Jl. Pesanggrahan No.8 RT/RW : 04/36, Sanggrahan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55584.
Bentang Pustaka terus berkomitmen untuk memperkaya pengalaman membaca masyarakat dan menjadi bagian penting dari ekosistem penerbitan buku di Indonesia.
. . . . .
Pengasuhan ala Denmark: Tanpa Hukuman Fisik, Tanpa Bentakan
/in Artikel, Parenting, Uncategorized/by Bentang PustakaPerilaku nakal pada anak-anak memang wajar, tetapi ada kalanya kenakalan anak membuat kita hilang kesabaran. Memarahi anak pun menjadi respons yang dianggap sangat normal di masyarakat. Namun, hal tersebut tidak terjadi di Denmark. Di negara dengan penduduk paling bahagia sedunia itu justru jarang sekali ada anak yang dimarahi orang tuanya, apalagi mendapatkan hukuman. Hal tersebut bukan karena perilaku anak-anak yang terlahir patuh dari sananya atau watak orang tua yang super sabar, melainkan mindset dan pola pengasuhan ala Denmark yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Tidak ada hukuman fisik ataupun bentakan
Di Denmark, segala bentuk hukuman fisik adalah ilegal. Hal ini sudah berlaku sejak 1997. Menurut masyarakat sana, hukuman tidak begitu efektif. Meski dimaksudkan untuk memberi efek jera, tetapi hukuman juga bisa memberikan efek trauma dan memengaruhi kondisi psikologis anak. Pada akhirnya, kemungkinan besar anak akan patuh bukan karena mereka benar-benar memahami sebuah aturan, melainkan karena takut.
Membentak juga tidak berlaku dalam pengasuhan ala Denmark. Orang sana sangat percaya bahwa semua hal bisa diselesaikan melalui komunikasi yang baik. Hal ini berlaku juga dalam hubungan pernikahan atau rumah tangga sehingga konflik pasangan sangat jarang terjadi. Mereka selalu berusaha tenang dan mengendalikan diri dengan harapan perilaku tersebut juga akan dicontoh oleh anak-anak.
Bebas hukuman di sekolah
Selain di rumah, orang Denmark juga melenyapkan hukuman dan ultimatum (ancaman) bagi anak di lingkungan sekolah. Terdengar sulit ya, tetapi para guru di sana rupanya mempunyai strategi agar anak-anak bisa disiplin di sekolah meski tanpa hukuman.
Rupanya, tiap tahun guru akan membuat kesepakatan dengan para murid. Mereka berdiskusi tentang kelas seperti apa yang mereka inginkan dan membuat peraturan yang harus dipatuhi bersama. Meski tidak ada hukuman, murid memiliki kode etik yang telah mereka putuskan sendiri. Misal, jika ada anak yang berisik atau mengganggu, seisi kelas akan berdiri dan bertepuk tangan. Dengan begitu, anak yang berisik tadi akan menyadari bahwa teman-temannya merasa terganggu dan menghentikan perbuatannya.
Pada dasarnya anak-anak itu baik
Satu tips penting pengasuhan ala Denmark adalah memiliki pandangan bahwa yang buruk itu bukan anaknya, melainkan tindakannya. Orang Denmark mempunyai keyakinan bahwa tidak ada anak yang nakal atau jahat. Semua anak terlahir baik. Kenakalan anak seiring mereka tumbuh wajar terjadi, entah itu karena penasaran atau kepolosan mereka sendiri. Maka, di sini orang tua harus bisa menempatkan diri sebagai pengingat, bukan pemberi hukuman apalagi ancaman. Orang Denmark juga percaya bahwa pengasuhan itu ibarat siklus. Kebaikan melahirkan kebaikan, dan ketenangan akan melahirkan ketenangan.
Bagaimana cara kita memandang dan menghadapi anak ternyata bisa menumbuhkan hasil yang sangat berbeda. Namun, ini hanyalah salah satu dari sekian banyak tipa pengasuhan ala Denmark. Temukan filosofi pengasuhan menarik lainnya dalam buku The Danish Way of Parenting yang layak untuk dicoba.
Inilah Alasan Memilih Sekolah Montessori
/in Artikel, Parenting, serial montessori/by Bentang PustakaSekolah Montessori saat ini sedang berkembang di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Perkembangan sekolah Montessori didasari oleh kualitas metode Montessori yang dapat membantu perkembangan anak secara optimal. Karenanya, banyak orang tua lebih memilih sekolah Montessori untuk anak mereka. Bahkan, Jeff Bozes adalah lulusan sekolah Montessori di Amerika.
Metode Montessori sendiri merupakan metode pengasuhan anak yang melibatkan aktivitas atau permainan yang dapat menunjang perkembangan anak. Montessori ditemukan oleh Maria Montessori yang kemudian mendirikan sekolah Montessori pertama bernama Children House. Di Children House tersebutlah Maria Montessori terus mengembangkan metodenya. Metode Montessori sudah menyebar hingga Indonesia melalui buku parenting dan komunitas Montessori. Bentang Pustaka juga sudah menerbitkan buku yang ditulis Maria Montessori langsung.
Sekolah Montessori juga sudah menjamur di mana-mana. Bahkan, sekarang sudah ada metode Islamic Montessori beserta sekolahnya yang merupakan modifikasi metode Montessori untuk mengajarkan nilai islami pada anak. Berikut beberapa alasan sekolah Montessori digandrungi oleh para orang tua dan guru.
Kelas diisi oleh anak dari berbagai umur (mixed-age group)
Kelas di sekolah Montessori berbeda dari sekolah lain. Sekolah Montessori membagi kelas tidak berdasarkan usia yang sama. Kebalikannya, sekolah Montessori mencampur anak dengan usia yang berbeda dalam satu kelas. Mixed-age group bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak. Dengan bersosialisasi dengan anak dari usia yang berbeda, anak dapat belajar menerima orang lain dan menjadi lebih inklusif. Selain itu, mixed-age group juga meningkatkan pembelajaran peer-to-peer.
Menerapkan freedom with limitation
Pengajar di sekolah Montessori memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan aktivitasnya. Saat di kelas, guru tidak menginterupsi kegiatan anak dengan aktivitas atau permainannya. Guru hanya menjadi pengawas yang hanya akan bertindak jika kegiatan anak sudah melewati batas dan mereka tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Tujuan dari freedom with limitation adalah supaya anak memiliki kendali atas hidupnya, memiliki kepercayaan diri, dan kemandirian anak. Aspek-aspek tersebut akan membantu meningkatkan perkembangan anak secara optimal.
Memilih sekolah Montessori karena aspek stimulasi yang terarah
Ada lima aspek Montessori: kemampuan berbahasa, konsep matematika, budaya, sensorik, dan kehidupan sehari-hari. Dengan aspek yang terarah, orang tua dan pengajar dapat mengoptimalkan aktivitas dan pembelajaran yang dilakukan anak supaya dapat mengasah kelima aspek tersebut secara optimal. Aktivitas atau permainan untuk anak pun tidak sembarang dibuat. Maria Montessori telah membuat konsep permainan dan aktivitas untuk menunjang kemampuan tersebut. Jadi, Montessorian yang mengembangkan aktivitas dan permainan Montessori memiliki acuan yang jelas.
Memilih sekolah Montessori karena inklusif untuk anak berkebutuhan khusus
Awal mula dari metode Montessori adalah keinginan Maria Montessori untuk membuat metode pembelajaran yang dapat membantu anak berkebutuhan khusus berkembang secara optimal. Oleh karenanya, aktivitas dan permainan Montessori juga sesuai dengan kebutuhan khusus.
Sekolah Montessori menggunakan metode pembelajaran yang ramah dan aman untuk berbagai karakter anak dengan kemampuannya masing-masing. Metode Montessori fokus ke perkembangan individual. Artinya, sekolah Montessori tidak menyamaratakan harapan akan hasil akhir dan cara pengajaran untuk semua anak. Metode Montessori menyesuaikan pengajaran sesuai dengan kemampuan dan karakter individu. Jadi, keberagaman, seperti keberagaman karakter, umur, dan kemampuan anak, tidak berpengaruh buruk untuk anak. Jadi, anak tidak perlu membandingkan dirinya dengan anak lainnya. Dengan sistem tersebut, tekanan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus akan terminimalisasi.
Walaupun sekolah Montessori sudah menjamur di Indonesia, tidak semua anak dapat mengakses sekolah Montessori. Namun, hal ini bukan menjadi penghalang orang tua untuk mendidik anaknya sesuai dengan metode Montessori. Keuntungan-keuntungan di atas dapat dirasakan anak dengan pengaplikasian metode Montessori di rumah. Saat ini, metode Montessori dapat dipelajari oleh siapa saja. Sudah ada komunitas yang siap membantu orang tua mempelajari metode tersebut. Bahkan, para Montessorian di Indonesia sudah banyak menerbitkan buku Montessori sebagai bahan belajar mandiri orang tua, seperti buku Jatuh Hati pada Montessori karya Vidya Dwina Paramita, seorang Montessorian sekaligus tenaga pendidik anak usia dini. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak mendidik anak dengan metode Montessori.
Baca juga: Daftar Sekolah Montessori di Indonesia
Tips Menjaga Asupan Nutrisi Anak
/in Artikel, Healthy Kids, Parenting/by Bentang PustakaMenjaga asupan nutrisi anak adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap keluarga. Mungkin sebagian dari kita memiliki jadwal yang padat sehingga sulit menyiapkan makanan sehat untuk keluarga. Akibatnya, asupan nutrisi untuk keluarga pun tidak terjaga dan efek jangka panjangnya tidak baik untuk kesehatan.
Menjaga asupan nutrisi anak memiliki banyak manfaat seperti, menjaga energi, meningkatkan kemampuan otak atau pikiran, menjaga keseimbangan emosi, dan menjaga berat badan tetap stabil. Selain itu, nutrisi yang seimbang juga baik untuk menjaga kesehatan mental termasuk meminimalisasi depresi serta kecemasan.
Beberapa tips di bawah ini baik dilakukan untuk menjaga asupan nutrisi anak. Cobalah rutin menerapkannya setiap hari, niscaya keluarga kita sehat.
1. Mulai hari dengan sarapan
Pagi hari memang saat-saat yang sibuk, dan kita menyiapkan semuanya dengan terburu-buru sehingga melewatkan sarapan. Padahal, sarapan adalah sumber tenaga kita untuk mengawali sebuah hari. Sarapan dengan makanan mengandung protein, baik untuk tubuh anak.
Supaya lebih hemat waktu, kita bisa menyiapkan sarapan yang sederhana asalkan nutrisinya terpenuhi. Contohnya adalah membuat roti lapis telur, yogurt, telur rebus, roti panggang, apel, atau roti gandum dengan selai kacang.
2. Waktu makan adalah saat yang penting
Oleh karena kesibukan, sering kali kita menyantap makanan sambil bekerja atau membalas pesan di ponsel. Tanpa disadari, lama-kelamaan ini bisa ditiru oleh anak-anak. Untuk itu, mulai sekarang kita harus mengubah kebiasaan itu. Duduklah bersama di meja makan, jauhkan TV dan gadget, lalu santaplah makanan bersama-sama.
Dengan makan bersama, kita bisa memberikan contoh secara langsung kepada anak-anak, cara etika makan yang benar, nikmatnya makan sayur, dan kebiasaan baik yang harus dilakukan sebelum dan sesudah makan. Selain itu, dengan makan bersama juga bisa meningkatkan bonding atau hubungan erat antar-anggota keluarga.
3. Ajak anak mengenal makanan dan manfaatnya
Dengan mengajak anak belanja bersama di pasar atau swalayan, kita bisa mengajarkannya memilih macam-macam makanan yang sehat. Kita juga bisa mengajak anak untuk menanam sayur di kebun dan menyiraminya bersama. Melihat sayuran tumbuh subur dan besar bisa membuat anak tertarik untuk menikmatinya.
Untuk anak yang sudah sedikit lebih besar, kita bisa mengajaknya melabeli wadah penyimpanan makanan bersama-sama, atau membaca kandungan nutrisi yang ada di setiap kemasan makanan. Pada akhirnya, mereka akan memahami nutrisi dan vitamin yang baik untuk dikonsumsi.
4. Kurangi konsumsi gula
Gula yang manis memang disukai oleh anak-anak. Kelebihan gula tidak baik bagi tubuh karena gula dapat memicu hiperaktif, obesitas, bahkan diabetes tipe-2 pada anak. Gula ada di mana-mana, kita mungkin tidak bisa benar-benar menghindarinya. Namun, kita bisa menguranginya, misal dengan memodifikasi resep atau mengurangi porsi gulanya, termasuk mengurangi gula dalam minumannya.
Jangan pernah mengiming-imingi anak dengan makanan manis, seperti membujuk anak supaya diam lalu dibelikan cupcake. Sebagai gantinya, alihkan dengan makan buah-buahan.
5. Membuat buah dan sayur menjadi lebih menarik
Supaya buah dan sayur lebih menarik bagi anak-anak, kita siapkan dengan lebih kreatif lagi. Kita bisa menyembunyikan sayur di menu makanannya, membuat permainan makan sayur, atau mendongeng dengan mengimajinasikan sayur terhadap suatu benda: brokoli seperti pohon; kol seperti awan; dan jeruk seperti matahari.
Selain itu, kita juga bisa mengajak anak untuk berperan serta dalam memilih sayur dan buah kesukaannya sendiri. Hal tersebut adalah langkah awal mengajak anak menyukai sayur dan buah. Tidak lupa, selalu menyediakan sayur segar di dalam kulkas sehingga anak bisa menyantapnya sewaktu-waktu.
Baca juga: Tujuh Makanan Paling Sehat untuk Anak
Akan tetapi, semua usaha akan sia-sia jika kita tidak memberinya contoh menjaga asupan nutrisi yang benar. Orang tua adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Orang tua sehat, anak-anak pun akan sehat.
Jadi, yuk, jaga asupan nutrisi keluarga kita!