Tren Istilah Mindfulness Artinya dalam Islam Apa, ya?

Apa yang Sobat Bentang lakukan ketika sedang mengalami perasaan gelisah, hilang arah bahkan oleh psikiater dinyatakan sedang mengalami depresi? Siap tidak siap perasaan kurang nyaman yang kita alami menuntut kita untuk berupaya agar mampu mengatasinya agar kita tak kehilangan diri dan arah tujuan hidup. Dalam psikologi ada salah satu upaya sebagai media untuk menyadari dan mengurai perasaan tidak nyaman yang disebut dengan mindfulness. Yuk simak artikel ini untuk supaya memahami mindfulness artinya apa!

Photo by Andrea Piacquadio: https://www.pexels.com/photo/photo-of-man-in-gray-t-shirt-and-black-jeans-on-sitting-on-wooden-floor-meditating-3760611/

Mindfulness Artinya Apa Sih?

Mindfulness artinya adalah kemampuan dasar manusia dalam menyadari dengan utuh apa yang sedang dilakukan dan di mana posisi kita sekarang. Apakah terjebak dalam pikiran masa lalu, fokus di masa sekarang, atau insecure karena masa depan? 

 

Menurut Hardvard Edu, mindfulness adalah upaya yang mengajarkan kita untuk fokus pada masa kini saat pikiran sedang ngalor ngidul. Mindfulness ini juga bisa dipahami sebagai kemampuan diri untuk menakar agar tidak berlebih dalam bereaksi atas apa yang sedang terjadi dengan fokus dengan mengolah napas, mengistirahatkan pikiran, dan membawa diri ke posisi yang nyaman dan tenang. 

 

Istilah mindfulness lekat dengan praktek meditasi (mindfulness meditation) dalam dunia psikologi. Ada juga yang menganggap mindfulness adalah upaya spiritualisme untuk mendekatkan diri dengan Tuhan melalui kesadaran terhadap diri (self-awareness). Untuk menambah perspektif perihal mindfulness serta lebih meyakinkan diri untuk mencoba menerapkannya, yuk, pahami makna mindfulness dalam Islam!

Mindfulness Dalam Perspektif Islam

Dari pengertian mindfulness di atas, upaya menyadari secara utuh apa yang sedang terjadi dalam diri adalah upaya untuk lebih mengenal diri. Mengenal diri merupakan bagian dari proses perjalanan hidup manusia. Dalam Islam kita sangat dianjurkan untuk mengenal diri sendiri melalui proses perbaikan hati dan jiwa agar tidak hanya fisik saja yang sehat, tapi juga hati. 

 

Dalam buku Bahkan Tuhan pun Tak Tega Jika Kita Menderita, Dr Ayang Utriza memaparkan bagaimana cara merawat hati agar senantiasa sehat melalui tafsiran ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis. Sobat Bentang bisa lebih maknai arti mindfulness dengan cara sederhana dan ringan. Berdasarkan pemaparannya, hati manusia selalu berubah, kadang meninggi tatkala keimanan bertambah kadang terpuruk saat kelalaian merasukinya. 

 

Menurut Dr. Ayang, mengenal diri atau mindfulness adalah upaya merawat hati. Mengenal diri adalah upaya mengingat Allah swt. Ketika diri mengingat Allah, maka hati akan tentram. Hal itu pun sejalan dengan QS. Al-Ahzab: 22, “Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah.”

Baca Juga: Mencari Tujuan Hidup: Pentingnya Mengenal Diri Sendiri 

Apa Manfaat Mindfulness dalam Kehidupan Sehari-hari?

Mindfulness mampu menjadi upaya bagi seseorang agar menjalankan segala aktivitas, memanfaatkan segala waktunya dan melewati harinya dengan fokus, damai dan penuh dengan kemaslahatan. Dalam Islam yang telah terurai di atas, ketentraman dapat diraih jika mengingat Allah. Sesuai judul buku Bahkan Tuhan Pun Tak Tega Jika Kita Menderita, Allah pun tak tega jika hambanya menderita. Lalu mengapa kita suka menyiksa diri sendiri?. 

 

Secara runtut, buku karya dosen yang pernah tergabung di Kajian Keislaman dan Kearaban (Islamic and Arabic Studies) di FISIP, Ugent  ini mengantarkan kita untuk memaknai kehidupan agar lebih tentram dan damai di berbagai tahapan. Diawali dengan bab pertama yang berfokus pada perbaikan diri, berlanjut ke skala yang lebih besar yakni keluarga (Membentuk Rumah Tangga Qur’ani dan Masyarakat yang Berakhlak). Selanjutanya merefleksi diri melalui kisah teladan nabi Muhammad yang termuat dalam bab III dan memaknai ajaran Islam melalui filosofi dan hikmah ibadah.

 

Buku ini tepat untuk menemani Sobat Bentang yang sedang merasa kalut dan kelimpungan dengan kondisi diri dan sekitar. Hingga merasa bingung dengan posisi agama yang tak mampu memberikan jawaban yang “mengena” di hati dan pikiran. Walaupun buku ini merupakan catatan ceramah, khotbah dan pengajian, membacanya seperti sedang deeptalk bersama kawan. Bukan seperti sedang diceramahi. Buku ini masih tersedia dengan tanda tangan digital langsung dari Dr. Ayang Utriza Yakin, DEA. Informasi lebih lanjutnya bisa kunjungi Official Bentang Shop di Shopee ya!. 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta