Menyelami Dunia Anak Melalui Periode Sensitif

Ketika kita membicarakan anak-anak, kita tidak asing lagi dengan kata periode sensitif. Ada beberapa orang sudah memahami apa itu periode sensitif anak, tetapi ada pula yang bahkan belum pernah mendengar hal tersebut. Barangkali, dalam benak orang-orang yang belum memahami kata ini, hal itu hanyalah ketertarikan sementara anak akan sesuatu.

Namun, periode sensitif lebih dari sekadar ketertarikan sementara anak akan sesuatu. Melalui periode sensitif, kepribadian dan minat bakat anak terbentuk. Melalui buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan, kita akan memahami periode sensitif menurut sudut pandang Maria Montessori.

 

Baca juga: Makna Perilaku Anak yang Perlu Kita Ketahui

 

Kepekaan Anak Terhadap Keteraturan

Ada berapa orang tua di dunia yang memahami kalau anak ternyata memiliki kepekaan dan bahkan menyukai keteraturan? Barangkali, sikap anak di mata kita yang suka membuat rumah menjadi berantakan membuat kita berpikir kalau anak-anak itu rusuh. Namun, Montessori memandang bahwa sifat khas bayi yang masih sangat kecil adalah kegemarannya akan keteraturan. Bayi yang masih berusia 1,5 atau 2 tahun dengan jelas menunjukkan kebutuhan mereka akan keteraturan di sekelilingnya.

Kegemaran anak terhadap keteraturan tidak sama dengan orang dewasa. Orang dewasa mungkin bisa mengatakan kalau mereka menyukai rumahnya yang selalu rapi. Berbeda dengan bayi, mereka tidak menyukai ketidakteraturan dan cenderung membuatnya cemas jika menghadapi situasi tersebut. Ia akan mengekspresikannya melalui tangisan atau kegelisahan.

Keteraturan disini misalnya ketika anak yang selalu berada di rumah, lalu suatu hari kita membawa mereka pergi jauh. Ketika di perjalanan, mereka tentu rewel. Tidak hanya merasa lelah karena harus berada di perjalanan, anak-anak juga menyadari bahwa mereka tidak berada di lingkungan yang biasanya, dan kegiatan mereka juga jadi berubah.

 

 

Ketika anak menginjak usia periode sensitif, mereka akan cenderung berkonsentrasi terhadap sesuatu yang ada di depannya. Ia menyukai hal-hal kecil yang sering luput dari pandangan kita. Misalnya, ketika membaca buku cerita, ia malah fokus pada gambar-gambar kecil seperti kelinci atau kucing. Ketika anak sedang berkonsentrasi, jangan sampai kita mengganggu mereka. Berbeda halnya ketika kita harus membantu mereka.

Dalam pengasuhan anak ala Montessori, kita bisa membantu anak sesedikit mungkin, tergantung pada kebutuhannya. Melalui periode sensitif, kita bisa memahami perilaku dan sikap anak sejak dini. Kita bisa memahami hal-hal apa saja yang membuatnya tertarik. Selain itu, kita bisa memahami bagaimana sikap mereka dalam menanggapi sesuatu.

Buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan adalah buku yang ditulis langsung oleh Maria Montessori dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Melalui buku ini, kita bisa memahami dunia anak yang penuh dengan rahasia dan keajaiban yang tidak pernah kita pikirkan. Kita mampu menyelami dunia dan pemikiran anak dengan berusaha memahami mereka sejak dini. Buku ini bisa didapatkan melalui linktr.ee/Bentang.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta