Tag Archive for: robin sharma

Karakter Pemimpin Masa Kini yang Bisa Kamu Tiru, Simak Ya!

Seorang pemimpin yang baik semestinya punya karakter seperti apa sih? Kamu mungkin bertanya-tanya juga, bagaimana ya cara jadi pemimpin yang punya wibawa bagus? Terus, apakah semua orang punya kesempatan buat jadi pemimpin, bukan bawahan?

Lewat buku The Leader Who Had No Title, Robin Sharma menjabarkan hal tersebut dengan menarik. Bahkan, sang penulis memberi gambaran bahwa seseorang tak perlu punya jabatan untuk bersikap sebagai pemimpin. Wah, sebuah pemikiran unik dan menarik nih!

Buat kamu yang suka pada topik-topik seputar kepemimpinan, rasanya mesti baca buku karya Robin Sharma ini deh. Sebelumnya, Bentang Pustaka mau kasih sedikit bocoran mengenai karakter pemimpin yang muncul pada buku The Leader Who Had No Title:

Sanggup Memimpin Diri Sendiri

Pemimpin yang bagus adalah sosok yang mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Cukup masuk akal kan? Logikanya, bagaimana kamu mau menjadi atasan orang lain jika mengatur diri sendiri saja masih kelabakan?

Masalahnya, memimpin diri sendiri juga bukan perkara mudah. Lihat saja, banyak orang kesulitan mengatur waktu sendiri. Hanya dengan sikap mau berdisiplin ke diri sendiri, seseorang baru bisa mulai menjadi pemimpin.

Selain itu, seorang pemimpin juga harus punya ketegasan ke diri sendiri. Artinya, tidak mudah galau dalam memutuskan sesuatu dan siap pada risikonya. Nah, apakah karakter seperti ini sudah ada pada sosokmu?

Mau Lebih Banyak Mendengarkan

Jangan berpikir bahwa tugas seorang pemimpin adalah menyuruh-nyuruh anak buah. Pemimpin bukanlah orang yang duduk santai menerima laporan semata. Justru kebalikan dari itu semua, pemimpin yang baik mesti mau banyak mendengarkan.

Karakter pemimpin ini juga cukup sulit dilakukan. Pasalnya, sudah jadi sifat alami manusia untuk selalu ingin didengarkan, bukan sebaliknya. Kamu juga mesti paham dulu konteks “mendengarkan” yang baik itu seperti apa.

“Mendengarkan” berbeda dengan hanya “mendengar.” Dalam mendengarkan, ada kemampuan menyimak serta berempati pada lawan bicara. Orang-orang lebih suka pada pemimpin yang mau banyak mendengarkan daripada sekadar hanya memerintah.

Kesadaran Melayani Bawahan

Kamu mungkin mengernyitkan dahi membaca sub judul tersebut. Masak sih pemimpin harus melayani bawahan? Apa nggak terbalik?

Ya, selama ini kamu mungkin berpikir bawah anak buahlah yang mesti melayani atasan. Kenyataannya, seorang pemimpin justru harus memiliki jiwa melayani yang tak kalah bagus. Hanya dengan “melayani” bawahan, seorang pemimpin sanggup menciptakan suasana kerja yang nyaman.

Melayani di sini dapat berarti macam-macam. Salah satunya adalah tidak bertindak semena-mena ke anak buah. Bahkan, kebiasaan mau mendengarkan bawahan juga termasuk dalam kategori melayani yang paling sederhana.

Bagus dalam Bekerja Sama

Karakter pemimpin masa kini yang harus dimiliki adalah kemampuan yang bagus dalam bekerja sama. Catat ya: bekerja sama, bukan menang sendiri. Seseorang baru layak menjadi pimpinan jika tak lagi mengandalkan diri sendiri dalam menyelesaikan tugas atau bahkan masalah.

Sekalipun sudah ada di jabatan paling tinggi, mustahil bagi seseorang untuk bekerja sendiri. Itu sebabnya butuh kerendahan hati dan sikap mau terbuka untuk berkolaborasi dengan orang lain. Termasuk menanamkan rasa percaya kepada seluruh anggota tim.

Makin jelas ya bahwa pemimpin yang baik itu bukan terletak pada kemampuan semata. Ada hal-hal lain yang perlu seseorang asah agar bisa jadi pemimpin berkarakter. Nah, apakah kamu sudah siap berproses seperti itu?

Sebenarnya masih banyak loh pembahasan tentang kepemimpinan yang menarik dari buku The Leader Who Had No Title. Biar nggak makin penasaran, coba deh beli bukunya via https://linktr.ee/Bentang sekarang!

Resensi The Leader Who Had No Title: Ini Rahasia Jadi Pemimpin

The Leader Who Had No Title merupakan buku tentang kepemimpinan karya Robin Sharma yang sangat inspiratif. Alih-alih menjejali pembaca dengan untaian kalimat motivasi ala pebisnis, penulis justru menyuguhkan teori kepemimpinan lewat storytelling yang menarik. Uniknya, tak semua karakter yang mengajarkan rahasia jadi pemimpin dalam cerita ini punya jabatan mentereng.

Blake adalah seorang karyawan di toko buku yang merasa hidupnya hambar. Pasca pulang dari tugas perang, dia mengalami trauma yang lantas menempatkannya sebagai korban. Blake menilai dirinya payah dan tak punya karier cemerlang.

Pada titik nadir itulah, Blake bertemu sahabat mendiang orang tuanya bernama Tommy. Meski sudah berusia lanjut, Tommy adalah pribadi penuh semangat yang mau mengajarkan seputar kepemimpinan pada Blake. Jenis kepemimpinan yang Tommy ajarkan juga unik: seni memimpin tanpa jabatan.

Lewat empat mentor yang dulu mengajari Tommy, Blake akhirnya belajar beberapa rahasia jadi pemimpin yang baik. Berikut ini Bentang Pustaka kasih sedikit bocorannya buat kamu: 

Tak Butuh Jabatan untuk Jadi Pemimpin

Mentor pertama Blake bernama Anna. Dia adalah seorang perempuan yang bekerja sebagai pengurus rumah tangga di sebuah hotel besar. Dari apa yang Anna kerjakan, jelas dia tak punya jabatan pemimpin layaknya orang kebanyakan. Namun, itulah yang membuat Anna unik.

Menurut Anna, seseorang tidak butuh jabatan atau status untuk bisa menjadi pemimpin. Anna dengan percaya diri dapat menyebut dirinya sebagai pemimpin. Pasalnya, dia memiliki karakter-karakter sebagai pemimpin: bertanggung jawab, mencintai pekerjaan, berkomitmen, dan mau terus belajar.

Pada akhirnya, pola pikir seperti Anna inilah yang menjadikan seseorang sanggup layak jadi pemimpin. Ini yang kemudian jadi konsep kepemimpinan pertama dalam buku The Leader Who Had No Title. Kalau penasaran apa saja isi pemikiran Anna, kamu mesti baca lengkap buku ini!

Masa-Masa Bergejolak Melahirkan Pemimpin Hebat

Selanjutnya, Blake berkesempatan bertemu mentor keduanya: Ty. Dia merupakan mantan juara dunia slalom ski yang kemudian membuka toko perlengkapan ski. Sosoknya tak kalah unik dari Anna. Terlebih Ty sudah banyak makan asam garam lewat kariernya sebagai atlet.

Konsep kedua The Leader Who Had No Title yang Blake pelajari dari Ty adalah seni bertahan dalam masa-masa sulit. Ketika sedang mengalami banyak masalah, seseorang justru punya kesempatan untuk berkembang. Nah, masa sulit itulah yang nantinya membentuknya punya karakter pemimpin.

Bagi Ty, kesulitan atau masalah hanyalah perkara sudut pandang. Masalah dapat kamu sebut masalah jika kamu menganggapnya sebagai masalah, bukan kesempatan. Wah, sepertinya ajaran dari Ty ini bikin kamu makin kepo ingin belajar soal kepemimpinan ya!

Makin Dalam Hubungan, Makin Besar Kepemimpinan

Mentor ketiga Blake adalah Jackson Chan yang merupakan mantan CEO sebuah perusahaan besar. Selepas pensiun, Jackson memilih menjadi pegawai di perpustakaan kota New York. Sebagai tukang kebun, dia sukses mengubah atap suram perpustakaan menjadi kebun cantik.

Blake mendapat banyak pelajaran penting dari Jackson. Pengalamannya sebagai mantan CEO tidak bisa dipandang remeh. Menurut Jackson, pemimpin yang sukses bukan hanya yang cerdas bekerja, melainkan juga yang mampu menjalin hubungan baik dengan banyak orang.

Saat sudah memiliki jabatan sebagai pemimpin, mau tidak mau seseorang harus berhubungan dengan banyak orang. Entah itu bawahan maupun kolega. Salah satu kunci sukses menjadi pemimpin adalah membuat hubungan yang ada tetap hangat dan terjaga.

Untuk Jadi Pemimpin Besar, Jadilah Orang Besar Dulu

Nah, inilah yang jadi rahasia pamungkas dalam buku The Leader Who Had No Title. Melalui mentor terakhirnya, Jet Brisley, Blake belajar hal penting: sebelum jadi pemimpin, seseorang mesti mampu memimpin dirinya sendiri.

Jet sendiri merupakan terapis pijat yang memiliki banyak pelanggan. Kesuksesan serta kecintaannya dalam pekerjaan salah satunya karena kesanggupan menjadi pemimpin buat diri sendiri. Dia percaya bahwa kedisiplinan diri dapat membentuk seseorang punya karakter pemimpin.

Kira-kira pelajaran apalagi yang Blake dapatkan dari Jet? Kamu dapat menemukan jawabannya kalau membaca buku ini sampai habis!

Wah, buku seni memimpin tanpa jabatan ini sepertinya seru banget ya. Biar kamu nggak terus-terusan penasaran, buruan pesan The Leader Who Had No Title lewat  https://linktr.ee/Bentang sekarang!

© Copyright - Bentang Pustaka