Cara Presentasi yang Baik dan Tetap Menarik buat Audiens

Bagaimana sih cara presentasi yang baik? Pertanyaan ini pasti sering muncul di benak Sobat Bentang, terutama buat kamu yang sering melakukan presentasi. Entah itu untuk urusan kampus, pekerjaan, atau klien. Presentasi sebenarnya bukan hanya sekadar memaparkan gagasan atau laporan, tetapi juga menceritakannya agar mudah audiens pahami.

Kali ini Bentang Pustaka sudah menyiapkan tulisan khusus yang memuat cara presentasi yang baik. Kamu dapat mempelajarinya dan mempraktikkannya saat presentasi nanti. Tak hanya itu, Bentang Pustaka juga menyediakan rekomendasi buku yang bisa jadi bahan belajarmu untuk menyusun kata-kata dalam presentasi. Seperti apa nih bukunya? Simak artikel ini sampai tuntas, ya!

Cara Presentasi yang Baik

Presentasi yang menarik bukanlah tentang seberapa banyak informasi yang kamu paparkan. Panduan cara presentasi yang baik berikut ini dapat membantumu memaksimalkan diri saat tampil di hadapan audiens. Kuncinya adalah menyiapkan bahan dan mental jauh-jauh hari. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Persiapkan Diri

Persiapan adalah setengah dari kesuksesanmu dalam presentasi. Maka, buat persiapan serapi dan sebaik mungkin sebelum presentasi. Persiapan ini meliputi menyusun materi secara sistematis, latihan berbicara dengan jelas, menyiapkan obrolan yang menarik, dan lain-lain. Yang tidak kalah penting, kamu harus memahami siapa audiensmu. Mengenal audiens dapat membantumu memilih kata atau kalimat yang lebih sesuai sehingga mereka mampu menyimak presentasi sampai akhir.

2. Beri Pembukaan yang Menarik

Bagian pembukaan itu sangat penting. Pasalnya, tertarik atau tidaknya audiens terhadap presentasimu sangat bergantung pada bagian awal ini. Kamu bisa mengawali presentasi dengan memberikan salam dan meminta audiens menjawab dengan penuh semangat. Selain itu, menggunakan teknik storytelling juga efektif kamu jadikan pembukaan. Misalnya, kamu menceritakan kisah sehari-harimu yang relevan dengan topik presentasi pada hari tersebut.

3. Cermati Komunikasi Non Verbal

Dalam presentasi, komunikasi verbal memang jadi sorotan utamanya. Namun, jangan lupakan juga peran komunikasi non verbal. Misalnya, lakukan kontak mata langsung dengan audiens. Ini ampuh membuat audiens lebih fokus ke presentasi. Kamu bisa juga mengubah mimik wajah ataupun memberikan beberapa gestur tubuh agar presentasimu tidak terkesan membosankan.

4. Siapkan Slide Menarik dan Interaktif

Desain slide yang menarik dapat membuat audiens berkonsentrasi penuh ke materi presentasi. Oleh sebab itu, pastikan slide yang kamu tampilkan benar-benar mampu menumbuhkan interaksi dengan audiens. Hindari terlalu banyak kalimat dalam slide. Taruh poin-poin penting dalam slide sehingga kamu dapat memaparkan lebih detail dengan kalimatmu sendiri.

5. Beri Jeda

Cara presentasi yang baik juga mencakup pemberian jeda sepanjang presentasi. Dalam hal ini, kamu harus peka pada gestur audiens yang mulai menunjukkan tanda kebosanan. Misalnya, mulai sering menguap, duduk tidak lagi tegap, pandangan kosong, dan lain-lain. Saat kebosanan audiens mulai muncul, beri jeda dalam presentasi untuk membangkitkan konsentrasi mereka. Kamu bisa mengisinya dengan kuis, humor, dan lain-lain.

6. Libatkan Audiens

Melibatkan audiens juga merupakan salah satu cara presentasi yang baik. Artinya, kamu tidak harus selalu mendominasi pembicaraan sepanjang presentasi. Sesekali ajak audiens berinteraksi, entah itu lewat diskusi atau pertanyaan singkat. Selain untuk menghindari rasa bosan audiens, cara ini paling efektif untuk membangun presentasi yang komunikatif. Saat audiens merasa ikut terlibat dalam bagian presentasi, mereka akan lebih bersemangat. 

Magic Words, Keajaiban Kata untuk Presentasi

Cara presentasi yang baik erat hubungannya dengan kemampuan berkata-kata atau bicara. Nah, Bentang Pustaka punya koleksi buku self development yang bisa membantu dalam menyusun presentasi. Judul bukunya adalah Magic Words, karya dari Jonah Berger. Dalam buku tersebut, sang penulis menunjukkan hasil risetnya sampai menemukan enam jenis kata yang mampu meningkatkan pengaruhmu dalam berbagai bidang.

Magic Words bukan hanya bagus untuk berlatih presentasi, tetapi mencakup aspek lainnya. Mulai dari membangun hubungan pertemanan, membujuk orang lain, meningkatkan kreativitas, dan lain-lain. Pokoknya, Sobat Bentang bisa menemukan aneka keajaiban kata dalam Magic Words ini deh!

Gimana nih, Sobat Bentang? Jadi makin penasaran ya sama buku Magic Words! Langsung saja pesan bukunya di Bentang Pustaka. Bisa lewat toko buku kesayanganmu atau bisa pula kamu beli di marketplace Bentang Pustaka. Yuk, belajar menjelajahi keajaiban kata-kata mulai dari sekarang!

menghadapi quarter life crisis

Quarter Life Crisis dengan Wejangan Puitis

menghadapi quarter life crisis

Masa quarter life crisis sering kali menjadi masa yang penuh akan nasihat yang merujuk pada ungkapan inspiratif yang memuakkan. Ketika menghadapi masa-masa ini, orang-orang mungkin mengharapkan sesuatu yang tidak melulu menggurui. Sebab, masa-masa ini kamu tidak hanya berurusan dengan diri sendiri, tetapi juga menyeimbangkan hubungan dengan sesama. Segala hal yang menggurui mungkin justru menjadi bumerang bagi mereka yang berada di posisi ini. Di masa-masa quarter life crisis, kamu mungkin membutuhkan masukan yang tidak mendoktrin atau sebuah wejangan dengan penyampaian yang tidak biasa. Tidak sedikit dari mereka yang menghadapi masa-masa berat ini mencari ketenangan dan solusi dari bacaan mereka. Almustafa karya Kahlil Gibran sangat layak menjadi rekomendasi kamu.

Wejangan yang Reflektif

Quarter life crisis bisa disebut sebagai titik lelah dan jenuh. Kamu mungkin kehilangan semangat dan mempertanyakan jati dirimu. Menghadapi momen ini, bacaan di Almustafa karya Kahlil Gibran bisa menjadi opsi untuk solusi kamu. Sebab, kisah satu ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di benakmu: perihal faktor-faktor yang kehilangan jawabannya. Almustafa menghadirkan rangkaian tema yang dimulai dari pertanyaan. Kahlil Gibran berdiri melalui tokoh utamanya, ia menjawab dengan pemaparan yang menjadi fasilitas bagi para pembacanya untuk berefleksi. Jawaban-jawaban yang tidak menohok dan menggurui.

Alasan lain kamu harus membaca Almustafa, baca di sini!

Tidak melulu perihal nasihat bermoral, karya ini sarat nasihat puitis. Seperti khas Kahlil Gibran, kalimat-kalimat di dalam prosa-puisi ini ditulis dengan keindahan yang memberimu kenyamanan saat membaca. Di setiap lembarannya, kamu akan menemui jawaban yang tetap inspiratif dan kaya akan motivasi. Refleksi dengan sesuatu yang implisit akan terdengar lebih menyenangkan daripada sesuatu yang terlalu memaksamu untuk berubah dalam waktu yang cepat. Menyenangkan dan menyamankan diri adalah yang penting di masa-masa ini

Hadapi Quarter Life Crisis dengan Ketenangan

Saat menghadapi quarter life crisis, kamu memerlukan waktu untuk meredam semua kegelisahanmu. Lingkungan dan pribadi yang tenang menjadi hal yang mendukungmu untuk melewati masa berat ini. Tidak perlu buru-buru, ambil jeda dan fasilitasi dirimu dengan asupan dan benda-benda yang membantu proses ini. Almustafa karya Kahli Gibran bisa kamu dapatkan di sini. Yuk, bekali dirimu dengan bacaan yang menenangkan dan mampu mendukungmu menghadapi masa quarter life crisis. Jangan kehilangan diri dan menjadi bahagia adalah hal yang penting. Selamat membaca!

Capai JOMO

Capai JOMO dengan Perencanaan 5P

Capai JOMO

Agar tidak kewalahan dan mencapai JOMO, kita ingin menguasai hari dan memegang kontrol atas jadwal, bukan? Setelah mempelajari strategi menolak dan mengetahui apa saja yang bisa didapatkan jika berani menolak, kita tentu memerlukan sebuah sistem yang bisa membantu untuk meringkas semua kegiatan.

Baca juga: Apa yang Kita Dapatkan Ketika Berani Menolak?

Tanya Dalton dalam The Joy of Missing Out (JOMO) membagikan sistem yang ia ciptakan untuk tujuan yang telah disebut di atas. Sistem itu disebut dengan Perencanaan 5P yang bisa disesuaikan dengan diri sendiri dan gaya hidup masing-masing orang. Perencanaan 5P terdiri atas Pembersihan, Proses, Prioritas, Perlindungan, dan Penggerak. Simak penjelasannya di bawah ini.

Pembersihan: Luangkan Satu Hari dalam Seminggu untuk Berpikir

Dalton menyarankan untuk melakukan ini satu hari dalam seminggu. Kamu bisa memilih satu dari tujuh hari untuk melakukan pembersihan. Contohnya, kamu memilih hari Minggu untuk melakukan pembersihan urusan sekolah, kuliah, atau kantor dan hari Senin untuk pembersihan urusan keluarga. Ya, kamu bisa melakukannya dalam satu atau dua hari jika kamu ingin fokus pembersihanmu mendapat ruang masing-masing. Tujuan dari tahap ini adalah untuk melihat gambaran besar tentang apa yang ingin dicapai selama tujuh hari ke depan. Langkah ini bisa dilakukan sendiri atau bersama tim. Tim yang dimaksud di sini bisa jadi tim kerja atau keluarga, tergantung ruang Pembersihan mana yang ingin kamu selesaikan. Menyusun rencana tidak harus terasa formal dan kaku, Pembersihan bisa menjadi aktivitas menyenangkan mingguan, lho!

Proses: Setiap Hari Harus Dianggap sebagai Kesempatan Baru

Kunci dari langkah kedua ini adalah jangan nikmati prosesnya. Jangan merasa tertekan ketika kegiatan yang kamu rencanakan selesai hari Kamis ternyata baru terpenuhi setengahnya. Tak perlu juga merasa terbebani mengingat bahwa Jumat kamu harus menyelesaikan sisa pekerjaan Kamis plus mengerjakan tugas-tugas hari itu. Buatlah prosesnya fleksibel. Ini merupakan hal yang wajar apabila ada satu hari ketika pencapaianmu dua kali lipat lebih besar dari rencana. Tidak masalah juga jika ada hari lain yang kasusnya seperti hari Kamis tadi. Meluangkan waktu untuk memproses akan menyiapkan kita menuju kesuksesan.

Prioritas: Membatasi Waktu pada Urusan yang Tak Penting

Salah satu cara untuk memprioritaskan kegiatan kita adalah dengan pengelompokan. Pengelompokan dalam konteks ini adalah mengumpulkan aktivitas-aktivitas mirip dalam kurun waktu tertentu yang dimaksudkan untuk memaksimalkan waktu, energi, dan fokus. Ini dapat menata kegiatan harian kita. Tugas-tugas penting, maupun tidak, bisa dikelompokkan dengan dua cara, yaitu berdasarkan tindakan (mengecek media sosial, surel, dan lainnya) dan berdasarkan konteks (belanja mingguan, membeli keperluan sekolah, dan semacamnya. Dengan ini, kita mampu menyelesaikan pekerjaan berkualitas tinggi dengan waktu lebih singkat.

Perlindungan: Tempatkan Sekat Pekerjaan dan Waktu Istirahat

Isi kalender dengan tugas prioritasmu akan mencegah orang-orang untuk mengintervensi jadwal kita dan menyisipkannya dengan agenda mereka. Ingat, prioritas lebih tinggi hars mendapatkan jatah waktu lebih lama, sehingga tetapkan dulu sekat-sekat dalam jadwalmu. Selain itu, waktu istirahat harus dimasukkan dalam agendamu. Itu akan menjadi penyangga untukmu dan menyediakan fleksibilitas yang diperlukan untuk pro-aktif. Penyangga akan memberimu fleksibilitas yang diperlukan agar sistemmu tidak gagal.

Penggerak: Menyiapkan Domino

Agar semua sistem berjalan dengan baik, kita membutuhkan penggerak. Dalam hal ini, Dalton mengumpamakannya dengan domino. Domino akan membantu mempermudah pekerjaanmu selanjutnya. Contoh mudahnya adalah: meletakkan perlengkapan sarapan yang siap digunakan di meja setelah mencuci piring malam hari, mengisi buku agenda dengan daftar tugas berikutnya, meletakkan laptop dan buku di meja belajar supaya siap digunakan, dan lain sebagainya. Setelah itu, ciptakanlah map khusus untuk proyek-proyek berikutnya. Cara ini memperlihatkan kita seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk proyek tersebut yang membantu rencana selanjutnya.

 

Kita harus hadir dalam kehidupan dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan yang kita buat. Tanpa kehadiran, produktivitas berubah menjadi kesibukan dan kita hanya melakukan tugas dan pekerjaan tanpa investasi masa depan yang berarti. Kamu bisa pelajari lebih dalam tentang produktivitas dan sistem meringkas dari buku The Joy of Missing Out (JOMO) di sini.

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta