Mengatur Kebiasaan Makan Balita Ala Montessori
Orang tua pasti mengharapkan balitanya sehat, bisa makan dengan lahap. Namun, tak jarang pula orang tua yang khawatir jika anaknya terlalu banyak makan. Ada banyak tekanan mengenai kebiasaan makan balita ini. Termasuk apakah bijak jika kita memberikan camilan kepada si kecil, dan sebagainya. Kegiatan makan jadi menimbulkan tekanan yang membuat orang tua serba salah. Dalam buku The Montessori Toddler, Simone Davies memberikan tips mengatur kebiasaan makan balita melalui pendekatan Montessori.
Pemahaman Anak dan Peran Orang Tua di Meja Makan
Dalam metode Montessori, anak menjadi pusat kegiatan. Oleh karena itu, mengatur kebiasaan makan pun bukan sekadar kita menyuruh kapan mereka makan, kapan tidak. Pun bukan cuma menyediakan makanan mereka dan menyuruh mereka menghabiskannya. Penting bagi anak untuk mengetahui alasan ia harus makan teratur, kenapa ada makanan yang tak boleh ia makan, dan hal-hal lain yang tak boleh berhenti sebagai perintah orang tua belaka. Logika anak mulai bekerja saat ia balita sehingga mereka sering kali membutuhkan konsep sebab-akibat. Pemahaman setidaknya akan memberikan gambaran alasan ia harus disiplin.
Karena balita senang sekali meniru apa yang ia lihat, penting juga bagi kita untuk memberikan contoh bagi anak. Misal, dengan menunjukkan cara duduk yang baik saat makan dan menghabiskan makanan. Anak juga biasanya akan lebih tertarik kepada makanan saat ia terlibat dalam menyiapkan makanannya. Contohnya, jika anak diajak dalam proses memasak maka kita bisa katakan, “Tadi kamu membantu Mama mengocok telur dadar ini. Rasanya pasti enak. Kamu juga penasaran, kan, bagaimana rasanya?”
Waktu dan Tempat Makan
Membiasakan anak makan teratur dengan jadwal yang sudah ditentukan akan lebih baik ketimbang memberikan mereka makanan atau camilan tiap kali mereka merengek. Biasakan sarapan, makan siang, dan makan malam bersama anak-anak. Mungkin jadwal makan mereka berbeda dengan orang dewasa, tetapi ada baiknya kita selalu mendampingi dan ikut makan bersama mereka. Siasati dengan menyantap makanan yang tidak terlalu berat ketika menemani mereka, misalnya sup.
Anak balita juga aktif bergerak dan ini mungkin menjadi kendala yang banyak dialami oleh orang tua saat mengajari mereka kebiasaan makan yang disiplin. Namun, ketika kita rutin memberikan contoh tempat makan yang seharusnya, anak biasanya akan lebih mudah untuk mengikuti hal tersebut. Tak hanya saat jadwal makan, waktu mengudap pun bisa kita berikan contoh untuk melakukannya di meja makan sambil duduk dengan baik. Ada kalanya anak belum selesai makan, tetapi ia ingin beranjak untuk bermain sebentar, kemudian kembali lagi ke makanannya. Hal itu wajar, selama anak tetap paham tempat dan waktu makan yang seharusnya. Jika waktu makan sudah selesai, kita bisa contohkan dengan membereskan makanannya dan memberikan mereka pengertian kalau mereka tidak bisa mengambil makanannya sesuka mereka lagi.
Apa yang Balita Makan?
Sering kali balita memilih-milih makanan, bahkan tak mau makan sama sekali. Mereka mungkin belum tahu makanan apa yang bagus untuk mereka dan mereka tidak bisa menentukan apa yang tersedia di meja makan. Jika kita mau mencoba memberikan mereka pilihan, kita bisa memberikan dua jenis makanan yang tentunya sudah kita sortir sebelumnya. Dengan begitu mereka bisa belajar dan setidaknya memiliki kesadaran atas makanan mereka.
Porsi anak juga bisa kita serahkan kepada mereka. Daripada kita memaksa mereka menghabiskan sepiring penuh makanan yang mungkin tak bisa mereka habiskan, beri mereka porsi kecil dan biarkan mereka menambah sendiri jika belum kenyang. Biarkan mereka belajar mendengarkan tubuhnya sendiri agar mereka paham kapan mereka lapar, kapan mereka kenyang.
Mengatur kebiasaan makan balita memang cukup menantang. Melalui proses ini,kita sebagai orang tua juga bisa mengamati banyak hal terkait perkembangan mereka. Nafsu makan mereka bisa tampak naik-turun pada satu waktu, bagaimana mereka bisa mulai lepas dan mengenal makanan tertentu, dan sebagainya. Selain mengatur kebiasaan makan, ada banyak tips lain cara mengasuh balita ala Montessori dalam buku The Montessori Toddler. Di dalamnya kita bisa mencoba memahami balita dengan lebih mudah. Sangat direkomendasikan bagi para orang tua yang memiliki balita yang sedang gemas-gemasnya.
Trackbacks & Pingbacks
[…] buku parenting itu penting. Bukan hanya supaya kita tahu apa yang harus kita lakukan selama mengasuh anak, tapi […]
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!