Jl. Pesanggrahan No.8 RT/RW : 04/36, Sanggrahan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55584.
Bentang Pustaka terus berkomitmen untuk memperkaya pengalaman membaca masyarakat dan menjadi bagian penting dari ekosistem penerbitan buku di Indonesia.
. . . . .
Gaya Hidup Minimalis Menjadi Trend: Berikut 5 Public Figure yang Menerapkannya
/in Artikel, Parenting/by Bentang PustakaPernah mendengar desain interior minimalis? Atau buku The Life Changing Magic of Tidying Up yang ditulis oleh Marie Kondo? Keduanya berasal dari gaya hidup minimalis. Minimalist lifestyle–gaya hidup minimalis—berawal dari sebuah gerakan yang dipelopori oleh seniman hingga berkembang menjadi gaya hidup modern yang terus berkembang.
Gaya hidup minimalis tidak hanya tentang furniture atau desain interior yang modern dan mahal. Prinsip dari gaya hidup minimalis adalah cara kita menempatkan pikiran, waktu, energi dan sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien. Tujuannya adalah untuk membantu kita mengisi hidup dengan kegiatan atau hal-hal yang benar-benar bermanfaat.
Minimalism pun tidak hanya berlaku untuk aktivitas sehari-hari seperti membersihkan rumah mengatur jadwal, dan sebagainya. Minimalism juga bisa diterapkan ke pola asuh anak. Minimalist parenting adalah gaya pola asuh yang berdasarkan pada minimalism. Christine Koh dan Asha Dornfest adalah penulis yang pertama kali menulis buku Minimalist Parenting. Untuk mengetahui alasan gaya hidup minimalis menjadi favorit banyak orang, berikut 5 public figure yang menerapkan minimalism.
Hidup Minimalis ala Shailene Woodley
Pemeran utama di film Divergent ini sangat menjunjung segakanya yang serba minimalis. Walaupun merupakan artis Hollywood, Shailene lebih suka tinggal berpindah-pindah ke rumah teman dan keluarganya. Barang miliknya pun cukup untuk ditempatkan dalam satu koper. Bukan hanya baju, Shailene juga membawa peralatan dapur di kopernya. Sebagai minimalis sejati, Shailene adalah orang yang tidak menyukai teknologi. Laptop dan handphone miliknya hanya untuk keperluan promosi film.
Jennifer Lawrence
Jennifer Lawrence juga lebih suka berdonasi daripada menghabiskan uangnya untuk membeli barang secara berlebihan. Walaupun sudah memenangkan piala Oscar, Jennifer tetap tinggal di apartemen lamanya. Sebagai seorang minimalis, Jennifer lebih mengutamakan efisiensi daripada estetika. Karenanya, penampilan Jennifer cenderung sederhana dan nyaman.
Baca juga: Manfaat Minimalist Parenting: Satu Tahap Menuju Keluarga Bahagia
Hidup Minimalis ala Raditya Dika
Stand Up Comedian kondang yang sekarang juga merupakan YouTuber sukses mulai menerapkannya. Raditya Dika berkomitmen kepada gaya hidup minimalis dengan menjual jam tangan mewahnya. Tidak hanya menerapkan minimalism, Raditya Dika juga menyebarkan kesadaran akan gaya hidup minimalis. Di akun YouTube-nya, Raditya Dika membicarakan alasannya menjual jam tangannya dan memberi tips cara mengatur uang. Raditya Dika juga beberapa kali membahas minimalism ketika menjadi narasumber.
Cinta Laura
Sama seperti Raditya Dika, Cinta Laura juga pernah membahas bagaimana dirinya menerapkan gaya hidup minimalis. Cinta Luara, seorang artis fashionable menerapkan minimalism? Masa, sih? Cinta memang selalu tampil kece dan merupakan artis kelas atas, namun dirinya tidak suka membeli terlalu banyak barang. Seperti Jennifer Lawrence, Cinta lebih suka berdonasi.
Eva Celia
Berdasarkan GATRAcom, gaya hidup minimalis putri Shopia Latjuba ini terinspirasi dari film Minimalism. Gaya hidupnya yang minimalis terlihat dari penampilan sederhana Eva Celia. Potret di akun Instagramnya juga menunjukkan penampilannya yang sederhana. Eva mengaku bahwa dirinya merasa lebih tenang setelah menerapkan minimalism.
Setiap orang memiliki cara sendiri dalam menerapkan minimalism. Begitu juga kelima public figure yang telah disebutkan. Penerapan minimalism juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Pekerja yang masih lajang bisa fokus mengatur barang dan jadwal harian. Orang tua bisa menerapkan minimalist parenting supaya dapat mengasuh anak dan menjalani keseharian dengan minimalis.
Cari Tahu! Aktivitas Seru untuk Melatih Motorik Halus Anak Usia Dini
/in Artikel, Healthy Kids, Parenting/by Bentang PustakaMengamati dan mencatat tiap periode tumbuh kembang anak itu penting sekali. Namun, yang tidak kalah pentingnya juga adalah mengamati perkembangan motorik halus anak.
Meskipun sepertinya sederhana, namun apabila motorik halus anak terasah dengan baik maka akan memberikan dampak baik pula untuk tumbuh kembang selanjutnya. Salah satunya adalah melatih kemampuannya baca, tulis, hitung atau calistung.
Apa hubungan antara stimulasi motorik halus dan calistung?
Jauh sebelum anak mulai belajar membaca, menulis, dan membiasakan untuk duduk tenang di kelas, dia membutuhkan stimulasi yang bisa merangsang kekuatan otot-otot punggung, pergelangan tangan dan juga jari-jarinya.
Dengan otot punggung yang kuat, anak bisa duduk dengan tenang saat di kelas. Mereka tidak akan mudah lelah saat harus duduk menyimak pelajaran di kelas, termasuk bisa memegang buku dengan baik, lalu duduk dan membacanya.
Dengan otot pergelangan tangan dan jari-jari yang kuat pula, anak akan mampu memegang pensil dengan benar. Lalu, pada akhirnya mereka bisa menulis dengan rapi dan baik, serta tidak mudah lelah saat harus mencatat pelajaran.
Apa saja stimulasi motorik halus yang baik untuk anak usia dini?
Di setiap usianya, anak-anak membutuhkan stimulasi motorik halus yang berbeda-beda.
1. Tummy Time
Untuk bayi, posisi tengkurap atau tummy time sangat diperlukan untuk merangsang kekuatan otot punggung dan lehernya.
2. Merangkak
Merangkak juga merupakan step milestone anak yang penting karena saat anak merangkak mereka akan menguatkan otot punggung dan juga tangannya. Lalu, nantinya mereka bisa duduk dengan tegak karena otot punggungnya sudah kuat.
3. Membiarkan anak menggenggam makanannya sendiri
Untuk bayi yang baru memulai fase makan, mungkin kita enggan memberinya kesempatan makan sendiri karena akan belepotan. Padahal ini bisa melatih motorik halus anak, termasuk juga berilah finger food di jarinya untuk digenggam dan dimakan sendiri.
4. Menggambar dengan jari
Menggambar tidak harus dengan kuas atau pensil warna. Kita bisa mengajak mereka menggambar menggunakan jari-jemarinya dengan bahan-bahan yang aman tentunya. Selain menyenangkan, kegiatan ini bisa menstimulasi keterampilan jarinya.
5. Belajar mengikat tali sepatu dan mengancingkan baju
Kegiatan ini merupakan kegiatan praktis sehari-hari yang nantinya harus dikuasai anak. Tidak hanya melatih kekuatan tangan, tetapi juga ketangkasannya.
6. Bermain dengan objek-objek kecil
Misalnya balok kayu, Lego, atau puzzle bisa mengasah kekuatan jari-jari anak. Namun, jangan pernah meninggalkan anak bermain sendirian ya, karena khawatir benda-benda kecil tersebut berisiko masuk ke mulut dan membahayakan mereka.
7. Melakukan tugas dengan menggunakan dua tangan
Keterampilan tangan anak akan semakin terasah ketika kedua tangannya bekerja melakukan sesuatu, misalnya memotong dengan pisau, makan menggunakan sendok dan garpu, atau bermain playdough.
8. Menggosok gigi
Selain bisa memberi kesadaran pentingnya menjaga kesehatan gigi, menggosok gigi ternyata melatih kemampuan motorik halus anak. Mereka akan belajar menggenggam sikat gigi dengan baik dan melakukan gerakan menggosok keseluruhan giginya.
9. Menggunting kertas
Berilah gunting yang aman dan dengan ukuran yang pas untuk jari anak. Meskipun mungkin belum terampil dan hasil guntingan masih melenceng-melenceng, tetapi percayalah aktivitas ini sangat baik untuk keterampilan jari-jarinya.
10. Membaca buku berfitur
Saat ini buku berfitur ada banyak sekali, namun buku berfitur yang baik untuk melatih kekuatan otot jari anak-anak adalah fitur-fitur seperti push-pull, slide, spin, lift the flap. Selain menyenangkan, membaca buku berfitur seperti ini juga baik untuk jari-jarinya. Biasanya, fitur sudah disesuaikan dengan ukuran jari anak-anak sehingga tentu akan cocok sekali dimainkan anak-anak.
Manfaat Minimalist Parenting: Satu Tahap Menuju Keluarga Bahagia
/in Artikel, Parenting/by Bentang PustakaPernah berpikir bahwa manfaat minimalist parenting terlalu utopik? Kita sering berpikir bahwa tidak mungkin mengurangi barang yang ada di rumah, mainan anak, hingga daftar bacaan parenting karena semua penting. Padahal, pikiran bahwa kita membutuhkan banyak barang hanyalah konstruksi masyarakat yang belum tentu tepat bagi semua orang.
Sebagai orang tua, kita perlu memikirkan banyak hal—cara merawat anak dengan baik, mainan anak yang perlu dibeli, kebutuhan rumah tangga, hingga pekerjaan lain. Ujung-ujungnya, kita kewalahan dan menjadi lebih mudah stres. Sayangnya, kondisi tersebut tidak hanya memengaruhi diri sendiri, tapi juga keluarga, termasuk anak. Oleh karena itu, kita butuh pola asuh yang minimalis.
Minimalist parenting adalah pola asuh modern dengan mengusung prinsip minimalis. Pola asuh minimalis dicetuskan oleh Christine Koh dan Asha Donferst yang juga merupakan penulis buku Minimalist Parenting. Berikut manfaat minimalist parenting yang akan meringankan tugas kita sebagai orang tua.
Manfaat minimalist parenting terhadap mudahnya mengambil keputusan
Ketika standar kebahagiaan kita ditentukan oleh diri sendiri, bukan masyarakat, kita akan lebih mengenal diri sendiri maupun keluarga. Kita tahu apa kebutuhan anak, barang apa yang sebenarnya tidak diperlukan, dan bagaimana menghabiskan waktu bersama keluarga. Dengan begitu, kita dapat menentukan prioritas mulai dari yang mendesak hingga bisa ditunda. Keputusan pun lebih mudah dibuat tanpa pusing memikirkan pendapat orang lain.
Tidak mudah stres
Bukan berarti kita akan 100% bebas dari stres. Sebagai manusia, kita mungkin tetap bisa menghadapi stres. Namun, dengan minimalist parenting, kemungkinan untuk mengalami stres karena tugas yang diemban orang tua akan berkurang.
Standar kebahagiaan yang ditentukan diri sendiri mencegah kita untuk melihat keberhasilan sebagai orang tua berdasarkan standar orang lain. Artinya, kita bisa berhenti membandingkan diri kita dengan orang tua lain, dan membandingkan anak kita dengan anak lainnya. Kita bisa fokus pada apa yang benar-benar membuat kita bahagia dan mengurangi beban pikir yang tidak perlu.
Baca juga: Minimalist Parenting: Pola Asuh Modern Bebas Stress
Manfaat minimalist parenting terhadap perkembangan anak
Tanpa minimalist parenting, kita mungkin akan terlalu mengontrol hidup anak karena dipenuhi rasa khawatir akan perkembangannya. Alih-alih membantu anak berkembang, terlalu mengontrol hidup anak hanya akan menghambat perkembangannya. Pada dasarnya, anak membutuhkan kebebasan supaya dapat berkembang optimal.
Dengan minimalist parenting, kita dapat memberi anak waktu dan ruang untuk bereksplorasi. Kebebasan bereksplorasi inilah yang membantu anak menguasai berbagai kemampuan dan mengenal dirinya lebih dalam. Manfaatnya, anak dapat mengembangkan potensinya secara maksimal, ditambah kita berhenti membandingkan anak dengan orang lain.
Memiliki quality time
Minimalist parenting mengajarkan bahwa hidup kita tidak harus diisi dengan kegiatan sehari penuh. Kita layak mendapatkan waktu istirahat maupun refreshing bersama keluarga. Walaupun sebelum mengenal minimalist parenting kita sudah menyadarinya, tanpa minimalist parenting, mencari jadwal quality time akan terasa sulit.
Ketika kita menggunakan gaya parenting minimalis, beban pikiran dan kegiatan yang sebenarnya tidak perlu akan berkurang. Mengatur waktu dan mendapatkan jadwal luang pun akan lebih mudah. Hidup kita akan diisi dengan kegiatan yang benar-benar membuat keluarga bahagia.
Manfaat minimalist parenting di atas akan terasa jika kita serius mempraktikkan minimalist parenting. Untuk orang yang belum terbiasa, hal ini terasa sulit. Namun, ada banyak tips menerapkan minimalist parenting dari buku Minimalist Parenting yang diterjemahkan oleh Bentang Pustaka.