Tag Archive for: hanya tiga kata

Obat patah hati, menulis saja kapan lagi!

Obat Patah Hati: Menulis Saja, Kapan Lagi?

Patah hati lagi? Ditinggal doi pas lagi sayang-sayangnya? Atau, sudah memberanikan diri menyatakan cinta, tapi dianggap teman saja? Ouch! Sakitnya, tiada tara. Mau tahu nggak, salah satu obat mujarab untuk patah hati? Dwitasari, penulis novel remaja bestseller, membagikan pengalaman patah hatinya. Namun, ini bukan patah hati biasa. Dwita mengolah semua perasaan nggak nyaman tiap kali ia patah hati dan menjadikannya sebuah tulisan.

Hasilnya? Ia kini dikenal sebagai penulis genre roman remaja yang diperhitungkan di Indonesia. Yuk, kita curi ilmu dari Dwitasari!

Kapan mulai menulis?

Aku mulai menulis sejak kelas 4 SD, saat itu puisi. Kan, suka ada tugas bikin puisi, misalnya yang berhubungan dengan bunga atau pekarangan rumah. Ya, aku bikin tentang itu, tentang ibu atau kakak aku. Pas SMP ternyata menyadari suka banget nulis. Puisi-puisiku kutulis dengan tema lebih bebas. Setelah puisi lalu mulai menulis cerpen. Saat itu sering ikut lomba cerpen, sempat jadi finalis lomba cerpen tingkat Kota Depok. Nggak menang, nggak apa-apa, berarti harus usaha lebih banyak. Lalu saat SMA nulis Raksasa dari Jogja, diterbitkan, jadi bestseller dan langsung difilmin.

Kenapa milih tema roman remaja?

Aku yakin Dwitasari ingin juga mencoba genre yang lain. Namun, aku juga sadar pembacaku butuh cerita yang seperti apa. Mereka sering patah hati karena ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Mereka butuh diobati patah hatinya. Ketika orang patah hati, mereka tahu harus move on, tapi nggak tahu caranya. Jadi, aku berharap novel aku akan jadi obat. Masih banyak yang bisa aku gali di genre ini untuk nyembuhin patah hati.

Proses kreatif ala Dwitasari?

Nggak ada yang harus spesial. Yang penting tahu gambaran besarnya. Aku juga bersyukur punya editor untuk teman diskusi. Harus tahu bagaimana awal dan akhir cerita. Sama seperti kita ke terminal dan tahu tujuannya ke mana. Jadi, akan lebih mudah. Aku mulai nulis kerangka hingga selesai. Kalau kita ngalir terus jadinya kadang bisa macet di tengah jalan. Kalau pakai kerangka, jalan cerita kita akan lebih mudah terbentuk banget. Meski bisa saja berubah di tengah jalan, tetap akan lebih mudah.

Tanggapan Dwitasari ketika novel-novelnya difilmkan?

Seneng banget. Ketika tahu judul-judul novelku seperti Raksasa dari Jogja, Spy in Love, difilmkan. Jadi orang yang menonton filmnya akan cari novelnya, dan jadi baca buku. Saat tahu film itu bentuk adaptasi novel, kan perkiraannya bakalan beda beberapa persen dengan versi buku, ya. Novel dan film saling dukung. Seneng banget ketika ada PH tertarik memfilmkan novel aku.

Makna menulis bagi Dwitasari?

Alasan nulis agar pembaca nggak ngerasain luka hati yang kurasain. Orang kalau sedang patah hati, bisa jadi nulis banyak. Kalau aku patah hati, aku nulis novel. Ketika orang baca novel aku, pembaca bisa belajar dari kejatuhanku. Nulis bisa jadi obat. Kalau patah hati coba deh nulis, siapa tahu bisa diterbitin. Kan, malah bisa menghasilkan.

Pesan dari Dwitasari untuk teman yang suka nulis?

Pasti ada orang yang akan bilang tulisan kamu jelek, sampah, dan nge-bully tulisan lo. Aku bilang nggak usah dengerin mereka. Kita punya dua telinga untuk denger kritik yang baik dan membangun. Orang yang memberi kritik jahat belum tentu bisa nulis seperti lo. Oke misal tulisanmu jelek, tapi lo berani menerbitkan. Mereka belum tentu mulai menulis hari ini. Selera orang itu beda-beda, kita nggak bisa maksain selera tulisan kita sama. Misalnya tulisan Dwitasari dan Andrea Hirata, itu beda. Tapi, bukan berarti tulisan Andrea Hirata yang bagus dan Dwitasari jelek atau sebaliknya. Mereka hanya berbeda. Yang paling jelas, tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai.

Nah, itu dia hasil mengorek kisah patah hati Dwitasari yang menghasilkan. Menginspirasi banget, ya! Masih patah hati? Berita bagus! Karena justru amunisimu untuk menulis sedang penuh-penuhnya! Semangat!

Baca juga: PDKT dan Bikin Doi Langsung Nyaman? Ini Dia Tipsnya!

Penasaran dengan karya-karya Dwitasari? Intip di sini, ya!

 

Hikmah PSBB untuk para jomblo

PSBB? Hikmahnya untukmu Kaum Jomblo

PSBB lagi?! Kondisi pandemi yang memburuk membuat pemerintah DKI Jakarta kembali melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Sementara, daerah lain meski tidak PSBB, tetap diminta mematuhi protokol kesehatan. Dilarang keluar rumah, kegiatan diperketat, dan sekolah atau kuliah pun lanjut di rumah. Nggak dimungkiri jika kondisi pandemi ini membuatmu stres, apalagi untukmu yang sudah punya pacar. Nggak bisa lagi ketemuan dengan bebas. Jika bertemu pun, harus jaga jarak. Ini semua sungguh melelahkan, bukan? Namun, tidak untuk kamu para jomblo! Kenapa? Kok bisa? Ini dia jawabannya!

  1. Nggak harus bingung bioskop atau mal tutup

Tahu donk salah satu kebiasaan orang yang berpacaran? Nonton film bareng di bioskop, jalan-jalan ke mal, juga makan bareng. Nah, dalam kondisi pandemi begini, kegiatan tersebut tidak bisa lagi dilakukan. Namun, untuk kamu para jomblo, nggak perlu resah, karena kamu nggak perlu melakukan kegiatan itu bersama si doi. Karena apa? Ya memang doi-nya tidak ada :).

  1. Nggak perlu menahan rindu

Dalam keadaan pandemi atau PSBB begini, tentu saja semua gerak dan pertemuan dibatasi, ya. Termasuk sekolah di rumah, kuliah dengan cara online. Yang biasanya ketemu setiap hari, jadi harus berhati-hati dan sebisa mungkin di rumah saja. Kangen? Memuncak pastinya! Namun, lagi-lagi para jomblo nggak perlu merasakan siksa rasa rindu ini, karena ya selama ini sudah menikmati kesendirian dengan tenang :).

  1. Nggak perlu jaga jarak

Jika harus bertemu pun, pada masa pandemi dan PSBB ini, wajib sekali menjaga jarak. Gimana sih, orang pacaran yang harus menjaga jarak? Hehehe. Bersyukurlah kaum jomblo tidak perlu dibatas-batasi, karena sudah terbiasa bahagia seorang diri. Ya, kan? :’)

  1. Nggak perlu marahan

Dalam kondisi serba online begini, gantinya ketemu langsung so pasti chat dan video call. Bukan tanpa kendala, ya. Susah sinyal dan kuota yang terbatas terkadang bikin kamu dan si doi jadi tegangan tinggi. Kamu ngomong A bisa ditangkap jadi B, belum lagi kalau koneksinya putus-putus. Penampakanmu atau si doi bakalan blur, suara pun nggak jelas. Berpotensi banget menyulut api emosi berujung marahan. Memang, nggak ada yang bisa menggantikan serunya jika ketemu langsung. Lagi-lagi, jomblo nggak perlu repot dan heboh ngerasain kendala ini. Can’t relate!

  1. Last but not least, irit!

Terpenting nih! Irit, geng! Nggak perlu keluar uang untuk jajan atau nongkrong bareng. Jatah jajannya (itu pun kalau masih dikasih, hehe) bisa ditabung dan buat modal traveling saat pandemi berakhir. Yey!

Itu dia hikmah PSBB untuk para jomblo. Ternyata nggak sedih-sedih amat ya, jadi jomblo? Jadi ingat kisah Disa di novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari yang tetap gembira dan santuy meski nggak punya pacar. Karena, yang bisa membahagiakanmu itu adalah dirimu sendiri. Mari berbahagia, kaum jomblo. Rayakan PSBB ini dengan serius menjaga kesehatan dan patuhi protokol, ya!

Baca juga: Ingin Hidup Jadi Plong? Yuk, Jadi Cewek Strong!

 

 

 

Tips Antibucin dari Novel Hanya Tiga Kata

Tips Antibucin dari Novel Hanya Tiga Kata

Tips antibucin kali ini akan kamu peroleh dari kisah novel Hanya Tiga Kata. Memangnya kenapa nggak boleh bucin? Tentu saja segala sesuatu itu jika berlebihan akan berbahaya. Salah satunya menjadi bucin atau budak cinta. Jika dijalani dengan terlalu lebay, bisa jadi kamu akan kehilangan dirimu sendiri. Jadi, yuk simak tip antibucin berikut ini.

Tips Antibucin 1: Berani Bilang Tidak

Saat kamu dekat dengan seseorang, apalagi pakai perasaan, biasanya kamu akan sulit menolak permintaannya. Nah, nanti kalau sudah jadi kebiasaan, bisa-bisa kamu jadi auto iya, susah membedakan mana yang baik dan buruk untuk dilakukan. Sebelum telanjur, sebaiknya, mulai sekarang belajar menolak sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan, yuk! Contohnya dalam adegan novel Hanya Tiga Kata, saat Disa nggak mengindahkan permintaan Kevin untuk mengganti rok sekolahnya. Menurut Disa, Kevin nggak berhak mengatur hidupnya sampai merasa berhak menentukan apa yang harus Disa pakai.

Tips Antibucin 2: Tidak Takut Ditinggal atau Meninggalkan

Disa dan Kevin bersahabat sejak kecil. Mereka sangat dekat dan saling dukung. Namun, ada kalanya keduanya tak sejalan. Seringnya saat Kevin melakukan hal-hal yang di luar kewajaran, Disa dengan berani menegur Kevin. Cewek itu nggak takut ditinggalkan atau meninggalkan Kevin, sahabat yang dicintainya. Karena, Disa merasa apa yang dilakukan Kevin nggak benar.

Tips Antibucin 3: Tetap Main juga dengan Teman Lain

Jika kamu hanya fokus dekat dengan seseorang saja, terkadang ini menimbulkan percik cinta buta di antara kalian. Risikonya, bisa saja salah satunya menjadi posesif. Wih, serem! Jadi, usahakan untuk tetap punya teman lainnya. Seperti Disa. Ia tetap membuka pertemanan dengan teman lainnya, termasuk Kian, teman cowoknya. Yang, memang sih bikin Kevin kebat-kebit hatinya. Hehe.

Tips Antibucin 4: Fokus sama Tujuan Pribadi

Agar nggak terlalu fokus sama teman dekat atau pacar, selain harus berteman dengan orang lain, kamu juga perlu tetap memprioritaskan tujuan pribadimu. Sebagai contoh, tujuan utama Disa adalah mempertahankan prestasi dan membantu ibunya agar bisa bertahan hidup tanpa ayah Disa. Jadi, Disa berusaha fokus untuk memenuhi tujuan utamanya. Dengan begini, virus-virus bucin ke Kevin tidak menjadi-jadi.

Tips Antibucin 5: Mandiri

Ini Disa banget, nih! Disa tipe cewek kuat yang nggak perlu sedikit-sedikit minta tolong teman, apalagi cowok! Dengan kemandirian seperti ini, jadi mengurangi kita bergantung kepada orang lain. Contohnya ke pasangan. Lagipula, enak lho, nggak terlalu tergantung orang lain, merasa lebih bebas!

Gimana 5 tips antibucinnya? Ada yang bisa nambahin? Atau, kamu termasuk yang ikhlas dan rela menjadi budak cinta? Tulis di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Hanya Tiga Kata Ini Mewakili Siklus Hubunganmu dengannya

Penasaran dengan kisah Disa dan Kevin? Intip di sini, ya, untuk dapetin kisah utuhnya!

Dilasari.

 

Tiga kata

Tiga Kata Ini Mewakili Siklus Hubunganmu dengannya

“Hanya tiga kata”. Apa yang kali pertama terlintas saat mendengarnya? Frase kata indahkah? Atau, justru sebaliknya? Coba bayangkan, kira-kira bagaimana reaksimu ketika si dia menyatakan kata-kata ini kepadamu?

Tiga kata ini ini bisa mewakili siklus hubunganmu dengannya. Apakah kamu mengalami semua siklusnya? Yuk, disimak!

Tiga Kata-Aku Sayang Kamu

Kata-kata pada fase pertama ini akan kamu dengar setelah kamu mengirimkan sinyal lampu hijau kepadanya. Kamu akan tersipu malu jika kamu juga merasakan perasaan yang sama. Namun, kamu akan kaget jika orang yang menyatakan kalimat ini bukan pilihanmu.

Aku Rindu Kamu

Perasaan kangen biasanya muncul ketika kamu dan dia sudah lama nggak ketemu. Apalagi pada masa pandemi seperti ini. Pilihan kata ini cukuplah menjadi obat rindu. Daripada dipendam, memang sebaiknya dinyatakan, kan?

Aku Cinta Dia

Fase-fase manis manja dan saling merindukan bisa saja seketika sirna begitu hadir orang ketiga. Pada fase ini, bisa saja kamu sudah bosan. Atau, justru dia yang mulai mencari sosok lain yang dianggapnya lebih baik darimu. Sebagai insan yang kuat, pahami saja fase ini sebagai kewajaran dan cukup untuk tahu bahwa dia tidaklah setia.

Kamu Memang Jahat

Namun, jika sulit untuk menerima keadaan tadi, nggak ada salahnya untuk mengeluarkan uneg-uneg-mu. Kali ini, jangan hanya selalu mendengar, tapi katakan. Sampaikan kepadanya, kalau yang dia lakukan ke kamu itu, memang jahat!

Tiga Kata-Yuk, Kita Putus!

Lagi-lagi, tak hanya mendengar, katakan! Saatnya katakan kata-kata pamungkas yang harus dia tahu. Bagaimanapun, dia harus tahu konsekuensi apa yang harus diterimanya. Untuk apa terus bersama dengan orang yang bahkan nggak memprioritaskan kamu? Jadi, katakanlah hanya tiga kata, “Aku mau putus!”

Selesai sudah satu siklus kisah cintamu dengannya. Hapus air matamu, angkat lagi kepalamu. Saatnya memulai hidup baru, siklus baru lagi yang lebih gemilang, dan membuatmu bahagia!

Hanya Tiga Kata karya Dwitasari akan menemanimu melewati fase putus cinta dengan si dia. Temukan novel yang manis ini di sini.

Baca juga: 10 Resep Membuat Cerita Populer di Wattpad

Dilasari

Sudahkah Kamu Menjadi Teman Baik dan Pengertian

Sudahkah Kamu Menjadi Teman Baik dan Pengertian?

Sebagai makhluk sosial tentunya kita saling membutuhkan satu sama lain. Maka dari itu setiap orang pastinya memiliki teman baik atau sahabat masing-masing. Layaknya Kevin dan Disa dalam Hanya Tiga Kata karya Dwitasari, mengisahkan kehidupan persahabatan mereka sejak kecil. Disa selalu ada dan pengertian untuk Kevin, begitu juga sebaliknya. Namun, di kehidupan sehari-hari kita masih banyak yang belum menjadi teman seutuhnya, yaitu baik dan pengertian.

Teman baik dan pengertian sebenarnya memiliki arti yang luas. Tentu tidak semua orang dapat menjadi teman baik bagi kita, begitu juga kita untuk teman kita. Namun, hal itu dapat diubah atas dasar kemauan kita. Terkadang kita tidak membutuhkan teman yang banyak, namun cukup beberapa namun dengan kualitas yang baik. Berikut tips menjadi teman yang baik dan pengertian

Hadir Saat Suka Maupun Duka

Banyak tipe teman yang hanya memanfaatkan momen menyenangkan dalam hidup kita. Misalnya, ia hanya akan muncul di kala kita sedang senang dan bersuka hati. Namun ketika kita dalam keadaaan duka dan terpuruk, ia akan menghilang. Maka dari itu, kita harus selalu hadir dalam setiap kondisi baik suka maupun duka.

Mau Membantu Satu Sama Lain

Ibarat sebuah simbiosis, pertemanan harus menjadi simbiosis mutualisme. Sebagai teman baik dan pengertian, kita harus mau saling membantu. Jangan hanya memanfaatkan temanmu! Jadilah pribadi yang ringan tangan sebagai sahabat baik. Bahkan ketika Kevin dan Disa merasa kesal, mereka tetap mau saling membantu satu sama lain.

Bersikap Jujur dan Terbuka

Sebagai sahabat yang baik kita harus dapat saling terbuka dan jujur. Hal ini merupakan awal mula membangun kepercayaan satu sama lain. Ketika sebagai teman, kita dapat mengungkapkan segala hal dengan terbuka. Masalah yang datang bertubi-tubi pun akan mudah diselesaikan bersama. Dalam segala macam bentuk hubungan, komunikasi adalah kunci utamanya.

Dapat Menjaga Rahasia dengan Baik

Untuk apa kepercayaan yang telah dibangun namun tidak dapat dijaga? Maka dari itu, sebagai teman yang baik kita harus bisa menjaga rahasia sahabat kita, sekecil apa pun. Jangan menjadi pribadi yang menjual teman kita sendiri.

Beri Ruang dan Mau Mengerti

Inti dari sahabat yang pengertian adalah dapat mengerti kondisi teman atau sahabat kita. Jika dia sedang membutuhkan teman disisinya maka datanglah dan hibur dia. Namun, jika memang teman kita sedang membutuhkan waktu sendiri, kita harus mengerti dan memahaminya juga. Jangan memaksakan kehendak satu sama lain.

Disa dan Kevin yang bersahabat sejak kecil membangun kepercayaan, koneksi, dan komunikasi dengan baik. Semua orang bisa menjadi seorang teman yang baik dan pengertian. Jika kalian memiliki perasaan lebih terhadap sahabat kalian, hubungan pertemanan yang baik akan membawa hubungan kalian ke jenjang yang lebih tinggi.

“Persahabatan ini terasa begitu rumit ketika aku semakin menyadari bahwa aku sangat mencintaimu. Dan, aku sangat cemburu jika ada orang lain yang memelukmu.”

Jadi, sudahkah kamu menjadi teman baik dan pengertian bagi temanmu?

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Cemburu_tapi_Nggak_Punya_Hak_Friend_Zone_Tuh

Cemburu, tapi Nggak Punya Hak? Friend Zone, Tuh!

Dalam setiap hubungan seseorang tentunya akan terselip rasa kecemburuan. Besar atau kecil, sering ataupun jarang pastinya hal tersebut akan muncul. Lantas, apa arti dari cemburu itu sendiri? Cemburu adalah emosi yang kita rasakan terhadap sesuatu atau seseorang yang kamu miliki dan ingin kita pertahankan. Kecemburuan tak berbeda jauh dengan sikap posesif. Cemburu juga dapat diartikan sebagai ketakutan bahwa sesuatu yang berharga untuk kita akan direbut dari kita kapan pun.

Ketika kita sedang menjalin hubungan dengan orang lain dalam perihal asmara, rasa cemburu akan wajar muncul. Cemburu juga hak setiap orang untuk diungkapkan dalam sebuah hubungan. Namun, akan lain cerita ketika kita dalam hubungan friend zone. Hubungan sebatas teman ini kerap kali memunculkan rasa cemburu ketika pasangan atau teman kita bersama dengan orang lain. Namun, kita akan teringat bahwa kita tidak memiliki hak untuk cemburu terhadapnya. Karena pada dasarnya dalam hubungan friend zone tidak ada komitmen dan hubungan yang jelas secara nyata.

Hanya Tiga Kata Menggambarkan Cemburu dalam Friend Zone

Kisah hubungan sebatas teman atau friend zone antara tokoh Disa dan Kevin dalam novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari menggambarkan jelas bagaimana hubungan mereka. Ketika Kevin ataupun Disa memiliki rasa kecemburuan satu sama lain, mereka akan selalu sadar bahwa dalam hubungan mereka tidak ada ikatan apa pun sehingga tidak berhak memunculkan dan mengungkapkan rasa cemburu itu.

“Kamu tahu bagian tersedih dari status hanya teman ini? Ketika kamu bersama yang lain, aku tak berhak cemburu.”

Ketika Kevin merasa cemburu karena ada laki-laki lain yang mendekati dan mengantar jemput Disa, Kevin secara sadar bahwa dirinya tak punya hak. Kerap kali Kevin melampiaskannya dengan kekerasan dan emosi yang meluap. Berbeda dengan Disa yang selalu diam dan tak mengungkapkan kecemburuannya ketika melihat Kevin bersama dengan perempuan lain di sekolahnya. Friend zone menjadi belenggu bagi mereka yang tak pandai ungkapkan dan menahan cemburu.

Kenali Tanda-Tanda Kecemburuan Kalian

Setiap orang pasti pernah merasakan kecemburuan. Namun uniknya, sikap cemburu yang ditunjukkan oleh pria dan wanita akan berbeda. Melalui penelitian berjudul From Vigilance to Violence pada tahun 1997 mengatakan bahwa terdapat istilah mate-guarding. Istilah tersebut diartikan sebagai sikap yang kerap kali muncul pada pasangan ketika mereka dikuasai oleh rasa cemburu.

Pada perempuan, biasanya ketika cemburu mereka akan meningkatkan penampilan luar mereka. Para perempuan akan memamerkan hubungan mereka ke publik, misalnya seperti update status dan mengunggah foto ke media sosial. Sedangkan pada pria akan berbeda. Ketika sedang dilanda kecemburuan para pria akan memamerkan pencapaian mereka, mulai dari status pekerjaan hingga kekayaannya. Selain itu, pria juga akan melakukan hal-hal kecil untuk mengesankan pasangannya.

Akan tetapi, hal ini akan sulit ketika kalian berada dalam hubungan friend zone. Seperti kisah Kevin dan Disa dalam Hanya Tiga Kata, mereka sulit mengungkapkan rasa cemburu mereka terhadap satu sama lain.

Fakta Menarik Perihal Cemburu

Berdasarkan penelitian Evolution and Human Behavior diungkapkan bahwa orang-orang dengan tinggi badan tertentu lebih rentan mengalami kecemburuan terhadap pasangannya. Perempuan dengan tinggi sedang serta memiliki pasangan lebih tinggi cenderung tidak mudah curiga terhadap pasangannya. Kemudian perempuan dengan tinggi badan lebih pendek atau terlalu tinggi daripada pasangannya lebih rentan dilanda kecemburuan.

Selanjutnya berdasarkan pada penelitian tahun 1997 sebelumnya, diungkapkan bahwa pria akan lebih mudah cemburu pada pasangan jika pasangan mereka terlihat muda dan menarik bagi banyak pria lain. Hal ini menjelaskan bahwa kasus kecemburuan kerap kali ditemukan pada pasangan di usia 20-an, ketika masih berpacaran, tidak tinggal serumah, ataupun mereka yang menikah muda.

Pada penelitian Archives of Sexual Behavior pada tahun 2014, mengatakan bahwa penyebab kecemburuan antara pria dan wanita berbeda secara jelas. Para perempuan akan lebih mudah cemburu terhadap perselingkuhan secara emosional. Sedangkan para pria akan lebih mudah cemburu terhadap hubungan yang dirahasiakan.

Tips Mengontrol dan Menahan Kecemburuan

Untuk mengontrol dan membatasi sikap cemburu agar tidak berdampak buruk tentunya harus dilakukan untuk menjaga sebuah hubungan yang baik. Maka dari itu, sangatlah penting untuk setiap pasangan membicarakan mengenai batasan diri dan tindakan apa saja yang dianggap sebagai perselingkuhan oleh pasangan. Kemudian kalian juga harus membuang jauh-jauh pikiran negatif. Hubungan yang baik tentunya dibangun atas dasar kepercayaan satu sama lain antara pasangan. Jangan sampai sikap curiga kalian akan mengontrol dan mengekang pasangan kalian. Khususnya dalam kasus friend zone, kalian tidak dapat atau memiliki hak untuk melakukan hal-hal tersebut.

Segala hubungan tentunya dilandasi komunikasi yang kuat. Kuncinya adalah komunikasi, termasuk sebuah hubungan friend zone. Dwitasari selaku penulis Hanya Tiga Kata mengatakan bahwa jika tidak ingin terjebak dalam hubungan friend zone harus mau mengungkapkannya. Jika hubungan itu menyakitkan segera bicarakan dan tinggalkan.

“Persahabatan ini terasa begitu rumit ketika aku semakin menyadari bahwa aku sangat mencintaimu. Dan, aku sangat cemburu jika ada orang lain yang memelukmu.”

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

Nggak_Melulu_Sakit_Hati,_Ada_Juga_Lho_Manfaat_Friend_Zone

Nggak Melulu Sakit Hati, Ada Juga Lho Manfaat Friend Zone

Hubungan friend zone adalah saat dirimu dan orang yang kamu sukai atau sebaliknya berakhir dengan hanya sebatas hubungan pertemanan. Seperti yang dikisahkan dalam karya terbaru Dwitasari yaitu Hanya Tiga Kata.

Hanya Tiga Kata mengisahkan hubungan friend zone Disa dan Kevin sejak lama. Kevin yang seorang bad boy memiliki hubungan spesial dengan sahabatnya Disa. Disa yang seorang cewek tegas, pintar, dan kuat juga memiliki perasaan yang sama terhadap Kevin. Namun, keduanya dilanda kebingungan akan hubungan mereka sendiri.

Friend zone bagi sebagian orang merupakan kondisi yang menakutkan. Banyak orang beranggapan bahwa friend zone situasi yang menyakitkan. Banyak yang juga menganggap friend zone sama dengan bertepuk sebelah tangan.

Meski begitu, anggapan-anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Berada dalam hubungan friend zone dapat memberikanmu banyak keuntungan. Sebaiknya kamu menanamkan ini sedalam-dalamnya di pikiran, bahwa bentuk cinta tidak selalu perihal pacaran, atau terlibat dalam suatu jalinan asmara. Cinta yang tulus dapat lahir dari ikatan persahabatan yang kuat. Hal tersebut dapat bermula ketika kamu hanya dianggap teman oleh doi alias masuk dalam hubungan friend zone. Jadi, jangan cemas! Berikut manfaat yang dapat kamu petik melalui hubungan friend zone

Menjaga Hubungan Persahabatanmu yang Berharga

Persahabatan yang kuat dalam kondisi friend zone membuat dirimu dan lebih dekat dengan si dia. Kemudian hubungan persahabatan memiliki risiko yang lebih kecil dan hubungannya akan tahan lama. Sebagian orang juga akan setuju bahwa persahabatan memiliki hubungan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan hubungan percintaan. Terkadang kamu yang terjebak dalam hubungan friend zone sering berpikir bahwa cinta harus memiliki. Namun, pada kaidahnya sebagai sahabat, kamu dapat tetap mendukung dan selalu ada di sisinya, lho!

Kamu Dapat Menjadi Dirimu Sendiri di Depan Doi, Tanpa Berpura-pura

Kita sering kali bersikap jaim di depan orang yang kita sukai. Namun, jika di depan sahabatmu sendiri, tentunya kamu nggak perlu berpura-pura, kan? Dia juga nggak akan menuntutmu tampil sempurna di depannya sebagai teman ataupun sahabat. Pada akhirnya, kita dapat lebih terbuka satu sama lain.

Kemudian sebagai sahabat, tentunya kita dapat meminta bantuan apa pun dan kapan pun tanpa sungkan. Misalnya butuh diantar ke suatu tempat atau bantuan lainnya, jangan khawatir! Dia bisa membantumu dengan senang hati. Kamu juga bisa bersikap blak-blakan sama doi. Termasuk juga meminta saran kepadanya. Mulai dari memilih baju ataupun wangi parfum yang disukai lawan jenis. Saran dari seorang sahabat tentunya akan jujur dan apa adanya. Maka dari itu, manfaat friend zone dengan hanya bersahabat dapat terasa.

Bersahabat dengan Doi Dapat Membantu Kamu Membangun Relasi yang Baik dengan Lawan Jenis

Pola pikir lawan jenis tentunya akan berbeda. Kamu dapat mempelajari dan memahami cara berpikir dan bersikap lawan jenis dari si dia tanpa ragu. Bahkan, kamu juga dapat bertanya tentang banyak hal tanpa merusak hubunganmu. Kamu juga dapat memberi nasihat kepada si dia sebagai seorang sahabat yang baik. Hal tersebut akan memberikan kepuasan tak terhingga jika dirinya mau menerima saranmu dengan baik.

Jika beruntung, si dia akan mengenalkan dirimu kepada teman-temannya. Hal ini akan memberimu kesempatan untuk mendapatkan pasangan tentunya! Jodoh nggak akan ke mana-mana, kan? Melalui hubungan friend zone juga akan meningkatkan kemampuan komunikasimu. Mulai dari komunikasi dengan lawan jenis, maupun bagaimana kita harus bersikap jujur. Karena pada kenyataannya bahwa kamu memasuki hubungan friend zone karena kamu nggak bisa mengungkapkan maksudmu dengan baik sejak awal.

Friend Zone Mencegah Kamu Jatuh dalam Hubungan yang Salah

Kamu yakin si dia merupakan orang yang tepat? Yakin kalau dia juga memiliki perasaan yang sama? Terjebak dalam hubungan seperti ini mungkin menjadikan kita sadar bahwa si dia bukanlah yang terbaik dan tepat untuk diri ktia saat ini. Bagaimana kalau doi mau berpacaran denganmu hanya karena kasihan? Nggak banget, kan! Melalui hubungan friend zone juga memberikanmu waktu yang tepat untuk mengenalnya lebih jauh. Kondisi tersebut dapat kamu manfaatkan untuk menuntun menjadi pribadi yang lebih dewasa.

Bijak dalam mengambil keputusan khususnya mengikat diri dan berkomitmen dalam sebuah hubungan. Friend zone juga dapat melatih dirimu kuat menghadapi sebuah penolakan. Kamu sudah mencoba mengutarakan dan ditolak? Jangan khawatir! Kalian dapat terus bersahabat dan berteman baik.

Bebas Menjalin Hubungan Tanpa Ikatan Khusus

Menjadi sahabat tentunya membuat kalian dapat terus bersama. Jalan bareng? Nggak masalah, kan? Bahkan, kamu dapat berkonsultasi seputar hubungan percintaan secara gratis. Kalian dapat curhat sepuasnya satu sama lain, dan menemukan versi terbaik masing-masing untuk diri kalian. Kamu juga tidak harus berkomitmen. Terkadang menjalin sebuah hubungan asmara dan berkomitmen menjadi sebuah hal yang mengekang bagi sebagian orang.

Pada intinya, hubungan friend zone tidak selamanya hanya memberi sakit hati. Jika kita mau belajar dari setiap hubungan, kita akan menemukan pelajaran yang baik. Untuk pendewasaan diri, hubungan persahabatan, dan juga bagaimana kita bersikap satu sama lain terhadap orang lain, khususnya lawan jenis. Hubungan yang baik dan penuh cinta tidak semata-mata dari hubungan asmara saja, persahabatan dan keluarga juga menjadi simbol cinta yang kuat, lho!

 

Penulis: Stevanus Febryanto W.S

alasan memiliki hanya tiga kata

6 Alasan Kenapa Harus Memiliki Novel Hanya Tiga Kata

“Apakah memiliki status hubungan yang jelas akan menjamin kebahagiaan? Sementara sekadar jadi sahabatnya pun sudah membuatku cukup bahagia.” (Hanya Tiga Kata, Dwitasari)

Salah satu kutipan yang dapat ditemukan dalam novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari. Hanya Tiga Kata bercerita tentang dua remaja yang sudah menjalin hubungan pertemanan sejak lama, bernama Disa dan Kevin. Namun sayangnya, dalam perjalanan pertemanan mereka, justru berhasil menumbuhkan sepercik perasaan lebih dari sekadar teman.

Selain menceritakan kisah antara Disa dan Kevin, ada banyak hal dalam Hanya Tiga Kata yang dapat menjadi alasan untuk segera memiliki novel ini. Pada kepo, nggak nih? Yuk, scroll and read this article!

  1. Kisah friend zone yang bikin gemas.

Kenapa dikatakan gemas? Karena kedua tokoh ini memiliki sifat yang sangat jauh bertolak belakang. Bahkan, dapat dibilang bagai langit dan bumi sehingga kisah mereka menjadi seru dan tidak biasa. Selain itu, cerita ini berlatar di sekolah sehingga pembaca remaja dapat relate dengan kisah mereka.

Disa adalah cewek yang tegas, mandiri, dan memiliki pendirian yang teguh. Selain itu, di sekolah ia terkenal sebagai murid yang berprestasi. Sedangkan Kevin justru berkebalikan dengan Disa. Kevin adalah cowok berandal yang sangat jarang masuk sekolah. Hidupnya dipenuhi dengan berantem dan tawuran. Walau begitu, di hadapan Disa, Kevin adalah pelindungnya. Kevin tidak akan ragu untuk pasang badan demi melindungi Disa.

  1. Karya dari penulis best seller.

Hanya Tiga Kata merupakan karya dari Dwitasari, seorang penulis best seller yang sudah melahirkan kurang lebih 20 judul novel. Kisah-kisah yang telah dituliskan oleh Dwitasari tidak jauh dengan pengalamannya seputar cinta. Latar waktu yang sering ditulisnya berkisar pada masa remaja. Sehingga banyak pembacanya yang berusia remaja merasa dekat dengan karya-karyanya.

Dikutip dalam wawancaranya di Bentang Pustaka podcast, Dwita menjadikan pengalaman sebagai inspirasi dalam tulisannya. Dwita mengakui, ia tidak selalu berhasil dalam urusan hati. Ia pernah patah hati dan itu membuatnya galau. Pengalaman patah hati itulah yang membuatnya tidak ingin banyak orang mengalami apa yang ia rasakan. Baginya, cukup dia yang patah hati, dan sebaiknya pembaca novelnya jangan.

  1. Kevin, si Bad Boy yang bikin gereget.

Salah satu tokoh dalam novel ini bernama Kevin. Ia memiliki karakter bad boy. Tak jarang ia sering terlibat dalam suatu kasus yang mengharuskannya untuk berantem atau bahkan tawuran. Namun, jika berhadapan dengan Disa, ia akan menjelma menjadi good boy.

Baginya, Disa adalah cewek yang berharga dalam kehidupannya. Ia bisa saja meninggalkan kepentingan pribadinya demi Disa. Meskipun tak jarang, ia sengaja tidak menuruti permintaan Disa sehingga Disa kesal kepadanya. Namun, ia akan segera menebusnya dengan permintaan maaf yang sangat manis. Dan bocoran ya, perlakuan Kevin ke Disa itu terlampau manis.

  1. Terdapat isu girl power.

Jika kamu membayangkan akan menemukan sosok cewek lemah yang harus selalu dilindungi oleh cowok, kamu tidak akan menemukannya dalam novel ini. Karena novel ini mengajak pembaca untuk menjadi cewek yang kuat.

Disa mengajarkan pembaca untuk selalu optimis meskipun ada banyak masalah yang harus ia hadapi. Selain itu, ia juga memiliki tanggung jawab besar yang harus ia pikul. Namun, ia jarang mengeluh, bahkan ia sering kali menyembunyikan kesedihan dalam senyumannya. Sehingga, banyak orang yang tidak menyadari, apa yang sebenarnya dipendam oleh Disa.

Kehadiran Kevin sebagai pelindungnya, tidak membuatnya bergantung pada Kevin. Bahkan, tak jarang, Kevin harus memaksa Disa untuk tidak terus-menerus memendam masalahnya. Bagi Disa, selama ia bisa mengerjakannya sendiri, ia tidak akan merepotkan orang lain.

  1. Banyak kutipan yang bikin baper.

Karya-karya Dwitasari terkenal dengan kutipan-kutipan yang bisa membuat pembacanya baper. Karena tidak hanya manis, terkadang kutipannya juga mengandung kalimat yang menyindir. Sehingga, pembaca bisa saja tersenyum atau merengut karena kutipan Dwitasari berhasil menyenggol hati dan pikiran mereka.

Tak jarang pula, dialog-dialog yang berhasil dibangun oleh Dwitasari, bisa menjadi kutipan yang berhasil membuat pembaca baper. Entah itu yang diucapkan oleh Disa, Kevin, atau tokoh lainnya yang ada di dalam novel Hanya Tiga Kata.

  1. Bonus novel yang menggoda saat pre-order.

Novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari ini dapat kamu miliki mulai dari tanggal 24 Juni 2020. Dalam pre-order ini, kamu bisa memiliki bonus-bonus yang menarik pada setiap periodenya. Tahap pertama dimulai dari tanggal 24 Juni-30 Juni 2020, kamu bisa mendapatkan free workshop menulis bersama Dwitasari dan Wattpadindo via ZOOM, block notes/mini diary, photo card, dan tanda tangan beserta kutipan dari Dwitasari.

Tahap kedua dimulai dari tanggal 1 Juli-7 juli 2020. Dalam masa ini, bonus yang akan kamu dapatkan adalah photo card dan tanda tangan beserta kutipan dari Dwitasari. Dan, tahap ketiga atau tahap terakhir, bonus yang kamu dapat yaitu sticker dan tanda tangan beserta kutipan dari Dwitasari.

Informasi seputar Hanya Tiga Kata dapat kamu lihat pada akun Instagram @beliabentang dan @dwitasaridwita. Kamu bisa menemukan sedikit bocoran tentang hal-hal apa saja yang bisa kamu temukan dalam novel ini. Mulai dari potongan percakapan antara Kevin dan Disa yang bikin baper, tips seputar friend zone, hingga kutipan-kutipan dalam novel Hanya Tiga Kata.

Jika kamu tertarik, kamu bisa langsung klik ke bit.ly/POHanyaTigaKata dan pilih toko buku online yang terdekat dengan kotamu. Selamat menikmati kisah seru antara Kevin dan Disa, ya!

(Justika Imaniar Hijri)

cara mengubah pasangan

Cara Mengubah Pasangan agar Dia Merasa Nyaman

“Jangan cintai aku apa adanya. Jangan.”

Salah satu penggalan lirik dari lagu yang berjudul “Jangan Cintai Aku Apa Adanya” dari Tulus, yang meminta pendengarnya untuk tidak benar-benar menerima seseorang apa adanya. Dalam hal ini bisa dikaitkan dengan pasangan. Karena bagi Tulus, “menerima apa adanya seseorang” akan menghambat berkembangnya hubungan atau pribadi orang tersebut.

Lalu, bukankah hal itu membuat kita tidak tulus dalam mencintai pasangan kita?

Pertanyaan yang paling sering muncul di kalangan kaum jomlo atau single adalah bagaimana cara mencari pasangan. Namun, lain halnya bagi seseorang yang sudah memiliki pasangan, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara bertahan dengan seseorang dengan segala sifat baik dan buruknya.

Tentunya, ada satu atau dua sifat buruk yang dimiliki oleh pasangan yang membuat kita tidak nyaman. Bahkan, bisa jadi sifat buruknya tersebut sebenarnya merugikan pasangan kita sendiri. Dan, satu-satunya cara untuk mengurangi atau menghilangkan sifat tersebut adalah dengan mengubahnya.

Bagaimana cara mengubah pasangan tanpa ia merasa terkekang dan marah? Bukankah dengan mengubah pasangan akan membuatnya kehilangan jati diri dan bisa membuatnya terlihat fake saat bersama kita? Untuk itu, simak tips-tips mengubah pasangan yang membuatnya tetap merasa nyaman.

  1. Komunikasikan keinginanmu dengan cara serius. Jangan pakai kode-kodean, apalagi ngedumel.

Ketika kamu ingin mengubah pasangan dari sifat yang membuatmu tidak nyaman, belajarlah untuk mengutarakan langsung kepadanya. Apalagi jika hal tersebut sering kali dilakukannya. Jangan memilih untuk menjadi pasif, dengan memendam kekesalanmu sendirian. Usahakan pula, jangan memberitahunya dengan cara menyindir atau memberikan kode-kode yang justru membuatnya tidak paham. Ingat, pacarmu bukan cenayang atau paranormal. Kalaupun iya, ya udah pakai kode aja, hehe.

Selain itu, ketika kamu ingin membicarakannya, usahakan keadaan kamu tidak dalam emosi yang begitu kalut, agar apa yang ingin kamu sampaikan tetap rasional. Ungkapkan dengan sejelas-jelasnya, dan berikan ruang untuknya berpendapat. Sehingga kamu bisa berkompromi dalam mengubah perilakunya.

  1. Membuatnya sadar atas kesalahan atau ketidaknyamanan yang telah ia perbuat.

Memberikan konsekuensi atas kesalahan yang diperbuat pasangan, dapat kamu lakukan untuk mengubah pasanganmu. Hal itu akan membuatnya sadar bahwa apa yang ia lakukan kepadamu adalah salah, atau tidak membuatmu nyaman.

Misalnya, pacarmu adalah tipikal orang yang suka telat ketika kalian ingin berkencan. Dan selama hal itu terjadi, kamu selalu menjadi pihak yang rela menunggunya berjam-jam. Untuk itu, kamu bisa mengatasi sifat telatnya dengan meninggalkannya dalam batas waktu yang sudah kamu toleransi. Sehingga, ketika ia datang ke tempat yang sudah dijanjikan dan tidak melihatmu, ia akan tahu bahwa keterlambatannya memang sudah melewati batas wajar.

  1. Menghargai usahanya ketika ia mengubah dirinya.

Dalam proses mengubah pasangan, menghargai apa yang sudah ia lakukan adalah salah satu kunci agar pasangan bisa konsisten dengan usahanya. Karena mengubah suatu hal yang sudah melekat dalam diri seseorang, merupakan proses yang tidak mudah.

Dukungan atau support menjadi hal yang sangat penting agar pasangan tahu bahwa apa yang ia usahakan dan lakukan bukanlah sesuatu yang sia-sia. Dukungan juga dapat menjadi sugesti untuk pasangan, agar ia tidak merasa sendirian dalam melakukan proses ini. Karena ada kamu yang siap sedia di samping untuk mendukungnya. Selain itu, dukungan darimu bisa menjadi alasan baginya agar dapat konsisten dalam mengubah prilakunya.

Caramu untuk menghargainya bisa dengan memberikan reward terhadap pasanganmu. Tidak harus dengan barang mahal. Tapi, kamu bisa memberikan hal-hal kecil seperti memberikannya perhatian lebih atau melakukan hal-hal yang ia sukai.

  1. Bersedia untuk berubah juga demi pasangan.

Mengubah pasangan menjadi seseorang/kepribadian yang lebih baik lagi, tidak cukup jika dikerjakan oleh satu pihak saja. Pihak lainnya juga harus memiliki andil untuk melakukan perubahan juga. Bukankah hubungan yang baik adalah hubungan yang dapat membuat kalian berkembang?

Ketika ia tahu hal apa darinya yang tidak kamu suka, kamu juga harus tahu apa yang ia tidak suka darimu. Dan, kamu pun berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan yang membuatnya tidak nyaman pula. Hal ini akan membuat pasanganmu berpikir bahwa apa yang ia lakukan juga mendapatkan imbalan yang setimpal. Tidak hanya menguntungkan kamu, tapi juga dia.

 

Hanya Tiga Kata, Apakah Disa Bisa Mengubah Kevin?

Novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari bercerita tentang persahabatan antara Disa dan Kevin. Mereka sudah bersahabat bertahun-tahun, dan saling memberi perhatian satu sama lain. Tapi, apa yang mereka rasakan sebenarnya lebih dari sekadar teman.

Disa heran dengan teman-teman cewek di sekolahnya. Untuk apa mereka mengidolakan Kevin? Bagi Disa yang sudah kenal Kevin dari balita, cowok itu nggak banget selain modal tampang doang. Apa yang bisa diharapkan dari jagoan sekolah yang hobi tawuran dan bolos kelas? Disa sebagai sahabat merasa gagal “mendidik” Kevin.

Tidak hanya itu, selalu ada tingkah dari Kevin yang membuat Disa kesal bahkan marah kepadanya. Baginya, apa yang sering Kevin lakukan adalah tindakan yang sering kali tidak baik bagi Kevin, dan tidak jarang merugikannya. Tapi, Kevin termasuk pria yang ngeyel, jika Disa berusaha mengubahnya.

Lalu, apakah Disa berhasil mengubah Kevin menjadi pria yang baik seperti keinginannya? Dan, apa saja yang sudah Disa lakukan untuk menyadarkan Kevin agar berubah? Jawabannya bisa kamu temukan dalam novel Hanya Tiga Kata dari Dwitasari yang mulai bisa kamu beli pada tanggal 24 Juni 2020 nanti. Untuk info lebih lanjut, kamu bisa cek pada akun Instagram @beliabentang.

(Justika Imaniar Hijri)

 

 

 

love zone from friend zone

Love Zone from Friend Zone, Siapa Bilang Nggak Bisa?

Terjebak dalam hubungan pertemanan tetapi memiliki perasaan lebih dari itu, memang tidak enak. Ada rasa yang harus rela dipendam karena terikat pada status yang harus dijaga. Selain itu, ada kegiatan atau aktivitas yang tidak mungkin dilakukan. Karena jika itu dilakukan, akan melampaui batas dan menyebabkan rusaknya pertemanan. Seperti menggenggam tangan, mengusap kepala ketika dia terlihat menggemaskan, hingga mengungkapkan rasa rindu dan cinta.

Mengubah status friend zone menjadi love zone, bukanlah persoalan yang mudah. Dibutuhkan keyakinan bahwa perasaanmu benar-benar lebih dari sekadar teman, dan juga keberanian untuk mulai bergerak untuk keluar dari zona teman. Selain itu, kamu juga harus berhati-hati plus peka untuk memperhatikan sinyal-sinyal dari teman yang kamu taksir.

Ada banyak kisah friend zone yang berakhir manis menjadi love zone. Karena di kehidupan nyata, dalam hubungan pertemanan antar-lawan jenis, pasti ada satu pihak yang memiliki perasaan lebih. Bahkan, tak jarang pula kedua pihak memiliki perasaan yang sama, tetapi memilih diam karena tidak mau mengungkapkan.

Daripada kamu termasuk tim menyesal karena cintamu bertepuk sebelah tangan. Kamu bisa mencoba beberapa tips ini untuk mengubah status friend zone menjadi love zone.

  1. Mengambil “jarak” agar hubungan kalian menjadi pulih

Mengambil jeda sejenak dalam hubungan kalian adalah upaya yang tepat agar kalian tidak semakin menjauh. Apalagi, jika salah satu dari kalian sudah mengetahui perasaan masing-masing, daripada dipaksakan untuk selalu bersama, tapi ketika bertemu, kalian akan menjadi canggung atau awkward.

Usahakan jangan menghubungi dia tanpa ada alasan yang benar-benar penting. Agar kamu dan dia memiliki waktu untuk diri kalian masing-masing. Dan dalam jarak ini, bisa kalian gunakan untuk memahami apa yang sebenarnya kalian berdua rasakan. Memberi jarak pada suatu hubungan juga akan membuat kalian menyadari seberapa penting arti kehadiran kamu dan dia.

Untuk berapa lama waktu jeda yang hendak kalian ambil, tentunya kalian bisa diskusikan dulu. Jangan tiba-tiba menghilang, ya! Nanti temanmu justru akan semakin khawatir.

  1. Melakukan pendekatan dengan hati-hati

Setelah mengambil jarak dan hubungan pertemanan kalian sudah kembali pulih, lakukan pendekatan dengan hati-hati. Sebagai teman, tentunya, kamu sudah paham apa hal-hal yang membuat temanmu menjadi tidak nyaman. Jangan sampai, deh, karena kamu melakukan pendekatan, justru kamu berubah menjadi orang yang membuat temanmu tidak nyaman.

Selain itu, jangan terlalu agresif hingga membuat temanmu bertanya-tanya, kenapa kamu menjadi berbeda. Lakukan dengan seperti apa yang kalian lakukan sebelumnya, tetapi dengan memberikan perhatian yang berbeda daripada sebelumnya.

Selalu jaga kendali atas dirimu agar kamu juga tidak melampaui batas. Jangan menanamkan harapan terlalu tinggi, yang nantinya justru akan menyakiti dirimu sendiri.

  1. Hindari pembicaraan yang membawa urusan personal

Meskipun kamu dalam misi “mendekatkan” diri sama dia, jangan terburu-buru untuk membuka urusan personalmu kepadanya. Karena, bisa saja reaksi yang ia berikan justru tidak nyaman karena tindakanmu. Dan, jangan sampai deh kecerobohan ini membuat kepercayaan temanmu hilang, karena dia menganggap kamu sudah berbeda.

Pilihlah topik-topik umum seperti: apa yang terjadi hari ini, film kesukaan, sampai musik apa yang sedang didengarkan. Topik umum ini akan membuat kalian semakin mengenal satu sama lain. Tidak hanya itu, semakin bergulirnya pembicaraan kalian, artinya ada rasa nyaman yang berhasil diciptakan karena dia bisa terbuka denganmu.

  1. Jika dia tidak memberikan sinyal balasan, yuk move on

Ketika semua hal sudah kamu lakukan, tapi dia masih biasa saja dan menganggapmu tetap sebagai teman, sebaiknya kamu move on sekarang juga. Jangan menghabiskan waktu kamu untuk berada dalam hubungan yang membuatmu selalu berharap.

Setidaknya apa yang sudah kamu lakukan memberikan kepastian apa yang temanmu rasakan. Kamu tidak akan terjebak pada pertanyaan-pertanyaan yang membuatmu galau. Pada titik ini, kamu tidak akan membuang waktumu lagi dengan berharap hal yang tidak pasti.

Ketika apa yang kamu harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, bukan berarti kamu kalah. Tapi, bisa saja bukan dia yang terbaik buat kamu. Dan, bisa saja dia hadir hanya untuk memberikanmu pelajaran.

Hanya Tiga Kata, Apakah Kisah Friend Zone Disa dan Kevin akan Menjadi Love Zone?

Novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari bercerita tentang persahabatan antara Disa dan Kevin. Mereka sudah bersahabat bertahun-tahun, dan saling memberi perhatian satu sama lain. Tapi, apa yang mereka rasakan sebenarnya lebih dari sekadar teman. Seperti apa, sih, hubungan persahabatan antara Disa dan Kevin?

Disa heran dengan teman-teman cewek di sekolahnya. Untuk apa mereka mengidolakan Kevin? Bagi Disa yang sudah kenal Kevin dari balita, cowok itu nggak banget selain modal tampang doang. Apa yang bisa diharapkan dari jagoan sekolah yang hobi tawuran dan bolos kelas? Disa sebagai sahabat merasa gagal “mendidik” Kevin. Iya, sahabat, meski banyak yang mengira mereka lebih dari itu. Masih ada, ya, cowok-cewek murni sahabatan?

Tidak hanya itu, ujian persahabatan mereka hadir ketika mereka sudah memiliki pacar satu sama lain. Rasa cemburu semakin dirasakan Disa dan Kevin, seolah tidak rela jika sahabatnya memiliki orang yang disayang selain dirinya. Masalah yang dihadapi Disa juga semakin rumit, ketika keluarganya diujung tanduk, sedangkan orang yang paling mengerti dirinya adalah Kevin.

Lalu, apakah Kevin dan Disa akan tetap bertahan dalam status persahabatan mereka? Atau, mereka memutuskan untuk jujur terhadap perasaan mereka masing-masing? Jawabannya bisa kalian temukan dalam novel Hanya Tiga Kata karya Dwitasari, yang akan terbit pada 24 Juni 2020 nanti.

Klik untuk informasi pemesanan 

(Justika Imaniar Hijri)

© Copyright - Bentang Pustaka