Menumbuhkan Toleransi kepada Anak Sejak Dini

Perbedaan selalu ada di sekitar kita dan membutuhkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya tidak mudah dipahami oleh anak-anak. Mereka belum memahami konsep perbedaan dalam keberagaman. Sebagai orang tua, kita perlu mengenalkan konsep tersebut secara perlahan dan mulai menumbuhkan toleransi kepada anak dalam dirinya. Sebab, zaman sekarang, mengajarkan toleransi kepada anak-anak rasanya tidak cukup hanya dengan pelajaran yang ada di sekolah.

Orang tua perlu mengajarkan sikap toleransi sejak dari rumah. Lingkungan tempat anak-anak tinggal akan sangat berpengaruh terhadap sikap toleransi anak pada masa depan. Mereka akan memiliki kemampuan untuk memahami, menghargai, dan bekerja sama dengan orang lain. Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan sikap toleransi pada anak-anak sejak dini?

1.Mengenalkan anak tentang perbedaan yang ada di sekitarnya

Menurut Anne Stenhouse, seorang konsultan anak usia dini,  anak-anak menyadari perbedaan pada orang lain sejak usia dini. Misalnya warna kulit, tekstur rambut, suara, dan bentuk penampilan yang lain. Mereka memperhatikan itu semua, berusaha untuk memahami dan menerimanya. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk menumbuhkan toleransi kepada anak-anak. Mereka biasanya akan mengajukan pertanyaan tentang perbedaan di sekitarnya. Sebagai orang tua, jangan ragu untuk mengajak mereka berbicara dan menjelaskan perbedaan-perbedaan itu dengan kalimat yang mudah dicerna.

2. Biarkan anak-anak berada di lingkungan yang beragam

Awalnya akan terasa tidak familier bagi anak-anak karena mereka terbiasa melihat sesuatu yang “sama” atau “mirip” di lingkungan sehari-hari. Namun, orang tua perlu memberikan ruang bagi anak untuk keluar dari “circle” mereka. Anak-anak perlu melihat perbedaan yang ada di sekitarnya. Di lingkungan yang beragam, anak-anak bisa menjadi lebih berani dan lebih terbuka untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Hati-hati ketika berkomentar tentang orang lain

Tanpa kita sadari, anak-anak sangat memperhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan oleh orang tua. Kita perlu berhati-hati ketika memberikan komentar kepada orang lain. Bisa jadi tindakan atau perkataan kita malah merujuk pada sikap intoleran.

4. Pilih media yang cocok untuk mengajarkan toleransi kepada anak-anak

Selektif dalam memilih apa yang ditonton atau dibaca oleh anak-anak sangat perlu dilakukan. Nah, salah satu media yang cocok untuk mengajarkan toleransi kepada anak adalah seri kedua dari Kina’s Story karya Maudy Ayunda dan Ilustrator Kathrin Honesta. Karakter Kina, Anya, dan Lulu dalam Kina Makes A New Friend mengajak anak-anak untuk lebih menghargai satu sama lain. Sebuah kisah sederhana yang bisa dibaca oleh semua kalangan usia. Dengan membaca Kina Makes A New Friend, buku kedua seri Kina, orang tua bisa melakukan bonding dengan anak sekaligus mengajarkannya tentang toleransi.

Our world needs people who seek to understand, rather than assume without knowing. Here Kina learns to embrace change and not judge others.

 

Yuk, ajak anak-anak kita untuk mencintai keberagaman dan menghargai perbedaan!

2 replies

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] tentang anaknya yang tidak mau mendengarkan perkataan, arahan, dan nasihat  mereka. Terkadang anak pura-pura tidak mendengar apa yang  dikatakan, bahkan sengaja pergi ketika kita mulai berbicara. […]

  2. […] Kina Makes a New Friend karya ke dua dari Maudy Ayunda. Buku tersebut mengajak si kecil belajar toleransi dan bijak dalam berteman. Dengan membaca buku tersebut, pesan moralnya dapat terekam di keadaan […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta