Salah dan Jalan Terjal Meraih Mimpi

Pemuda desa nan lugu yang punya mimpi besar. Bermodal mimpi besarnya itu, Mohamed Salah mampu menaklukkan tantangan hidup. Kisah hidup Salah yang laksana dongeng itu sepertinya relevan dengan pepatah Bung Karno, “bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. <p style="text-align: justify;">Pemuda desa nan lugu yang punya mimpi besar. Bermodal mimpi besarnya itu, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Mohamed Salah</a> mampu menaklukkan tantangan hidup. Kisah hidup Salah yang laksana dongeng itu sepertinya relevan dengan pepatah Bung Karno, “bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Mungkin, Salah tidak mengenal Sukarno, tetapi dia percaya, impian dapat terwujud asal punya tekad kuat untuk menghadirkannya. Sejenak kita membayangkan masa lalu Salah yang berasal dari desa kecil Nagrig, Mesir.</p>

<p style="text-align: justify;">Ketika masih kecil, sepulang sekolah atau di saat libur, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> bersama teman-temannya selalu bermain bola di lapangan desa. Di stadion ala kadarnya itulah Salah digembleng. Menurut teman-temannya, dia dikenal memiliki tendangan kaki kiri yang hebat, pergerakan bola yang lincah, dan sulit untuk dijatuhkan saat sedang menggiring bola. Tak hanya di desanya, Salah juga bersinar di sekolahnya. Dan, peluang yang dinantikannya pun tiba sewaktu Liga Pepsi yang merupakan kompetisi antarsekolah digelar di Kota Tanta. Salah satu klub lokal, Arab Contractors FC (El Mokawloon) jatuh hati pada potensi Salah. Alhasil, Salah direkrut menjadi salah seorang pemainnya. Waktu itu, Salah baru berusia 14 tahun.</p>

<p style="text-align: justify;">Akan tetapi, tidak mudah bagi <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> menjalani debut kariernya di klub tersebut. Dengan menggunakan angkutan umum, selama 5 hari dalam seminggu, dia harus menempuh perjalanan 4 hingga 5,5 jam untuk sampai di tempat latihan. Waktu belajar di sekolah mau tidak mau dikorbankan. Tanpa kenal lelah, Salah menjalani awal perjalanannya sebagai pesepak bola. Kerja kerasnya membuahkan hasil, dia dipanggil memperkuat timnas Mesir U-23.</p>

<p style="text-align: justify;">Siapa sangka, jalan mendunia dimulai dari sana. Pada 16 Maret 2012, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> yang bergabung dalam timnas Mesir tersebut mampu mengimbangi permainan klub FC Basel dalam laga persahabatan. Presiden FC Basel langsung kepincut dan menawarkan Salah bergabung. <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> lantas menerima pinangan tersebut. Dia menilai keputusannya pindah klub tepat karena liga Mesir saat itu sedang dirundung masalah. Begitu menghirup kompetisi Eropa, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> merasa impiannya kian dekat. Namun, realitas berkata lain. Salah sulit beradaptasi di klub tersebut. Bahkan, dia terlihat kurang percaya diri dan gugup saat di depan gawang lawan. Performanya stagnan selama dua musim di FC Basel. Kemudian, pada 2014, setitik harapan menghampiri <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a>. Jose Mourinho, pelatih Chelsea, melihat permata yang hilang dalam diri Salah. Tak menunggu lama, Salah resmi berbaju The Blues, julukan Chelsea pada tahun yang sama.</p>

<p style="text-align: justify;">Inggris, negara asal muasal sepak bola, menjadi daratan pengharapan <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a>. Dia ingin memperbaiki kekurangannya. Membuktikan yang terbaik dan memenuhi ekspektasi orang lain, memang tidak semudah membalik telapak tangan. Lagi-lagi, meski sudah bekerja keras, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> sulit berkembang di Chelsea karena harus bersaing dengan sederet pemain bintang seperti Juan Mata, Hazard, dan Willian. Menurut Mourinho, dimuat dalam independent.co.uk, dia tidak pernah mengusulkan menjual <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a>. Dia tahu <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> memiliki kehebatan yang tersembunyi, tetapi dia belum cukup kuat dalam segi mental. Oleh karena itu, Mourinho dan manajemen klub meminjamkan Salah ke Fiorentina dan AS Roma.</p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> tak menyesali ketidakoptimalannya di Chelsea. Semakin ditekan, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> justru kian gigih menunjukkan taji. Sedikit demi sedikit performanya menanjak. Di Fiorentina (Italia), <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> menyarangkan 6 gol dari 16 penampilan. Di AS Roma (Italia), pada awal masa peminjaman, Salah mengantongi 14 gol dari 34 penampilan. Atmosfer klub AS Roma sepertinya mendukung <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> untuk berbenah. Luciano Spalletti, pelatih AS Roma, pada waktu itu, turut serta mendandani kebolehan Salah. Dirinya mengakui, Spalletti selalu bicara dari hati ke hati usai latihan, untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertahan ataupun menyerang.</p>

<p style="text-align: justify;">Usai dibeli secara permanen oleh AS Roma pada 2016, kemampuan <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a> meningkat. Dia menyarangkan 15 gol dari 31 penampilan. Namun, karena pertimbangan kesehatan keuangan, AS Roma terpaksa melego Salah ke Liverpool. Di Liverpool inilah, Salah akhirnya benar-benar menyatakan bahwa dirinya memang bermental juara. Setelah melewati proses jatuh bangun, dia menjelma menjadi bintang di Liga Premier Inggris di bawah asuhan pelatih Jurgen Klopp. Tiga puluh dua gol berhasil dia lesakkan dari 36 penampilan.</p>

<p style="text-align: justify;">Tidak ada istilah “berpuas diri” dalam kamus hidup <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a>. Mimpi kecil sebagai pemain sepak bola profesional mungkin sudah kesampaian. Namun, mimpi besar sebagai pemain sepak bola dunia yang mampu mengharumkan nama bangsa, baru saja dirintis. Permulaan sarat optimisme sebab Salah menjadi pemain kunci atas pencapaian timnas Mesir di babak kualifikasi Piala Dunia 2018. Dari enam pertandingan, timnas Mesir hanya kalah sekali. Praktis kini, Salah menjadi tumpuan harapan rakyat Mesir. Pikulan tanggung jawab yang jauh lebih menantang. Terlebih sekarang, Salah sedang dalam proses pemulihan dari cedera dislokasi bahu.</p>

<p style="text-align: justify;">Di mata <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Salah</a>, harapan besar publik terhadap dirinya bukanlah sebagai beban, melainkan rasa cinta. Artinya, publik peduli serta menaruh kepercayaan pada dirinya. Kebijaksanaan dalam menyikapi reaksi dari luar itu terang saja merupakan hasil refleksi dari setiap fase kehidupannya. Dan, hidup itu memang keras. “Saya adalah petarung,” ujar Salah. Dari ucapan tegasnya ini, kita cukup tahu, sekuat apa sepakan Salah merobek dinding tantangan di depan matanya.</p>

<p style="text-align: justify;">Kisah tentang <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ">Mohamed Salah</a> dibahas dengan mendalam dan eksklusif dalam buku yang akan diterbitkan Bentang Pustaka<em>. </em>Sosoknya sebagai pesepak bola Muslim yang menghapus Islamofobia dirangkum dalam 152 halaman. Tidak hanya di lapangan, buku ini akan mengulas kisah hidup Salah yang fenomenal di luar lapangan hijau.</p>

<p style="text-align: justify;">Nantikan buku pertama yang membahas tentang pesepak bola legendaris, <a href="https://play.google.com/store/books/details?id=AqxfDwAAQBAJ"><em>Mohamed Salah: Pesepak</em><em> Bola Muslim yang Mengubah Islamofobia</em>,</a> dengan mengikuti info terbaru seputar buku ini di media sosial Bentang Pustaka.</p>Sigit Suryanto

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta