Tag Archive for: Karya Terbaru Andrea Hirata

Perjalanan Musik dalam Novel Brianna dan Bottomwise

 

Musik Menjadi Kebutuhan

Apakah musik sesungguhnya? Musik adalah sinar paling terang kefanaan, sebab ketika musik berbunyi, kemanusiaan menjadi terang-benderang. Dunia tanpa musik, macam hutan tak berhewan, macam sungai tak ber-ikan, macam awan tak berangin. (hal. 268). Musik telah menjadi kebutuhan bagi banyak orang. Di Indonesia, identitas musik dikenal sejak abad ke-3 sebelum Masehi dengan menggunakan alat tradisional sebagai pengiringnya.

Novel Brianna dan Bottomwise (Juli, 2022) mengisahkan dua detektif swasta yang menangani kasus hilangnya gitar legendaris John Musiciante. John ialah musisi yang mampu mencipta komposisi rock progresif dari membaca novel, puisi, memandang lukisan, dan patah hati. Disebutkan juga jika dirinya tak kurang dari satu lelaki Renaissance paling berbakat di muka bumi.

“Aku tak bisa lagi main musik. Mendengar musik saja, hatiku sakit. Kehilangan gitar itu membuatku merasa kehilangan ibuku, untuk kedua kalinya.” (hal. 47). Melihat kondisi John Musiciante, membuat Brianna dan Bottomwise berjanji akan terus mencari gitar itu hingga menemukannya.

Penjelajahan pun dimulai mengendarai mobil El Camino kesayangan Bottomwise. Keluar dari negara bagian California, Brianna dan Bottomwise menuju Las Vegas, Nevada. Dilanjutkan lagi menembus jantung Amerika, singgah di Utah, Wyoming, Iowa, South Dakota, terus ke utara menuju Minnesota, menempuh jarak beratus-ratus kilometer. (hal. 49).

Kehadiran yang dinanti-nantikan

Pembaca mafhum novel ini memulai kisahnya dengan latar Amerika. Selanjutnya, penulis mengkolaborasikan kasus crime of opportunity dengan menghadirkan Brianna dan Bottomwise sebagai detektif sekaligus mengangkat keduanya sebagai judul buku ini. Sebagai pembaca, judul automatis melekat dalam ingatan serta memiliki kesan tersendiri di hati pembaca. Sehingga tak ayal jika kehadirannya tentu dinanti-nantikan.

Bersiap akan ditemani Brianna dan Bottomwise sepanjang membaca novel bersampul merah ini, saya bersiap menyimak detail kasus sambil menebak-nebak peristiwa apa yang akan terjadi. Namun rupanya, jejak mereka hilang sejak The Terong Brothers, Hamzah dan Baharudin menggantikan posisinya. Bersamaan dengan itu, gitar vintage berpindah setting ke Indonesia.

Migrasi gitar ini justru membawa hawa sejuk sebab keleluasaan Andrea Hirata menceritakan Indonesia terasa real, khususnya perihal Orkes Melayu. Ada Melayu Semenanjung, hadrah, rebana, qasidah, hingga hentakan-hentakan staccato funk rock ala Frusciante mengalun dalam novel. Melalui Orkes Melayu Kami Mau Lagi, penulis lugas memainkan peran. Sadman menyokong hidupnya sendiri, hidup kedua orang tuanya, dan menabung sedikit demi sedikit untuk satu tujuan: membeli alat-alat musik, agar dapat mendirikan orkes. (hal. 42).

Musisi yang dilupakan zaman

Keterlibatan Alma, Ameru, bahkan Pak Mu dalam memperjuangkan musik tak kalah seru. Masing-masing memiliki peran dominan melebihi Brianna dan Bottomwise. Alih-alih menceritakan strategi pencarian gitar, Alma justru ditampakkan dengan kesulitan mendapatkan pinjaman gitar demi memenuhi hasrat bermusik. Gadis kecil itu harus mencuci sepeda motor tetangganya sebagai syarat meminjam gitar. Begitu pun Pak Mu yang tak lagi dipercaya untuk sekadar memainkan gitar sebab mengidap demensia dini. Meski mahir, kesulitan bicara dan kelainan ingatan membuat Pak Mu dilupakan zaman.

Menuju halaman 238, saya mendapati Brianna dan Bottomwise kembali meski dengan perseteruan yang cukup menegangkan hingga nyaris terjadi perpecahan. Sebagai pembaca mungkin sedikit-banyak berharap jika novel ini menyajikan strategi pemecahan kasus yang cerdas dan taktis sebagaimana novel-novel detektif. Namun saya merasa fokus utama memang tertuju kepeda gitar milik John Musiciante berikut perjalanan musik dan singgahnya bersama banyak orang.

Buktinya: Bagaimanakah selanjutnya nasib prodigy Alma dan Ameru, Pak Mu, Mr. Orkes Man, dan orkes Melayu Semenanjung terakhir di dunia? (hal. 315). Pertanyaan penutup ini cukup menjelaskan apa yang akan disuguhkan Andrea Hirata di buku kedua dwilogi Brianna dan Bottomwise. Maka tak heran jika Orkes Melayu lebih eksis sejak gitar Vintage Sunburst 1960 berada di tangan mereka.

Cita rasa membaca karya Andrea Hirata

Di samping hal itu, novel ini mengandung banyak lelucon, misalnya: warung kopi bernama Maryati Kawin Lagi (hal. 45), celetukan “Ai, kalau Sadman saja bisa bikin orkes, kita bisa bikin apa pun!” (hal. 57). Pernyataan ini cukup satire mengejek Sadman yang dianggap payah dalam bermusik. “Apa kataku, Boi! Dunia tidaklah selalu tempat yang kejam bagi musisi tak berbakat!” (hal. 152).

Selama membaca novel ini, kita dengan mudah dibuat menangis sekaligus tertawa dalam waktu bersamaan. Happyness is Back, Pengorbanan Dua Ibu, hingga Job Sisa, Buku Rekor Dunia, dan Listrik Negara sengaja mencampuradukkan perasaan pembaca. Humor ringan ditambah kisah haru seseorang selalu menjadi cita rasa tersendiri dalam karya-karya Andrea Hirata.

Judul buku                          : Brianna dan Bottomwise

Penulis                                 : Andrea Hirata

Penerbit                              : Bentang Pustaka

Tahun terbit                       : Juli 2022

ISBN                                      : 978-602-291-942-1

Jumlah halaman               : xvii + 361

 

Artikel ini telah terbit di Rubrik Pabukon, Pikiran Rakyat, Sabtu, 27 Agustus 2022 (Oleh: Mutia Senja)

Novel Brianna dan Bottomwise Siap Menyapa Pembaca Juli ini!

Kabar menyenangkan datang dari penulis buku best seller Andrea Hirata. Dalam postingannya yang menginformasikan buku terbarunya segera terbit, membuat para pembaca setianya tidak sabar menunggu. Namun, kerinduan membaca karya terbaru Andrea Hirata akan segera terbayarkan. Penerbit Bentang Pustaka, melalui sosial medianya juga mengumumkan akan segera terbit buku terbaru Andrea Hirata berjudul Brianna dan Bottomwise.

Tentang Novel Brianna dan Bottomwise

Brianna dan Bottomwise bercerita tentang John Musiciante yang kehilangan gitarnya karena ulah kriminal amatir. Bagi musisi legendaris seperti dirinya, gitar itu punya nilai sentimentil yang tak bisa digantikan dengan uang sebesar apa pun. Pada saat itulah, Bottomwise, detektif kenamaan yang cerdik dan karismatik, terlibat ke dalam pusaran arus pencarian gitar legendaris yang penuh kejutan.

Sementara itu, Sadman si musisi “telinga kuali” akhirnya berhasil mengumpulkan uang dari berjualan tauco untuk mewujudkan impian hidupnya: menghidupkan band dan turut memeriahkan dinamika orkes melayu di kampung asalnya. Ia tidak sendirian. Banyak musisi lainnya, tua-muda, jujur-korup, yang juga ingin mengukuhkan keberadaan mereka lewat musik. Dan, gitar legendaris itu diam-diam turut menjadi saksi perjuangan orang-orang itu. “Temanya sangat unik, Andrea bisa mengawinkan kisah detektif, pencurian, dan orkes Melayu.” kata Imam Risdiyanto selaku Manajer Markom Bentang Pustaka. Buku setebal kurang lebih 380 halaman ini bisa dipesan mulai akhir Juli 2022 di seluruh toko buku online dan offline. “Kami melihat antusiasme pembaca yang sangat tinggi, sehingga selama masa pre-order nanti akan ada banyak penawaran menarik. Pastikan kamu ikut pre-order-nya, ya.” tambah Imam.

Pernyataan Andrea Hirata Tentang Buku Terbarunya

Dihubungi melalui email, Andrea Hirata memberikan pernyataan menarik tentang penulisan novel terbarunya. “Pengalamanku tinggal di Amerika dan berkelana selama berbulan-bulan dalam rangka book tour The Rainbow Troops (Laskar Pelangi) dari kota-kota, mulai dari ujung pantai barat hingga ke ujung pantai timur, membantuku melakukan riset untuk menulis Brianna and Bottomwise,” kata Andrea. “Beberapa bagian tulisanku semula terbaca seperti musikologi, sebagian macam diskografi, sebagian berupa profil-profil musisi, sebagian laksana  jeritan hati seorang penggemar norak terhadap seorang artis, sebagian  tak ubahnya artikel majalah-majalah musik, sebagian sensasional dan karena itu ia dangkal, sebagian bak dokumentasi kiprah band funk rock serta karier memilukan para musisi tradisional orkes Melayu di kampungku, yang hampir punah,” tambah Andrea Hirata.

Kuharap, dengan membaca novel ini, Alma pun menginspirasimu, Kawan, dengan cara dia telah mengilhamiku. Dalam Brianna dan Bottomwise, ada pula kisah tentang orang-orang yang menemukan kesulitan besar yang tak mereka bayangkan sebelumnya, lalu hampir menyerah, namun akhirnya secara aneh menemukan cara untuk  percaya lagi pada diri mereka sendiri,” harap Andrea.

Tentang Bayi

Hal-Hal yang Perlu Kita Ketahui Tentang Bayi

Apa yang kita ketahui tentang bayi? Apa yang kita pikirkan? Bayi yang lucu, menggemaskan, dan rentan? Tentu banyak persepsi kita tentang bayi. Ada pula yang menganggap bayi itu sangat rewel dan merepotkan. Dalam buku The Montessori Baby dalam versi Indonesia yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka, Simone Davis menjelaskan beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang bayi.

 

Baca juga: Kecakapan Komunikasi Sebagai Potensi Anak

 

Empat Fakta Menarik Tentang Bayi

Hal pertama yang perlu kamu ketahui terkait bayi adalah bahwa mereka menyerap segalanya. Bayi sudah bisa menyerap informasi visual sebanyak yang ia bisa. Bayi juga menyerap bau, ruang di sekelilingnya, dan sentuhan di tubuhnya. Mereka juga mendengar aneka bunyi di sekitarnya dan bisa mengecap jarinya sendiri dan apa saja yang masuk ke dalam mulutnya. Kedua, bayi bisa diajak untuk bercakap-cakap. Tapi, bukan artinya kita hanya sekadar berbicara satu arah kepada bayi. Kita bisa mengajak mereka untuk berbicara dan menunggu tanggapannya, misalnya ketika ia mencoba membuka mulut atau ia menyentuh tangan kita.

Bayi juga perlu waktu untuk bergerak dan menjelajah. Mereka perlu waktu untuk berbaring di lantai yang dialasi dan meregangkan seluruh tubuhnya. Kita bisa mendukung bayi dengan cara memberinya bantuan sesedikit mungkin dan sebanyak yang diperlukan. Tentu bayi juga perlu diperlakukan lembut, bukan? Tapi, bukan berarti bayi rapuh. Kita perlu peka terhadap peralihan bayi dari rahin ke dunia luar dan memegang bayi secara lembut dan hati-hati. Namun, kita tidak perlu membungkus mereka sangat rapat dan malah justru mengungkungnya. Tangan, kaki, dan kepala boleh tidak tertutup asalkan hangat supaya bayi bisa bergerak bebas.

Selanjutnya, bayi juga sedang membangun kepercayaannya terhadap lingkungan, pengasuhnya, dan diri sendiri. Selama sembilan bulan pertama, mereka masih menyesuaikan diri di lingkungan baru. Mereka juga sedang membangun kepercayaan terhadap lingkungan dan dirinya sendiri, serta belajar bagaimana mengandalkan orang tuanya.

Pada tahun pertama, bayi beranjak dari ketergantungan, lalu ke kolaborasi dan ke kemandirian. Saat baru lahir, bayi mengandalkan kita untuk memperoleh pangan, papan, sandang, dan termasuk membersihkan tubuhnya atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Semakin ia besar, kita perlu membiarkan dia untuk turut berpartisipasi, misalnya mengangkat lengan saat memakaikannya baju. Perlahan, ia juga akan belajar untuk mandiri.

 

Tiga Hal Tentang Bayi yang Tidak Pernah Kita Pikirkan

Bayi berkembang secara sehat jika ada kelekatan aman atau secure attachment. Yang dimaksudkan dengan secure attachment adalah jika kebutuhan akan kedekatan dan makanan biasanya dipenuhi secara konsisten semasa bayi. Kelekatan menciptakan hubungan emosional yang mendalam antara bayi dengan pengasuh utama. Selanjutnya, ketika kita melihat bayi yang menangis, pernahkah kita bertanya-tanya apa yang sebenarnya ingin ia katakan? Bayi yang menangis sebenarnya sedang berusaha mengomunikasikan kebutuhannya. Ketika kita tidak tahu apa yang ingin ia katakan, kita perlu berkomunikasi dan mencermati apa yang hendak mereka sampaikan pada kita.

Hal berikutnya adalah bahwa bayi tidak membutuhkan banyak barang. Dalam pengasuhan bayi, ada sebuah prinsip yang perlu diingat bahwa lebih sedikit lebih baik. Bayi memerlukan pelukan penuh kasih, tempat meregangkan tubuh, tempat untuk tidur, nutrisi yang cukup, dan rumah hangat dan nyaman untuk dijelajahi. Selain itu, mereka juga meraih kepercayaan diri berkat dari titik-titik acuan. Titik-titik acuan adalah macam-macam di kehidupan sehari-hari yang digunakan bayi untuk mengorientasikan diri. Hal ini bisa jadi adalah tangan bayi sendiri, suara kita, tempat bayi diberi makan, dan ritme harian.

Hal terakhir yang perlu kita ketahui bahwa bayi mengetahui banyak hal yang tidak kita ketahui. Ketika kita memandang mereka, banyak misteri yang menanti untuk dikuak. Seolah bayi mengatakan, “jika kamu ingin tahu tentang aku, perhatikan aku.” Mengamati bayi adalah salah satu cara untuk menghormatinya.

 

Banyak hal yang ternyata belum kita ketahui tentang bayi. Namun, melalui buku The Montessori Baby, kamu bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang bayi dan cara pengasuhannya. Melalui buku ini, kamu bisa memahami dunia bayi dan bagaimana sebenarnya bayi ingin diperlakukan dan seperti apa kita harus memandang bayi. Buku The Montessori Baby akan mulai prapesan tanggal 6 hingga 22 Mei 2021.

rekomendasi novel masa pandemi

Cita-Cita Mengalahkan Segalanya

Manusia, mana mungkin dapat berteman dengan kengerian. Mana mungkin tidak menghadapi ketakutan. Dan mana mungkin luput dari hidup dianggap beban. Apalagi beban pendidikan. Namun fakta tak berucap demikian. Membela—karena pintar bukan peniiaian lewat satu sisi. Bukan kenamaan yang terlihat lewat sekelebat. Sisi lain perlu dikaji.

***

Kisah ini tentang manusia dan lingkaran ilmu pasti, bernama matematika. Hantu di ruang kelas pendidikan yang menawarkan kengerian bagi beberapa orang tak suka. Formula-formula yang menakutkan bisa jadi muncul lebih dari satu kali dalam hitungan saban minggu. Ini tampaknya  cukup menggambarkan kisah-kisah dalam buku Guru Aini ini. Kisah-kisah lintas generasi dengan menyuguhkan seputar ilmu matematika lewat cerita menggelitik.

Ciri khas yang selalu disuguhkan oleh Andrea Hirata adalah kisah-kisah jenaka dan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kisah sederhana dan penyampaian fakta-fakta menyentuh pada setiap kehidupan apalagi para murid yang masih duduk di bangku sekolah. Belum lagi diksi-diksi yang cukup menarik menjadikan pembaca seolah mendapat hiburan (cukup berkomedi).

Kisah di novel ini dimulai dari anak yang bercita-cita mulia menjadi guru matematika. Terinspirasi dari guru matematikanya saat SMA. Maka, ia pun melanjutkan studinya di program guru matematika. Tidak hanya itu, alasannya menjadi guru matematika salah satunya adalah melihat kelangkaan guru matematika di Indonesia.

Desi Istiqomah, istiqomah sesuai dengan idealismenya. Sejak cita-cita itu muncul dan kuliah di sebuah perguruan tinggi, maka nantinya ia harus bersedia ditempatkan dimanapun bahkan pelosok negeri yang menjadi prioritas akibat kelangkaan guru matematika.

Setelah lulus dari perguruan tinggi beserta ilmunya yang tidak dapat diragukan lagi. Tibalah dimana Desi harus menerima kenyataan ditempatkan di sebuah daerah bahkan namanya saja tidak dapat ditemui di dalam peta. Namun semua itu tidak  menyurutkan langkahnya akan cita-cita menjadi guru matematika. Penggambaran perjalanan Desi cukup berhasil membuat pembaca yakin bahwa sulit meraih daerah paling pelosok itu.

Tidak berhenti di situ, tantangan hidupnya seolah telah terdaftar rapi setelah ia sampai dan mengajar salah satu sekolah di Kampung Ketumbi. Misinya adalah menemukan siswa jenius matematika. Nantinya ia akan mengajari, mendidik bahkan mengikutkannya dalam sebuah lomba. Pada akhirnya, Ibu Desi menemukan siswa dalam misinya walaupun tak memberikan akhir kebahagiaan. Debut Awaludin, siswa jenius matematika. Diikuti Rombongan sembilan yang bertolak belakang membuang matematika.

Pada kisah ini pula, Bu Desi seolah diuji nurani keguruannya. Debut menolak untuk dididiknya. Menolak untuk menjadi kian lebih pintar. Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan. Itu semua berhasil memuncakkan kekecewaan Bu Desi. Setelah kejadian yang tidak mengenakkan ini, bukan malah surut idealismenya. Tapi semakin mantap untuk kian mencari, lebih-lebih atas keyakinan dirinya ini.

Dalam kurun waktu yang lama itu, ia malah menjadi guru yang sangat disegani karena kegalakannya dan yang paling diingat murid-murid di Kampung Ketumbi. Di saat kegalakannya kepada murid semakin banyak dikenal, bukan menemui siswa jenius matematika. Tapi didatangi bencana intelektualitas yang lebih menguji lagi hidupnya sebagai guru.

Nuraini datang dengan beban terberat: tidak menyukai matematika. Namun Aini seolah otomatis melangkah demi Ayahnya yang sakit keras. Dengan menjadi dokter untuk menyembuhkan ayahnya maka  ia harus pintar matematika dengan belajar langsung kepada pakarnya. Pilihan berat jatuh kepada Bu Desi yang bahkan saat pertama masuk ke sekolah, Aini doakan tolak bala’ agar tidak mengajar matematika dikelasnya. Dan itulah Aini menganalogikan dirinya saat itu.

Ketidaksukaan Aini kepada matematika telah dengan sempurna dikalahkan oleh cita-cita. Langkahnya secara yakin mengarahkan dirinya kepada Bu Desi. Walau harus dengan tertatih belajar. Dan selama itu masih sering muncul keputusasaan. Bahkan ketika berbagai cara telah Bu Desi jejali untuk menjauhkan Aini dari kegelapan akan matematika. Akankah Aini mampu keluar dari kegelapan itu? Dan untuk para pembaca, novel Pak Cik Andrea Hirata senantiasa menanti kalian.

 

 

Fatmawati, anggota ekskul KIR-literasi “Sabha Pena” dan kru Majalah Pendidikan “Al-Mashalih” MAN Bondowoso

*Pernah dipublikasikan di koran Bharata edisi 26 Juli 2020

idealisme guru aini

Makna Idealisme di Novel Guru Aini

Di era pragmatisme sekarang ini, kita kerap bertanya-tanya, masih adakah tempat bagi idealisme dalam hidup ini? Idealisme biasa dimiliki oleh kaum muda. Perhatikan mereka yang baru lulus. Mereka menggenggam cita-cita setinggi langit. Dalam batin, mereka bertekad mengabdikan seluruh ilmunya bagi kemaslahatan orang banyak. Begitu pun saat memasuki dunia kerja, mereka dipenuhi keyakinan mengubah dunia. Bekerja dengan jujur. Memaksimalkan potensi. Melayani segenap masyarakat dengan sepenuh hati.

Konon, berdasarkan penelitian antah berantah, umumnya idealisme anak muda yang baru tamat dari perguruan tinggi bertahan paling lama 4 bulan. Setelah itu mereka akan menjadi pengeluh, penggerutu, dan penyalah seperti banyak orang lainnya, lalu secara menyedihkan terseret arus deras sungai besar rutinitas dan basa-basi birokrasi lalu tunduk patuh pada sistem yang buruk.

Guru Aini, Andrea Hirata

Akan tetapi, ketika anak-anak muda ini mulai menjalani keseharian, godaan dan tantangan mulai bermunculan menggerogoti idealisme yang semula menggebu. Kebutuhan sehari-hari yang makin tinggi. Tuntutan keluarga dan orang-orang terdekat, atau malah gaya hidup kerap menyurutkan langkah mereka. Memang tidak semua seperti ini. Masih banyak anak-anak muda yang tetap berpegang pada idealisme. Kita bisa menemukan sosoknya dalam guru honorer di daerah pelosok, tenaga medis di daerah-daerah yang tidak mudah diakses, atau bahkan dalam diri seorang petugas keamanan di belantara kota metropolitan yang tidak mudah disuap.

idealisme guru aini

Perlukah idealisme di era pragmatis sekarang ini?

Mengapa Kita Perlu Idealisme?

Sejatinya idealisme diperlukan untuk membuat kita tetap waras bertahan dalam hidup yang semakin buas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Ya, tanpa memiliki patokan tersebut, pastinya kita akan mudah terombang-ambing saat menghadapi hal-hal yang di luar rencana.

Misalnya, Bu Desi dalam novel Guru Aini memiliki idealisme untuk mengajar matematika di daerah pelosok dan mencetak seorang genius matematika. Sebagai seorang anak pemilik toko yang berkecukupan, tidak heran jika Bu Desi mendapatkan tantangan keras dari ibunya untuk meneruskan impiannya menjadi guru matematika. Sikap sang ibu sangat bisa kita pahami. Manalah dia tega melepas anak gadisnya yang masih belia. Meskipun demikian, berkat idealisme yang telah mengakar kuat dalam dirinya, Bu Desi pada akhirnya berhasil mendapatkan restu sang ibu dan melenggang pergi ke Ketumbi dengan hati gembira.

Mempertahankan Makna Idealisme di Novel Guru Aini

Kisah semacam ini jamak kita temukan, bahkan mungkin kita alami sendiri. Kehadiran idealisme akan menguatkan diri kita untuk mempertahankan cita-cita, terutama saat sedang menghadapi hambatan. Idealisme juga memberikan kepuasan batin karena kita merasa sedang mengejar sesuatu yang kita anggap baik untuk diri kita.

Sejauh mana kita perlu mempertahankan idealisme? Jawabannya sangat bergantung pada diri kita masing-masing. Sejauh mana kita bisa menarik-ulur sesuai keadaan. Seperti Bu Desi yang sempat merasa terpuruk saat mengajar matematika di Ketumbi, wajar jika kita terkadang merasa lelah mempertahankan idealisme. Kita merasa sendiri dan ditinggalkan di tengah perjuangan. Kita dihantui perasaan apakah semua ini pada akhirnya akan sia-sia belaka. Saat itu terjadi, hentikan dahulu semua pekerjaan. Renungkan apa yang sesungguhnya kita inginkan dalam hidup ini. Apa yang sesungguhnya kita harapkan dari idealisme ini.

Desmond Tutu mengatakan, untuk mempertahankan idealisme, orang harus terus bermimpi. Jika akhirnya kita memutuskan untuk terus mempertahankan idealisme, selalu ingat kembali mimpi tersebut saat kelelahan melanda.

 

Kenapa Guru Matematika Memiliki Persona Galak?

Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar kata matematika? Bisa dipastikan bahwa banyak yang akan menjawab pelajaran yang menakutkan, bukan? Lalu, apa yang akan kalian bayangkan ketika mendengar sebuah profesi bernama guru matematika? Masih bisa dipastikan bahwa akan banyak yang dengan spontan menjawabnya menggunakan satu kata: galak.

Ya, banyak di antara para siswa, mulai dari siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas yang menganggap bahwa guru matematika adalah guru yang paling galak. Hal tersebut pun tak jarang diamini oleh para guru matematika itu sendiri. Beberapa di antara mereka membagikan cerita di situs pribadi dan mengatakan sering mendapatkan imej galak dari para murid yang mereka ampu. Apakah memang benar bahwa guru matematika itu galak? Tentu saja tidak semuanya. Mungkin memang ada beberapa guru matematika yang galak, namun ada juga yang baik bahkan penuh kesabaran dalam mengajar siswa-siswinya, seperti Bu Desi mengajari matematika Aini. Lantas, mengapa sih banyak yang menganggap bahwa guru matematika itu galak? Mengapa pula imej tersebut begitu melekat?

Terbawa Predikat “Menakutkan” yang Disandang oleh Matematika

Banyak di antara para murid yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan, sangat serius, dan sulit. Karena mengampu mata pelajaran yang serius, dianggap sulit, dan dianggap menakutkan, maka logika asal-asalan para murid tersebut akan berpikir bahwa guru pengampu mata pelajarannya pun akan sama menakutkannya. Matematika yang merupakan benda mati saja sudah menakutkan, apalagi guru matematika yang merupakan makhluk hidup dan harus mereka temui setiap berapa kali seminggu, pasti lebih menakutkan lagi. Jadi, guru matematika memiliki imej menakutkan karena terkena paparan pelajaran matematika yang sudah dicap menakutkan terlebih dahulu. Padahal itu hanya persepsi mereka yang kadung merasa takut sebelum mempelajari matematika dengan sungguh-sungguh. Guru matematika ada juga yang baik, kok, tenang saja!

Guru Matematika Itu Tegas, Bukan Galak

Seorang guru matematika haruslah menjadi seorang idealis. Tanpa idealisme, matematika akan menjadi lembah kematian pendidikan.”

Dalam novel Guru Aini, diceritakan bahwa sebagai guru matematika, Bu Desi memiliki sifat idealis, dan biasanya orang dengan sifat idealis juga cenderung bersikap tegas, sikap tegas ini rata-rata dimiliki oleh para guru matematika. Bahkan mungkin tingkat ketegasan mereka di atas guru mata pelajaran lain. Sikap tegas inilah yang oleh para siswa dikatakan galak. Guru matematika memang harus bersikap tegas. Mengapa? Karena banyak siswa yang sudah terlebih dahulu benci dengan matematika, mereka kemudian merasa malas untuk mempelajarinya, menganggap hal tersebut hanya membuang-buang waktu, dan akhirnya para siswa tidak menguasai ilmu penting ini. Guru matematika yang memiliki tanggung jawab untuk mengajari para siswa sampai bisa pastinya tidak ingin hal ini terjadi. Sehingga tidak ada pilihan baginya selain bersikap tegas agar para siswa mau dan serius mempelajari matematika. Sikap tegas ini pastinya harus dibarengi dengan sikap telaten dan sabar agar para murid tidak ketakutan.

Cara Mengajar yang Kurang Fun

Apa lagi yang membuat guru matematika terlihat menyeramkan dan galak? Ya, pelajaran yang ia ampu, seperti yang telah dijelaskan di poin pertama, guru matematika dicap galak karena matematika itu sendiri. Dikenal sulit di kalangan siswa, matematika tak jarang menjadi momok setiap semesternya. Oleh karena itulah para guru matematika harus memutar otak dan mencari cara bagaimana agar matematika dapat dipelajari dengan menyenangkan, santai tapi serius, dan menarik perhatian para siswa. Biasanya para guru matematika akan menggunakan alat peraga, game, atau cara-cara lain yang memungkinkan keterlibatan aktif para siswa untuk menjadikan kegiatan belajar-mengajar matematika ini menjadi menyenangkan. Kreativitas guru sangat dibutuhkan di sini.

Dipengaruhi oleh Persona Guru Matematika Lainnya

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Karena satu guru matematika yang menghardik, jadi kena guru matematika seluruhnya. Mungkin memang ada oknum guru matematika yang galak, bukan tegas ya, tapi memang galak. Oknum guru ini sering memarahi siswa dan mengatai-ngatai siswanya yang sulit diajari, bahkan tak jarang mengejek. Karena satu guru yang seperti ini, jadilah seluruh guru matematika terkena akibatnya, yaitu dianggap galak. Padahal, lagi-lagi, kita tidak dapat menggeneralisasi sifat orang, pasti ada banyak guru matematika yang baik dan sabar di luar sana, seperti halnya Bu Desi yang tetap sabar mengajari Aini yang bersikeras agar bisa menguasai matematika.

Perjuangan Bu Desi untuk mengabdi dan menjadi guru matematika yang baik dapat kalian nikmati dalam novel Guru Aini karya Andrea Hirata yang akan terbit pada tanggal 2 Februari 2020 nanti. Pastikan kamu menjadi saksi dari petualangan ajaib Bu Desi, ya! (Nas)

 

Kecintaan Andrea Hirata kepada Matematika

Dikenal sebagai seorang penulis novel di Indonesia, tak banyak yang tahu Andrea Hirata juga sangat menyukai dunia sains dan ilmu eksakta. Ia mengakui  dirinya suka dengan astronomi, fisika, kimia, dan statistik. Bahkan Andrea Hirata juga memiliki kecintaan kepada matematika. Sebab, ilmu ini merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang ia pelajari saat kuliah dahulu.

Karena kecintaannya di bidang literasi dan sastra, Andrea Hirata pun mengambil langkah serius dengan menulis. Lalu ia pun mencoba menerbitkan sebuah novel pada tahun 2005. Ya, novel tersebut tak lain dan tak bukan adalah Laskar Pelangi. Novel perdananya ternyata meledak di pasaran dan menjadi best seller hingga pada akhirnya difilmkan. Dari sanalah Andrea Hirata kemudian mencoba menekuni bidang ini hingga sekarang.

Tertarik pada Sains dan Ilmu Eksakta

Selama ini, kita mengenal Andrea Hirata sebagai sosok penulis novel Indonesia. Karya-karyanya dikenal khalayak luas, selalu dinantikan, bahkan salah satu novelnya yang berjudul Laskar Pelangi sudah diterbitkan di banyak negara dengan berbagai versi bahasa dan difilmkan oleh sinematografer terkenal di Indonesia. Selain itu, Andrea Hirata juga beberapa kali mendapatkan penghargaan terkait keterlibatannya di dunia literasi ini. Masyarakat awam atau siapa saja yang pertama kali mengenal Andrea Hirata pasti mengira bahwa ia merupakan seseorang yang menekuni bidang sastra dari awal. Dia juga sempat mengenyam pendidikan tinggi di bidang literature. Faktanya bukan seperti itu, Sahabat Bentang! Andrea Hirata merupakan lulusan salah satu universitas di Indonesia, di kampus tersebut ia justru mengambil studi ekonomi sebagai bidang yang ingin ia tekuni.

Jadi, pada dasarnya Andrea Hirata menyukai semua jenis ilmu. Buku-buku yang bertema ilmu-ilmu di atas juga dengan senang hati akan ia baca sampai habis. Oleh karena itulah sering kali kalian bisa menemui istilah-istilah ilmiah dalam novel Andrea Hirata. Ketertarikan Andrea Hirata dengan ilmu eksakta ini justru semakin memperkaya khazanah cerita dalam novel-novel yang ia tulis.

Matematika Menginspirasi Andrea Hirata Menulis Guru Aini

Karena kecintaannya kepada matematika, Andrea Hirata pun ingin menuliskan kisah yang terinspirasi dari ilmu tersebut, dan hal ini terealisasikan melalui novel Guru Aini. Penulisan novel ini juga sekaligus untuk mengajak siswa-siswi di Indonesia yang takut dengan matematika untuk menyukai dan menekuni ilmu tersebut, seperti tokoh Aini yang mulanya membenci matematika namun berkeinginan keras untuk menguasainya.

Novel Guru Aini ini akan bercerita tentang seorang guru matematika bernama Bu Desi yang bekerja di sebuah wilayah pelosok. Ia memiliki kesempatan untuk dipindahtugaskan ke wilayah yang lebih layak, namun menolak kesempatan itu. Bu Desi memiliki idealisme sendiri, di mana ia lebih ingin untuk mengajar anak-anak miskin di sebuah wilayah bernama Ketumbi. Di luar perkiraannya, mengajar murid-murid di Ketumbi ternyata penuh tantangan, Bu Desi harus memiliki stok kesabaran ekstra. Apalagi setelah bertemu dengan seorang murid bernama Aini yang anti sekali dengan matematika namun memiliki keteguhan hati untuk bisa menguasai ilmu ini. Sebagai guru matematika di sana, mau tidak mau Bu Desi harus mengajari Aini sampai bisa. Bagaimana perjalanan Bu Desi menjadi guru di pelosok? Apakah Bu Desi berhasil mengajari Aini matematika sampai bisa? Baca kisahnya lebih lanjut di novel Guru Aini. Novel terbaru Andrea Hirata ini juga sekaligus menjadi wadah baginya untuk bicara soal matematika. (Nas)

 

Guru Aini, Andrea Hirata

Guru Aini sebagai kecintaan Andrea Hirata kepada matematika.

Andrea Hirata

Andrea Hirata Terinspirasi oleh Para Guru

Telah berkarya selama belasan tahun dalam dunia literasi Indonesia, Andrea Hirata ternyata memiliki satu figur khusus yang memberinya inspirasi. Figur yang pastinya selalu ada dan selalu menjadi karakter dalam setiap novelnya, siapa lagi kalau bukan sosok guru. Ya, bagi kalian yang memperhatikan, sosok guru ini pasti hampir selalu muncul pada setiap novel Andrea Hirata. Begitu terinspirasi Andrea Hirata oleh para guru, terutama yang bertugas di pedalaman, ia menjadikan mereka sebagai tokoh dalam karya-karyanya. Kekagumannya tersebut sangat tergambar dari bagaimana ia menceritakan sosok Bu Muslimah dan Pak Harfan, dua tokoh guru di Laskar Pelangi.

Andrea kembali ingin memusatkan cerita novelnya pada peran sosok guru dalam karya terbarunya yang akan segera rilis awal Februari 2020 nanti, Guru Aini. Dalam akun Instagram-nya, Andrea Hirata mengunggah tampilan sampul depan novel Guru Aini dan menuliskan sebuah caption singkat. Dia menulis, “Persembahan sederhanaku untuk guru-guru dan murid-murid Indonesia. Salam belajar. Andrea Hirata.”

Terinspirasi dari Dedikasi Guru Honorer dan Guru di Pelosok

Dalam novel pertamanya, Laskar Pelangi, kita bisa melihat bagaimana Andrea Hirata sangat kagum pada dedikasi Bu Muslimah sebagai seorang guru di pelosok. Dalam novel terbarunya yang berjudul Guru Aini pun Andrea Hirata ingin menceritakan tentang perjuangan seorang guru yang ditempatkan di pelosok. Bu Desi, itulah namanya. Seorang guru yang ditempatkan di wilayah antah berantah, namun ia tetap melakoni perannya dengan penuh pengabdian. Punya kesempatan untuk dipindahtugaskan, namun ia tetap memilih bertahan.

Mengapa Andrea Hirata sangat terinspirasi oleh para guru yang ditempatkan di pelosok? Pastinya karena dedikasi dan perjuangan mereka yang begitu besar pada pendidikan dan upaya mereka yang serius dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi ditempatkan sebagai guru di kawasan pelosok yang terpencil biasanya harus bersedia merasakan hidup yang apa adanya, serba kekurangan, tempat terpencil, dan tak jarang jauh dari keluarga. Di sisi lain, fasilitas sekolah-sekolah di pelosok biasanya sangat minim, sehingga para guru yang mengajar di pelosok harus memutar otak dan mencari cara agar materi yang mereka ajarkan dapat tersampaikan dengan baik, meskipun fasilitas dan alat ajar tidak memenuhi standar.

Di sisi lain, Andrea Hirata juga ingin menyampaikan apresiasinya kepada para guru honorer lewat novel Guru Aini. Mengingat diberikan amanah sebagai guru honorer bukanlah hal yang mudah. Kesejahteraan hidup guru honorer biasanya jauh dari kata layak. Kasus-kasus seperti ini sering kali kita temui dan beredar di media sosial. Gaji yang rendah, fasilitas yang tak seberapa, dan apresiasi pemerintah yang kurang merupakan beberapa hal yang melekat pada titel guru honorer ini. Meskipun begitu, semangat mereka dalam mengajar dan membagikan ilmu pengetahuan agar anak didiknya menjadi insan yang berpendidikan sangat layak diapresiasi. (Nas)

 

Guru Aini, Andrea Hirata

Guru Aini karya terbaru Andrea Hirata

Gaya Menulis Spontan Ala Andrea Hirata

Salah satu hal yang kerap  ditanyakan oleh para pembaca kepada penulis idolanya selain isi novel adalah gaya menulisnya. Hal ini terjadi pula pada Andrea Hirata. Beberapa orang pembaca setia Andrea Hirata pernah menanyakan tentang gaya menulisnya dan kebiasaannya dalam menulis. Saat itu, pertanyaan yang diajukan adalah apakah Andrea Hirata tipikal orang yang menulis dengan membuat outline (kerangka karangan) terlebih dahulu? Atau justru masuk dalam jajaran penulis dengan tipikal menulis spontan? Tanpa pikir panjang, Andrea Hirata lantas mengatakan bahwa ia adalah seseorang yang spontan dalam menulis novel.

Saat menemukan atau mendapatkan ide, Andrea tak pernah membuat outline terlebih dahulu. Ia memilih langsung menuliskan skenario cerita yang saat itu terlintas di kepalanya. Andrea mengakui bahwa ia adalah tipikal penulis dengan gaya menulis cepat. Oleh karena itulah alur cerita dalam novel-novelnya terkesan mengalir dan mudah untuk diikuti. Tak jarang juga membuat pembaca ikut terlarut dalam alur yang ia buat. Namun, di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa riset yang ia lakukan untuk satu novel memakan waktu lama.

Pernah mendengar sekilas informasi bahwa novel Sirkus Pohon membutuhkan waktu selama 6 tahun hanya untuk risetnya, padahal proses menulisnya sendiri memakan waktu lebih singkat, yakni 1 tahun? Ya, itulah salah satu contoh dari pengakuan Andrea Hirata terkait fakta di atas. Contoh yang lainnya adalah novel Padang Bulan yang memakan waktu selama 4 bulan untuk riset. Sedangkan proses penulisannya hanya membutuhkan waktu selama 2 sampai 3 minggu saja. Sehingga Andrea Hirata selalu mengatakan bahwa ia adalah tipikal penulis yang menulis cepat, namun membutuhkan waktu riset yang lama untuk satu novelnya.

Peran Editor Sangat Penting

Selain menjelaskan bahwa ia menulis cepat, Andrea Hirata juga mengakui bahwa peran editor sangatlah penting dalam setiap karyanya. Editor memiliki peran besar dalam merapikan tulisan, memberikan masukan terkait cerita, dan pastinya merapikan tata bahasanya agar mudah dipahami oleh para pembaca. Peran editor ini sangat dibutuhkan oleh Andrea Hirata mengingat kebiasaannya yang menulis cepat juga tak jarang memunculkan beberapa kesalahan dalam ejaan dan tata bahasa.

Namun, Andrea Hirata mencoba memberikan kejutan kepada pembaca setianya melalui novel terbarunya, Guru Aini. Penasaran juga kan? (Nas)

 

Guru Aini, Andrea Hirata

Guru Aini karya terbaru Andrea Hirata

3 Alasan Mengapa Harus Membaca Novel Guru Aini

Di awal tahun 2020 ini, ada kabar yang pastinya membahagiakan bagi Sahabat Bentang dan para pembaca setia novel-novel Andrea Hirata. Ya, apalagi kalau bukan kabar tentang terbitnya sebuah novel baru dari Andrea Hirata berjudul Guru Aini. Seperti novel andrea Hirata lainnya, novel ini akan mengangkat tema tentang pendidikan dan problema kehidupan sehari-hari. Namun ada yang berbeda. Cerita dari novel ini lebih fresh dan mengambil perspektif baru. Oleh karena itulah kalian harus memiliki novel ini. Selain alasan tersebut, berikut 3 alasan lain mengapa kamu harus membaca dan memiliki novel terbaru dari Andrea Hirata ini.

Prekuel Orang-Orang Biasa

Dari akun instagram Bentang Pustaka, Guru Aini ini diklaim sebagai prekuel dari novel Orang-Orang Biasa. Prekuel sendiri artinya adalah bahwa kisah-kisah yang diceritakan dalam novel Guru Aini ini terjadi sebelum Orang-Orang Biasa, sehingga pasti kedua novel tersebut memiliki hubungan. Penasaran apa hubungan di antara keduanya? Bagi kalian yang penasaran, wajib banget untuk memiliki novel ini. Apalagi bagi kalian yang belum bisa move on dari novel Orang-Orang Biasa, sangat direkomendasikan sekali untuk membaca novel ini, dijamin kerinduan kalian pada novel Orang-Orang Biasa  akan terobati, bahkan kalian akan menemukan cerita yang lebih seru dalam novel Guru Aini ini.

Guru Aini Merupakan Novel yang Penuh dengan Inspirasi

Membaca Guru Aini merupakan sebuah keputusan yang tepat untuk menjalani awal tahunmu di 2020 ini. Mengapa? Karena cerita dalam novel Guru Aini ini beda. Lalu, apa yang membedakan novel ini dengan novel Andrea Hirata lainnya? Biasanya novel-novel Andrea Hirata yang bertema pendidikan bercerita dari sudut pandang seorang murid dan bagaimana ia melihat gurunya yang penuh inspirasi. Guru Aini justru bercerita dari sudut pandang seorang guru dan bagaimana perjuangannya untuk mencerdaskan murid-murid sebuah sekolah di pelosok daerah.

Perjuangan dari tokoh guru di dalam novel ini bukanlah perjuangan yang mudah. Ia menemukan beberapa tantangan saat mengajar murid-muridnya tersebut. Namun, dari tantangan itulah justru ia mendapatkan semangat, dan inspirasi untuk tak pernah lelah. Dia mengajar seorang murid dengan nilai matematika yang selalu buruk namun memilih untuk tak menyerah dalam mempelajari matematika.

Ditulis dengan Gaya Bahasa dan Ciri Khas Andrea Hirata

Salah satu alasan mengapa novel-novel Andrea Hirata sering kali ditunggu kehadirannya, bahkan memiliki penggemar setia adalah karena gaya bahasa dan ciri khas seorang Andrea Hirata dalam menuliskan novelnya. Ditulis dengan jenaka, kental akan logat Melayu, dan disertai dengan banyaknya kata-kata mutiara membuat setiap novel karya Andrea Hirata akan selalu ditunggu waktu terbitnya, tak terkecuali novel Guru Aini. Mengambil latar di sebuah tempat yang dapat dikategorikan sebagai wilayah pelosok, seperti biasanya, Guru Aini diceritakan dengan memberikan sorotan pada problem kehidupan dan perjuangan seorang guru, di mana terkadang terdapat adegan dramatis, konyol, penuh tawa, dan mengharukan khas Andrea Hirata. Suasana perkampungan Melayu yang kental juga tak lupa menjadi bagian dari novel ini.

Agar segera bisa membaca cerita serunya Guru Aini, yuk ikut pre-order novel ini yang masih akan dibuka sampai tanggal 29 Januari 2020 di mizanstore.com. Jangan sampai tidak ikut pre-order, nanti kamu menyesal. (Nas)

 

Guru Aini, Andrea Hirata

Guru Aini karya terbaru Andrea Hirata

© Copyright - Bentang Pustaka