Sifat Anak yang Tersembunyi
Dunia anak menyimpan rahasia dan misteri yang orang dewasa tidak pahami, seperti juga sifat anak. Ketika melihat anak-anak, karakteristik mereka cenderung membuat kita menilai bahwa mereka nakal, tidak patuh, egois, dan serakah. Namun, satu karakteristik yang tidak pernah kita lihat adalah kesukaan mereka terhadap imajinasi kreatif. Anak-anak tidak selalu memiliki sifat yang menyebalkan bagi kita, tetapi juga menyimpan segudang sikap serta karakteristik yang merujuk pada kreativitas.
Anak-anak yang memiliki sifat dan kebiasaan seperti meniru, penasaran, dan plinplan perlahan akan berubah. Mereka selanjutnya akan memiliki sifat yang lebih dewasa sesuai usia mereka serta semakin kreatif. Hal inilah yang terkadang membuat kita jadi berpikir bahwa anak-anak nakal, tidak patuh, suka bertengkar, dan lain-lain. Maria Montessori dalam bukunya yang berjudul Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan mengungkapkan tentang sikap dan sifat anak yang selama ini belum kita pahami.
Baca juga: Menyelami Dunia Anak Melalui Periode Sensitif
Sifat Asli Anak-Anak
Montessori mengungkapkan bahwa anak-anak memiliki tugas, yaitu bermain. Oleh karena tugas mereka adalah bermain, sifat mereka mengikuti tugas tersebut. Anak-anak pada usia mereka akan belajar memahami lingkungannya. Ketika bermain, mereka belajar untuk berkomunikasi, bernegosiasi secara sederhana dengan teman, berimajinasi, serta mempertahankan apa yang mereka miliki.
Anak-anak juga mulai menyerap hal-hal yang di sekitarnya. Ketika kita mengatakan anak egois, tidak mau mengalah, nakal, maka kita perlu memperhatikan lingkungan sekitar anak. Lingkungan sekitar anak meliputi diri kita sebagai orang terdekat, teman-temannya, serta lingkungan sekolah. Kita mulai mengobservasi bagaimana lingkungan ini bekerja dalam diri anak. Setelahnya, baru kita bisa memahami mengapa sifat mereka bisa berubah demikian.
Sifat asli anak terbentuk ketika ia mulai memiliki imajinasi kreatif dan berinteraksi dengan lingkungannya. Setelahnya, sifat mereka akan mulai mengikuti lingkungannya. Itulah alasan mengapa kita sangat perlu menjaga sikap dan sifat kita di depan anak. Jika kita menyadari sifat jelek kita maka sebisa mungkin kita tidak menunjukkannya di depan anak.
Sifat yang Menyimpang
Anak-anak memiliki sifat yang sesudah bersama dengan lingkungan, terkadang jadi menyimpang. Misalnya, anak menjadi nakal atau tidak patuh. Selain faktor eksternal, yaitu lingkungan, juga ada faktor internal yang sudah terjadi sejak lama. Faktor internal ini adalah energi psikis yang harus diwujudkan dalam bentuk gerakan karena dengan cara inilah anak bisa berpikir dan bertindak, kemudian membentuk pribadinya yang utuh.
Perlu diperhatikan bahwa ketika anak sedang membentuk diri mereka, kita tidak bisa menginterupsi perkembangan mereka. Interupsi yang kita lakukan terkadang tidak kita sadari. Misalnya, kita mengatur mereka sedemikian rupa untuk menjadi “anak yang baik” atau mengekang mereka. Sikap ini tanpa sadar menggantikan pribadi anak dengan pribadi kita. Jika hal ini kita lakukan secara terus-menerus, kesatuan antara pikiran dan tindakan anak tidak bisa terjadi.
Selain itu, faktor lainnya adalah jika kita juga tidak mengajak anak untuk berkegiatan, anak bisa merasa tidak termotivasi. Maka, kita perlu menciptakan lingkungan yang baik bagi anak untuk berkegiatan serta bergerak dengan bebas. Kita sebagai orang dewasa hanya bertugas untuk mengawasi dan mengobservasi tingkah laku mereka tanpa menginterupsi perkembangan anak.
Tidak semua gerakan anak kita interpretasikan sebagai awal dari sifat yang buruk. Masih banyak misteri dari sifat anak yang belum kita pahami. Melalui buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan karya Maria Montessori, kita bisa belajar memahami pemikiran anak secara dalam dan menyeluruh. Buku ini bisa kamu dapatkan melalui linktr.ee/Bentang atau di toko buku kesayanganmu.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!