Serial_Original_dan_Rahasia_Menulis_Novel_ala_Andrea_Hirata

Serial Original dan Rahasia Menulis Novel ala Andrea Hirata

Andrea Hirata merupakan seorang penulis yang sangat produktif. Namanya telah dikenal di Indonesia, bahkan di berbagai negara lainnya. Berawal dari meluncurkan karya Laskar Pelangi bersama dengan Bentang Pustaka, Andrea Hirata terus mengeluarkan novel-novel fiksi lainnya hingga saat ini. Bersama Bentang Pustaka dan Mizanstore, Andrea telah meluncurkan Box set The Original Stories, yang berisi novel-novel Andrea Hirata. Salah satunya Laskar Pelangi telah diadaptasi dalam bentuk film, musikal, lagu, serial televisi, hingga koreografi melalui CityDance Company di Washington DC yang kemudian dipertunjukkan di Berlinalle dan Smithsonian.

Sebagai penulis, Andrea Hirata juga telah banyak menerima penghargaan atas karya-karyanya. Ia menjadi pemenang pertama atas penghargaan sastra di New York Festival pada tahun 2013, untuk The Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi Amerika). Tahun-tahun berikutnya bersama dengan karya Laskar Pelangi dan karya-karya lainnya ia telah mendapatkan banyak penghargaan setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2015, ia juga dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang sastra oleh University of Warwick di UK. Karyanya Laskar Pelangi telah menjadi International Best-seller. Diterjemahkan menjadi 40 bahasa asing dan terbit dalam 22 bahasa, serta diedarkan lebih dari 130 negara.

Produktivitas Menulis Novel

Bersama Bentang Pustaka, Andrea telah meluncurkan banyak karyanya. Novel-novel Andrea tanpa henti menghiasi toko buku di Nusantara ini. Tahun 2020 ini, Andrea Hirata telah meluncurkan karya terbarunya berjudul Guru Aini. Mengisahkan mengenai perjuangan dan idealisme seorang guru matematika di sekolah pelosok. Bertema pendidikan menjadi ciri khas produktivitas Andrea Hirata. Namun selain itu, tahun ini bersamaan dengan perilisan novel-novel versi original Andrea Hirata.

Box Set The Original Stories – Andrea Hirata

Bersama dengan Bentang Pustaka dan Mizanstore, Andrea Hirata menghadirkan box set The Original Stories yang berisi karya-karya edisi original dari Andrea. Box set The Original Stories merupakan saksi atas perjalanan Andrea Hirata dalam mengarungi dunia kepenulisan. Mulai dari versi awal novel-novel Andrea Hirata, seperti Laskar Pelangi, hingga karya terbarunya Guru Aini, semua mengangkat manis dan pahitnya akan hidup serta perjuangan manusia meraih mimpi, termasuk memenangkan hak mendapatkan pendidikan.

Pada versi original ini berisi karya-karya terdahulu Andrea Hirata. Mulai dari Laskar Pelangi versi original), Sang Pemimpi (versi original), Buku Besar Peminum Kopi (versi original), Ayah & Sirkus Pohon (versi original), Orang-Orang Biasa (versi original), Mozaik Terindah (versi original), hingga karya terbarunya Guru Aini. Seluruh karya Andrea Hirata dengan versi original dapat kalian dapatkan melalui Box Set The Original Stories di Mizanstore.

Apa Bedanya Seri Original dan Seri Sebelumnya?

Pada umumnya, versi original merupakan versi asli penulis, tanpa melalui campur tangan editor ataupun pihak lain dibandingkan versi sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa melalui versi original ini, pembaca dapat mendapatkan alternatif lain terhadap pembacaan novel-novel Andrea Hirata. Meskipun secara visual memiliki versi yang lebih ringkas, pembaca tidak akan kehilangan esensi penting. Hal tersebut akan membuat pembaca tetap merasakan roh yang sama dengan versi sebelumnya.

Rahasia Menulis Novel ala Andrea Hirata

Menulis merupakan sebuah kegiatan yang dapat dikatakan mudah, tetapi juga sekaligus sulit. Terkadang banyak hambatan yang dirasakan oleh setiap penulis. Kemudahan dan hambatan setiap penulis tentunya akan berbeda satu sama lain. Namun, seorang Andrea Hirata dapat menjadi salah satu penulis yang terbilang produktif dalam 15 tahun berkarya di dunia kepenulisan. Kira-kira apa, sih, rahasianya? Mari simak artikel berikut.

A Good Writer Is a Good Storyteller

Andrea Hirata menganggap bahwa seorang penulis harus menjadi seorang pencerita yang baik juga. Kemampuan bercerita serta berkisah akan menjadi hal penting. Tentu saja bahwa hal tersebut selaras dengan kemampuan kita menuangkan apa yang ingin kita ceritakan melalui tulisan kita. Kemampuan ini tentunya dapat dilatih dengan rutin hingga menjadi kemampuan yang baik.

Selanjutnya, kita harus percaya pada cerita. Maksudnya adalah kita harus memercayai cerita yang telah kita buat, khususnya jika itu merupakan cerita fiksi. Kita harus berpikir secara luas dan mendalam dan percaya akan cerita fiksi dalam novel yang telah kita susun. Kemudian tentunya kita akan percaya diri terhadap cerita yang telah kita buat tersebut. Setelah itu kita juga harus memiliki niat baik dalam bercerita. Melalui niat baik dan tujuan baik bercerita dan menulis, nantinya kita akan memiliki misi dan visi yang kuat dan mendorong kreativitas kita dalam menulis.

Hidup dengan Menulis

Andrea Hirata pernah mengatakan bahwa Writing Is Living. Artinya ia menganggap bahwa hidupnya dan kegiatan menulis telah menjadi satu kesatuan. Dua hal tersebut saling melengkapi tentunya dibalut dengan suatu hal yang dinamakan dengan passion. Jika kita memiliki hal tersebut, kita akan terdorong, dan secara alamiah tentunya menulis menjadi suatu hal yang mudah dan menghasilkan tulisan yang baik.

Terkhusus bagi Andrea Hirata, ia merupakan penulis yang memiliki gaya spontanitas dalam menulis. Hal ini yang menjadi menarik, ketika menulisnya menjadi sebuah spontanitas, apakah tulisan yang lahir melalui spontanitas akan selalu baik? Jawabannya tentunya hal tersebut telah didukung dengan yang namanya riset.

Riset 90%, Menulis 10%

Dalam suatu wawancara, Andrea Hirata menjelaskan bahwa para penulis saat ini, khususnya anak-anak muda cenderung sedikit menulis dan kurang riset. Banyak yang baru menulis satu hingga dua halaman tetapi sudah menyajikannya dan terlalu berlebihan, hingga akhirnya tulisannya tidak berlanjut. Andrea merasa bahwa riset menjadi hal yang penting dalam proses menulis.

Andrea Hirata merasa bahwa anak muda sekarang 90% menulis, dan hanya 10% riset. Ia mengatakan untuk coba membalik dua hal tersebut. Ketika riset sudah terpenuhi dan data yang didapatkan sudah cukup banyak, maka proses menulis akan mengalir dengan sendirinya. Laskar Pelangi ditulis oleh Andrea Hirata hanya dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Namun di balik itu, waktu riset yang dilakukan jauh lebih banyak. Selain itu Andrea juga mengatakan untuk setiap hari membaca novel sebagai referensi menulis. Andrea Hirata bahkan mengagumi penulis senior Ahmad Tohari, dan dijadikan referensi dalam menulis fiksi.

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

rekomendasi novel masa pandemi

Memijarkan Semangat Melalui Rekomendasi Novel Masa Pandemi

Masa pandemi bikin kamu males baca rekomendasi novel? Di musim wabah ini, yang demikian menguras energi, terutama pikiran kita akan keselamatan diri dan keluarga, jangan sampai kita terjebak paranoid massal. Salah satu penawarnya, terutama bagi saya, ya membaca karya sastra. Lantunan kata indah, pulasan kalimat memukai, dalam balutan fiksi, sejenak membawa benak kita pada realitas lain. Pada bayangan lain yang umumnya bercerita keindahan kenyataan, sekaligus di sisi lain menyetuh hati.

Rekomendasi Novel Masa Pandemi Untukmu

Itu pula yang coba ditawarkan novelis asal Belitung, Andrea Hirata, dalam novel ke-10 nya. Dalam 300 lembar lebih halaman buku ini, berfokus pada dua orang: Nuraini binti Syafrudin atau Aini (seorang murid SMA) beserta guru matematika-nya, Desi Istiqomah.

Aini dilakonkan sebagai anak paling bebal dalam pelajaran matematika. Sejak SD, sakit perutnya kambuh jika ada pelajaran tersebut. Kebiasaan yang entah kenapa bisa diturunkan dari ibunya Aini, Dinah, dulu sewaktu masih sekolah. ”Kalau ada pemilihan putri paling tak becus matematika tingkat Provinsi Sumatera Selatan, lekas kudaftarkan kau, Dinah!” kata gurunya tersebut.

Akan tetapi, kisah berubah ketika ayah Aini jatuh sakit dan ia tak naik kelas karena absen 7 bulan untuk menjaga ayahnya. Sang tabib bilang kepada Aini kalau penyakit ayahnya ini hanya bisa disembuhkan pengobatan modern. Sejak itu, Aini ingin menjadi dokter.

Masalahnya, agar jadi dokter, tentu harus menaklukkan matematika agar bisa kuliah di fakultas kedokteran. Untuk itu, sekalipun berhadapan dengan guru super killer, ia harus berhadapan Bu Desi, guru terbaik matematika di Pulau Belantik tersebut.

Guru Aini: Guru Matematika yang Idealis

rekomendasi novel masa pandemiSeorang guru matematika yang terkenal idealis. “Tanpa idealisme, matematika akan menjadi lembah kematian pendidikan,” kata Bu Guru, selalu, di muka kelas. Selain galak, terkenal esentrik karena hobi baca Novel berbahasa Latin serta punya nazar relatif aneh.

Guru Desi tidak akan pernah mengganti sepatu pemberian ayahnya yang sudah dipakai sejak pertama kali pergi ke tempat terpencil itu, sampai ia menemukan murid yang pintar matematika. Di sinilah cerita guru eksentrik dan murid bebal terjalin menarik.

Akankah Aini berhasil menaklukkan matematika, sekaligus membuatnya masuk Fakultas Kedokteran demi cinta pada ayahnya? Seluruh jawab pertanyaan ini digambarkan Andrea dengan gaya khas tulisannya-nya selama ini: Runtun menggambarkan, penuh kejutan dari sisi plot, diselipi humor cerdas, sesekali ilmiah, dan seluruhnya khas Melayu.

Andrea seolah “sadar” untuk kembali pada kisah andalannya yakni perjuangan merebut mimpi dari segala lemah keterbatasan. Setelah pada novel ke-9, Orang-Orang Biasa, memunculkan kisah konspirasi pembobolan bank oleh amatir yang lucunya bisa berhasil –dan terkait kisah Aini di novel sekarang. Sebuah genre baru, yang sekalipun gayanya tetap khas Melayu, namun bukan masuk kategori “Andrea banget”. Penasaran bagaimana kisah dari Guru Aini? Dapatkan di sini. Kamu juga bisa dapatkan Guru Aini di Mizanstore.com.

Guru Aini mengobarkan semangat berpijar agar semua kita berani bergerak melampaui keterbatasan. Semuanya mungkin selama tekad tercanangkan dan dijaga betul. Sebuah novel yang menarik dibaca pada periode penuh tantangan dan gejolak pada spirit kita.

Muhammad Sufyan Abdurrahman, Dosen Digital PR FKB Telkom University

*Pernah dipublikasikan di Tribun Jabar 29 Maret 2020

Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa

Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa

Sedang putus asa? Merasa dunia sedang memusuhimu dan tidak ada seorang teman pun yang mau memahamimu? Terkadang adakalanya kita harus berdiri tegak menghadapi terjangan badai yang mengadang. Melalui sejarah, kita belajar bahwa masa suram pada akhirnya akan berlalu. Depresi besar yang ditimpali Perang Dunia pada awal abad ke-20 nyaris memusnahkan harapan banyak orang kala itu. Pengangguran di mana-mana. Perang dan kelaparan menjadi momok di semua negara. Namun, semua situasi buruk itu toh terlewati. Sekarang dunia kembali dilanda kegelisahan akibat pandemi. Harapan seakan fatamorgana. Keputusasaan menghantui banyak orang. Sedang merasa tidak punya harapan, yuk baca beberapa saran di bawah ini.

Miliki Lagumu Sendiri

Apa pun suasana hatimu, kehadiran sebuah lagu bisa semakin menguatkan atau justru mengubahnya. Pernahkah kamu merasa mendadak bersedih hanya gara-gara mendengarkan lagu tentang orang patah hati? Jika kita bisa bersedih hanya karena lagu, pastilah kita juga bisa mendapatkan efek emosi lainnya dari lagu, seperti bersenang hati ataupun bersemangat. Pilih lagu kesukaanmu, bisa dari genre apa pun. Setiap genre pasti memiliki lagu sedih dan lagu bahagianya sendiri. Penggemar musik dangdut mungkin bisa menyetel lagu-lagu Rhoma Irama, seperti halnya Ikal dalam Laskar Pelangi yang menggilai penyanyi legendaris tersebut. Tidak perlu pula harus mencari lagu dengan syair yang relevan. Selama entakan iramanya mampu membuatmu mengayunkan langkah lebih lebar daripada biasanya, mengapa tidak? Bagaimanapun, musik adalah bahasa universal.

Siapkan Celengan Semangat

Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu berlaku dalam segala hal. Kita tidak pernah tahu kapan masalah datang dan menimbulkan badai putus asa. Oleh karena itu, menyiapkan celengan semangat menjadi langkah yang menarik.

Pertama, siapkan wadah berpenutup. Kedua, setiap hari, masukkan satu atau beberapa potong kertas berisi kata-kata atau kutipan penyemangat. Selain kata-kata atau kutipan penyemangat, kamu juga bisa memasukkan pencapaianmu selama ini atau hal-hal menyenangkan yang membuatmu merasa bersemangat saat mengingatnya.

Kamu juga bisa mendapatkan kutipan dari buku-buku kesayanganmu. Tinggal pilih mana yang paling sesuai untuk situasi kamu.

Bacalah Buku yang Mengandung Nilai Inspiratif

Membaca buku, entah novel atau biografi, serupa dengan membaca kisah hidup orang lain. Percayalah, semua orang pernah mengalami masa-masa suram. Sebagian besar buku menceritakan kesulitan yang mendera tokoh dan kesulitan itu juga kerap kita alami. Kesulitan mencari biaya sekolah? Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak miskin yang memiliki tekad kuat untuk bersekolah. Cemburu setengah mati pada gebetan? Simak Buku Besar Peminum Kopi dan tertawalah bersama. Frustrasi dengan nilai-nilai matematikamu? Baca kisah Aini dalam novel Guru Aini, dan niscaya kamu tidak lagi merasa sendiri.

Cari Bantuan

Ingat, kamu tidak sendiri sekalipun merasa demikian. Di luar sana akan selalu ada orang-orang yang mau peduli. Mulailah dari orang tepercaya, seperti keluarga, sahabat, teman, atau bahkan bantuan profesional seperti ahli psikolog. Berbagi kepada orang-orang tepercaya bisa membantu mengembalikan semangat. Seperti kata Salud dalam novel Orang-Orang Biasa yang selalu di-bully oleh Trio Bastardin dan Duo Boron: Dalam keadaan apa pun, berdua tetap lebih baik.

 

Saat kehilangan arah dan bayang-bayang keputusasaan mengintip, berhentilah sejenak. Berdamailah dengan keadaan ini. Berhentilah menuntut banyak kepada dirimu sendiri. Sadarilah bahwa dirimu adalah manusia biasa yang juga bisa merasa lelah dan berbuat kesalahan. Kegagalan hanyalah bagian dari titik-titik yang membentuk gambaran indah rencana Tuhan untuk hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah bertahan melewati masa-masa sulit.

 

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Laskar Pelangi, Andrea Hirata

 

Lengkapi koleksi novel Andrea Hirata di toko-toko kesayangan Anda. Koleksi novel Andrea Hirata juga bisa ditemukan di Mizan Store dan Mizan Book Corner dengan diskon menarik!

idealisme guru aini

Makna Idealisme di Novel Guru Aini

Di era pragmatisme sekarang ini, kita kerap bertanya-tanya, masih adakah tempat bagi idealisme dalam hidup ini? Idealisme biasa dimiliki oleh kaum muda. Perhatikan mereka yang baru lulus. Mereka menggenggam cita-cita setinggi langit. Dalam batin, mereka bertekad mengabdikan seluruh ilmunya bagi kemaslahatan orang banyak. Begitu pun saat memasuki dunia kerja, mereka dipenuhi keyakinan mengubah dunia. Bekerja dengan jujur. Memaksimalkan potensi. Melayani segenap masyarakat dengan sepenuh hati.

Konon, berdasarkan penelitian antah berantah, umumnya idealisme anak muda yang baru tamat dari perguruan tinggi bertahan paling lama 4 bulan. Setelah itu mereka akan menjadi pengeluh, penggerutu, dan penyalah seperti banyak orang lainnya, lalu secara menyedihkan terseret arus deras sungai besar rutinitas dan basa-basi birokrasi lalu tunduk patuh pada sistem yang buruk.

Guru Aini, Andrea Hirata

Akan tetapi, ketika anak-anak muda ini mulai menjalani keseharian, godaan dan tantangan mulai bermunculan menggerogoti idealisme yang semula menggebu. Kebutuhan sehari-hari yang makin tinggi. Tuntutan keluarga dan orang-orang terdekat, atau malah gaya hidup kerap menyurutkan langkah mereka. Memang tidak semua seperti ini. Masih banyak anak-anak muda yang tetap berpegang pada idealisme. Kita bisa menemukan sosoknya dalam guru honorer di daerah pelosok, tenaga medis di daerah-daerah yang tidak mudah diakses, atau bahkan dalam diri seorang petugas keamanan di belantara kota metropolitan yang tidak mudah disuap.

idealisme guru aini

Perlukah idealisme di era pragmatis sekarang ini?

Mengapa Kita Perlu Idealisme?

Sejatinya idealisme diperlukan untuk membuat kita tetap waras bertahan dalam hidup yang semakin buas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Ya, tanpa memiliki patokan tersebut, pastinya kita akan mudah terombang-ambing saat menghadapi hal-hal yang di luar rencana.

Misalnya, Bu Desi dalam novel Guru Aini memiliki idealisme untuk mengajar matematika di daerah pelosok dan mencetak seorang genius matematika. Sebagai seorang anak pemilik toko yang berkecukupan, tidak heran jika Bu Desi mendapatkan tantangan keras dari ibunya untuk meneruskan impiannya menjadi guru matematika. Sikap sang ibu sangat bisa kita pahami. Manalah dia tega melepas anak gadisnya yang masih belia. Meskipun demikian, berkat idealisme yang telah mengakar kuat dalam dirinya, Bu Desi pada akhirnya berhasil mendapatkan restu sang ibu dan melenggang pergi ke Ketumbi dengan hati gembira.

Mempertahankan Makna Idealisme di Novel Guru Aini

Kisah semacam ini jamak kita temukan, bahkan mungkin kita alami sendiri. Kehadiran idealisme akan menguatkan diri kita untuk mempertahankan cita-cita, terutama saat sedang menghadapi hambatan. Idealisme juga memberikan kepuasan batin karena kita merasa sedang mengejar sesuatu yang kita anggap baik untuk diri kita.

Sejauh mana kita perlu mempertahankan idealisme? Jawabannya sangat bergantung pada diri kita masing-masing. Sejauh mana kita bisa menarik-ulur sesuai keadaan. Seperti Bu Desi yang sempat merasa terpuruk saat mengajar matematika di Ketumbi, wajar jika kita terkadang merasa lelah mempertahankan idealisme. Kita merasa sendiri dan ditinggalkan di tengah perjuangan. Kita dihantui perasaan apakah semua ini pada akhirnya akan sia-sia belaka. Saat itu terjadi, hentikan dahulu semua pekerjaan. Renungkan apa yang sesungguhnya kita inginkan dalam hidup ini. Apa yang sesungguhnya kita harapkan dari idealisme ini.

Desmond Tutu mengatakan, untuk mempertahankan idealisme, orang harus terus bermimpi. Jika akhirnya kita memutuskan untuk terus mempertahankan idealisme, selalu ingat kembali mimpi tersebut saat kelelahan melanda.

 

Novel Andrea Hirata

Perempuan Perkasa dalam Novel Andrea Hirata

Bagi pembaca novel Andrea Hirata, siapa yang tidak kenal Bu Muslimah? Guru muda sederhana yang mendedikasikan hidupnya untuk mengajar anak-anak di sebuah SD yang nyaris roboh. Karakternya begitu kuat hingga membuat siapa pun selalu teringat akan sosoknya bahkan belasan tahun sejak pertama kemunculannya lewat novel Laskar Pelangi pada 2015. Di balik kelembutannya, tersimpan tekad yang kuat memperjuangkan nasib anak-anak didiknya yang kala itu terancam berhenti sekolah.

Bu Muslimah bukan satu-satunya perempuan perkasa dalam novel-novel Andrea Hirata. Dalam semua novelnya, Pak Cik hampir selalu menyelipkan tokoh-tokoh perempuan nan perkasa, entah sebagai tokoh utama maupun pendukung. Siapa saja mereka? Yuk, kita kulik sebagian di bawah ini.

 

Nong Maryamah

Langkah tokoh penambang wanita ini tidak lantas surut hanya karena harus berhenti sekolah. Dalam novel Buku Besar Peminum Kopi, dikisahkan Nong Maryamah mengemban tanggung jawab besar selepas kematian ayahnya. Setiap hari dia rela berpanas-panas menggali tanah mencari timah demi bisa menghidupi keluarganya, terutama memastikan ketiga adiknya bisa menyelesaikan sekolahnya. Dia tidak peduli kulitnya makin legam atau tangannya makin kasar. Dan, tidak sekali pun dia mengeluhkan teriknya matahari yang memanggangnya saat bekerja. Pengorbanan Nong Maryamah untuk keluarganya akan selamanya menjadi kisah yang tidak pernah dilupakan siapa pun.

 

Aini

Dalam Orang-Orang Biasa dan Guru Aini, tokoh Aini muncul sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya. Semangatnya yang tinggi terlihat saat dia ingin menjadi dokter demi mengobati penyakit yang diderita ayahnya tercinta. Namun, masalahnya, kemampuan Aini bermatematika sangatlah memprihatinkan. Nilai-nilainya ibarat bilangan biner komputer, hanya berkutat antara 0 dan 1. Belum lagi Aini selalu diserang sakit perut saat hendak belajar matematika karena stres. Namun, cinta kepada ayahnya sangat besar, hingga mampu memberinya kekuatan dalam menempuh upayanya belajar matematika bersama Bu Desi. Tepat seperti kalimat yang dikutip berikut ini: “Mereka yang mau belajar tidak dapat diusir.”

 

Bu Desi

Sama seperti Aini, Bu Desi juga muncul dalam novel Orang-Orang Biasa dan Guru Aini. Guru muda ini teguh mengejar idealismenya menjadi guru matematika yang baik bagi anak-anak di daerah pelosok. Padahal, jika mau, dia bisa saja memilih menjadi model berkat penampilannya yang tinggi dan rupawan. Kehidupan keluarganya juga terbilang berada. Namun, dia justru memilih meninggalkan semua itu, menuju Ketumbi, sebuah desa pelosok yang membutuhkan perjalanan darat dan laut selama berhari-hari. Jauh dari orang tua dan keluarga yang menawarkan kenyamanan, satu per satu ujian hidup dia temui. Patah hati dalam mengajar anak genius pernah pula dia alami. Mengajar murid keras kepala yang tidak kunjung paham juga menjadi kesehariannya. Namun, Bu Desi tidak menyerah. Idealisme yang membara dalam dadanya menjadi bahan bakar pengabdiannya.

 

Tokoh-tokoh perempuan perkasa dalam novel Andrea Hirata ini bertahan di jalanan terjal dan curam menggapai cita-citanya demi membahagiakan orang lain. Mereka meletakkan kepentingannya di bawah kepentingan orang-orang yang mereka sayangi, untuk ayah, adik, orang tua, atau bahkan orang-orang yang tidak pernah mereka temui. Keperkasaan mereka bukan karena mereka berhasil mengalahkan siapa. Mereka menjadi perkasa karena berani mengalahkan keinginan diri untuk berhenti di tengah jalan menuju cita-cita. Sesuatu yang terdengar familier, kan? Di sekeliling kita pastilah ada perempuan-perempuan semacam ini. Tertarik untuk berbagi cerita? Silakan share di kolom komentar.

 

Lengkapi koleksi novel Andrea Hirata di toko-toko kesayangan Anda. Koleksi novel Andrea Hirata juga bisa ditemukan di Mizan Store dan Mizan Book Corner dengan diskon menarik!

stres

Ketika Tokoh Novel Menghadapi Stres

Stres. Sejak dulu hingga sekarang, stres itu merupakan bagian dari peradaban. Bahkan bukan hanya manusia yang stres, hewan dan tumbuhan pun bisa. Menurut cerita para peternak ayam, suara jalanan yang sangat ramai bisa membuat ayam-ayam itu berhenti bertelur karena stres. Cerita lain dari seorang kawan yang merupakan pembuat roti dengan ragi alami, bahkan ragi pun enggan makan sehingga hasil rotinya pun kurang maksimal.

Stres sendiri pada dasarnya merupakan mekanisme alami tubuh saat sedang bersiap menghadapi bahaya atau ketidaknyamanan. Pada saat itu, tubuh mengeluarkan hormon kortisol yang berfungsi mengatur gula darah untuk diubah menjadi energi. Energi inilah yang nantinya akan digunakan untuk menghadapi masalah yang muncul. Namun, terlalu banyak kortisol di dalam tubuh juga mendatangkan masalah, misalnya kenaikan berat badan, naiknya tekanan darah, osteoporosis, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kita perlu mengelola stres yang kita hadapi.

Tokoh-tokoh dalam novel juga selalu menghadapi tekanan. Tekanan-tekanan itu kemudian juga menjadi salah satu penggerak alur, atau bisa juga sekadar menjadi latar cerita. Yuk, kita simak bagaimana tokoh dalam novel-novel Andrea Hirata mengatasi stresnya.

 

Memelihara Binatang

Saat Bu Desi, tokoh dalam novel Guru Aini, kali pertama tiba di tempatnya bertugas, Ketumbi, warga desa yang antusias sekaligus iba terhadap anak gadis yang jauh dari perantauan berbondong-bondong menyumbangkan perkakas dan kebutuhan sehari-hari seperti dipan, sayuran, baskom, bangku, hingga beberapa ekor ayam. Namun, Bu Desi yang minimalis hanya mengambil sedikit barang karena menurut buku manual menjadi pengajar matematika yang dibawanya, seorang guru matematika sebaiknya memiliki hewan peliharaan supaya tidak stres. Wajar jika profesi guru matematika penuh tekanan. Matematika menjadi momok di sekolah-sekolah sejak dulu sampai sekarang. Bagi sebagian murid, angka-angka itu seperti makhluk asing dari planet lain, apalagi jika disandingkan dengan simbol-simbol lengkung yang bernama integral, derivasi, logaritma, trigonometri, dan sejenisnya. Padahal, para guru matematika juga dikejar tuntutan kurikulum dan standar nilai yang berlaku. Jadi, untuk menghindari stres, bisa kita tiru cara Bu Desi ini, yaitu memelihara binatang.

 

Berbagi Solidaritas Bersama Kawan Senasib

Pepatah mengatakan, “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.” Kesulitan apa pun akan lebih ringan jika dibagi bersama. Salud, salah satu tokoh dalam novel Orang-Orang Biasa, adalah sosok remaja yang selalu di-bully di sekolah karena keadaan fisiknya. Menjadi anak-anak yang terpinggirkan karena faktor prestasi di sekolah ataupun fisik bukanlah hal yang mudah. Meskipun demikian, dia bisa bertahan karena di deret bangku belakang kelas ada anak-anak lain yang bernasib serupa. Ya, memang hanya kawan senasib yang bisa memahaminya. Terlebih lagi, Tohirin, teman sebangkunya. Kehadiran Tohirin membuat Salud merasa tidak sendiri saat menghadapi dua geng perundung di sekolahnya, yaitu Trio Bastardin dan Duo Boron. Tak heran jika Salud menuliskan kalimat indah ini di buku matematikanya: Dalam keadaan apa pun, berdua tetap lebih baik.

 

Minum Kopi di Warung Kopi

Banyak orang meyakini bahwa kopi mampu meredakan stres. Harumnya aroma kopi hangat mampu menimbulkan perasaan rileks sehingga perasaan tertekan dan kesedihan yang mendera akan menguap bersama pekatnya kopi. Novel-novel Andrea Hirata tidak pernah lepas dari kopi. Warung kopi bertaburan di jalanan Belitong, dari Warung Kopi Maryati Kawin Lagi, Warung Kopi Kupi Kuli, hingga Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi dan Warung Kopi Keluarga Besar Penggemar Shah Rukh Khan Kehidupan. Bahkan dalam Buku Besar Peminum Kopi, Ikal sempat mencatat penilaiannya terhadap karakter pengunjung warung kopi. Baginya, dan juga orang Melayu lainnya, “Kopi bukanlah sekadar air gula berwarna hitam, tapi 12 teguk kisah hidup. Bubuk hitam yang larut disiram air mendidih pelan-pelan menguapkan harapan, kekecewaan, dan rahasia nasib.”

Di kedai kopi itulah mereka saling bertukar cerita. Membahas pahitnya nasib, dan memperbincangkan indahnya kehidupan.

 

Mentertawakan Nasib

Dalam novel-novel Andrea Hirata, banyak sekali kisah yang menampilkan keadaan menekan. Namun, tokoh-tokoh di dalam novel Pak Cik ini selalu tampak mampu mentertawakan kesulitannya. Pada dasarnya ketika seseorang mampu mentertawakan masalah atau nasib pahit yang sedang dihadapinya, pada saat itulah dia sedang mengembangkan kemampuannya memandang hidupnya dari perspektif berbeda. Dia sedang mencoba menerima keadaan dan berdamai dengannya.

 

Pemicu stres bisa berupa apa saja dan datang kapan saja. Kita tidak bisa menghindarinya. Meskipun demikian, kita masih mempunyai pilihan cara dalam menghadapinya. Andrea Hirata sudah menunjukkan beberapa cara lewat novel-novelnya. Kalau kamu, apa saranmu untuk mengatasi stres?

Versi Original: Alternatif Pembacaan terhadap Novel-Novel Andrea Hirata

Dalam dunia penerbitan modern, ada beragam jenis pengembangan naskah. Sebuah naskah kini tidak melulu dicetak, tetapi bisa diubah menjadi buku audio, buku internet, dan banyak macamnya. Bahkan dari sisi konten, kita sering melihat ada versi ringkas (abridged) dan versi panjang atau lengkap (unabridged). Buku yang semula setebal 700 halaman, dipangkas hingga hanya menjadi 500, atau bahkan lebih tipis lagi.

Alasan di balik pemangkasan itu beragam.

Kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan pembaca yang menginginkan bacaan yang bisa dibaca dalam waktu lebih singkat. Meskipun demikian, pemangkasan itu tidak dilakukan sembarangan. Beberapa poin tetap dipertahankan, terutama inti cerita.

Penyajian cerita dalam bentuk lebih ringkas umumnya juga ditempuh saat sebuah naskah diputuskan untuk rilis ke dalam medium berbeda, misalnya buku audio. Buku setebal 500 halaman yang kadang baru bisa selesai dibaca dalam waktu beberapa hari, tentunya akan terasa menyusahkan jika harus dibacakan lengkap, mengingat daya serap informasi yang berbeda antara indra penglihatan dan indra pendengaran.

Lantas, kapan kita perlu membaca buku versi ringkas ini? Jika Anda hendak bepergian dan membutuhkan buku sebagai teman perjalanan, bisa jadi Anda lebih cocok dengan buku berukuran kecil dan lebih tipis. Dengan demikian, Anda bisa menghemat ruang pada ransel sambil tetap bisa menuntaskan cerita dalam waktu yang lebih singkat. Atau, terkadang kita sudah mendengar tentang sebuah judul yang dibicarakan banyak orang tetapi ragu-ragu membacanya karena terlalu tebal. Maka, buku versi ringkas bisa menjadi pilihan.

Kita tetap bisa menikmati cerita meski dalam versi miniaturnya.

Mungkin juga Anda ingin menghadiahkan buku bagus tetapi tebal kepada anak atau teman yang baru mulai belajar menyukai buku, versi ringkas bisa menjadi pertimbangan. Adapun membaca versi lengkap juga memberikan keuntungan lain. Terkadang kita membutuhkan sebuah gambaran konteks yang utuh untuk membantu kita memahami lebih detail situasi yang dihadapi setiap karakter dalam cerita.

Andrea Hirata, dalam launching Guru Aini dan serial original buku-bukunya pada Februari, memiliki pendapat sendiri tentang hal ini. Dalam riset yang dilakukannya untuk menulis ulang novel-novelnya (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di Dalam Gelas, Sebelas Patriot, dan Orang-Orang Biasa), Andrea memang membaca sebanyak-banyaknya judul dengan berbagai versi. Dari situ, dia menyimpulkan bahwa membaca semua versi akan membuka mata kita lebih lebar tentang gaya penulis. Kita akan tahu apa keahlian setiap penulis ini, entah pada deskripsi, plot, karakter, atau konteks.

Andrea Hirata sendiri juga melakukan hal serupa pada novel-novelnya

Terutama Laskar Pelangi. Diakui bahwa alasan menuliskan kembali novel Laskar Pelangi dalam versi ringkas karena ingin buku itu bisa dinikmati oleh kalangan yang lebih luas. Masih pada sesi launching Guru Aini di salah satu kafe di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, Andrea menjelaskan bahwa Laskar Pelangi dan juga judul-judul lain bukan sekadar diringkas, tetapi juga melewati sejumlah penyesuaian, yang merupakan hasil kegelisahan selama ini.

Bagi Andrea, setelah menulis selama belasan tahun, kegiatan menulis ini serupa dengan berkesenian, dan dalam berkesenian ini kritik terbesar tidaklah berasal dari orang lain, melainkan dirinya sendiri. Dari sinilah kegelisahan itu muncul. Penerbitan sebuah buku adalah proses yang panjang dan penuh dinamika. Sebuah naskah bisa mengalami banyak perubahan bentuk.

Tepat 15 tahun setelah Laskar Pelangi kali pertama terbit di Indonesia, Andrea ingin membagikan kepada pembaca, seperti apa ide awal novel-novelnya. Misalnya, novel Sang Pemimpi dan Edensor yang awalnya merupakan satu kesatuan dan dipisah karena pertimbangan penerbitan pada masa itu, kini kembali disatukan dengan judul Sang Pemimpi. Begitu pun kisah Maryamah Karpov, Padang Bulan, dan Cinta di Dalam Gelas kini kembali bersatu dalam kaver yang sama, berjudul Buku Besar Peminum Kopi.

Selama 15 tahun, Andrea Hirata berkarya tanpa henti.

Banyak pembaca yang tumbuh besar bersama 12 novel yang dia lahirkan. Pembaca Laskar Pelangi yang dulu masih berseragam putih-merah kini sudah memasuki dunia kerja. Karakter pembaca pun berubah mengikuti perkembangan zaman dan teknologi. Mungkin hal ini pula yang menggugah Andrea Hirata untuk menuliskan ulang dan mempersembahkan kembali novel-novelnya dalam bentuk baru, yang dinamakannya seri original. Melalui seri original ini, Andrea ingin menawarkan sebuah alternatif baru untuk membaca karya-karyanya.

Bisa dibilang versi original hadir untuk melengkapi karya Andrea Hirata sebelumnya. Pembaca setia Andrea tidak perlu ragu membacanya karena, seperti yang diungkapkan di atas lewat pengalaman Andrea, membaca beragam versi akan memperkaya wawasan pembaca tentang gaya penulis. Adapun bagi pembaca baru, versi original ini hadir dalam bentuk yang lebih ringkas tanpa menghilangkan esensi penting sehingga membacanya tetap akan merasakan roh yang sama dengan versi sebelumnya.

launching karya andrea hirata

Guru Aini, Maryamah Karpov Kedua Andrea Hirata

[Review Buku] Membaca buku ini membuat pikiran saya melayang di suatu masa ketika guru matematika itu melempari saya dengan sebatang kapur. Di saat ia dengan serius menjelaskan rangkaian angka-angka, saya malah asyik makan kuaci bunga matahari di dalam kelas.

Guru Aini adalah prekuel dari novel Andrea Hirata: Orang-Orang Biasa. Prekuel itu awalan dari cerita sebelumnya. Novel Guru Aini sejenis novel from zero to hero. Dulu Andrea pernah menulis semacam ini ketika membuat novel Maryamah Karpov. Kali ini palagan itu bukan catur, melainkan matematika, ibu segala ilmu, piston yang menggerakkan seluruh mekanika kepandaian.

Guru Matematika yang Idealis

Nuraini binti Syafrudin atau Aini biasa ia dipanggil adalah tokoh novel ini yang paling bebal dalam pelajaran matematika. Sejak SD sakit perutnya kambuh kalau ada pelajaran itu. Sebuah kebiasaan yang entah kenapa bisa diturunkan dari ibunya Aini, Dinah, dulu sewaktu masih sekolah. ”Kalau ada pemilihan putri paling tak becus matematika tingkat Provinsi Sumatera Selatan, lekas kudaftarkan kau, Dinah!” kata Guru Matematika Desi Istiqomah.

Semua berubah ketika ayah Aini jatuh sakit dan ia tak naik kelas karena absen selama 7 bulan untuk menjaga ayahnya. Sang tabib bilang kepada Aini kalau penyakit ayahnya ini hanya bisa disembuhkan dengan pengobatan modern. Sejak itu Aini ingin menjadi dokter.

Masalahnya adalah ia harus menaklukkan matematika agar bisa kuliah di fakultas kedokteran. Untuk itu ia harus belajar kepada guru terbaik: Guru Desi. Guru matematika yang terkenal idealis. “Tanpa idealisme, matematika akan menjadi lembah kematian pendidikan,” kata Guru Desi.

Nazar yang Aneh

Guru Desi juga dikenal sebagai guru yang galak, genius, dan punya nazar yang aneh. Guru Desi tidak akan pernah mengganti sepatu pemberian ayahnya yang sudah dipakai sejak pertama kali pergi ke tempat terpencil itu, sampai ia menemukan murid yang pintar matematika. Di sinilah cerita guru eksentrik dan murid bebal terjalin menarik.

Guru Desi tak serta-merta menerimanya. Ia harus mengetahui seberapa kuat nyali Aini. Menurut Guru Desi ada tiga cara mempersulit diri sendiri di sekolah itu: “Pertama, masuk kelasku. Kedua, belajar matematika. Ketiga, belajar matematika dariku.”

Dengan berjalannya t kecil (baca: waktu) Guru Desi menerima Aini. Namun kebebalan seperti pungguk pengkor yang tak mau terbang dari tempurung kepala Aini. Guru Desi berusaha mencari cara bagaimana Aini bisa memahami matematika, tidak menjadi monumen kegagalannya mengajar, dan tak menjadi bagian dari statistik suram matematika dunia.

Juga Aini dengan tekad kuat berusaha tabah dengan kelakuan gurunya. “Di tiang bendera mana kepalamu pernah terbentur sehingga kau telat mikir begini?!” teriak Desi kepada Aini kalau tak mampu menjawab soal matematika. Guru Aini hampir menyerah sampai ia menemukan suatu cara terakhir.

Kuaci dan Fibonacci

Seperti biasa Andrea mahir memancing haru biru juga gelak tawa dengan humor-humornya. Karakter Guru Desi yang kuat menjadi daya pikat novel yang terbit di awal Februari 2020 ini walaupun bab pertamanya terasa membosankan. Tidak ada komentar lain selain ini.

Kemudian, bagaimana cara jitu Guru Desi mengajari matematika kepada Aini? Mampukah Aini seperti pesan Guru Desi kepadanya di suatu hari? “Buatlah sesuatu, supaya aku tak dapat melupakan namamu!” Bisakah Aini masuk fakultas kedokteran?

Tentu, menikmati dengan membaca sendiri novel itu lebih berkesan daripada mendengar akhir ceritanya dari orang lain. Oh ya, ingat dengan kuaci bunga matahari? Melihat pola bunganya, tersembunyi urutan Fibonacci. Matematika juga. Kalau saja guru matematika itu tahu dan saya tak bebal.

Selamat membaca.

Riza Almanfaluthi
dedaunan di ranting cemara
10 Februari 2020

 

Review ini dikutip atas izin penulis dari

https://rizaalmanfaluthi.com/2020/02/10/resensi-buku-guru-aini-maryamah-karpov-kedua-andrea-hirata/

Andrea Hirata

Tip Andrea Hirata bagi Para Penulis Pemula

Kalian suka menulis? Ingin menjadi penulis juga tapi kalian masih bingung harus mulai dari mana? Kebingungan untuk memulai memang menjadi masalah yang biasa dihadapi oleh orang yang baru mulai menekuni dunia menulis. Namun jangan khawatir, karena dalam artikel ini Bentang Pustaka akan memberikan tip bagi penulis pemula yang ingin menekuni dunia tulis-menulis dan ingin menjadi penulis andal. Orang yang memberikan tip ini juga bukan sembarangan. Pak Cik Andrea Hirata akan membagikan informasi menarik ini kepada kalian.

Andrea Hirata sendiri memberikan tip-tip kepenulisan bagi para pemula ini mengacu pada pengalamannya selama 15 tahun berkecimpung di dunia literasi. Sehingga tip darinya bisa kalian implementasikan secara langsung. Apa saja sih yang perlu dilakukan oleh penulis pemula saat ia akan menuliskan naskah pertamanya?

Menanamkan pada Diri Sendiri bahwa Kita Senang Bercerita

A good writer is a good storyteller. Ya, kemampuan bercerita dan berkisah adalah salah satu hal penting dan utama yang harus dimiliki oleh seorang penulis agar kariernya sukses di bidang ini. Kita bisa melihat contohnya pada sosok Andrea Hirata. Andrea Hirata merupakan salah satu penulis Indonesia yang memiliki kemampuan bercerita di atas rata-rata. Saat berkunjung ke kantor Bentang Pustaka pun terlihat sekali bahwa bercerita atau berkisah merupakan bakat alaminya. Ia senang menceritakan banyak hal, sehingga yang mendengarkan pun tidak bosan.

Hal tersebut juga tergambar saat ia menuangkan bakat berceritanya dalam bentuk tulisan. Bahasa yang mengalir, alur yang bernyawa, dan kisah yang terasa nyata selalu berhasil membius pembaca. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana jika kita tidak memiliki kemampuan bercerita? Tenang saja, jalan menjadi penulis masih lebar. Jika kemampuan bercerita tidak ada maka yang kita butuhkan adalah senang bercerita. Kalau kita senang bercerita dan melatihnya dengan rutin, kesenangan itu lama-lama menjadi sebuah kemampuan.

Percaya kepada Cerita

Tip “percaya kepada cerita” ini sebenarnya memiliki dua maksud. Maksud yang pertama adalah kamu harus percaya pada cerita. Apa maksudnya? Pernahkah kalian mendengar bahwa ada seseorang yang tidak menyukai buku-buku fiksi karena mereka menganggap bahwa membaca buku fiksi, yang isinya adalah cerita-cerita, merupakan kegiatan yang membuang-buang waktu? Ya, memang ada seseorang yang seperti itu, dan hal tersebut tidak dapat disalahkan. Namun, ketika kalian ingin menjadi penulis, apalagi penulis novel, haruslah percaya kepada cerita. Percaya bahwa ada banyak hal dan pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut. Lalu maksud yang kedua adalah kalian harus percaya pada cerita yang kalian tuliskan, harus percaya diri dengan alurnya dan segala hal yang sudah terbentuk di sana. Jika kalian saja tidak percaya diri pada cerita yang kalian buat sendiri, bagaimana orang lain mau percaya?

Memiliki Tujuan yang Baik dengan Bercerita

Tip terakhir adalah kalian harus memiliki tujuan yang baik dengan bercerita. Apa maksudnya? Kalian membuat novel, bercerita, dan berkisah bukan hanya untuk keperluan mencari uang atau ketenaran, namun lebih dari itu. Kalian harus memiliki misi dan tujuan yang baik dengan cerita kalian. Tujuan-tujuan baik itu dapat berupa memotivasi orang lain melalui cerita kalian, menyumbangkan sebagian dari royalti yang kalian dapatkan untuk membangun pendidikan, atau yang paling sederhana adalah menyebarkan kebaikan melalui cerita kalian. Jika tujuan kalian untuk menulis buku ini baik, maka buku tersebut akan lebih mudah diterima oleh masyarakat dan biasanya lebih bermakna untuk masyarakat.

Itulah ketiga tip yang diberikan oleh Pak Cik Andrea Hirata bagi kalian para penulis pemula yang ingin menekuni dunia tulis-menulis. Pesan tambahan dari beliau, yang terpenting saat kita memilih untuk menekuni bidang ini adalah rasa sabar dan tidak mudah menyerah. Sabar untuk membangun cerita serta menyelesaikan naskah, dan tidak mudah menyerah bila naskah kita ditolak oleh penerbit.

Tip menulis oleh Andrea Hirata bisa didengarkan juga di Podcast Bentang melalui Spotify dan Google Podcast.  (Nas)

 

Kecintaan Andrea Hirata kepada Matematika

Dikenal sebagai seorang penulis novel di Indonesia, tak banyak yang tahu Andrea Hirata juga sangat menyukai dunia sains dan ilmu eksakta. Ia mengakui  dirinya suka dengan astronomi, fisika, kimia, dan statistik. Bahkan Andrea Hirata juga memiliki kecintaan kepada matematika. Sebab, ilmu ini merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang ia pelajari saat kuliah dahulu.

Karena kecintaannya di bidang literasi dan sastra, Andrea Hirata pun mengambil langkah serius dengan menulis. Lalu ia pun mencoba menerbitkan sebuah novel pada tahun 2005. Ya, novel tersebut tak lain dan tak bukan adalah Laskar Pelangi. Novel perdananya ternyata meledak di pasaran dan menjadi best seller hingga pada akhirnya difilmkan. Dari sanalah Andrea Hirata kemudian mencoba menekuni bidang ini hingga sekarang.

Tertarik pada Sains dan Ilmu Eksakta

Selama ini, kita mengenal Andrea Hirata sebagai sosok penulis novel Indonesia. Karya-karyanya dikenal khalayak luas, selalu dinantikan, bahkan salah satu novelnya yang berjudul Laskar Pelangi sudah diterbitkan di banyak negara dengan berbagai versi bahasa dan difilmkan oleh sinematografer terkenal di Indonesia. Selain itu, Andrea Hirata juga beberapa kali mendapatkan penghargaan terkait keterlibatannya di dunia literasi ini. Masyarakat awam atau siapa saja yang pertama kali mengenal Andrea Hirata pasti mengira bahwa ia merupakan seseorang yang menekuni bidang sastra dari awal. Dia juga sempat mengenyam pendidikan tinggi di bidang literature. Faktanya bukan seperti itu, Sahabat Bentang! Andrea Hirata merupakan lulusan salah satu universitas di Indonesia, di kampus tersebut ia justru mengambil studi ekonomi sebagai bidang yang ingin ia tekuni.

Jadi, pada dasarnya Andrea Hirata menyukai semua jenis ilmu. Buku-buku yang bertema ilmu-ilmu di atas juga dengan senang hati akan ia baca sampai habis. Oleh karena itulah sering kali kalian bisa menemui istilah-istilah ilmiah dalam novel Andrea Hirata. Ketertarikan Andrea Hirata dengan ilmu eksakta ini justru semakin memperkaya khazanah cerita dalam novel-novel yang ia tulis.

Matematika Menginspirasi Andrea Hirata Menulis Guru Aini

Karena kecintaannya kepada matematika, Andrea Hirata pun ingin menuliskan kisah yang terinspirasi dari ilmu tersebut, dan hal ini terealisasikan melalui novel Guru Aini. Penulisan novel ini juga sekaligus untuk mengajak siswa-siswi di Indonesia yang takut dengan matematika untuk menyukai dan menekuni ilmu tersebut, seperti tokoh Aini yang mulanya membenci matematika namun berkeinginan keras untuk menguasainya.

Novel Guru Aini ini akan bercerita tentang seorang guru matematika bernama Bu Desi yang bekerja di sebuah wilayah pelosok. Ia memiliki kesempatan untuk dipindahtugaskan ke wilayah yang lebih layak, namun menolak kesempatan itu. Bu Desi memiliki idealisme sendiri, di mana ia lebih ingin untuk mengajar anak-anak miskin di sebuah wilayah bernama Ketumbi. Di luar perkiraannya, mengajar murid-murid di Ketumbi ternyata penuh tantangan, Bu Desi harus memiliki stok kesabaran ekstra. Apalagi setelah bertemu dengan seorang murid bernama Aini yang anti sekali dengan matematika namun memiliki keteguhan hati untuk bisa menguasai ilmu ini. Sebagai guru matematika di sana, mau tidak mau Bu Desi harus mengajari Aini sampai bisa. Bagaimana perjalanan Bu Desi menjadi guru di pelosok? Apakah Bu Desi berhasil mengajari Aini matematika sampai bisa? Baca kisahnya lebih lanjut di novel Guru Aini. Novel terbaru Andrea Hirata ini juga sekaligus menjadi wadah baginya untuk bicara soal matematika. (Nas)

 

Guru Aini, Andrea Hirata

Guru Aini sebagai kecintaan Andrea Hirata kepada matematika.

© Copyright - Bentang Pustaka