Gen M is The New Cool of Islam

Kita pasti setuju apapun yang berbau global selalu dianggap sebagai cool, bukan? Globalisasi, global market, global corporation, global brand, global culture, global lifestyle, global citizen, global fashion, Hollywood, hip-hop, boy band adalah cool.

Begitu pula apapun yang berbau digital selalu dianggap cool. Google, Facebook, digital lifestyle, digital entrepreneur, digital start-up, Go-jek, hingga wearable device adalah cool.

Kini, ada sebuah tren baru yang menjamur, khususnya di Indonesia, sebuah tren menarik mengenai kegairahan kebudayaan Islam. Fesyen bernuansa muslim (hijab), buku-buku inspirasi Islam, novel bernuansa Islam (“Ayat-Ayat Cinta”), apps bernuansa Islam, film dan sinetron bernuansa Islam, musik bernuansa Islam, termasuk dunia dakwah Islam masuk dalam ranah budaya mainstream yang diterima secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat.

Nah, di tengah geliat peradaban Islam tersebut, kita bisa melihat bahwa kebaikan, kesalehan, dan kearifan yang dibawa oleh Islam menemukan identitas baru yang cool. Inilah yang saya sebut sebagai the new cool. Maka, gaya hidup Islam pun menemukan identitas baru yang keren. Muslim lifestyle is the new cool.

Konsumen Indonesia memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan AS maupun negara lain manapun. Memang betul globalisasi, teknologi dan gaya hidup Baratbegitu pekat memengaruhi nilai-nilai, perilaku, dan aspirasi konsumen Indonesia. Namun kelokalan dan nilai-nilai Islam tetap dominan memengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak mereka. Ini wajar karena 88% penduduk Indonesia adalah muslim.

Yang menarik dari fenomena menggeliatnya pasar muslim dan industri berbasis Islam tersebut adalah bahwa nilai-nilai Islam dan ajaran Nabi mulai menjadi driving factors bagi konsumen muslim Indonesia dalam memutuskan pembelian dan memengaruhi perilaku membeli dan mengonsumsi mereka. Artinya, ketaatan kepada ajaran Islam menjadi faktor yang kian penting bagi mereka dalam memutusakn produk dan jasa yang akan mereka beli dan konsumsi. Jadi, pertimbangan halal atau tidak, mengandung riba atau tidak, syar’i atau tidak menjadi faktor penentu penting dalam keputusan pembelian.

Lalu apa dan siapa itu Gen M?

Gen M bisa jadi kamu dan kita yang Muslim, kita atau orang-orang yang membawa Muslim Lifestyle menjadi The New Cool.

Selama ini seringkali kita mendengar istilah generasi baby boomer, X, Y, dan Z. Istilah-istilah itu sangat mengacu pada pola hidup masyarakat yang ada pada jaman tersebut. Misal, generasi X, generasi ini lahir pada tahun 65-80an, orang-orang terlahir di generasi ini memiliki sudah melek dengan teknologi.  Penggunaan personal computer telah marak pada jaman ini.

Lalu apa itu GenM? GenM adalah sebuah generasi yang khusus hanya ada di Indonesia, Generasi Muslim. GenM mengacu pada masyarakat Indonesia yang hampir 80%nya adalah seorang muslim. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh tim #GenM, dalam 10 tahun terakhir Islam di Indonesia mulai dipandang dapat menggerakan pasar domestik, hal ini ditandai dengan maraknya bank syariah, hotel syariah, makanan halal, dan lain-lain. Melihat peluang tersebut, kini banyak penggiat bisnis mulai memandang bahwa para Gen M ini memiliki peluang yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian bangsa.

Cari lebih tahu seluk beluk tentang Generasi baru ini dan apakah dirimu termasuk dalam Gen M ini? Hanya lewat buku Gen M karya Yuswohady !

Yuswohady telah menulis sekitar 50 buku mengenai bisnis dan pemasaran, sejak 1999. Bersama Kemal E. Gani, ia merintis Middle Class Institute (MCI) yang mengkhususkan diri melakukan kajian perilaku konsumen kelas menengah di Indonesia. Managing Partner Inventure Consulting Firm inilah yang pertama memulai riset terhadap konsumen Muslim di Indonesia.

Kenal lebih dekat dengan penulisnya, ikutin tulisan-tulisannya yang penuh inspiratif melalui blognya di http://www.yuswohady.com/

#GenM #GenerationMuslim

 

 

 

Source : http://www.yuswohady.com/2016/11/19/the-new-cool/  Kita pasti setuju apapun yang berbau global selalu dianggap sebagai cool, bukan? Globalisasi, global market, global corporation, global brand, global culture, global lifestyle, global citizen, global fashion, Hollywood, hip-hop, boy band adalah cool.

Begitu pula apapun yang berbau digital selalu dianggap cool. Google, Facebook, digital lifestyle, digital entrepreneur, digital start-up, Go-jek, hingga wearable device adalah cool.

Kini, ada sebuah tren baru yang menjamur, khususnya di Indonesia, sebuah tren menarik mengenai kegairahan kebudayaan Islam. Fesyen bernuansa muslim (hijab), buku-buku inspirasi Islam, novel bernuansa Islam (“Ayat-Ayat Cinta”), apps bernuansa Islam, film dan sinetron bernuansa Islam, musik bernuansa Islam, termasuk dunia dakwah Islam masuk dalam ranah budaya mainstream yang diterima secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat.

Nah, di tengah geliat peradaban Islam tersebut, kita bisa melihat bahwa kebaikan, kesalehan, dan kearifan yang dibawa oleh Islam menemukan identitas baru yang cool. Inilah yang saya sebut sebagai the new cool. Maka, gaya hidup Islam pun menemukan identitas baru yang keren. Muslim lifestyle is the new cool.

Konsumen Indonesia memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan AS maupun negara lain manapun. Memang betul globalisasi, teknologi dan gaya hidup Baratbegitu pekat memengaruhi nilai-nilai, perilaku, dan aspirasi konsumen Indonesia. Namun kelokalan dan nilai-nilai Islam tetap dominan memengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak mereka. Ini wajar karena 88% penduduk Indonesia adalah muslim.

Yang menarik dari fenomena menggeliatnya pasar muslim dan industri berbasis Islam tersebut adalah bahwa nilai-nilai Islam dan ajaran Nabi mulai menjadi driving factors bagi konsumen muslim Indonesia dalam memutuskan pembelian dan memengaruhi perilaku membeli dan mengonsumsi mereka. Artinya, ketaatan kepada ajaran Islam menjadi faktor yang kian penting bagi mereka dalam memutusakn produk dan jasa yang akan mereka beli dan konsumsi. Jadi, pertimbangan halal atau tidak, mengandung riba atau tidak, syar’i atau tidak menjadi faktor penentu penting dalam keputusan pembelian.

Lalu apa dan siapa itu Gen M?

Gen M bisa jadi kamu dan kita yang Muslim, kita atau orang-orang yang membawa Muslim Lifestyle menjadi The New Cool.

Selama ini seringkali kita mendengar istilah generasi baby boomer, X, Y, dan Z. Istilah-istilah itu sangat mengacu pada pola hidup masyarakat yang ada pada jaman tersebut. Misal, generasi X, generasi ini lahir pada tahun 65-80an, orang-orang terlahir di generasi ini memiliki sudah melek dengan teknologi.  Penggunaan personal computer telah marak pada jaman ini.

Lalu apa itu GenM? GenM adalah sebuah generasi yang khusus hanya ada di Indonesia, Generasi Muslim. GenM mengacu pada masyarakat Indonesia yang hampir 80%nya adalah seorang muslim. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh tim #GenM, dalam 10 tahun terakhir Islam di Indonesia mulai dipandang dapat menggerakan pasar domestik, hal ini ditandai dengan maraknya bank syariah, hotel syariah, makanan halal, dan lain-lain. Melihat peluang tersebut, kini banyak penggiat bisnis mulai memandang bahwa para Gen M ini memiliki peluang yang sangat besar bagi kemajuan perekonomian bangsa.

Cari lebih tahu seluk beluk tentang Generasi baru ini dan apakah dirimu termasuk dalam Gen M ini? Hanya lewat buku Gen M karya Yuswohady !

Yuswohady telah menulis sekitar 50 buku mengenai bisnis dan pemasaran, sejak 1999. Bersama Kemal E. Gani, ia merintis Middle Class Institute (MCI) yang mengkhususkan diri melakukan kajian perilaku konsumen kelas menengah di Indonesia. Managing Partner Inventure Consulting Firm inilah yang pertama memulai riset terhadap konsumen Muslim di Indonesia.

Kenal lebih dekat dengan penulisnya, ikutin tulisan-tulisannya yang penuh inspiratif melalui blognya di http://www.yuswohady.com/

#GenM #GenerationMuslim

 

 

 

Source : http://www.yuswohady.com/2016/11/19/the-new-cool/ Priyo Bagus Anggara

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta