Makna kegiatan anak

Makna Perilaku Anak yang Perlu Kita Ketahui

Ketika kita melihat perilaku anak, mungkin dalam pikiran kita hanyalah mereka melakukan aktivitas yang lucu, menggemaskan, atau bahkan nakal. Namun, setiap gerakan mereka mengandung sebuah makna. Pada buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan, Montessori menjelaskan hasil eksperimennya terhadap makna perilaku anak-anak.

 

Anak Suka Mengulang-ulang Kegiatan

Apakah si kecil sering mengulangi kegiatan yang sama? Misalnya mengeluarkan dan memasukkan mainan dua kali atau lebih? Apa yang ada dalam pikiran kita ketika melihat hal tersebut? Montessori dalam buku ini melakukan eksperimen dengan berusaha menginterupsi fokus anak yang melakukan hal sama berulang kali. Hasilnya, si anak tetap fokus dengan hal yang sedang ia kerjakan.

Hal ini menandakan bahwa anak berhasil konsentrasi terhadap sesuatu yang ia kerjakan dan begitu selesai ia akan kembali melihat kita dan mencari hal lain yang menarik. Tentu ini menjadi lebih mudah bagi kita ketika ingin mengajari anak sesuatu. Misal kita mengajari mereka cara mencuci tangan setelah bermain. Anak-anak cenderung mengulangi hal yang sama dan bangga menunjukkan pada kita kalau mereka sudah mencuci tangan.

 

Peka Terhadap Keteraturan

Banyak dari kita yang tidak mengetahui kalau anak-anak itu menyukai keteraturan. Ketika anak terlepas dari sesuatu yang biasa ia rasakan atau keteraturan tersebut, mereka cenderung merasa tidak nyaman. Mereka juga suka meniru apa yang mereka lihat. Misalnya, ketika kita menjatuhkan sesuatu kemudian kita ambil dan kita kembalikan ke tempatnya. Anak juga cenderung akan melakukan hal tersebut dan paham bahwa benda itu memiliki tempatnya sendiri.

Kita pasti pernah menghadapi situasi ketika sedang melakukan suatu pekerjaan lalu anak mengikuti dan kita meminta mereka untuk tidak mengikuti. Namun, anak tetap mengikuti dan kita berpikir bahwa mereka tidak patuh. Namun, sebenarnya anak ingin membantu. Ketika ia sudah berhasil membantu, ia akan kembali melakukan hal tersebut untuk seterusnya. Ini menunjukkan bahwa anak sebenarnya peka terhadap keteraturan.

 

Bebas Memilih

Pernahkah kita lupa mengunci pintu lemari anak dan kemudian tiba-tiba ia mengambil barang miliknya di dalam lemari? Apa yang kita pikirkan ketika hal itu terjadi? Ketika hal ini terjadi, Montessori melihat bahwa hal ini menandakan anak-anak sudah mulai bisa memilih. Ketika melihat lemari terbuka, mereka berpikir bahwa mereka boleh memilih baju dan aksesori apa yang ingin mereka kenakan.

Kita juga bisa mulai melatih kebebasan anak dalam memilih, misalnya memilih rasa es krim yang mereka inginkan, pakaian yang ingin mereka kenakan, dan kegiatan apa yang ingin mereka lakukan hari ini. Alih-alih berpikir bahwa mereka nakal atau memiliki insting mencuri, misalnya, kita bisa berpikir bahwa anak sudah memiliki preferensi dan minat mereka sendiri.

 

Anak-Anak Tidak Selalu Memilih Mainan

Montessori melihat bahwa anak-anak tidak selalu memilih mainan dalam beraktivitas. Mereka lebih memilih aktivitas tanpa mainan hingga Montessori datang kepada mereka dan menawarkan mainan. Anak-anak tetap memilih kegiatan tanpa mainan ini dan Montessori menyimpulkan bahwa ketertarikan anak tidak selalu pada mainan.

Dalam kehidupan anak, mainan dan bermain mungkin dianggap sebagai sesuatu yang inferior, sementara aktivitas adalah alternatif lain yang bisa mereka lakukan jika tidak ada yang lebih baik lagi. Ini sama halnya ketika kita bermain kartu pada saat senggang, namun kita tidak lagi tertarik bermain kartu jika dipaksa terus-menerus.

 

Ada banyak perilaku ajaib anak yang mungkin hanya terlihat sederhana dan tanpa makna, namun jika kita mendalaminya, setiap langkah mereka jadi bermakna. Pada buku Montessori: Keajaiban Dunia Anak yang Terlupakan, Maria Montessori mengupas makna perilaku anak yang sering terlupakan oleh kita. Untuk memperdalam pemikiran Maria Montessori mengenai dunia anak, buku ini menjadi rekomendasi yang bisa kamu dapatkan melalui linktr.ee/Bentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta