiran, di ruang yang sangat luas dan terbuka. Jadi, nggak perlu lalu larut dalam awan cemas itu. Kita bisa melihat rasa cemas seperti awan … sifat alaminya adalah temporer, sementara. Nggak kekal, nggak abadi. Rasa cemas hanya melintas dan akan berlalu. Bukan cemas, melainkan pikiran yang sangat luas dan terbukalah yang akan selalu menemani kita.”
Dari melihat ucapan Sunyi di atas, bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa setiap insan yang merasakan sebuah kecemasan harus bisa dilihatnya sebagai sisi yang positif. Berarti insan tersebut sudah berani melangkah jauh angan dan pikirannya. Sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan datang dan memikirkan apa saja yang perlu dijadikan amunisi.
Mengheningkan Cinta: Buku untuk Meredakan Cemas
Beberapa hal di atas merupakan latihan dasar dari Adjie Santosoputro yang dituangkan dalam karyanya berjudul Mengheningkan Cinta. Kalian bisa menemui kelengkapan kisah Sunyi dan petuah lainnya di mizanstore.com. Dilihat dari judulnya memang sepertinya membahas soal percintaan, tetapi lebih dari itu, buku Mengheningkan Cinta menghadirkan esensi penyembuhan luka batin dan cara menghadapinya.
Bagaimanapun, berbagai latihan yang ada sangat sulit memang. Saya pun tak menjamin latihan-latihan dasar di atas dapat mendapatkan testimoni baik secara langsung, tetapi setidaknya ada usaha yang kita kerahkan untuk mengobati rasa cemas yang sedang melanda.
Saya tahu kamu bisa. Anggap saja ini semua masa transisi untuk menjadikan dirimu lebih kuat dan tangguh pada masa mendatang. Cemas itu hal biasa, hal wajar yang bahkan semua manusia yang masih bernapas pun pernah atau sedang mengalaminya. Kamu tak perlu khawatir berlebihan. Kamu hanya perlu istirahat sejenak dari kepenatan yang ada.
Jangan pernah memaksakan sesuatu lebih dari takarannya. Berjalan atau berlarilah sesuai porsinya. Sebisa kamu, asalkan kamu mampu untuk menjalaninya. Sedihnya sudah? Mari kita saling merayakan keheningan pilu yang sudah berlalu dengan torehan senyum yang ada di parasmu.
Salam,
Anggit Pamungkas Adiputra
Andien Aisyah, dari Menyanyi Jazz hingga Jadi Ibu
/in Artikel, Gaya Hidup, Parenting, Pengembangan Diri/by Bentang PustakaAndien Aisyah Belahan Jantungku
Andini Aisyah Haryadi atau lebih dikenal dengan nama Andien Aisyah. Ia adalah seorang penyanyi jazz asal Indonesia yang telah menelurkan tujuh album selama dua dekade dalam industri musik. Tak hanya musik jazz, Andien juga memiliki ketertarikan pada bidang fashion.
Tiga tahun lalu, Andien dianugerahi seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru, atau lebih akrab dipanggil Kawa. Sejak menjadi ibu, kiprah Andien di Indonesia kian meluas, tidak hanya dalam bidang musik dan fashion, tetapi juga lifestyle.
Selama ini, metode asuh yang diterapkan oleh Andien pada Kawa banyak “kontroversional”, benarkah? Yuk, kenali Andien lebih dalam.
Andien Aisyah Menekuni Jazz Sejak Belia
Sejak kecil, Andien selalu lebih tertarik pada lagu-lagu jazz. Saat teman-temannya lebih menyukai lagu-lagu Whitney Houston, Andien lebih suka dengan lagu Girl From Ipanema. Bakat menyanyi ini tak disia-siakan. Andien selalu menjuarai kontes menyanyi di Indonesia maupun di luar negeri. Hingga pada usia 15 tahun, Andien menelurkan album pertamanya berjudul Bisikan Hati.
Menikah pada 2015
Andieh Aisyah telah menikah dengan Irfan Wahyudi, atau akrab disapa Ippe. Pertemuan mereka berawal dari event yang diikuti Andien. Kala itu Ippe adalah seorang EO. Saat ini, Ippe aktif menjadi fotografer dan menekuni hobi sepeda.
Andien dan Ippe Dianugerahi Kawa
Tak lama setelah menikah, Andien Aisyah dikaruniai seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru. Kawa adalah panggilannya sejak sebelum lahir. Nama Anaku Askara Biru diambil dari beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Jepang.
Metode Parenting Andien Aisyah
Sejak memasuki kehamilan, Andien mempelajari beberapa metode mengasuh anak. Pada masa kehamilan, ia aktif mengikuti yoga dan mengonsumsi makanan penunjang kehamilan. Setelah itu, Andien mulai banyak menyuarakan mengenai gentle birth. Pada proses kelahiran pun Andien memilih metode water birth atau melahirkan di dalam air. Metode-metode yang diterapkan Andien ini menjadi kontroversi pada beberapa kalangan.
Akan tetapi, ternyata metode gentle birth yang diterapkan Andien sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. Yang perlu diperhatikan dari metode ini adalah bahwa proses melahirkan bukanlah proses yang penuh paksaan.
Selain metode tersebut, Andien sudah menerapkan metode BLW atau Baby Lead Weaning pada Kawa sejak berusia 5 bulan. Artinya, Kawa sudah bisa mengonsumsi makanan padat sedari dini. Metode ini pun menuai kritikan dari beberapa pihak. Namun, Andien punya alasan tersendiri ia menerapkan BLW pada Kawa.
Andien menceritakan perjalanan hidupnya sebagai seorang perempuan dan sebagai ibu ke dalam buku pertamanya, Belahan Jantungku. Tidak hanya tulisan Andien, di dalam buku ini pun terdapat tulisan beberapa praktisi kesehatan dalam bidangnya masing-masing, seperti Reza Gunawan, Najeela Shihab, Couch Yusa, dr. Ratih Wulandari, dan lainnya. Buku ini bisa mulai dipesan 26 Oktober 2019. (Afina)