3 Elemen Mindfulness: Cara Mudah Memahami Pengertian Mindfulness

Dalam bahasa Indonesia, mindfulness bisa diterjemahkan menjadi kesadaran diri atau kesadaran batin. Sekilas, kesadaran pikiran seakan adalah sebuah keadaan di mana kita sadar, yaitu tidak dalam posisi tidur atau pingsan. Tapi, pengertian mindfulness lebih dari sekadar posisi “sadar” atau “bangun.” Ada elemen mindfulness yang membentuk pengertian mindfulness secara mendalam.

Ada banyak cara untuk menjelaskan pengertian mindfulness. Menurut kamus Oxford, mindfulness adalah “sebuah keadaan mental yang dicapai dengan memusatkan kesadaran pada momen saat ini, sambil mengakui dan menerima perasaan, pikiran dan sensasi tubuh, digunakan sebagai teknik terapi.” Sementara itu, Christopher Willard, seorang praktisi mindfulness dan pengajar Harvard Medical School lebih menyukai definisi mindfulness sebagai “memberi perhatian kepada momen saat ini dengan penerimaan dan tanpa penilaian.”

Walaupun ada banyak pengertian dari berbagai sumber, mindfulness memiliki 3 elemen utama. Christoper Willard menuliskan ketiga elemen mindfulness dalam bukunya yang berjudul Growing Up Mindful. Elemen tersebut tersebut merupakan fondasi penting yang bisa dijadikan pedoman untuk menerapkan mindfulness.

  1. Memberi Perhatian

Memberi perhatian atau memperhatikan merupakan tugas yang cukup berat bagi kebanyakan orang. Kita sering meminta atau diminta seseorang untuk memperhatikan. Tapi, semua orang hanya meminta perhatian tanpa pernah mengajarkan cara untuk memperhatikan. Jadi, jangan heran jika kita kesulitan untuk memberi perhatian.

Padahal, memberi perhatian adalah elemen penting dalam menerapkan kesadaran diri. Memperhatikan tidak hanya dilakukan saat mendengarkan penjelasan guru atau nasihat orang tua. Memperhatikan bisa dilakukan di setiap momen. Christoper Willard memberi tips untuk mengubah kata “memperhatikan” dengan kata “melihat.”

  1. Kontak dengan Momen Saat Ini

Selain kesulitan untuk memberi perhatian, kita juga sulit untuk melakukan kontak dengan momen saat ini. Kontak tersebut dapat berupa merasakan apa yang terjadi saat ini, bukan memikirkan masa depan atau masa lalu. Kita tidak terbiasa kontak dengan saat ini karena menganggap saat ini tidaklah penting atau hanya sekadar angin lalu. Kita terlalu fokus merancang masa depan dan memikirkan kejadian di masa lalu.

Menurut Lao-Tzu, Bapak Taoisme, depresi adalah keadaan di mana kita terpaku pada masa lalu, sementara kecemasan adalah terperangkap di masa depan. Depresi dan kecemasan merupakan keadaan mental yang tidak sehat dan penghalang kebahagiaan. Inilah sebabnya kontak dengan saat ini sangatlah penting. Dengan merasakan momen saat ini, kita dapat menemukan ketenangan yang memicu kesehatan mental dan kebahagiaan.

  1. Penerimaan Tanpa Penilaian

Ketika merasakan saat ini, kita tidak perlu menilai baik dan buruknya apa yang terjadi atau melawan fakta. Kita cukup merasakan dan menerimanya. Dengan merasakan dan menerima momen saat ini, di situlah saat kita dapat mendapat ketenangan dan perspektif lain. Rasa tenang tersebut muncul karena kita dapat berhenti mengkritisi keadaan dan diri sendiri, sekalipun orang lain meneriakkan kekurangan kita.

“Saat kita hidup dan terbuka dengan pengalaman pada momen saat ini, daripada masa depan atau masa lalu, kita menemukan bahwa momen saat ini lumayan juga, atau bahkan menarik.” – Christopher Willard, Growing Up Mindful

Ketiga elemen tersebut wajib dipraktikkan supaya dapat menerapkan mindfulness dengan tepat. Memang dalam praktiknya, mindfulness tidak semudah yang dibayangkan, namun sekarang sudah banyak latihan mindfulness yang ditujukan untuk pemula, bahkan anak-anak. Buku Growing Up Mindful, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, merupakan panduan tepat untuk melatih mindfulness bagi pemula karena ditujukan untuk anak dan keluarga.

 

Baca juga: Manfaat Mindfulness untuk Kesehatan Mental dan Fisik

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] Baca juga: 3 Elemen Mindfulness: Cara Mudah Memahami Pengertian Mindfulness […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta