7 Misteri dari Wukir Mahendra Giri

7 Misteri dari Wukir Mahendra Giri <p style="text-align: justify;">Wukir Mahendra Giri atau biasa disebut dengan Gunung Lawu (3.265 mdpl) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah), Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan (Jawa Timur). Gunung Lawu yang juga disebut sebagai gunung purba ini memang menyimpan berjuta misteri. Tempat ini bahkan dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Nah, kira-kira Sahabat Bentang tahu tidak misteri apa saja yang tersimpan di dalam keagungan Wukir Mahendra Giri? Yuk, kita bahas bersama.</p>

<p style="text-align: center;"><strong>Puncak Sakral dari Wukir Mahendra Giri</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Gunung Lawu atau Wukir Mahendra Giri terdiri atas tiga puncak. Puncak pertama adalah Harga Dalem, kedua Harga Dumiling, dan ketiga Harga Dumilah. Ketiga puncak ini kerap dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan spiritual. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan Prabu Brawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon, sedangkan Harga Dumilah merupakan tempat penuh misteri yang sering dipergunakan sebagai ajang menguji kemampuan olah batin dan meditasi. Menurut penuturan penduduk setempat, kegiatan spiritual yang sering dilakukan di puncak ini berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran. Konon, setiap orang yang hendak pergi ke puncaknya harus memahami berbagai larangan tidak tertulis, baik bersifat perbuatan maupun perkataan. Bila pantangan itu dilanggar oleh si pelaku, maka diyakini ia akan bernasib nahas.</p>

<p style="text-align: center;"><strong>Dwarapala: Desa yang Penuh dengan Tanda Tanya</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Konon, menurut cerita yang berkembang di penduduk setempat, terdapat sebuah desa yang mereka sebut Dwarapala. Desa ini dulu pernah ada di lereng Gunung Lawu yang diperkirakan telah ada sebelum zaman Majapahit. Sayangnya, entah sejak kapan, desa ini diduga menghilang. Tidak ada yang tahu pastinya, kapan dan bagaimana desa ini menghilang. Konon, Desa Dwarapala ini menghilang secara misterius. Namun, meskipun disebut telah menghilang, beberapa penduduk ada yang menyembutkan bahwa terkadang desa ini sering menunjukkan tanda-tanda aneh. Mereka mengatakan, bahwa pada malam-malam tertentu, sering muncul sebuah sinar putih dari desa tersebut. Sinar ini dapat dilihat dari kawasan Candi Sukuh, Karanganyar.</p>

<p style="text-align: justify;">Baca juga: <a href="http://bentangpustaka.com/read/34017/dwarapala–desa-yang-penuh-dengan-tanda-tanya.html"><span style="color:#800000;"><strong>Dwarapala: Desa yang Penuh dengan Tanda Tanya</strong></span></a></p>

<p style="text-align: center;"><strong>Ritual Penarikan Gaib</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Menurut kepala Tahura (Taman Hutan Raya) wilayah Karanganyar, di Desa Dwarapala, kerap ditemui beberapa orang yang tengah melakukan meditasi atau olah batin lain dengan berbagai macam tujuan. Namun, sebagian besar dari wisatawan tersebut melakukan upaya penarikan pusaka secara gaib. Hal ini didasarkan atas keyakinan masyarakat bahwa telah tersimpan banyak benda peninggalan purbakala yang kemungkinan tersembunyi di alam gaib. Ritual gaib ini dikenal dengan sebutan “ritual penarikan gaib”. Menurut penduduk setempat, ritual ini bahkan masih diadakan hingga saat ini. Tujuannya tidak lain untuk memburu harta karun “tersembunyi” di dalam Desa Dwarapala.</p>

<p style="text-align: center;"><strong>Misteri Hyang Arimong</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Hyang Arimong? Yaps, Hyang Arimong. Kalau Sahabat Bentang membaca <em>Aroma Karsa</em>, pasti tidak asing dengan nama ini. Hyang Arimong atau bisa disebut Harimau digambarkan sebagai sosok harimau yang sangat besar dan menyeramkan. Tidak hanya di <em>Aroma Karsa</em>, ternyata menurut penuturan penduduk setempat, Hyang Arimong ini juga ada di Dwarapala. Bahkan, beberapa penduduk pernah berkisah melihat hewan menyeramkan ini.</p>

<p style="text-align: center;"><strong>Pasar Setan di Jalur Dwarapala</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Selain dikenal sebagai jalur berbahaya, jalur pendakian melalui Candi Cetho yang juga merupakan jalur menuju Desa Dwarapala, juga dianggap sebagai jalur gaib. Pada jalur ini, beredar kisah mistis mengenai pasar setan. Konon, pendaki yang melewati jalur ini sering mendengar suara ramai dari pedagang tak kasatmata yang menawarkan dagangannya. Menurut cerita yang banyak beredar, apabila di sana kalian mendengar suara-suara aneh tersebut, kalian harus membuang salah satu barang yang kalian punya, sebagaimana orang yang sedang bertransaksi dengan cara barter.</p>

<p style="text-align: justify;">Baca juga: <a href="http://bentangpustaka.com/read/33960/aroma-mistis-dari-wukir-mahendra-giri.html"><span style="color:#800000;"><strong>“Aroma Mistis dari Wukir Mahendra Giri”</strong></span></a></p>

<p style="text-align: center;"><strong>Tempat Moksa Raja Brawijaya V</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Jika berbicara mengenai legenda Gunung Lawu, maka kisah tentang moksanya Prabu Brawijaya V tidak akan ketinggalan. Menurut salah satu versi yang sudah beredar dan melegenda, kehadiran Gunung Lawu diawali dengan perginya Raja Prabu Brawijaya V ke Gunung Lawu. Sesampainya di puncak, ia bermeditasi dan memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya, didapatkannya petunjuk yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan <em>wahyu kedaton</em> akan berpindah ke Kerajaan Demak. Maka, saat itu juga sang Prabu memutuskan untuk moksa dari keramaian duniawi.</p>

<p style="text-align: center;"><strong>Mahluk Gaib Penguasa Gunung Lawu</strong></p>

<p style="text-align: justify;">Kisah tentang moksanya Prabu Brawijaya V tidak berhenti begitu saja. Masih menurut versi yang sama, setelah sang Prabu akhirnya berhasil moksa, Dipa Menggala, yang merupakan patihnya diangkat menjadi penguasa Gunung Lawu dan membawahi semua <span style="color:#000000;">makhluk gaib dengan wilayah Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Wilis</span>, Pantai Selatan hingga Pantai Utara dengan gelar Sunan Gunung Lawu. Sedangkan patihnya yang lain yang bernama Wangsa Menggala, diangkat sebagai patih dari Dipa Manggala dengan gelar Kyai Jalak.</p>

<p style="text-align: justify;">Wah, membahas tentang kisah mistis yang penuh misteri dari Wukir Mahendra Giri memang tidak pernah ada habisnya ya, Sahabat Bentang. Kira-kira Sahabat Bentang punya cerita misteri apa tentang Wukir Mahendra Giri? Kasih tahu MinTang, dong! Atau, kalau Sahabat Bentang ingin membaca kisah misteri Wukir Mahendra Giri ala Dee Lestari, jangan lupa beli dan baca <a href="http://aromakarsa.bentangpustaka.com/"><span style="color:#800000;"><strong><em>Aroma Karsa</em></strong></span></a>, ya! Sampai jumpa dan selamat membaca!</p>

<p> </p>Aini Syarifah

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta