Mengenal Adat Matrilineal Melalui Fiksi
Siapa yang tidak asing atau bahkan sudah mengenal adat matrilineal? Matrilineal adalah sebuah sistem yang berlaku di adat Minang, yang menjadikan garis penerus keturunan berada di pihak ibu. Bagi yang belum mengenali sistem ini, mungkin terdengar sangat aneh dan asing sekaligus membingungkan. Tapi dewasa ini, banyak kisah-kisah fiksi yang membungkus lokalitas-lokalitas daerah sang penulis. Termasuk perihal matrilineal yang menjadi lokalitas masyarakat suku Minang. Dituliskan oleh Pinto Anugrah, matrilineal menjadi latar belakang kisah terbarunya, yakni Segala yang Diisap Langit. Bagaimana, sih, sang penulis menuangkan matrilineal dalam narasi fiktifnya?
Mengenal Adat Matrilineal
Matrilineal bukan topik sederhana untuk bisa dituangkan dalam kisah fiksi. Pembahasannya yang begitu menyorot perempuan dapat menjadi kontroversi oleh beberapa kalangan. Tapi hal ini tidak mengendurkan upaya Pinto Anugrah untuk menuangkan topik ini menjadi latar belakang sang tokoh utamanya, Bungo Rabiah. Dengan berlandaskan sistem yang berlaku, Pinto menjadikan tokoh-tokohnya pengendara plot dan kisahnya ini. Bungo Rabiah diceritakan berporos pada sistem matrilineal yang berusaha menghadirkan anak perempuan sebagai penerus keturunan dan harta pusaka milik keluarga. Sementara itu, Pinto juga menghidupkan sisi antagonis yang menjadi lawan utama bagi sistem yang berlaku ini.
Baca artikel terkait: Lokalitas dalam Segala Yang Diisap Langit
Simak penelitian Matrilineal berikut di sini, yuk!
Dalam bentuk fiksi, sistem matrilineal menjadi begitu aplikatif dibandingnya mempelajarinya sebagai suatu sejarah konvensional. Pembaca bisa meninjau dalam lebih dari satu perspektif untuk mengenal matrilineal. Baik dari sisi masyarakat lokal, atau bahkan menjadi seseorang yang tergerus modernitas atau kebaruan pola pikir.
Rekomendasi Pembaca Indonesia
Beragamnya lokalitas di Indonesia bisa menjadi suatu hal yang menarik untuk terus diikuti. Tanpa terkecuali dengan tidak populernya sistem-sistem yang justru menuai pro dan kontra ini, masyarakat perlu mengetahui—setidaknya seputar keberadaannya saja—matrilineal yang masih berlaku bagi beberapa pihak. Dalam Segala yang Diisap Langit, pembaca diajak masuk dalam lokalitas, sekaligus melebur bak menjadi masyarakat lokal Minang. Buku ini bisa didapatkan di MizanStore dengan ketebalan 144 halaman seharga Rp59.000. Dapatkan bukunya dan ketahui lebih lanjut Bungo Rabiah dan adat matrilineal yang ditegakkannya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!