Jl. Pesanggrahan No.8 RT/RW : 04/36, Sanggrahan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55584.
Bentang Pustaka terus berkomitmen untuk memperkaya pengalaman membaca masyarakat dan menjadi bagian penting dari ekosistem penerbitan buku di Indonesia.
. . . . .
Tantangan Mendidik Anak Generasi Internet
/in Artikel, Parenting/by Bentang PustakaBeda generasi beda pula karakteristiknya. Untuk mengimbangi karakteristik anak pada setiap zaman, pola asuh anak pun harus menyesuaikan karakteristik anak pada zaman tersebut. Mengasuh anak yang karakteristik generasinya sangat berbeda dengan generasi orang tua merupakan sebuah tantangan mendidik anak Generasi Internet. Generasi internet merupakan Generasi Z dan Generasi Alpha.
Generasi Z merupakan generasi yang lahir setelah 1997 hingga 2010. Sementara itu, Generasi Alpha lahir setelah 2010. Dua generasi tersebut sering disebut sebagai Generasi Internet karena mereka lahir saat internet sudah mulai berkembang. Terlebih lagi, Generasi Alpha lahir saat internet sudah berkembang pesat. Bahkan, mereka sudah mengenal gadget sejak mereka masih bayi. Oleh karena itu, tidak heran jika kedua generasi tersebut memiliki karakteristik yang sangat berbeda dari generasi lainnya.
Mendidik anak Generasi Internet membutuhkan kemampuan dan energi ekstra. Perbedaan zaman membuat orang tua harus bisa beradaptasi dengan teknologi internet dan mengerti pola pikir anak yang berbeda dengan kita. Berikut beberapa tantangan mendidik anak Generasi Internet.
Anak lebih pintar dari orang tua
Generasi Alpha dianggap sebagai generasi yang paling pintar. Tidak ada yang salah jika anak lebih pintar daripada kita. Namun, kita perlu memiliki pengetahuan yang luas untuk mengimbangi pengetahuan dan rasa penasaran anak. Hal ini dikarenakan anak Generasi Internet memiliki rasa penasaran yang tinggi. Menambah pengetahuan akan membantu kita untuk menjawab pertanyaan yang belum bisa mereka jawab sendiri. Dengan begitu, kepercayaan anak kepada orang tua bahwa orang tua dapat membimbing mereka pun akan bertambah.
Keuntungan lainnya, ketika kita bisa mengimbangi pengetahuan anak, kita dapat satu frekuensi saat mengobrol dengan anak. Sebuah langkah baik untuk meningkatkan kedekatan anak dengan orang tua. Namun ingat, kita perlu menyesuaikan pengetahuan sesuai dengan zamannya.
Kesehatan mental yang rentan
Kesehatan mental anak Generasi Internet rentan terganggu karena banyaknya tantangan sosial yang anak hadapi, terutama di sosial media. Akses networking yang semakin mudah di internet membuat mudahnya anak menerima cyber bullying. Di internet, orang-orang bisa mengutarakan pendapatnya tanpa aturan yang jelas. Oleh karena itu, mudah bagi orang-orang untuk mengomentari kehidupan orang lain di internet. Mereka tidak merasa segan memberikan komentar negatif baik kepada orang yang asing maupun orang yang mereka kenal. Bahkan, bullying dalam kehidupan nyata secara langsung juga semakin mudah terjadi. Hal ini dikarenakan kebiasaan cyber bullying yang terbawa hingga di kehidupan nyata.
Anak kecanduan gadget
Kecanduan gadget merupakan hal yang cukup sulit untuk dicegah bagi anak Generasi Internet. Oleh karena itu, kontrol orang tua terhadap penggunaan gadget perlu diperhatikan. Sayangnya, mengontrol penggunaan gadget anak tidaklah mudah.
Saat ini, sebagian besar kehidupan mereka dilakukan di internet dan dengan gadget, mulai dari kehidupan sosial hingga akademik. Orang tua harus pintar memberi batasan kapan anak bisa menggunakan gadget dan kapan mereka perlu istirahat dari gadget sejenak.
Akses informasi yang tidak terbatas
Kemudahan akses informasi merupakan hal positif bagi anak dan juga orang tua. Dengan begitu, kita bisa mengembangkan pengetahuan kita dan tetap up to date terhadap isu yang sedang berkembang. Namun, kemudahan akses informasi juga memudahkan anak mengakses hal negatif atau informasi yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Mencegah anak untuk mengakses informasi yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak memang cukup sulit. Hal ini bisa dibantu dengan pengaturan parental controls di gadget anak.
Tantangan mendidik anak Generasi Internet memang bukan tantangan yang mudah. Namun, perhatian dan relasi yang baik dengan anak dapat membantu orang tua mengatasi tantangan tersebut. Terlebih lagi, bila anak dan orang tua saling percaya dan terbuka, orang tua tidak perlu terlalu khawatir terhadap kesejahteraan anak. Selain itu, orang tua bisa mencari informasi dari sumber tepercaya seperti buku parenting, situs web tepercaya, maupun psikolog untuk mengatasi tantangan tersebut.
5 Cara Melatih Kebiasaan Hidup Sehat Sejak Dini
/in Artikel, Healthy Kids, Parenting/by Bentang PustakaSehat adalah harta yang paling berharga bagi kita semua. Namun, biasanya hal itu baru akan terasa ketika kita sakit. Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga kesehatan tubuh dengan memiliki pola hidup yang baik. Cara yang paling efektif adalah dengan melatih kebiasaan hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, ketika dewasa, kita tidak akan kesulitan untuk rutin menerapkannya.
Beberapa kebiasaan hidup sehat yang harus dilatih sejak dini antara lain:
1. Mencuci tangan dengan sabun
Rajin mencuci tangan adalah kunci hidup sehat karena kebanyakan sumber penyakit berawal dari tangan yang tidak bersih. Yuk, ajarkan cara mencuci tangan dengan benar kepada anak kita. Caranya adalah membasahi tangan dengan air secukupnya, dan selalu gunakan sabun supaya lebih bersih. Jangan lupa menggosok sela-sela jari, punggung tangan, bagian bawah kuku, dan pergelangan tangan. Lalu terakhir, bilas dengan air dan keringkan dengan handuk bersih.
Kita bisa membiasakan cuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, sesudah dari toilet, setelah memegang benda kotor. Selain itu, juga selalu cuci tangan setelah bersin, setelah bermain dengan hewan peliharaan, dan setelah pulang dari bepergian.
2. Menutup mulut ketika bersin dan batuk
Virus dan bakteri tidak hanya menyebar lewat tangan, tetapi juga dari batuk atau bersin. Jadi, setiap akan batuk atau bersin biasakan untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu atau dengan siku dalam lengan baju.
Kebiasaan ini perlu dicontohkan terus-menerus di depan anak. Mungkin kita perlu mengingatkannya ketika mereka sedang batuk atau bersin. Dengan demikian, lama-kelamaan mereka akan mau melakukannya.
3. Mengonsumsi buah dan sayuran
Buah dan sayur adalah makanan yang sangat baik untuk kesehatan kita. Di dalam buah dan sayur terdapat berbagai macam vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Semuanya sangat penting dan berguna bagi tumbuh kembang anak kita.
Akan tetapi, masalahnya tidak semua anak suka sayur dan buah. Jadi, kita harus menyiapkan menu makanan yang lebih bervariasi supaya anak mau makan sayur dan buah. Pola makan kita pun menjadi contoh yang baik bagi mereka. Jika keluarga kita selalu menyediakan menu buah dan sayur dan dikonsumsi setiap hari, anak-anak pun akan menirunya.
4. Buang sampah pada tempatnya
Membuang sampah pada tempatnya adalah satu langkah kecil untuk melatih kebiasaan hidup sehat. Tidak hanya baik untuk menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggal kita, membuang sampah pada tempatnya juga membuat rumah kita menjadi sehat. Pada akhirnya, rumah yang sehat akan membuat kesehatan kita lebih terjaga.
Kita bisa memberinya contoh membuang sampah pada tempatnya, anak pasti akan mengikutinya. Selanjutnya, bisa dikembangkan lagi dengan mengenalkannya cara memilah-milah sampah dan mendaur-ulangnya. Dengan demikian, anak ikut berperan serta dalam menjaga kesehatan dan lingkungannya.
5. Kurangi penggunaan gadget, perbanyak aktivitas fisik
Gadget adalah alat elektronik yang dekat sekali dengan anak-anak zaman sekarang. Di satu sisi, gadget mempermudah mereka untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Namun, di sisi lain gadget bisa membuat anak kecanduan sehingga malas beraktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik sangat diperlukan untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat dan bugar.
Untuk mencegah anak kecanduan gadget, kita harus membatasi waktu screen time anak. Selain itu, kita juga bisa mengajaknya bersama-sama melakukan aktivitas fisik di luar, misalnya bersepeda bersama, berenang, atau berjalan-jalan keliling taman.
Cara seru lain untuk melatih kebiasaan hidup sehat anak usia dini adalah dengan memberinya bacaan yang menunjang hal ini. Salah satu buku yang sangat baik untuk mengajak anak memiliki kebiasaan hidup sehat adalah boks set Healthy Kids.
Di dalamnya, anak-anak akan diajak mencuci tangan dengan baik dan benar, menutup hidung dan mulut setiap batuk atau bersin, dan makan makanan sehat. Melalui boardbook yang dikemas dengan fitur push, pull, lift the flap, dan cut up card, mengajak anak memiliki kebiasaan hidup sehat jadi lebih menyenangkan! Dapatkan di sini.
Mengenali Gejala Stres Pada Anak dan Cara Menghadapinya
/in Artikel, Parenting/by Bentang PustakaApa saja gejala stres anak? Tidak hanya orang dewasa, ternyata anak-anak juga bisa mengalami stres. Sayangnya, stres pada anak jarang dibahas, bahkan dianggap mitos belaka. Pasalnya, sosok anak-anak selalu identik dengan kesan polos dan ceria. Sementara itu, di sisi lain anak-anak juga memiliki tuntutan untuk berproses dan belajar. Selain itu, anak-anak belum memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk menghadapi suatu masalah.
Beban tugas sekolah, tuntutan orang tua, dan faktor lingkungan sering kali menjadi pemicu stres pada anak. Sebetulnya stres wajar terjadi. Stres merupakan salah satu bentuk respons alami manusia terhadap ketakutan. Namun, jika stres pada anak tidak dikelola dengan baik, ia akan semakin sulit ditangani saat besar nanti.
source: Caleb Woods from Unsplash
Gejala Stres Anak
Stres pada anak bisa kita kenali melalui perubahan perilaku yang terjadi pada mereka. Hal ini didasarkan pada respons paling mendasar manusia terhadap tekanan, yaitu lawan atau lari (fight or flight). Respons lawan atau menyerang, akan muncul sebagai konflik. Misal, anak menjadi rewel, mudah marah atau membantah. Sementara itu, respons lari atau menghindar akan muncul sebagai kecemasan. Contohnya, anak terlihat murung atau menarik diri, tidak mau makan ataupun diajak pergi bersama.
Jika gejala-gejala tersebut dibiarkan terlalu lama, bisa memengaruhi suasana hati dan kemampuan anak untuk berpikir jernih. Fungsi imunitas anak juga bisa terganggu, hingga anak menjadi gampang sakit. Selain itu, otak anak akan terprogram untuk reaktif sehingga mereka akan sulit berpikir jernih.
Menghadapi Anak yang Mengalami Stres
Hal pertama yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah menjadi pendengar yang baik. Dekati anak dan coba biarkan mereka membuka diri. Anak-anak mungkin belum bisa memahami permasalahan yang dialaminya sendiri sehingga kita perlu mendengarkan dulu sampai tuntas apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka alami. Biarkan mereka membuka diri dan pastikan kita juga menyambut mereka dengan tangan terbuka. Tanyakan apa yang kira-kira bisa membuat mereka merasa lebih baik? Kemudian, tawarkan solusi yang sekiranya bisa membantu tanpa penekanan apa pun.
Kita juga perlu melatih anak untuk memahami dan menghadapi rasa stres yang dialaminya. Salah satunya adalah dengan mengenalkannya pada kesadaran diri (mindfulness). Latihan kesadaran diri yang meliputi latihan pernapasan dan relaksasi pikiran sangat bermanfaat bagi tubuh, sistem kardiovaskular, dan kinerja otak. Latihan ini bisa dilakukan bersama-sama di rumah. Referensi latihan kesadaran diri untuk anak bisa ditemukan dalam buku Growing Up Mindful yang ditulis oleh Christopher Willard, seorang profesor dalam bidang psikoterapi anak. Buku tersebut akan segera diterbitkan oleh Bentang Pustaka dan Anda bisa segera mendapatkannya di Mizanstore. Jangan sampai ketinggalan!