Takut Membuka Masa Lalu

Untuk Kamu yang Masih Takut Membuka Masa Lalu

Apakah kamu takut membuka masa lalu? Diskusi tentang masa lalu atau catatan sejarah sering kali tak ingin dilakukan. Jangan jauh-jauh, urusanmu dengan mantan saja kadang kamu pinggirkan dari bahan obrolan, kan? Padahal disadari atau belum, mereka dan kisah kemarinlah yang membentuk dirimu menjadi sosokmu sekarang. Begitu pun dengan skala sejarah yang lebih besar, sebuah kelompok atau tempat dibangun dengan banyak sekali sejarah yang menyertainya.

Sayangnya, lagi-lagi kita sering tak berkenan mengulik rangkaian peristiwa masa dulu karena merasa tidak relevan dengan hidup kita. Belum lagi, kebiasaan menghafal sejarah melalui tanggal-tanggal dan nama tokoh yang kadang terlalu sulit untuk diucapkan. Kalau sudah begitu, belum juga paham alurnya, otak kita sudah panas duluan. Beberapa cara di bawah ini mungkin patut dicoba untuk mengubah ketakutan itu.

Tilik Sejarah yang Menggelitik

Untuk memulai menjadikan sejarah tidak begitu saja terlewat, kita bisa mengulik dari benda-benda atau kebiasaan yang sering sekali ditemui dan tentu saja menarik bagi kita. Seperti misalnya, mengapa resep makanan tradisional Indonesia menggunakan banyak sekali rempah-rempah dan dimasak dalam waktu yang cukup lama? Atau kenapa sih dari berbagai sistem penanggalan yang ada, penanggalan Masehi menjadi sistem yang saat ini umum digunakan? Rasa penasaran yang menggelitikmu tentang apa yang ada di hari ini bisa terus dikembangkan untuk merunut masa lalu.

Takut Membuka Masa Lalu

Kamu akan terkejut mendapatkan fakta yang berangkat dari sebuah resep masakan yang tercipta di zaman kerajaan ataupun kolonial. Bumbu dan rempah yang digunakan juga bukan sekadar penambah rasa, tapi sebagai pengawet alami karena orang-orang di zaman tersebut tidak setiap hari memiliki kesempatan untuk mendapatkan bahan makanan berupa daging. Bukan hanya sumbernya yang terbatas, harga daging pun hanya bisa dijangkau oleh kalangan ekonomi tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut, teknik pengawetan banyak digunakan seperti dikeringkan, diasap, atau bahkan fermentasi yang menghasilkan tempe. Sejarah satu benda dan peristiwa saja bisa terkait ke berbagai hal lain. Seru, kan?

Buka Diri kepada Banyak Pandangan

Sejarah suatu benda atau peristiwa–bukan hanya makanan–juga biasanya ditulis dalam berbagai sisi. Sistem penanggalan Masehi yang paling banyak digunakan di dunia saat ini misalnya, berangkat dari kelahiran Al-Masih yang ditulis sejarahnya dalam berbagai kitab suci. Pembuktian kelahiran sosok yang lahir dari Maryam ini pun ada di berbagai tempat di dunia yang disebut dengan relikui. Kisahnya pun diabadikan dalam berbagai bentuk benda seni. Penuturan kisah Al-Masih sejak sebelum lahir hingga setelah kematiannya juga membuka banyak sekali pandangan, karena banyaknya sumber yang menceritakan. Pikiran yang terbuka dalam menganalisis satu demi satu perbedaannya akan menghubungkan kita pada sejarah lainnya yang terjadi di dunia, mungkin sampai hari ini.

Baca juga: Beragam Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan

Takut Membuka Masa Lalu? Cari Media yang Menyenangkan Hati

Peristiwa sejarah yang sifatnya tidak secara langsung kita alami memang tak bisa begitu saja berkesan bagi kita. Media yang kita pilih untuk memulai petualangan kita ke masa lalu juga akan menentukan. Kita bisa menonton video, mendengarkan rekaman podcast, atau tentu saja membaca buku. Jika buku sejarah terasa membosankan, banyak kok buku-buk fiksi yang didasari dengan fakta sejarah. Ada novel terbaru Tasaro GK salah satunya yaitu Al-Masih: Putra sang Perawan. Novel dengan dua latar waktu dan tempat berbeda akan menjadikan kita berimajinasi di banyak momentum sekaligus dalam satu buku. Buku yang memenangkan ide terbaik se-ASEAN ini pun dikemas dalam gaya naratif yang tidak akan cepat membuatmu terlelap begitu saja. Pepatah juga bilang, tak kenal maka tak sayang, untuk mengenal kembali masa lalu juga harus dimulai dengan hal yang sama dong. Ingat, tidak ada yang benar-benar baru dalam kehidupan ini. Kita bisa belajar mulai sekarang agar lebih banyak hal yang bisa dijaga.

Butuh Terapi Jiwa untuk Atasi Depresi? Henry Manampiring Rekomendasikan Buku Ini

Henry Manampiring, influencer media sosial, dikenal sebagai sosok yang humoris, cerdas, serta tak pelit membagikan rekomendasi mengenai hal-hal baru. Setelah sukses menerbitkan buku laris Filosofi Teras, Henry membuka mata para generasi milenial tentang pentingnya kesadaran akan kesehatan mental. Terutama untuk mengatasi perasaan emosi negatif yang naik turun secara berlebihan dan berujung depresi.

Depresi memang tak bisa dianggap remeh. Apalagi banyak kasus percobaan bunuh diri yang dilatarbelakangi oleh perasaan tak berharga. Dalam skala yang lebih ringan, depresi mampu mengacaukan keseharian kita akibat putus harapan dan rasa sedih yang berlebihan. Menurut Henry Manampiring, selain terapi pengobatan klinis, cara lain yang bisa ditempuh untuk mengembalikan keseimbangan hidup adalah dengan mepraktikkan ajaran filsafat Yunani-Romawi Kuno.

 

Rekomendasi Buku Nonfiksi sebagai Terapi Jiwa

Kini, Henry Manampiring merekomendasikan salah satu buku penting tentang ajaran dan praktik filsafat yang bisa berperan sebagai terapi jiwa. Buku tersebut adalah Philosophy for Life: And other dangerous situations karya Jules Evans, yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka dengan judul Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya.

“Jika kamu masih menganggap filsafat sebagai topik yang mengawang-awang dan tak berguna, buku ini akan mengubah pandanganmu. Dengan bahasa yang lugas dan penuh cerita menarik, Jules Evans menunjukkan bahwa filsafat justru bisa menjadi ‘terapi jiwa’ dan pilihan laku hidup (way of life). Kita bisa belajar dari kaum Stoa bagaimana tangguh menghadapi kesulitan hidup, dari kaum Epicurean menemukan kenikmatan hidup sejati, dari Phytagoras soal mendisiplinkan mental, dari kaum Skeptis cara untuk tidak mudah dibohongi, dan lain-lain. Kamu bisa belajar menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup dengan ide dan pemikiran yang sudah bertahan ribuan tahun di dalam buku ini. Buku ini juga menjadi salah satu inspirasi saya menulis Filosofi Teras,” pesannya.

Berikut ini kami rangkum tiga hal menarik dari buku Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya yang diulas oleh Henry Manampiring di channel Youtube-nya.

Rich result on Google's SERP when searching for 'Henry Manampiring Depresi''

Filsafat Membantu Penulis Buku ini Sembuh dari Depresi

Buku ini merupakan hasil tangkapan, riset, investigasi Jules Evans tentang berbagai aliran filsafat klasik zaman Yunani dan Romawi kuno. Evans menunjukkan bagaimana setiap aliran filsafat ini bertahan sampai sekarang: siapa saja pengikutnya, kelompok-kelompok yang menerapkan, dan bagaimana aliran-aliran tersebut masih relevan dengan kehidupan sekarang.

Pembahasan dalam buku ini berfokus pada School of Athens [Sekolah Athena], aliran yang berakar dari tradisi Yunani kuno. Aliran filsafat dari Yunani Kuno memang dikenal memiliki muatan way of life yang signifikan. Bagi Henry, aliran ini banyak memberikan nasihat mengenai panduan jalan hidup. Apalagi jika dibandingkan dengan aliran filsafat modern yang lebih njelimet dan susah dicari relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Menariknya, Evans tidak berposisi sebagai reporter atau investigator yang menuliskan hasil risetnya. Secara langsung dia bercerita tentang pengalamannya lepas dari depresi akibat aliran-aliran filsafat yang dipelajarinya. Ia juga menguraikan bahwa filsafat bukanlah kata-kata bijak semata, melainkan sesuatu yang bisa dipraktikkan setiap hari.

 

Henry Manampiring: Kenapa Buku ini Penting Dibaca?

Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya menunjukkan bahwa ada begitu banyak aliran filsafat yang bisa bermanfaat bagi hidup kita. Contohnya, Filsafat Stoa yang membantu kita untuk lebih resilien, lebih tangguh menjalani hidup, terlebih pada zaman resesi seperti sekarang. Dari Filsafat Epicurean, kita akan diajak untuk semakin memahami petuah “bahagia itu sederhana”. Skepticisme mengajarkan kita untuk berpikir kritis terhadap segala sesuatu, mempertanyakan banyak hal. Tentunya sangat relevan dengan situasi sekarang yang penuh hoaks dan fake news. Ada pula pembahasan mengenai kematian dari perspektif filsafat: Bagaimana kematian seharusnya tidak membuat kita takut?

 

Henry Manampiring: Cara Penulisannya Mengingatkan Saya pada Malcolm Gladwell

Tulisan Jules Evans mengingatkan Henry Manampiring pada gaya Malcolm Gladwell. Setiap babnya selalu diawali dengan kisah menarik dari seseorang, masalah dalam hidupnya, dan bagaimana praktik filsafat membantu orang itu menjadi lebih baik. Dengan bahasa yang mudah dan tidak njelimet, pembaca di Indonesia bisa menemukan aplikasinya di kehidupan sehari-hari. “Saya senang sekali buku ini akhirnya diterjemahkan oleh Bentang Pustaka. Semoga tulisan ini lebih banyak menjangkau orang-orang di Indonesia,” ujar Henry.

 

Nah, demikian tadi tiga nilai lebih dari Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya. Buku ini tengah memasuki masa PO yang berlangsung pada 1 hingga 11 Oktober 2020 di laman bentangpustaka.com.

Rich result on Google's SERP when searching for 'masalah hidup'

Masalah Hidup Tak Kunjung Usai? Buku Ini akan Menyelamatkanmu

Masalah hidup memang tiada habisnya. Terlebih di situasi pandemi yang sangat menguji kewarasan kita. Mulai dari mobilitas yang terbatas, penghasilan yang kian menipis, hingga perasaan was-was yang berlangsung setiap saat. Segala sesuatu yang tadinya normal seketika bergejolak. Jika tidak berhati-hati, kita akan didera perasaan cemas yang berkepanjangan.

Ketidakpastian akan masa depan sungguh membayang. Tak heran jika ada banyak orang yang kesulitan beradaptasi lalu berujung depresi. Kampanye yang muncul belakangan ini membuka mata kita bahwa depresi maupun perasaan cemas yang berlebihan tak boleh disepelekan. Kesehatan mental adalah kunci utama bagi kebahagiaan hidup. Untuk mengatasi masalah hidup yang semakin membebani ini, kita perlu segera mencari pertolongan. Cara yang paling tepat adalah dengan menghubungi para ahli maupun terapis. Namun sebagai langkah awal, mencari referensi buku yang tepat untuk menenangkan jiwa juga bisa menjadi solusi.

 

Mengurai Masalah Hidup Lewat Filsafat Kuno

Jules Evans, pengelola Well-Being Project di Centre for the History of the Emotions di Queen Mary, University of London, pernah mendapati dirinya hidup dalam rasa cemas, depresi, serta stres pasca-trauma selama bertahun-tahun.

Melalui risetnya, Jules mengetahui bahwa gangguan-gangguan emosional ini nyatanya dapat ditangani dengan CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif). Sebulan setelah menjalani terapi itu, ia tidak lagi terkena serangan panik. Kepercayaan dirinya kembali muncul, bahkan mampu mencerna emosi yang meluap secara tiba-tiba. Menariknya, ide dan teknik-teknik dalam CBT ternyata tak asing—mengingatkannya pada pengetahuan seputar filsafat Yunani Kuno.

Salah satunya adalah ajaran Socrates. Socrates menyatakan tanggung jawab kita sendirilah untuk “merawat jiwa”, dan inilah yang diajarkan filsafat kepada kita—seni psikoterapi, yang berasal dari bahasa Yunani dengan makna “merawat jiwa”. Kitalah yang harus menguji jiwa sendiri dan memilih prinsip serta nilai-nilai mana yang masuk akal dan mana yang membahayakan. Dalam konteks ini, filsafat merupakan suatu bentuk pengobatan yang dapat kita lakukan sendiri.

“Riset yang dilakukan oleh Jules Evans ini kemudian dituangkan ke dalam buku berjudul Philosophy for Life: And other dangerous situasions. Mengingat isi buku ini sangat ampuh untuk menyelamatkan kita dari kondisi tertekan akibat berbagai masalah hidup, kami pun memutuskan untuk menerbitkan edisi Bahasa Indonesianya: Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya. Tak perlu memiliki basis filsafat untuk membacanya. Pembahasan buku ini sangat ringan hingga bisa dibaca oleh siapapun,” ujar Nurjannah Intan, editor Nonfiksi di Bentang Pustaka.

Menyelesaikan Masalah Hidup dengan Berguru pada Filsadat Kuno

 Baca juga: Luka Batin Tak Kunjung Reda, Terapkan Cara Berikut untuk Menyembuhkannya!

 

Terapi Jiwa, Sebuah Solusi

Henry Manampiring, influencer sekaligus penulis Filosofi Teras, mengemukakan bahwa karya Jules Evans ini bisa berfungsi sebagai terapi jiwa. “Jika kamu masih menganggap filsafat sebagai topik yang mengawang-awang dan tak berguna, buku ini akan mengubah pandanganmu. Dengan bahasa yang lugas dan penuh cerita menarik, Evans menunjukkan bahwa filsafat justru bisa menjadi ‘terapi jiwa’ dan pilihan laku hidup (way of life). Kita bisa belajar dari kaum Stoa bagaimana tangguh menghadapi kesulitan hidup, dari kaum Epicurean menemukan kenikmatan hidup sejati, dari Phytagoras soal mendisiplinkan mental, dari kaum Skeptis cara untuk tidak mudah dibohongi, dan lain-lain. Kamu bisa belajar menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup dengan ide dan pemikiran yang sudah bertahan ribuan tahun di dalam buku ini. Buku ini juga menjadi salah satu inspirasi saya menulis Filosofi Teras.

 

Masa pre-order Filosofi untuk Hidup dan Bertahan dari Situasi Berbahaya Lainnya akan segera berlangsung pada 1—11 Oktober 2020 di laman bentangpustaka.com

Profesionalitas Bekerja

Profesionalitas dalam Bekerja untuk Hasil Maksimal

Profesionalitas dalam bekerja kerap disinggung di berbagai kesempatan. Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionalitas termasuk kata benda yang berarti (1) perihal profesi; keprofesian dan (2) kemampuan untuk bertindak secara profesional. Profesional sendiri memiliki arti antara lain, memerlukan kepandaian khusus untuk melakukannya. Profesionalitas juga tidak pandang bulu. Ia tidak melulu monopoli pekerja sektor tertentu. Semua jenis pekerjaan membutuhkan profesionalitas untuk memberikan hasil paripurna. Namun, bagaimana sebetulnya memaknai profesionalitas dalam keseharian di bidang usaha?

Menghayati Profesionalitas dalam Dunia Riil

Rantai Tak Putus mengangkat banyak kisah tentang profesionalitas dalam bekerja. Melalui kisah Agus di Waru, misalnya, kita belajar arti menepati janji kepada klien. Diceritakan bahwa Agus menang tender dengan nilai yang sangat besar, padahal saat itu modal untuk berproduksi sudah sangat menipis. Demi profesionalitas, dia harus mulai berproduksi dengan modal seadanya. Profesionalitas pula yang membuat Agus pontang-panting ke sana kemari mengupayakan modal tambahan hingga berusaha mendapatkan bahan-bahan produksi dengan harga miring.

Profesionalitas dalam diri Agus agaknya tidak lepas dari karakternya yang ulet dan berkemauan keras dalam mencapai tujuan. Namun, sekadar ulet dan berkemauan keras tidaklah cukup. Agus memiliki pula semangat tinggi untuk menambah wawasan baru, sehingga memberinya kesempatan untuk terus mengasah profesionalitasnya.

Profesionalitas dan Passion

Profesionalitas dalam bekerja juga merupakan penopang yang akan menghidupi passion, begitu setidaknya yang diyakini Pinuji, seorang pengusaha bengkel di Waru. Kecintaannya pada otomotif memungkinkannya bertahan mengelola Bengkel of Pinujie. Mengawali usaha bengkel dari nol, Bengkel of Pinujie mengalami banyak cerita jatuh bangun. Pinuji bahkan sempat menyerah dan mencoba banting setir menekuni profesi lain, dari satpam sampai mencoba mendaftar menjadi TKI. Namun, rupanya pesona otomotif masih terlampau kuat. Pinuji akhirnya memutuskan kembali menekuni dunia otomotif.

Namun, passion saja tidaklah cukup. Seperti yang diceritakan kepada Dee Lestari dalam riset penulisan buku Rantai Tak Putus, Pinuji mulai menjalankan bisnis otomotif dengan lebih profesional. Dia membenahi sistem pelayanan, sistem ketenagakerjaan, hingga keuangan. Memang, seperti disebutkan oleh Siti, istrinya yang membantu menangani keuangan, passion membuat Pinuji menjadi tetap tabah mencari jalan keluar setiap ada masalah dalam pekerjaan. Pendapat ini digongi oleh Pinuji. Dia juga sepakat bahwa passion yang tidak dikelola dengan baik akan membuat sulit maju, dan kombinasi dengan profesionalitas akan makin melejitkannya menuju puncak.

Profesionalitas dan UMKM

Kedua contoh di atas menunjukkan pentingnya profesionalitas dalam dunia bekerja. Dalam kasus UMKM Indonesia, menularkan semangat yang menjunjung tinggi profesionalitas merupakan langkah yang tak kalah pentingnya. Menurut data BPS, persentase UMKM di kalangan seluruh unit usaha lain di Indonesia adalah 99,9%, menyumbangkan pendapatan negara hingga sekitar 60%. Jika 99,9% UMKM itu naik kelas–yang tadinya usaha mikro naik menjadi usaha kecil, usaha kecil naik menjadi usaha menengah, dst. Sudah barang tentu akan makin besar jumlah kontribusi yang diberikan ke perekonomian Indonesia. Bukan hanya itu, seperti kata Dee Lestari dalam Rantai Tak Putus,  ketika UMKM naik kelas maka sama artinya menyejahterakan masyarakat.

Rantai Tak Putus, bisa dibilang merupakan bentuk kontribusi Dee Lestari untuk kemajuan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Indonesia. Pembaca akan melihat bahwa menularkan semangat profesionalitas ke para pengusaha UMKM Indonesia akan membantu mereka untuk berkembang makin maju.

Rantai Tak Putus, buku terbaru Dee Lestari, merupakan karya nonfiksi kedua setelah pada 2019 menulis Di Balik Tirai Aroma Karsa. Buku yang dipandang memberikan banyak tantangan ini membahas perkembangan UMKM di Indonesia.

Buku inspiratif ini terbit pada Agustus 2020 dan bisa didapatkan di seluruh toko buku terdekat atau toko buku online kesayangan Anda dengan harga Rp79.000,00.

 

Luka Batin? Sembuhkan dengan Beberapa Tahapan di Bawah INi!

Luka Batin Tak Kunjung Reda, Terapkan Cara Berikut untuk Menyembuhkannya!

Teruntuk yang batinnya tengah terluka, merapatlah.

Semoga kuat dan tabah menyertaimu dalam setiap langkah.

­

Luka batin? It’s okay not to be okay. Menjadi bukan siapa-siapa terkadang jauh lebih membuat hati terasa lega. Teruntuk berbagai pergolakan perasaan yang tengah menghadang, yakinkan saja dirimu bisa menghalaunya. Teruntuk luka batin yang masih saja menganga, sembuhkan dengan menemukan proses yang seutuhnya.

Kamu hanya butuh rehat sejenak. Hidup ini bukan perkara siapa yang menang dan kalah, sehingga dirimu tak perlu bersusah payah untuk selalu kuat dalam segala hal. Terlebih, membandingkan apa pun yang bersifat duniawi kepada khalayak ramai. Jika tak diakui, sakit hati yang kalian jumpai. Alhasil, kita sendiri yang harus menanggung segala ulah yang telah terjadi.

Beberapa cara di bawah ini ditujukan untuk kalian semua–khususnya Sahabat Bentang tercinta–dalam menyikapi hingga menyembuhkan luka batin yang masih terus ada. Bisa disebut sebagai piramida penyembuhan luka batin. Boleh dilanjutkan membacanya, agar kita bisa saling menyadari bersama. Mari kita simak.

Conscious Awareness

Langkah awal dari sederet proses tingkatan piramida penyembuhan luka batin yaitu  conscious awareness atau kepedulian awal. Ya, kalian harus menanamkan niat dan tekad yang kuat dari dalam diri jika “Something needs to change”. Kalian tak bisa berkutat dengan luka-luka yang sudah mendera seterusnya. Harus berapa lama lagi diri kalian disayat oleh pengalaman-pengalaman buruk yang tersisa hingga kini?

Kepedulian awal akan membuatmu lebih mudah menapaki setiap tingkataan dalam proses penyembuhan luka batin. Bayangkan saja jika kalian terus berputar pada perundungan masa-masa kelam, seberapa besar dampak negatif akan memutari kita di dalam kehidupan? Pastinya akan berdampak sangat besar.

Maka dari itu, mulai sedari kini, upayakan untuk terus berpikiran jika kita semua bisa beranjak dari berbagai pengalaman yang tak mengenakkan. Kita bisa maju. Kita bisa melangkah lebih lantang dengan menyerukan kemampuan terbesar yang kita punya.

Luka Batin: Self-Responsibility

Setelah memiliki kesadaran pandangan akan berbenah diri, langkah selanjutnya yaitu dengan mendapatkan sebuah ilham bahwa dirimulah yang menjadi kendali atas hal-hal yang sudah terjadi. Jadikan diri kalian sebagai nakhoda andal yang sedang membawa kapal kehidupan bermuara di tempat terbaik. Jangan menyesalkan segala keputusan yang sudah diambil.

Kalian harus bisa bertanggung jawab atas semua penjajakan diri yang telah dilakoni. “I need to change myself”. Kalau tak begitu, kalian takkan bisa maju dan berbenah diri. Jika dirimu hanya berhenti sampai di sini, bagaimana nasib hidupmu di kemudian hari? Sudah adakah sebuah jaminan jika tanpa mengubah keadaan yang sekarang, hidupmu kelak akan tenang dan damai?

Baca Juga: Segudang Manfaat Puasa Gawai

Self-Forgiveness

Lagi-lagi takkan terlepas dari diri kita sendiri. Tanamkan dalam benak bahwa kalian membutuhkan penerimaan diri. “I forgive myself. Tak bisa semua hal yang ada di dalam kehidupan ini bisa dikendalikan oleh kita. Kita hanya bisa mengendalikan hal-hal yang ada di dalam diri kita, selebihnya biarkan yang lain menunaikan tugas dan kewajibannya sesuai dengan porsinya.

Oleh karena itu, jika ada banyak hal yang tidak mengenakkan kita, maklumilah. Berpasrahlah. Sadarilah. Terakhir, renungilah. Maafkanlah dirimu dan orang-orang yang telah berperan dalam peristiwa-peristiwa yang buruk itu. Hal tersebut bisa dilakukan ketika segala hal sudah diupayakan. Jadi, kamu takkan salah dalam mengambil keputusan. Kamu tak menyerah, hanya saja takdir yang menyuruhmu lebih mengalah.

Luka Batin: Grounding

Pastikan dirimu dalam jangkauan aman, nyaman, dan merasa bisa lebih baik dari keadaan yang sebelumya. “I feel save/supported”. Pada tahap ini, kalian akan merasa lebih bisa membuka mata setengah lebih lebar dan bisa melihat kenyataan yang sebenarnya. Melihat realitas apa saja yang harus kalian lakukan. Bisa berpikiran luas, menyadari bahwa siapa saja yang hidup di dunia ini tidak hanya berporos pada diri kita.

Merasa aman, nyaman, dan lebih baik dari sebelumnya juga akan memudahkanmu untuk berkaca pada masa lalu.

Joy

I am ready to shine!” Selamat! Jika semua tahapan bisa kamu lampaui, itu berarti kamu siap untuk bersinar lebih terang lagi. Pada tahap ini, evaluasi dari pengalaman-pengalaman yang telah terjadi sangat diperlukan. Kamu bias memaknai setiap proses kehidupan dengan baik, tanpa tergesa-gesa.

Teruntuk orang-orang hebat yang ada di samping dan belakang dalam hidupmu, ucapkan terima kasih. Bagaimanapun orang-orang tersebut sudah memberikan kita pacuan untuk bisa mengilhami arti dari proses kehidupan. Memberikan gertak untuk kita lebih bisa berbenah.

Kalian bisa menjumpai tip penyembuhan luka batin lainnya dalam buku bertajuk Mengheningkan Cinta, karya Adjie Santosoputro.

Satu hal yang ingin saya sampaikan kepadamu: Kamu berharga, kamu layak bahagia.

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra.

Maudy Ayunda dan Beasiswa ke Luar Negeri

Maudy Ayunda Beri Tips Lolos Beasiswa Luar Negeri

Mendapatkan pengumuman lewat surel perihal kelolosan beasiswa sangatlah bahagia, tetapi bagaimana cara mendapatkan beasiswa luar negeri, ya? Maudy akan berbagi tips agar kamu tembus beasiswa di luar negeri!

Kuliah di kampus bergengsi yang ada di luar negeri, bukan hanya untuk gaya-gayaan, biaya ditanggung oleh pihak yang berwenang, siapa pula yang tak menginginkannya? Terlebih para pengejar akademisi sangat mendambakan hal tersebut bisa menjadi miliknya. Kamu salah satunya?

Akan tetapi, tak serta-merta beasiswa yang terjabarkan di linimasamu juga bisa kamu ambil begitu saja, tentunya ada sederet syarat dan ketentuan agar kamu bisa mendapatnya tiket tersebut. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang sangat matang agar bisa menembus beasiswa tersebut.

Kali ini, saya membeberkan tips dari Kak Maudy Ayunda agar kita semua yang menginginkan beasiswa di luar negeri ada pandangan yang memudahkan langkah kita. Berikut beberapa poin penting dari Kak Maudy yang bisa kamu telaah dalam meraih beasiswa impian!

Persiapan yang Matang

Enam bulan hingga satu tahun merupakan waktu terbaik untuk mempersiapkan berbagai persiapan yang matang. Isi dari poin ini yang terpenting yaitu, ketika kamu benar-benar menginginkan ada lampu hijau dalam kelolosan beasiswa, berarti pacuan kegigihanmu juga harus ditambah.

Poin ini bisa juga kamu gunakan untuk mencari tahu lebih dalam daftar kampus mana saja yang ingin kamu jajaki. Mulai dari mencari kenalan yang sefrekuensi, teman belajar yang bisa ambisius, mengulik profil kampus dengan berbagai jalur tes yang disediakan, dan daftar beasiswa apa saja yang sedang dicanangkan. Mulai dari hal tersebut, kamu bisa memulai mengupas satu per satu materi soal-soal.

Pada tahap persiapan pikiran, kamu seharusnya sudah benar-benar matang dan tak ada keraguan lagi untuk melangkah agar mendapatkan beasiswa tersebut. Layaknya pepatah pada umumnya, pikiranmu memberikan sugesti terhadap dirimu. Jika dirimu yakin akan segala tindakan dan keputusan yang kamu ambil, hasilnya pun diharapkan dapat maksimal pula. Begitu pun sebaliknya.

Perhatikan Tema dan Topik

Dalam persyaratan kelolosan beasiswa, pastinya akan diberikan assignment test salah satunya berupa esai. Esai yang dibuat harus nyata dan kreatif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Menulis sebuah esai sama dengan menulis pada umumnya, tetapi akan ada perbedaan dari isi dan kerangka yang dibuatnya.

Esai untuk persyaratan beasiswa harus benar-benar terstruktur dan tersistem. Cara kita menggambarkan diri kita ke dalam sebuah tulisan. Kalian juga bisa mencari berbagai referensi untuk menambah pengetahuan membuat esai. Lalu, bisa juga diberikan referensi sebagai sumber tambahan. Esai yang ditulis harus nyata dan tak bersifat fiksi. Di dalam esai, nantinya akan ada penggambaran angan beberapa tahun ke depan kalian ingin menjadi seperti apa dan sebagainya.

Esai berfungsi sebagai salah satu penilaian kelolosan karena esai dapat digunakan tolok ukur bagaimana kita menyikapi suatu permasalahan, bagaimana pola pikir kita saat ini dan masa mendatang, dan lain-lain. Maka dari itu, menulis esai bukan perkara cepat atau lambat, melainkan harus benar-benar disusun berdasarkan penelitian pula.

Baca Juga : Ngobrolin Sukses Bareng Maudy? Beberapa Nasihat Untukmu

Jangan Hanya Fokus pada LoA (Letter of  Accaptance) Kampus

Masih banyak hal yang perlu diperhatikan, jangan hanya berkutat pada LoA. Banyak pelamar beasiswa fokus mendapatkan LoA dari kampus mereka. Padahal, LoA (Letter of Acceptance) itu baru 10% dari proses yang akan dihadapi, sisanya mencari beasiswa yang susah.

“Jangan kebalik urutannya, pertama beasiswanya dulu apa, baru cari tahu beasiswa tersebut akan biayain kita kalau kita daftar di kampus mana. Jadi, jangan fokus ke negara atau kampusnya. Harus tahu beasiswanya apa,” ucap Maudy Ayunda.

Jangan Hanya Fokus pada Satu Kampus

Perbanyak referensi daftar kampus yang akan dituju. Taruh harapan pada beberapa pilihan. Sediakan rapid recovery. Jika dirimu kurang yakin akan kampus utama, sediakan pula beberapa jalur beasiswa dari kampus yang lain. Hitung-hitung, kamu bisa memperluas pengetahuan sistem dan persyaratan beasiswa dari kampus-kampus ternama seperti apa dan bagaimana.

Tak Kenal Lelah Mempelajari TOEFL & IELTS

Sebenarnya, untuk poin ini bisa kalian gunakan latihan jauh-jauh sebelum masa pendaftaran beasiswa berlangsung. Bahasa Inggris memang bukan bahasa utama kita, tetapi kita harus bisa menjadikan bahasa Inggris sebagai alat penghubung kita dengan yang lain. Toh, nantinya kita juga akan tinggal dengan orang-orang dari luar negeri pula jika sudah lolos beasiswa.

Bahasa Inggris pula banyak ragamnya. Banyak yang masih perlu kita kuasai. Banyak grammar dan vocabulary yang perlu kita perkaya. Berlatih menggunakan soal-soal yang bisa diakses secara gratis maupun berbayar di berbagai platform sudah banyak yang tersedia.

Minta Doa Restu dari Kedua Orang Tua

Terakhir, tetapi mujarab. Doa terbaik dari orang-orang tersayang akan menambah peluang berhasilmu, terlebih doa yang tulus dari kedua orang tua. Orang tua bisa juga Maudears jadikan sebagai tempat berkeluh kesah dan meminta berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan karier, terutama pendidikan.

Kalian bisa menemukan pengembangan diri lainnya ala Maudy Ayunda lewat buku Dear Tomorrow yang tersedia di mizanstore.com.

Selamat berproses dengan beasiswa luar negeri impianmu!

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra

rekomendasi buku maudy ayunda

Rekomendasi Buku dari Maudy Ayunda

Berikut rekomendasi buku dari Maudy Ayunda yang dapat ia tulis dan rekomendasikan untuk kamu. Penasaran apa saja? Simak di sini. Kali ini, saya ingin mengajak kamu untuk berandai-andai–bahkan semoga bisa menjadi sebuah realisasi, ketika Maudy Ayunda akan menulis buku kembali. Sebenarnya, apa harapan Mauders terhadap genre buku yang dapat dijadikan Maudy sebagai referensi?

Setelah sukses dari berbagai sektor, Maudy Ayunda merambah juga ke dalam dunia kepenulisan. Dibuktikan dengan hadirnya buku yang diterbitkan di Bentang Pustaka seperti Dear Tomorrow dan Kina’s Story. Keduanya merupakan buku yang memiliki perbedaan genre. Dear Tomorrow merupakan buku catatan untuk masa depan Maudy dan kita semua sebagi pembaca, dan Kina’s Story masuk dalam genre anak yang disuguhkan dengan dua bahasa, Inggris dan Indonesia.

Rekomendasi Buku dari Maudy Ayunda

Hai, aku Maudy Ayunda! Semisal aku ingin menulis buku lagi,

kira-kira buku bergenre apa yang bisa aku bagi ke kalian? Bisa bantu aku memikirkannya?

Turut menjadi sorotan ketika salah satu postingan di akun Instagram @deartomorrowthebook yang berisikan pertanyaan untuk netizen ketika Maudy akan menulis buku lagi, buku genre apa yang dapat direkomendasikan. Banyak dari Mauders yang menjawab dari berbagai genre. Kita akan mengupasnya di bawah ini:

Pengembangan Diri

Banyak yang menanggapi postingan di Instagram terkait dengan usulan tulisan pengembangan diri. Saya rasa, Maudy Ayunda sudah memiliki bekal untuk dapat dibagikan kembali terkait titik perjuangannya dari awal meniti karier hingga seperti sekarang ini.

Banyak dari Mauders yang mempertanyakan “resep” apa saja yang Maudy Ayunda pegang teguh hingga dapat menjadikan dirinya wanita yang tangguh dan terus mengeksplorasi diri untuk memberdayakan potensi yang ada.

Di dalam pengembangan diri pun tak terlepas dengan kepribadian apik yang sudah ditanam sejak dini. Terlihat berita yang melintas di dalam karier Maudy, banyak cibiran yang membuat dirinya tetap maju dan menghiraukan hal-hal yang tak penting seperti gigi bagian depan Maudy menyerupai gigi kelinci, terlalu kurus, dan warna kulit yang tak berbanding lurus dengan konstruksi sosial masyarakat yang sudah terbangun.

Cemoohan yang berdatangan di kanal media sosial pun dihiraukannya begitu saja. Begitu salut kita semua melihat independensi yang diterapkan Maudy Ayunda. Kita pun semakin mempertanyakan “resep-resep” tersebut yang harapannya dapat dituangkan ke dalam karya tulisan.

Anak

Pendiam, pemalu, dan introver tak dapat dilepaskan dari kepribadian Maudy Ayunda saat masih kecil. Kita pun turut penasaran atas hal-hal yang dapat mendobrak keterbatasan tersebut agar dapat melangkah jauh dan memberikan sumbangsih terbaik.

Menjadi rumus yang sempurna ketika bahasan pendiam, pemalu, dan introver dapat dikemas dalam buku anak selanjutnya. Diberikan pemahaman yang ringan dan menambah dua bahasa–layaknya buku Kina’s Story, sangat apik jika buku bergenre anak ini dapat ditulis dan diterbitkan lagi.

Anggap saja sebagai bekal kemampuan anak, jika batasan-batasan apa pun dalam dikalahkan jika ada kemauan atau ambisi dan tekad yang mendalam. Semua anak berhak atas kedaulatan dan keberhasilan dirinya mencapai titik yang diinginkannya.

Baca Juga : Lima Kiat Maudy Ayunda dalam Meraih Mimpi

Pengasuhan Orang Tua saat Maudy Kecil

Kesuksesan dan keberhasilan seseorang patut untuk diapresiasi. Terlebih jika ada dorongan dan dukungan dari faktor internalnya, yaitu keluarga. Sangat bahagia tentunya keluarga besar Maudy Ayunda melihat karier anak-anaknya cemerlang dan menjadi sorotan baik bagi publik.

Hal itu menjadikan Mauders sangat ingin mengetahui pola parenting atau pengasuhan seperti apa yang diterapkan oleh orang tua Maudy. Harapannya tidak lain yaitu dapat memiliki pengetahuan yang baik agar saat mereka berkeluarga bisa menerapkan pola pengasuhan yang miliki output berkualitas.

Pendidikan

Menjadi tak asing ketika Maudy Ayunda merealisasikan tulisannya dalam genre pendidikan. Menorehkan berbagai curhatan pribadi yang terkait dunia kampusnya. Sangat menarik semisal Maudy membahas persoalan kehidupan S-1 dan S-2 yang dijalaninya di luar negeri, mengulik berbagai perbedaan sistem pendidikan di dalam dan luar negeri, serta berbagai macam tips yang dapat dijadikan motivasi untuk Mauders.

Musik

Selain aktif dalam intrakurikuler, Mauders akan cukup antusias jika semisal benar Maudy menulis buku lagi. Out of the box pula kalau Maudy membahas soal seni musik dan filosofi di dalamnya. Terbukti beberapa lagu sudah ditulis dan diterbitkannya.

Terdapat beberapa playlist kesukaan Maudy yang tercantum dalam buku Dear Tomorrow-nya. Sangat menarik jika Maudy menuliskan alasannya menyukai lagu-lagu yang dijadikannya sebagai peneman diri saat ambisius terhadap sesuatu.

Menjadi semangat juga ketika Mauders mendengarkan lantunan lagu yang direkomendasikan oleh Maudy lewat buku Dear Tomorrow. Karena dengan lagu, ada makna tersendiri dalam menyumbangkan sebuah pesan untuk lebih bisa berjuang dan tak mudah menyerah dalam melangkah maju.

Beberapa poin di atas merupakan gambaran kecil pemikiran kita semua jika dapat direalisasikan oleh Maudy Ayunda. Tentunya, Maudy akan memiliki pandangan juga yang dapat dijadikannya pilihan. Begitu besar harapan kita semua untuk Maudy agar menuliskan kisah inspiratifnya dan dibagikan ke khalayak. Tentu saja, rekomendasi buku dari Maudy Ayunda juga akan menemani pengembangan dirimu.

Terpenting, karya apa pun yang akan menjadi output Maudy Ayunda, baiknya kita mengambil nilai-nilai yang dapat menggugah hasrat kita pula agar dapat mengembangkan kapabilitas diri dan terus maju memberikan kontribusi terbaik.

Notes to My Future Self :

If anything, what you have now is time. Breathe and relax. Now is the time to seek and figure out who we are and what we want–and that is no easy task. Until then, it is natural to change your mind–even if it is for no reason other than “because your heart says so”. (Maudy Ayunda, Dear Tomorrow).

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra

Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa

Menjalahi Hidup Tanpa Putus Asa

Sedang putus asa? Merasa dunia sedang memusuhimu dan tidak ada seorang teman pun yang mau memahamimu? Terkadang adakalanya kita harus berdiri tegak menghadapi terjangan badai yang mengadang. Melalui sejarah, kita belajar bahwa masa suram pada akhirnya akan berlalu. Depresi besar yang ditimpali Perang Dunia pada awal abad ke-20 nyaris memusnahkan harapan banyak orang kala itu. Pengangguran di mana-mana. Perang dan kelaparan menjadi momok di semua negara. Namun, semua situasi buruk itu toh terlewati. Sekarang dunia kembali dilanda kegelisahan akibat pandemi. Harapan seakan fatamorgana. Keputusasaan menghantui banyak orang. Sedang merasa tidak punya harapan, yuk baca beberapa saran di bawah ini.

Miliki Lagumu Sendiri

Apa pun suasana hatimu, kehadiran sebuah lagu bisa semakin menguatkan atau justru mengubahnya. Pernahkah kamu merasa mendadak bersedih hanya gara-gara mendengarkan lagu tentang orang patah hati? Jika kita bisa bersedih hanya karena lagu, pastilah kita juga bisa mendapatkan efek emosi lainnya dari lagu, seperti bersenang hati ataupun bersemangat. Pilih lagu kesukaanmu, bisa dari genre apa pun. Setiap genre pasti memiliki lagu sedih dan lagu bahagianya sendiri. Penggemar musik dangdut mungkin bisa menyetel lagu-lagu Rhoma Irama, seperti halnya Ikal dalam Laskar Pelangi yang menggilai penyanyi legendaris tersebut. Tidak perlu pula harus mencari lagu dengan syair yang relevan. Selama entakan iramanya mampu membuatmu mengayunkan langkah lebih lebar daripada biasanya, mengapa tidak? Bagaimanapun, musik adalah bahasa universal.

Siapkan Celengan Semangat

Sedia payung sebelum hujan. Pepatah itu berlaku dalam segala hal. Kita tidak pernah tahu kapan masalah datang dan menimbulkan badai putus asa. Oleh karena itu, menyiapkan celengan semangat menjadi langkah yang menarik.

Pertama, siapkan wadah berpenutup. Kedua, setiap hari, masukkan satu atau beberapa potong kertas berisi kata-kata atau kutipan penyemangat. Selain kata-kata atau kutipan penyemangat, kamu juga bisa memasukkan pencapaianmu selama ini atau hal-hal menyenangkan yang membuatmu merasa bersemangat saat mengingatnya.

Kamu juga bisa mendapatkan kutipan dari buku-buku kesayanganmu. Tinggal pilih mana yang paling sesuai untuk situasi kamu.

Bacalah Buku yang Mengandung Nilai Inspiratif

Membaca buku, entah novel atau biografi, serupa dengan membaca kisah hidup orang lain. Percayalah, semua orang pernah mengalami masa-masa suram. Sebagian besar buku menceritakan kesulitan yang mendera tokoh dan kesulitan itu juga kerap kita alami. Kesulitan mencari biaya sekolah? Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah anak-anak miskin yang memiliki tekad kuat untuk bersekolah. Cemburu setengah mati pada gebetan? Simak Buku Besar Peminum Kopi dan tertawalah bersama. Frustrasi dengan nilai-nilai matematikamu? Baca kisah Aini dalam novel Guru Aini, dan niscaya kamu tidak lagi merasa sendiri.

Cari Bantuan

Ingat, kamu tidak sendiri sekalipun merasa demikian. Di luar sana akan selalu ada orang-orang yang mau peduli. Mulailah dari orang tepercaya, seperti keluarga, sahabat, teman, atau bahkan bantuan profesional seperti ahli psikolog. Berbagi kepada orang-orang tepercaya bisa membantu mengembalikan semangat. Seperti kata Salud dalam novel Orang-Orang Biasa yang selalu di-bully oleh Trio Bastardin dan Duo Boron: Dalam keadaan apa pun, berdua tetap lebih baik.

 

Saat kehilangan arah dan bayang-bayang keputusasaan mengintip, berhentilah sejenak. Berdamailah dengan keadaan ini. Berhentilah menuntut banyak kepada dirimu sendiri. Sadarilah bahwa dirimu adalah manusia biasa yang juga bisa merasa lelah dan berbuat kesalahan. Kegagalan hanyalah bagian dari titik-titik yang membentuk gambaran indah rencana Tuhan untuk hidup kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah bertahan melewati masa-masa sulit.

 

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Laskar Pelangi, Andrea Hirata

 

Lengkapi koleksi novel Andrea Hirata di toko-toko kesayangan Anda. Koleksi novel Andrea Hirata juga bisa ditemukan di Mizan Store dan Mizan Book Corner dengan diskon menarik!

meredakan cemas

Latihan Dasar Meredakan Cemas: Berani Menemui Cemas

Apakah kamu perlu untuk menenangkan pikiran dan meredakan cemas? Anxiety. Begitu banyak dari kita yang sering mengucapkan kata tersebut ketika berada dalam sebuah kebimbangan. Banyak dari kita pula yang tak sadar akan datangnya sebuah anxiety tersebut. Sering kali itu multitafsir dan pada akhirnya membuat pikiran kita menjadi kacau balau.

Suatu ketika, saya mendengar percakapan Adjie Santosoputro yang sedang bercengkerama dengan Sunyi, si pakar dari segala permasalahan pikiran dan batin. Tampak begitu syahdu mereka saling menuangkan pikiran dalam sebuah topik tentang “kecemasan dalam kehidupan”.

Suatu hari, Sunyi berkata kepadaku, ketika berani menemui rasa cemas, kita akan sadar bahwa hidup yang serba nggak pasti ini sudah sempurna apa adanya.

Meredakan Cemas ala Mengheningkan Cinta

meredakan cemas

Sadari sensasi tubuhmu, temani rasa dan masukilah, tersenyumlah, dan luangkan waktu untuk keluar ruangan dan lihatlah langit

“Boleh-boleh saja, setiap merasa cemas, kita berusaha mengusirnya. Kita melarikan diri darinya atau kita berupaya mengatasinya dengan mengalihkan perhatian, makan, belanja, minum alcohol, atau pakai obat-obatan … atau dengan melakukan reframing (mengubah sudut pandang) akan sumber kecemasan itu. Namun, sehebat apa pun usaha kita melawan cemas dan melarikan diri darinya, cemas akan selalu ada, bahkan cemas terasa lebih mengerikan,” ucap beberapa nasihat dari Sunyi kepada Adjie dengan perkataan yang jelas.

“Cemas” ada di dalam rumah kita. Ketika melarikan diri darinya, kita pergi, kita nggak bersamanya. Namun, mau nggak mau, akhirnya kita harus pulang ke rumah dan bertemu dengannya. Begitu pula ketika kita melawannya 100%, bersiaplah untuk mendapatkan serangan balik darinya 100%.

Sering kali, saat kita cemas, kita berusaha melawannya atau melarikan diri darinya … kita berpikir, Pergilah, Cemas! Kamu menyebalkan! Kenapa kamu menemuiku? Begitulah kira-kira gambaran yang kita bayangkan ketika cemas selalu datang menghantui diri kita. Terus berandai-andai … bakalan menyenangkan kalau kita nggak pernah merasakan sebuah kecemasan.

Beberapa tips meredakan cemas dari buku Mengheningkan Cinta karya dari Adjie Santosoputro di bawah ini dapat kalian jadikan referensi latihan dasar untuk membuat suasana diri dan sekitar menjadi aman serta nyaman ketika sebuah kecemasan datang menghampiri.

Ketika Merasa Cemas, Sadari Sensasi Tubuhmu

Jangan menghindar. Menghindar dari sebuah kecemasan dengan usaha yang keras justru akan melemahkan pikiran dan batinmu. Terima semua hal yang datang, terima sensasinya, dan jangan pernah menolaknya.

“Belajar untuk tidak memercayai cerita-cerita yang berkecamuk di kepalamu. Cerita-cerita itulah yang bikin kamu cemas. Sadari saja apa yang dirasakan tubuhmu. Di bagian mana rasa cemas itu berada?”

Kamu berhak atas semua kendali yang ada di tubuhmu. Kamu punya otoritas akan hal itu. Kendalikanlah, jangan pernah mudah digoyahkan oleh sebuah kecemasan. Kelabuhi “dia” dengan siasat-siasat yang sekiranya dapat kita robohkan.

Temui Rasa Cemas Itu … Temani Rasa Itu dan Masukilah

“Coba untuk tidak lari, tetapi temanilah sensasi tubuh yang kita rasakan. Ketimbang melawannya atau menginginkan rasa cemas itu berhenti … sebaiknya kita membuka diri untuk merasakan dengan sepenuhnya. Merasakan cemas dengan ikhlas. Layaknya anak kecil yang serba-ingin tahu. Rasa cemas ini sebenarnya bagaimana, sih? Apakah intensitasnya berubah-ubah? Reaksi pikiranku terkait rasa cemas ini bagaimana?”

Baca juga : Adjie Susantoputro Praktisi Mindfulness Milenial

Tersenyumlah

“Tumbuhkan sikap ramah terhadap rasa cemas. Sadari rasa cemas sebagai hal yang wajar, yang dirasakan sebagai manusia. Belajarlah ramah terhadap rasa cemas. Lihatlah ini sebagai kesempatan kita untuk berteman dengan cemas yang akan bersama kita sepanjang hidup. Sebuah peluang untuk belajar nyaman di tengah ketidaknyamanan. Kalau bisa melakukan ini, kita akan menjadi manusia bermental baja dan mudah berbahagia.

Luangkan Waktu Buat Keluar Ruangan dan Lihatlah Langit

“Ini akan membantu kita untuk meluaskan sudut pandangmu. Biasanya, reaksi kita saat cemas adalah berusaha melawannya karena kita terjebak dalam sudut pandang yang sempit, bahkan ada sebagian orang yang terbiasa egois. Sadari bahwa pikiran kita ini seperti langit biru … bukan sempit, melainkan sangat luas,” tegas ucapan Sunyi sembari menatap mata Adjie.

“Nah, kita bisa melihat rasa cemas layaknya sebuah awan di pikiran, di ruang yang sangat luas dan terbuka. Jadi, nggak perlu lalu larut dalam awan cemas itu. Kita bisa melihat rasa cemas seperti awan … sifat alaminya adalah temporer, sementara. Nggak kekal, nggak abadi. Rasa cemas hanya melintas dan akan berlalu. Bukan cemas, melainkan pikiran yang sangat luas dan terbukalah yang akan selalu menemani kita.”

Dari melihat ucapan Sunyi di atas, bisa kita ambil sebuah kesimpulan bahwa setiap insan yang merasakan sebuah kecemasan harus bisa dilihatnya sebagai sisi yang positif. Berarti insan tersebut sudah berani melangkah jauh angan dan pikirannya. Sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan datang dan memikirkan apa saja yang perlu dijadikan amunisi.

Mengheningkan Cinta: Buku untuk Meredakan Cemas

Beberapa hal di atas merupakan latihan dasar dari Adjie Santosoputro yang dituangkan dalam karyanya berjudul Mengheningkan Cinta. Kalian bisa menemui kelengkapan kisah Sunyi dan petuah lainnya di mizanstore.com. Dilihat dari judulnya memang sepertinya membahas soal percintaan, tetapi lebih dari itu, buku Mengheningkan Cinta menghadirkan esensi penyembuhan luka batin dan cara menghadapinya.

Bagaimanapun, berbagai latihan yang ada sangat sulit memang. Saya pun tak menjamin latihan-latihan dasar di atas dapat mendapatkan testimoni baik secara langsung, tetapi setidaknya ada usaha yang kita kerahkan untuk mengobati rasa cemas yang sedang melanda.

Saya tahu kamu bisa. Anggap saja ini semua masa transisi untuk menjadikan dirimu lebih kuat dan tangguh pada masa mendatang. Cemas itu hal biasa, hal wajar yang bahkan semua manusia yang masih bernapas pun pernah atau sedang mengalaminya. Kamu tak perlu khawatir berlebihan. Kamu hanya perlu istirahat sejenak dari kepenatan yang ada.

Jangan pernah memaksakan sesuatu lebih dari takarannya. Berjalan atau berlarilah sesuai porsinya. Sebisa kamu, asalkan kamu mampu untuk menjalaninya. Sedihnya sudah? Mari kita saling merayakan keheningan pilu yang sudah berlalu dengan torehan senyum yang ada di parasmu.

Salam,

Anggit Pamungkas Adiputra

Andien Aisyah

Andien Aisyah, dari Menyanyi Jazz hingga Jadi Ibu

 

Andien Aisyah

Andien Aisyah Belahan Jantungku

Andini Aisyah Haryadi atau lebih dikenal dengan nama Andien Aisyah. Ia adalah seorang penyanyi jazz asal Indonesia yang telah menelurkan tujuh album selama dua dekade dalam industri musik. Tak hanya musik jazz, Andien juga memiliki ketertarikan pada bidang fashion.

Tiga tahun lalu, Andien dianugerahi seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru, atau lebih akrab dipanggil Kawa. Sejak menjadi ibu, kiprah Andien di Indonesia kian meluas, tidak hanya dalam bidang musik dan fashion, tetapi juga lifestyle.

Selama ini, metode asuh yang diterapkan oleh Andien pada Kawa banyak “kontroversional”, benarkah? Yuk, kenali Andien lebih dalam.

Andien Aisyah Menekuni Jazz Sejak Belia

Sejak kecil, Andien selalu lebih tertarik pada lagu-lagu jazz. Saat teman-temannya lebih menyukai lagu-lagu Whitney Houston, Andien lebih suka dengan lagu Girl From Ipanema. Bakat menyanyi ini tak disia-siakan. Andien selalu menjuarai kontes menyanyi di Indonesia maupun di luar negeri. Hingga pada usia 15 tahun, Andien menelurkan album pertamanya berjudul Bisikan Hati.

Menikah pada 2015

Andieh Aisyah telah menikah dengan Irfan Wahyudi, atau akrab disapa Ippe. Pertemuan mereka berawal dari event yang diikuti Andien. Kala itu Ippe adalah seorang EO. Saat ini, Ippe aktif menjadi fotografer dan menekuni hobi sepeda.

Andien dan Ippe Dianugerahi Kawa

Tak lama setelah menikah, Andien Aisyah dikaruniai seorang putra yang lucu bernama Anaku Askara Biru. Kawa adalah panggilannya sejak sebelum lahir. Nama Anaku Askara Biru diambil dari beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Jepang.

Metode Parenting Andien Aisyah

Sejak memasuki kehamilan, Andien mempelajari beberapa metode mengasuh anak. Pada masa kehamilan, ia aktif mengikuti yoga dan mengonsumsi makanan penunjang kehamilan. Setelah itu, Andien mulai banyak menyuarakan mengenai gentle birth. Pada proses kelahiran pun Andien memilih metode water birth atau melahirkan di dalam air. Metode-metode yang diterapkan Andien ini menjadi kontroversi pada beberapa kalangan.

Akan tetapi, ternyata metode gentle birth yang diterapkan Andien sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang. Yang perlu diperhatikan dari metode ini adalah bahwa proses melahirkan bukanlah proses yang penuh paksaan.

Selain metode tersebut, Andien sudah menerapkan metode BLW atau Baby Lead Weaning pada Kawa sejak berusia 5 bulan. Artinya, Kawa sudah bisa mengonsumsi makanan padat sedari dini. Metode ini pun menuai kritikan dari beberapa pihak. Namun, Andien punya alasan tersendiri ia menerapkan BLW pada Kawa.

Andien menceritakan perjalanan hidupnya sebagai seorang perempuan dan sebagai ibu ke dalam buku pertamanya, Belahan Jantungku. Tidak hanya tulisan Andien, di dalam buku ini pun terdapat tulisan beberapa praktisi kesehatan dalam bidangnya masing-masing, seperti Reza Gunawan, Najeela Shihab, Couch Yusa, dr. Ratih Wulandari, dan lainnya. Buku ini bisa mulai dipesan 26 Oktober 2019. (Afina)

© Copyright - Bentang Pustaka