Dilema dan Takut Berpisah dengan Orang Terdekat

Apakah anak mengalami dilema dan takut berpisah dengan orang terdekat? Pernahkah ketika kita membawa anak ke dunia luar, kita justru menjadi cemas dan khawatir jika sesuatu yang buruk terjadi? Atau anak enggan untuk berpisah dengan kita ketika ia bertemu dengan temannya? Jika iya, kondisi ini disebut sebagai Separation Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan Berpisah.

Ini merupakan kondisi ketika seseorang mengalami ketakutan atau kecemasan yang berlebihan serta tidak beralasan karena terpisah dari orang yang dekat dengannya. Hal ini tidak hanya terjadi pada anak tetapi juga bisa dialami oleh orang tua.

Tanda Mengalami Kondisi Dilema dan Takut Berpisah

takut berpisah

Sulit bagi kita untuk membedakan apakah seseorang mengalami separation anxiety disorder atau hanya mengalami kecemasan dan kekhawatiran biasa. Ada tujuh ciri-ciri seseorang mengalami kondisi separation anxiety disorder, yaitu:

  1. Stres berlebihan yang terus-menerus saat individu terpisah dari rumah atau orang-orang tertentu dalam hidupnya.
  2. Khawatir akan kehilangan orang yang lekat dengannya, takut orang tersebut tertimpa sesuatu yang buruk atau meninggalkannya.
  3. Khawatir terus-menerus akan mengalami kejadian yang kurang menyenangkan seperti sakit atau tersesat atau yang akan memisahkan dia dengan orang terdekatnya.
  4. Menolak untuk pergi atau melakukan sesuatu karena takut akan momen perpisahannya.
  5. Menolak untuk tidur jauh dari rumah atau jauh dari orang yang dekat dengannya.
  6. Mengalami mimpi buruk tentang perpisahan.
  7. Mengeluh mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau mual saat terpisah dari orang yang dekat dengannya.

Ketika seseorang menunjukkan ciri-ciri ini, tidak berarti ia langsung bisa dikatakan mengalami gangguan tersebut. Ketakutan atau kecemasan ini perlu terjadi secara terus-menerus setidaknya empat minggu pada anak-anak dan remaja dan enam bulan atau lebih pada orang dewasa.

Jika seseorang menunjukkan ciri-ciri ini, lebih baik untuk menemui orang yang profesional daripada mendiagnosis sendiri.

Baca juga: Periode Sensitif dan Perkembangan Psikis Anak

Mengapa Bisa Terjadi Separation Anxiety Disorder?

Separation Anxiety Disorder muncul karena adanya perasaan tidak nyaman dan takut yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa atas suatu kondisi. Anak-anak biasanya mengandalkan rasa aman dari orang tua dan orang-orang terdekatnya, sehingga ketika ia tidak berada di dekat orang-orang ini mereka mengalami separation anxiety disorder.

Namun, ada pula masanya ketika anak mulai suka untuk mencoba segala sesuatunya sendiri. Mereka akan mencoba untuk belajar makan sendiri, jalan sendiri, dan lain-lain. Namun, jika ia memiliki perasaan takut atau tidak nyaman, ia akan kembali kepada orang tuanya untuk mengumpulkan rasa aman itu kembali.

Selain itu, anak juga mulai untuk bersosialisasi dengan teman sebaya mereka. Ia akan mulai merasa nyaman untuk berinteraksi dengan orang-orang yang sebaya dan menunjukkan inisiatif untuk bermain bersama. Namun, anak tetap masih bisa menunjukkan ketakutan berpisah dari orang tua mereka.

Usia tiga tahun adalah usia yang sangat penting bagi orang tua dan orang yang berada di sekitar anak untuk menyadari bahwa anak membutuhkan dukungan kemandirian dan mulai mempertahankan lingkungan yang aman.

Separation Anxiety Disorder adalah suatu kondisi yang menantang orang tua dan anak untuk sama-sama membentuk keteguhan dan keyakinan bahwa mereka berada di tempat yang aman meskipun terpisah. Untuk mengikis kecemasan ini tentu bukan hal yang mudah dan diperlukan waktu untuk bisa membangun kepercayaan diri serta keyakinan tadi.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai separation anxiety disorder atau kasus lain mengenai relasi anak dengan prinsip Theraplay, kita bisa membacanya di buku Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay karya Astrid Wen.

 

Enda Sinta Apriliana

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta