Tipe Hubungan Orang Tua dan Anak: Secure dan Insecure Attachment
Tipe kelekatan hubungan dengan anak (bahasa Inggris: attachment) secara umum terbagi menjadi dua. Satu, secure attachment, hubungan yang bersifat negatif; dan insecure attachment, hubungan yang bersifat negatif. Tapi, sebelumnya, apa itu kelekatan hubungan jika kita kaitkan dengan relasi antara orang tua dan anak?
Attachment, dalam dunia psikologi di Indonesia, kerap disebut sebagai kelekatan hubungan. Dengan kata lain, hubungan afektif antar satu individu dengan individu lainnya. Dalam konteks hubungan orang tua dan anak, ini merujuk pada ikatan emosi keduanya, bagaimana orang tua dan anak terhubung secara emosional.
Kelekatan hubungan adalah fondasi dari interaksi antara orang tua dan anak. Ketika kelekatan hubungan ini renggang, atau rekat, interaksi antara keduanya pun akan berbeda.
Baca juga: Permainan Anak Tradisional yang Membentuk Anak Tangguh dan Bahagia
Secure Attachment
Secure attachment dapat diartikan sebagai hubungan yang aman (secure). Hubungan yang secure bersifat positif, kuat, dinamis, harmonis, tidak tergoyahkan, dan menjadi bekal untuk interaksi yang hangat antara orang tua dan anak.
Secure attachment ditandai dengan anak yang menunjukkan kepercayaan diri saat orang tua ada di dekatnya. Anak mungkin akan sedikit stres saat orang tua pergi, tapi ketika orang tua kembali, anak segera menjalin hubungan kembali dengan orang tua. Dari sisi orang tua, orang tua bersifat terbuka dan responsif. Orang tua melihat diri sendiri sebagai pribadi yang berharga dan pantas dicintai.
Secure attachment membuat orang tua dan anak tidak ragu untuk mencari tahu apa yang diperlukan agar hubungan mereka berjalan baik. Meminta umpan balik, terlibat dalam konflik atau konfrontasi, semua dapat mereka jalani demi membangun hubungan yang lebih baik lagi. Hal ini dapat berupa duduk bersama untuk mendiskusikan masalah, membuat batasan (boundary) apa yang bisa dan tidak dilakukan, dan lain sebagainya.
Insecure Attachment
Bertolak belakang dengan secure attachmenti, insecure attachment dapat diartikan sebagai hubungan yang tidak aman (insecure). Hubungan yang insecure biasanya penuh kecurigaan, pihak-pihak terlibat tidak percaya atau saling meragukan satu sama lain. Hubungan ini dapat menghambat pertumbuhan emosional orang tua maupun anak, di antaranya menimbulkan perasaan tidak aman, tidak percaya diri, goyah, atau bimbang.
Anak cenderung tidak menunjukkan kepercayaan diri saat orang tua ada di dekatnya. Mereka menunjukkan stres saat orang tua pergi, namun ketika kembali, mereka justru menghindari atau berlagak cuek pada orang tua. Orang tua dalam hubungan ini cenderung mempertanyakan apakah diri mereka pantas untuk dihargai dan dicintai? Apakah mereka telah melakukan hal yang benar?
Insecure attachment sendiri dibagi menjadi 3:
Insecure-Avoidant
Reaksi individu terhadap hubungan adalah menghindar. Anak seolah berlagak cuek dan tidak ingin menaruh hati pada orang tua, menolak terlibat secara emosional dengan orang tuanya. Sementara itu, orang tua merasa tidak nyaman membicarakan perasaan dengan orang terdekatnya.
Insecure-Ambivalent
Reaksi individu terhadap hubungan adalah kebingungan. Anak bersikap cemas saat orang tua ada di dekatnya, stres saat tidak bersama orang tua, tetapi marah dan menolak kontak ketika orang tua kembali. Pada orang tua, contohnya adalah marah ketika pasangan pergi, tapi bersikap jual mahal atau mencari gara-gara saat pasangan kembali.
Insecure-Disorganized
Reaksi individu terhadap hubungan adalah tidak tertebak. Anak bersikap tidak konsisten saat orang tua hadir ataupun tidak hadir. Biasanya terjadi pada anak dengan pengalaman trauma atau kekerasan. Pengalaman itu membuat ia membangun pertahanan diri yang berubah-ubah tergantung kondisi di rumahnya.
Lantas, bagaimana caranya membangun hubungan yang positif dengan anak? Ketika orang tua sudah memiliki bejibun aktivitas setiap harinya, menyempatkan cukup waktu dengan anak kadang sulit dilakukan. Dalam bukunya yang berjudul Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay, Astrid Wen menyajikan cara-cara membangun hubungan baik dengan anak dalam 15—30 menit setiap harinya.
Buku Theraplay pertama di Indonesia karya Astrid Wen, praktisi Theraplay dan pendiri Theraplay Indoesia, akan hadir akhir tahun ini di Bentang Pustaka. Info selengkapnya dapat diakses melalui Instagram Bentang.
Sumber: Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay (Astrid Wen)
Kontributor artikel: Anggarsih Wijayanti
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!