Latihan Self-Acceptance

Menerima diri apa adanya memang sangat sulit. Banyak hal yang membuat kita insecure sehingga selalu merasa kurang atas diri kita sendiri. Apalagi kehadiran sosial media, membuat kita merasa paling “kecil” dibandingkan dengan orang lain. Tentu hal ini tidak baik bagi jiwa kita. Jika kita selalu merasa kurang, sampai kapan pun kita tidak akan bisa hidup bahagia.

Kesulitan menerima diri sendiri menjadikan kita orang yang mudah tersinggung dan gampang marah. Betul tidak? Kita mempunyai kecenderungan untuk menolak semua pendapat orang lain mengenai diri kita. Sebenarnya, hal tersebut sangat manusiawi, kok. Asalkan setelah itu kita harus sadar bahwa diri kita memang seperti itu. Kita diciptakan begini adanya dan ciptaan Tuhan memang tidak ada yang sempurna.

Dalam buku Mengheningkan Cinta, kita diajarkan cara untuk menerima diri sendiri. Tidak perlu terburu-buru atau langsung dipraktikkan. Baca dan pahami terlebih dahulu sampai kamu benar-benar memahami apa yang dimaksud Sunyi dalam buku ini. Yuk, kita simak bagaimana caranya menerima diri sendiri ala buku Mengheningkan Cinta.

1. Latihan duduk diam hening, meditasi, menyadari napas, menyadari pikiran

Kesadaran diri itu penting. Hening, meditasi, dan menyadari pikiran merupakan langkah awal dalam proses self-awareness. Kita berlatih untuk masuk ke diri kita sendiri dan menyadari berbagai macam buah pikiran yang muncul. Kamu hanya perlu mencari tempat yang sepi, duduk, diam, hening, dan sadari perasaan, juga pikiran.

 

2. Kurangi membandingkan diri

Pasti kita cukup sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Apa kamu sudah lelah? Kamu bisa, kok, menguranginya dengan sadar bahwa itu semua adalah ulah pikiranmu saja. Dengan begitu, pikiran-pikiran tersebut perlahan pasti mulai surut.

 

3. Latihan bersyukur

Kita sering kali hanya melihat sisi buruk diri sendiri dan berujung pada menghakimi. Memang, dengan kita melihat sisi buruk, kita menjadi lebih sering untuk evaluasi diri. Namun, melihat sisi baik-indah di dalam diri juga tidak kalah penting. Kita harus bersyukur bahwa hal baik itu akan menutupi hal-hal buruk. Ingatlah selalu bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

 

4. Latihan mengamati perasaan

Saat kita merasa benci dan marah pada diri sendiri, ingatlah bahwa itu hanya perasaanmu. Hening dan ambil jarak dengan perasaan itu. Amati saja perasaan itu. Jangan sampai dirimu ikut terbawa oleh perasaan yang sebenarnya tidak nyata. Kembalilah untuk sadar akan diri sendiri.

 

5. Berikan welas asih kepada diri sendiri

Wajar, loh, jika kita marah kepada diri sendiri atas kesalahan sikap dan perilaku yang rasanya kurang berkenan. Namun, setelah itu, kita bisa evaluasi diri. Coba ingat-ingat kejadiannya, letak kesalahannya, dan hal-hal yang harus kamu perbaiki ke depannya agar tidak terjadi hal yang sama. Lagi pula, yang lalu biarlah berlalu. Fokuskan diri untuk menata masa depan.

 

6. Menulis

Sering rasanya kita tidak bisa tidur karena overthinking. Otak kita terus berpikir hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan. Alhasil, waktu tidur kita jadi berantakan. Harusnya bisa bangun pagi, malah tidur pagi. Ada baiknya kita membiasakan diri untuk menulis. Ambil secarik kertas, tulislah apa yang ada dipikiranmu, apa pun itu tanpa terkecuali. Dengan begitu, kamu akan merasa lebih lega dan mampu berpikir lebih jernih.

Kurang lebih itulah cara menerima diri sendiri yang bisa dibaca selengkapnya dalam buku Mengheningkan Cinta. Kamu bisa mengikuti latihan self-acceptance sendiri di rumah. Tidak sulit, kok. Kamu hanya perlu tekun berlatih agar kamu bisa sepenuhnya menerima dirimu sendiri. Semuanya pasti butuh proses dan proses setiap orang itu berbeda. Kamu bisa menikmati prosesnya tanpa perlu terburu-buru agar seimbang dengan orang lain.

Banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dalam buku ini. Sunyi dan Adjie mengajarkan kita banyak hal, terutama tentang diri sendiri. Kita diajarkan untuk lebih mencintai diri sendiri. Hidup ini sudah lelah, jangan sampai kamu membebani jiwa dan batinmu dengan menyalahkan dan menghakimi diri sendiri. Kamu harus bahagia karena kamu punyak hak untuk bahagia tanpa bergantung pada orang lain. Selamat berproses!

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta