Memberi Kepercayaan pada Anak

Memberi Kepercayaan pada Anak

Beberapa kali dalam pengajarannya, Montessori selalu menekankan pada kita untuk memberi kepercayaan pada anak. Mengapa perlu demikian? Mungkin karena pemikiran kita anak masih sangat kecil, lemah, dan belum banyak tahu sehingga rasanya kita perlu membantu mereka terus-menerus. Kita juga tidak memahami apa yang sebenarnya bisa mereka lakukan. Padahal, kita perlu memberi mereka kepercayaan bahwa mereka bisa melakukan banyak hal.

 

Baca juga: Kecakapan Komunikasi Sebagai Potensi Anak

 

Insting Anak untuk Bekerja

Sebagian dari kita pasti tidak tahu bahwa anak memiliki insting untuk bekerja. Montessori merasa bahwa orang dewasa tidak siap mengakui dan menerima bahwa anak kecil memiliki hasrat untuk bekerja. Oleh sebab itu, ketika keinginan anak ini muncul, orang dewasa tidak hanya heran tetapi juga melarang anak untuk mengekspresikannya.

Menurut Montessori, orang dewasa harus belajar mengenai insting bekerja yang dimiliki anak dan membantu mereka untuk menyalurkannya. Meskipun kegiatan dan pekerjaan anak adalah bermain, kita sebagai orang dewasa tidak bisa terus-menerus memaksa mereka untuk bermain. Kadangkala, mereka memilih untuk bekerja atau membantu kita.

Pada saat-saat seperti inilah kita perlu memerhatikan anak dan apa yang mereka inginkan. Kebanyakan orang dewasa bukannya memberi anak kesempatan untuk meraih capaian bermakna, tetapi justru menyuguhi anak-anak dengan berbagai macam mainan.

 

Anak dan Mainan

            Saat kita memberikan banyak sekali mainan kepada anak, apa yang sebenarnya kita inginkan? Barangkali kita memberikan mereka begitu banyak mainan dengan harapan barang-barang itu akan menyibukkan mereka sehingga tidak mengganggu kita. Tanpa disadari, kita menjadi tidak percaya pada anak bahwa mereka bisa bekerja sendiri tanpa perlu terus-terusan kita awasi.

Memberi kepercayaan pada anak bahwa mereka bisa beraktivitas sendiri dan tidak membuat kita khawatir perlu kita lakukan sejak dini. Menurut Montessori, kita tidak perlu terus-terusan memberikan mainan pada anak karena mainan bisa menjadi sumber frustasi bagi anak dan dia cepat bosan akan mainan tersebut. Membiarkan anak mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya dan memberi kepercayaan pada mereka bahwa mereka akan baik-baik saja akan menumbuhkan kepercayaan diri pada mereka pula.

Kita juga seringkali memilih untuk menyibukkan mereka dengan mainan daripada melibatkannya dalam kehidupan sehari-hari di sekelilingnya. Menurut Montessori, penyebabnya adalah orang dewasa menyadari bahwa demi mengakomodasi anak, dia harus berkorban, padahal orang dewasa terlampau sibuk mengejar capaian sendiri sehingga tidak mau berkorban seperti itu.

Mari mulai melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari dan mengurangi kontak mereka dengan mainan. Beri mereka kepercayaan bahwa tanpa mainan pun mereka bisa mengeksplor banyak hal dan tidak membuat kita khawatir berlebihan.

 

 

Memberikan kepercayaan pada anak sejak dini akan membuat mereka memiliki kepercayaan diri serta bisa menggali potensi mereka secara bersamaan. Hal ini karena anak-anak kita biarkan mengeksplorasi diri dan lingkungan mereka secara mandiri. Melalui buku Montessori: Seni Menggali Potensi Anak Sejak Dini, Paula Polk Lillard ingin berbagi ilmu cara menggali potensi anak ala Montessori. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan tentu saja menyimpan banyak tips yang bisa kita praktikkan terkait menggali potensi anak. Dapatkan buku ini segera di linktr.ee/Bentang.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta