Tag Archive for: Tasaro GK

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi: Kisah Perjalanan Al Masih dalam Novel Karya Tasaro GK

Kisah tentang perjalanan hidup Al Masih seorang tokoh besar atau sosok yang tersohor namanya selalu menarik untuk disimak. Hidupnya penuh dengan perjuangan. Dari tantangan demi tantangan itulah yang membuat kisah hidupnya dapat dijadikan teladan bagi banyak orang lain. Salah satu kisah perjalanan hidup yang menarik untuk diketahui adalah kisah Al-Masih.

 

Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi

Setelah sukses dengan Al-Masih 1: Putra Sang Perawan, kini Tasaro GK meluncurkan buku kelanjutan dari serial Al-Masih. Buku kedua ini berjudul Al-Masih 2: Lelaki yang Diurapi. Masih tentang satu sosok yang sama, yaitu Al-Masih, buku kedua ini menghadirkan banyak kebaruan dari segi cerita. Banyak kisah menarik yang ditulis hingga mampu memperkaya wawasan pembaca tentang sosok Al-Masih. Penasaran?

 

Proses Kreatif Tasaro GK

Dalam menulis novel, ada proses kreatif yang harus ditempuh seorang penulis. Proses tersebut meliputi pencarian ide, riset, kepenulisan, dll. Tak main-main, untuk dapat menulis kisah Al-Masih, Tasaro GK melakukan riset selama 10 tahun. Selain itu, proses penulisannya juga melibatkan Romo Indra Sanjaya, yaitu dosen Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma, sebagai editor ahli.  Hal ini bertujuan untuk memastikan kebenaran cerita yang ditulis. Ide cerita ini unik karena berasal dari berbagai sudut pandang agama. Ide cerita ini mendapatkan penghargaan juara ke-3 Ide Terbaik se-Asean dalam event International Malaysian Book Fair.

 

Sudut Pandang Cerita yang Semakin Kompleks

Jika dalam Al-Masih 1: Putra Sang Perawan lebih di dominasi kisah dari sudut pandang Islam dan Kristen, buku kedua ini muncul sudut pandang baru, yaitu Yahudi. Dengan membacanya, kita akan diajak mengenal sosok Al-Masih yang lain. Dalam Islam, kita mengenalnya sebagai Nabi Isa. Dalam Kristen ia dikenal sebagai Yesus Kristus. Nah, dalam kepercayaan Yahudi, sosok Al-Masih disebut sebagai Yeshua. Jika Al-Masih 1 lebih banyak bercerita tentang kelahiran Al-Masih, novel Al-Masih 2 bercerita tentang perjalanan dakwahnya.

 

Selain tokoh utama Al-Masih, buku ini juga menghadirkan sosok ibunya. Dia adalah perempuan suci yang melahirkan Al-Masih tanpa perantara ayah. Sama dengan Al-Masih, sosok ini juga dihadirkan dalam tiga sudut pandang berbeda. Dalam kepercayaan Islam, ia dikenal sebagai Maryam, dalam agama Kristen ia bernama Maria, dan dalam keyakinan Yahudi ia disebut sebagai Miryam. Tiga sudut pandang berbeda inilah yang membuat serial Al-Masih menjadi kompleks dan kaya akan wawasan. Kisah perjalanan Al Masih bisa kamu temukan di sini.

 

  • Putri Maulita
menulis fiksi shirath

Menulis Fiksi dengan Fiksi Rekomendasi: Shirath

menulis fiksi shirath

Menulis fiksi seperti novel Shirath bagi beberapa orang adalah hal yang berat. Selain karena pembiasaan, faktor lain adalah mengisahkan kehidupan fiktif di dalam sebuah media. Mengatasi hal tersebut, banyak sekali solusi yang bisa dilakukan, misalnya dengan memperbanyak bacaan sesuai lini yang ingin kita buat. Misalnya dalam menulis fiksi dewasa, tentu membutuhkan banyak literatur acuan untuk menajamkan skill kepenulisan. Penulis dengan literatur yang beragam dan bervariasi memungkinkan banyaknya perbendaharaan kata dan imajinasi dalam pikiran. Saat menulis fiksi dewasa, tentu beberapa saran judul buku yang bisa menjadi acuan akan banyak sekali. Salah satunya yang bisa dibaca dan menjadi rujukan inspirasi adalah karya Tasaro GK yang berdiksi indah dan kaya akan penggambaran setting lokasi, novel Shirath.

Menulis Fiksi Seperti Novel Shirath

Saat menulis fiksi, ada banyak sekali hal krusial yang harus dibangun oleh sang penulis. Salah satunya, penokohan yang “hidup”. Komponen tersebut bisa dengan mudah terlihat dalam kisah yang digambarkan tasaro GK dalam novelnya yang terbit awal tahun 2021 ini. Tokoh utama dalam kisah ini, Kashmir seolah menjadi  figur yang begitu nyata akibat penokohannya yang begitu kuat. Sebagai tokoh yang terluka, Kashmir menjadi sosok yang menyita perhatian pembacanya. Lika-liku Kashmir mengatasi perasaannya. Sekaligus menghadapi demensia yang perlahan merenggut segala ingatannya akan komponen cerita. Tasaro GK dan kelihaiannya membangun penokohan bisa menjadi referensi menulis fiksi untukmu.

(Baca kelebihan novel Shirath artikel terkait Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath)

Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah latar yang harus terasa begitu nyata bagi pembaca.  Membuat pembaca merasakan esensi waktu dan lokasi bukan hal yang mudah dalam menulis fiksi. Akan tetapi, dengan kepiawaiannya, Tasaro GK bahkan menghadirkan banyak lokasi dengan latar yang terasa begitu nyata. Tidak hanya mengambarkan tempat-tempat di Indonesia, Tasaro meletakkan tokoh-tokohnya di belahan wilayan yang berbeda-beda. Selain membangun penempatan yang nyata, perbedaan waktu yang digambarkan oleh Tasaro mampu menunjang latar cerita yang begitu rapi dan apik. Dengan membawa Shirath, kamu bisa mengantongi solusi-solusi permasalahanmu dalam menulis fiksi.

Dapatkan Solusimu

Shirath adalah salah satu novel fiksi dewasa yang bisa kamu dapatkan di Mizanstore. Buku terbitan Bentang Pustaka ini masih tersedia dan menunggumu mengembangkan inspirasi berdasarkan keunggulan buku yang ada di dalamnya. Yuk, tulis kisahmu dan hadirkan kisah-kisah berkualitas seperti karya Tasaro GK yang satu ini!

 

representasi keluarga sebagai bentuk sosial

Pengaruh Latar Sosial dalam Kisah Cinta Manusia

Dalam suatu lingkungan sosial, saat seseorang sampai pada usia yang dianggap menikah, sering kali dihadapkan dengan banyak sekali kerisauan. Perihal siapa, perihal bagaimana, hingga menjawab harfiah pernikahan. Apa itu pernikahan sering kali dihubung-hubungkan dengan perasaan cinta. Seolah-olah syarat mutlak dari menikahi seseorang adalah cinta—sebuah rasa yang tidak kasat mata. Nyatanya, banyak sekali faktor-faktor lain. Di Jawa, ada istilah bibit bebet dan bobot, yang menjadi syarat sah seseorang yang bisa diterima oleh suatu keluarga. Latar keluarga hingga personality dan juga materi yang bersifat wajib untuk diperhitungkan. Dalam kisah cinta, latar sosial mengiringnya demi mewujudkan suatu kisah cinta yang manis dalam bahtera pernikahan. Tidak terkecuali dalam kisah cinta milik Kashmir dan Kanya.

Kashmir: Sebuah Refleksi Tokoh

Membicarakan Kashmir, pembaca seolah tidak pernah bisa lupa perihal pembentukan karakter dan penokohan milik pria satu ini. Dalam novel Shirath, Kashmir adalah tokoh yang diceritakan dengan segala kemalangannya. Namun, beriringan dengan kemalangan tersebut, Kahsmir adalah pria yang teguh dan pekerja keras. Pekerjaannya, kehidupannya stabil meski di balik itu semua, latar belakang kehidupannya seolah bergelayut dan menjadi sesuatu yang tidak pernah terlepas. Lahir dengan keluarga yang dianggap merugikan masyarakat, hidup dan dewasa tanpa kedua orangtuanya, dan cap untuk sosoknya yang sebenarnya tidak seperti opini lingkungan sosialnya.

Ketika bertemu dengan Kanya, Kashmir seolah merasa terhadang oleh kisah hidupnya sendiri. Spekulasi-spekulasi keburukan atas dirinya memenuhi pikiran Kashmir. Latar sosial yang membayangi kehidupannya menjadi tembok pembatas yang begitu tinggi untuk bisa menikahi pujaan hatinya tersebut. Alih-alih menikahi, meraih pun Kashmir terhempas.  Bibit bebet dan bobot tidak memihak padanya. Meski demikian, apalah arti latar belakang sosial bagi satu cinta utuh yang diberikan Tuhan untuk makhluknya?

Cinta dan Sosial

Latar sosial barangkali bisa membatasi realisasi manusia atas perasaannya. Gagal menikah, hubungan yang kandas, atau bahkan hubungan yang tidak pernah benar-benar dimulai. Pun demikian pada kisah cinta milik tokoh utama dalam novel Shirath karya Tasaro GK tersebut. Kashmir hadir sebagai jawaban yang menggantung, dari serangkaian tanda tanya yang dihadirkan oleh Kanya. Karenanya, mereka seolah tidak bisa saling memiliki, entah terbatas oleh latar sosial, atau perihal kehidupan—yang dibangun Tasaro GK—menjadi begitu kejam atas keduanya.

Ikuti kisah Kashmir dan Kanya lewat novel Shirath yang bisa kamu dapatkan di https://mizanstore.com/shirath_70425

Tasaro GK

Merengkuh Pembaca dalam Karya ala Tasaro GK

Tasaro GK belum lama ini menghadirkan buku barunya yang berjudul Shirath. Sebuah kisah yang dibumbui dengan begitu banyak gelora, rasa, dan asa. Shirath yang belum setahun terbit ini sebelumnya telah dinantikan oleh pembaca setia dari sang juru cerita, Tasaro GK. Sebagai karya sekuel dari Sembilu, para pembaca begitu antusias menantikan kehadirannya. Pada novel sebelumnya, tokoh Kashmir dan Kanya begitu menarik perhatian dengan kisah keduanya yang begitu menguras emosi pembacanya. Tak hanya itu, Shirat yang kemudian hadir sebagai suatu karya tulis dengan diksi yang begitu mendayu, seolah menjanjikan para pembaca untuk esensi membaca yang sama dengan karya Sembilu.

(Baca juga Shirath: Anak Rohani Tasaro GK)

Mendapat Tempat di Hati Pembaca ala Tasaro GK

Bagi para pembaca, tokoh Kashmir dan Kanya memberikan efek yang begitu dalam sepanjang jalan kisah. Kisah cinta dari kedua tokoh tersebut memang sebuah pusat sekaligus poros cerita, tetapi dimensi cerita perihal keduanya mampu memberi atensi yang begitu besar saat proses pembacaan. Terlebih ketika Kashmir membawa para pembaca dalam perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain, untuk meluruhkan rasanya terhadap Kanya. Dari Bandung, Yogyakarta, hingga Stockholm, dan negara-negara lainnya. Cara Tasaro menggambarkan rasa dan lokasi latar untuk dimensi dalam novel Shirath lagi-lagi tidak mengecewakan para pembaca yang terseret dalam alur cerita. Perpindahan wilayah yang masih melibatkan rasa yang sama untuk satu orang wanita. Rasa cinta dan setia selalu berhasil memenangkan hati pembaca.

Tidak jauh berbeda dengan kisah Sembilu, sekuelnya ini berhasil memeluk para pembaca dengan cara yang tidak kalah romantik dari rasa Kashmir dan Kanya. Para pembaca tidak sedikit yang menyebutkan perasaan mereka yang begitu campur aduk menyaksikan perjalanan kedua tokoh sentral tersebut. beberapa pembaca juga mengakui meloloskan air mata sedih, kecewa, dan haru mereka sepanjang proses pembacaan. Barangkali beginilah cara Tasaro merengkuh pembaca, dengan meletakkan rasa untuk mendapatkan rasa yang lainnya dari orang-orang yang membaca karyanya ini.

Satu di Antara Mereka

Belum genap setahun dan euforianya masih bisa didapatkan dan akan selalu dapat terasa. Buku selalu dapat menemukan pembacanya. Setelah proses pembacaan-pembacaan dari beberapa orang, Shirath masih bisa menjadi rekomendasi kepada para pembaca baru lainnya. Buku ini masih tersedia dan menunggu pembaca lainnya untuk masuk dalam pusaran ceritanya. Jadilah datu dari sekian banyak pembaca yang merasakan sensasi tulisan ala Tasaro GK.

 

cinta dalam ancaman demensia

Cinta dalam Ancaman Demensia

cinta dalam ancaman demensia

Cinta dalam ancaman demensia. Cinta menjadi sesuai yang begitu krusial bagi manusia. Dihadang oleh dua kemungkinan, berbalas ataupun terabaikan. Dari sekian banyak kemungkinan, orang-orang tetap mengusahakan perasaan mereka pada orang yang tercinta. Banyak cara untuk tetap mencintai, banyak cara untuk tetap mengusahakan rasa.

Namun, banyak pula rintangan yang dihadirkan oleh kondisi bagi orang-orang yang mencinta. Tasaro menghadirkan rasa cinta dalam karyanya yang terbaru, Shirath. Usaha untuk tetap mencintai di tengah-tengah konflik, itu yang dibangun oleh penulis kondang ini. Tidak seperti kisah cinta pada umumnya yang tersebar di kancah dunia penulisan, konflik Tasaro GK dapat disebut lebih segar dan “lain”. Tasaro GK memberi imbuhan konflik medis dalam kisahnya—yang mana membutuhkan data dan keabsahan. Demensia memberi sensasi pada karyanya kali ini

Cinta dalam Ancaman Demensia

Mengusung demensia bukan hal yang mudah bagi Tasaro GK. Demensia menjadi komponen yang krusial dalam kisah ini. Kisah Kashmir dan Kanya menjadi lebih berwarna dengan konflik ini. Demensia merupakan penyakit tentang ingatan. Penyakit ini mengikis ingatan secara perlahan, dan ongat. menjadikan pesakitnya akan melupakan hal yang ada di dalam hidupnya. Membawa Demensia dalam kisah ini erat kaitannya dengan usaha untuk mengingat pada memori yang tersisa. Menghubungkan konflik ini dengan kisah romansa menghadirkan usaha berlebih pada rasa yang dihadirkan dalam tokoh-tokohnya.

(Baca lebih lanjut tentang penyakit ini di Shirath.)

Demensia memberi motif berlebih pada Kashmir untuk terus berusaha, untuk terus tetap mencintai Kanya dan mempertahankan Kanya dalam benaknya. Usaha untuk tetap mencintai menjadi begitu relevan, menjadi begitu ternalar, bukan sekadar cinta buta tanpa tujuan. Ingatan dalam lingkup kisah cinta Kashmir dan Kanya memiliki satu tujuan: untuk tetap saling cinta dan mengingat.

Rekomendasi untuk Kamu

Pembaca pun berperan sebagai seorang pengelana dalam perjalanan yang dibangun dalam kisah ini. Perjalanan panjang tentang rasa, bahkan tentang diri sendiri. Mengingat di antara kesempitan bukanlah hal yang mudah. Hal itu justru menjadi daya tarik dari jalan cerita novel Shirath ini. Tasaro GK membangun konflik dengan begitu rapi, terarah dan bermotif. Meninggalkan kesan klise dalam stereotip kisah fiksi romance, karya ini bisa menjadi rekomendasi bagi para pecinta kisah romance yang unik dan tidak biasa. Selain itu, pembaca dihadirkan sebagai seorang “pendengar” bagi para tokohnya yang berkisah. Mereka menanti para pembaca untuk terus merasakan cinta yang sedang berusaha dibangun untuk tetap ada dalam ingatan.

gambaran dua orang yang saling beusaha meraih asa dan rasa mereka

PENGEMBARAAN RASA DALAM SEBUAH KATA

Menggambarkan suatu rasa seperti menuangkan sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang tidak berwujud dan maya. Perwujudan dalam penggambaran rasa dapat dihadirkan melalui perwatakan dari setiap tokoh-tokohnya. Dapat pula berupa suasana yang dibangun sepanjang cerita. Semua penunjangnya tidak pernah terlepas dari cara penulis mengekspresikan perasaannya, melebur dalam seluruh tulisan yang dituangkannya dalam satu media. Seperti yang dilakukan Tasaro GK kepada karyanya yang paling baru: Shirath. Sebagai sekuel dari novelnya yang berjudul Sembilu. Novel ini menghubungkan pembacanya dengan dimensi rasa, dengan digiring oleh kedua tokohnya yang saling mencintai, Kashmir dan Kanya. Dalam novel ini, pembaca adalah pengamat dan sisi yang kelak akan dibawa dalam sebuah media yang begitu luas, tapi terangkum dalam satu buku.

Shirath adalah perjalanan panjang Kashmir, yang berusaha menemukan Kanya sebagai muaranya. Dengan gaya tulisannya yang selalu indah, Tasaro GK bermain dengan diksi-diksi yang mendukung genre dari tulisannya ini. betapa suatu paket yang kombo, membaca kisah cinta dengan diksi yang mendayu dan romantis. Keunikan ini ditambah dengan cara Tasaro tidak membuat tulisannya terkesan berlebihan atau yang sering dikenal sebagai klise.

Ekspresi dari Hati

Sebab tokoh adalah perpanjangan tangan dari sang penulis, maka Kashmir adalah perpanjangan tangan dari Tasaro GK. Tasaro memberikan “keleluasaan” sepenuhnya kepada dirinya sendiri untuk menggambarkan tokoh Kashmir sesuai dengan ekspresi yang hendak disalurkannya pada karyanya ini. Baginya, karya ini menguras perasaannya dalam proses penulisannya, dan pada tokoh-tokohnya, termasuk pada Kashmir-lah pembaca akan menemukan ekspresi hati milik Tasaro. Tasaro membangun perspektif cinta seperti pada mata koin, yakni dua sudut pandang, dihadirkannya pula Kanya yang melengkapi rasa yang sedang dibangunnya pada semesta novel Shirath.

Pada setiap jatuh cinta, kehilangan, melepaskan, Shirath bisa mewakili segala rasa dan mengosongkan relung pembacanya. Shirath mampu menjadi suatu media menilik kembali rasa yang pernah ada, sebuah rasa yang dihadirkan oleh Tuhan untuk makhluknya. Sebab pada dasarnya, kita semua pasti pernah masuk dan mengalami sebuah rasa yang menggebu-gebu pada suatu hal bernama cinta. Atau mungkin merasa rindu, Tasaro mengajak pembacanya menafsirkan kembali melalui satu pertanyaan: “untuk apa sejatinya cinta itu ada dan hadir” dan menjawabnya pada perjalanan panjang milik Kashmir dan Kanya.

Mulai perjalananmu di https://mizanstore.com/shirath_70425

Takut Membuka Masa Lalu

Untuk Kamu yang Masih Takut Membuka Masa Lalu

Apakah kamu takut membuka masa lalu? Diskusi tentang masa lalu atau catatan sejarah sering kali tak ingin dilakukan. Jangan jauh-jauh, urusanmu dengan mantan saja kadang kamu pinggirkan dari bahan obrolan, kan? Padahal disadari atau belum, mereka dan kisah kemarinlah yang membentuk dirimu menjadi sosokmu sekarang. Begitu pun dengan skala sejarah yang lebih besar, sebuah kelompok atau tempat dibangun dengan banyak sekali sejarah yang menyertainya.

Sayangnya, lagi-lagi kita sering tak berkenan mengulik rangkaian peristiwa masa dulu karena merasa tidak relevan dengan hidup kita. Belum lagi, kebiasaan menghafal sejarah melalui tanggal-tanggal dan nama tokoh yang kadang terlalu sulit untuk diucapkan. Kalau sudah begitu, belum juga paham alurnya, otak kita sudah panas duluan. Beberapa cara di bawah ini mungkin patut dicoba untuk mengubah ketakutan itu.

Tilik Sejarah yang Menggelitik

Untuk memulai menjadikan sejarah tidak begitu saja terlewat, kita bisa mengulik dari benda-benda atau kebiasaan yang sering sekali ditemui dan tentu saja menarik bagi kita. Seperti misalnya, mengapa resep makanan tradisional Indonesia menggunakan banyak sekali rempah-rempah dan dimasak dalam waktu yang cukup lama? Atau kenapa sih dari berbagai sistem penanggalan yang ada, penanggalan Masehi menjadi sistem yang saat ini umum digunakan? Rasa penasaran yang menggelitikmu tentang apa yang ada di hari ini bisa terus dikembangkan untuk merunut masa lalu.

Takut Membuka Masa Lalu

Kamu akan terkejut mendapatkan fakta yang berangkat dari sebuah resep masakan yang tercipta di zaman kerajaan ataupun kolonial. Bumbu dan rempah yang digunakan juga bukan sekadar penambah rasa, tapi sebagai pengawet alami karena orang-orang di zaman tersebut tidak setiap hari memiliki kesempatan untuk mendapatkan bahan makanan berupa daging. Bukan hanya sumbernya yang terbatas, harga daging pun hanya bisa dijangkau oleh kalangan ekonomi tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut, teknik pengawetan banyak digunakan seperti dikeringkan, diasap, atau bahkan fermentasi yang menghasilkan tempe. Sejarah satu benda dan peristiwa saja bisa terkait ke berbagai hal lain. Seru, kan?

Buka Diri kepada Banyak Pandangan

Sejarah suatu benda atau peristiwa–bukan hanya makanan–juga biasanya ditulis dalam berbagai sisi. Sistem penanggalan Masehi yang paling banyak digunakan di dunia saat ini misalnya, berangkat dari kelahiran Al-Masih yang ditulis sejarahnya dalam berbagai kitab suci. Pembuktian kelahiran sosok yang lahir dari Maryam ini pun ada di berbagai tempat di dunia yang disebut dengan relikui. Kisahnya pun diabadikan dalam berbagai bentuk benda seni. Penuturan kisah Al-Masih sejak sebelum lahir hingga setelah kematiannya juga membuka banyak sekali pandangan, karena banyaknya sumber yang menceritakan. Pikiran yang terbuka dalam menganalisis satu demi satu perbedaannya akan menghubungkan kita pada sejarah lainnya yang terjadi di dunia, mungkin sampai hari ini.

Baca juga: Beragam Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra Sang Perawan

Takut Membuka Masa Lalu? Cari Media yang Menyenangkan Hati

Peristiwa sejarah yang sifatnya tidak secara langsung kita alami memang tak bisa begitu saja berkesan bagi kita. Media yang kita pilih untuk memulai petualangan kita ke masa lalu juga akan menentukan. Kita bisa menonton video, mendengarkan rekaman podcast, atau tentu saja membaca buku. Jika buku sejarah terasa membosankan, banyak kok buku-buk fiksi yang didasari dengan fakta sejarah. Ada novel terbaru Tasaro GK salah satunya yaitu Al-Masih: Putra sang Perawan. Novel dengan dua latar waktu dan tempat berbeda akan menjadikan kita berimajinasi di banyak momentum sekaligus dalam satu buku. Buku yang memenangkan ide terbaik se-ASEAN ini pun dikemas dalam gaya naratif yang tidak akan cepat membuatmu terlelap begitu saja. Pepatah juga bilang, tak kenal maka tak sayang, untuk mengenal kembali masa lalu juga harus dimulai dengan hal yang sama dong. Ingat, tidak ada yang benar-benar baru dalam kehidupan ini. Kita bisa belajar mulai sekarang agar lebih banyak hal yang bisa dijaga.

da Vinci painting

Penggambaran Maria di Dunia dari Masa ke Masa

Sosok ibu di mata setiap orang pastilah memiliki kenangan tersendiri bagi siapa saja. Namun ada beberapa kisah dari ibu yang mengubah sejarah dunia dan diingat dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah kisah Bunda Maria, dikenal juga sebagai Maryam atau juga Virgin Mary yang melahirkan Al-Masih. Ia adalah asal mula sebuah kisah yang dipercaya paling tidak oleh 3 agama. Maria mengandung dalam keadaan belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Kisahnya dituturkan dari masa ke masa, digambarkan dalam berbagai media di berbagai belahan dunia. Mari kita berjalan-jalan menemukan beberapa penggambaran Maria dalam beberapa karya.

The Virgin and Child with Saint Anne

da Vinci painting

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Virgin_and_Child_with_Saint_Anne_(Leonardo)

Lukisan yang dibuat pada tahun 1503 atau sekitar 5 abad yang lalu ini dilukis dengan menggunakan media cat minyak. Al-Masih kecil digambarkan sedang bergulat dengan seekor domba ditemani sang ibu, Maria atau Maryam dan Saint Anne. Karya ini dilukis oleh Leonardo da Vinci, siapa yang tidak kenal? Ia pelukis yang sama yang menghasilkan lukisan Mona Lisa yang terkenal di dunia. Lukisan ini pun berada di tempat yang sama dengan Mona Lisa, yakni di Museum Louvre yang ada di Kota Paris, Prancis.

Lukisan The Virgin and Child with Saint Anne ini sebelumnya ditempatkan pada altar tinggiGereja Santissima Annuziata yang terletak di Kota Florence, Italia. Tak jauh dari gereja ini, ada Leonardo da Vinci Interactive Museum yang memiliki koleksi model-model mesin yang merupakan hasil pemikirannya semasa hidup. Kita bisa melihat sisi da Vinci yang lain dari sekadar pelukis.

Madonna and Child Enthroned

Mary the virgin statue

Patung ini menggambarkan Maria di masa yang lain. Lebih tua dari masa da Vinci hidup, sekitar tahun 1225 Masehi. Saking tuanya karya ini, sampai saat ini pihak Detroit Institute of Arts sebagai pihak penyimpan koleksi tidak bisa menemukan secara pasti siapa pembuat patung berbahan kayu ini. Maria dalam karya ini disebut dengan Madonna tak hanya bernilai seni, tapi juga dipasang di atas altar pada masa itu, dibawa dalam prosesi keagamaan, dan sesi liturgi atau ibadah bersama tertentu.

Patung ini menggambarkan Perawan yang duduk sebagai Tahta Kebijaksanaan (sedes sapientiae), gambaran dari kebaktian populer yang dilakukan selama periode Romawi. Madonna muncul di sini bukan sebagai ibu dari seorang anak tetapi sebagai ibu dari Tuhan, sebuah ikon yang dengan kaku menampilkan sosok bayi Kristus di pangkuannya sementara dia mengangkat lengannya sebagai tanda berkat.

Tempat Lilin dari Syiria

Chandlestick

https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Candlestick_-_Chandelier_-_Iraq_or_Syria_-_1248-1249_-_Louvre_-_AD_4414

Koleksi lainnya dari Museum Louvre yang menyimpan sosok Maryam datang dari Kota Mosul atau saat ini beradad di wilayah Iraq atau Syiria Utara. Tempat lilin ini dibuat oleh Dawud ibn Salama al-Mawsili pada tahun 646 Hijriah (1248-49 M). Sang pembuat karya diketahui dari tanda tangan yang dibubuhkan dalam karya tersebut. Tempat lilin ini dibuat dengan material tembaga dan dilapisi dengan perak.

Tak hanya Maryam yang tergambar di sana, tempat lilin menyerupai lonceng ini berhiaskan gambaran  figuratif menggabungkan ikonografi Kristen (adegan dari kehidupan Kristus) dan adegan berburu dari sumber-sumber kitab Islam. Dawud ibn Salama sudah menggambarkan dinamika agama dan keadaan sosial yang ada dalam karyanya di zaman tersebut.

Maria Assumpta

from Indonesia

https://historia.id/kultur/articles/maria-terbang-mendarat-di-gudang-Dbegl

Berbeda dari beberapa karya lainnya yang digambarkan dengan nuansa kecoklatan, Maria Assumpta adalah lukisan sosok Bunda Maria dengan nuansa kehijauan. Karya ini terlihat begitu dekat dengan kita ya sebagai orang Indonesia? Wajar saja, pelukisnya adalah Basoeki Abdullah seorang maestro lukis di zaman kemerdekaan. Beliau menciptakan karya ini di Belanda sebagai ungkapan terima kasih pada lembaga yang telah membantunya selama di sana.

Lukisan yang dibuat pada tahun 1935 ini ditemukan kembali di sebuah gudang di Kota Nijmegen, Belanda. Maria digambarkan dalam balutan kebaya lengkap dengan kain sinjang batik bermotif parang yang membentangkan tangannya sebatas paha. Kepalanya ditutup selendang biru dengan mata yang mengarah ke arah bawah. Maria seperti terbang ke langit dari desa yang diapit gunung-gunung di sekitarnya. Lukisan berukuran 2 x 1 meter ini rencananya akan dipamerkan di Belanda pada 2021 mendatang, lho.

The Virgin Mary as Our Lady of the Immaculate Conception

Mary statue from Filipine

http://onlinecollection.asianart.org/view/objects/asitem/22128/1226?t:state:flow=bebb57fb-cdcf-496f-9f38-70c881b9e0b3

Patung ini dibuat tak jauh dari Indonesia, di Filipina tepatnya. Namun, saat ini patung yang terbuat dari kayu, gading, logam, dan rambut manusia ini saat ini berada di San Fransisco, Amerika Serikat. Patung ini mewakili Maria yang Dikandung Tanpa Noda (La Purisima Concepcion) yang muncul di langit di atas bulan sabit. Bentuk Perawan Maria ini populer di Filipina dan merupakan santo pelindung banyak desa. Patung ini kemungkinan dibuat pada kurun waktu 1650-1800 sebagai salah satu tradisi yang disebarkan oleh Spanyol yang saat itu menjajah wilayah Filipina.

Atas dasar ketabahan, kesabaran, dan kekuatannya menghadapi hal-hal tidak biasa sebagai seorang manusia, sosok Maria bukan hanya menjadi inspirasi tetapi juga pengingat yang dijadikan pegangan. Kisahnya diulang melalui banyak cara, salah satunya saat ini ada di novel terbaru Tasaro GK. Ide cerita yang memasukkan sejarah Maria dan kehidupan Al-Masih telah memenangkan penghargaan di tingkat ASEAN. Buku ini sudah bisa dibeli untuk dibaca dan menjadi perenungan bersama tanpa memberatkan kepala karena hadir dalam bentuk cerita fiksi yang ringan.

Menulis Cerita dengan Latar Tempat yang Kuat

Menulis cerita dengan latar tempat yang kuat bisa dibilang gampang-gampang susah. Keberadaan latar tempat itu sendiri sejatinya sangat bermanfaat membantu pembaca memvisualkan dan mengalami langsung setiap kejadian yang dihadapi tokoh utama cerita. Selain itu, latar tempat juga memberi konteks sehingga pembaca memahami dan bisa bersimpati terhadapi kisah yang dijalani tokoh cerita.

Selain penokohan, menentukan latar tempat yang tepat dapat membantu memperkuat cerita kita. Ingin tahu lebih detail caranya? Yuk simak tips berikut ini:

Perhatikan Relevansi

Menulis cerita dengan latartempat yang kuat akan berhasil jika kamu memperhatikan relevansi pemilihan seting tempat dengan unsur-unsur cerita lainnya, baik alur, penokohan, dan sebagainya. Seandainya kamu sedang menulis novel biografi, tidaklah mungkin kamu memilih seting tempat yang antah berantah. Relevansi lain yang perlu kamu perhatikan adalah bagaimana deskripsi latar tempat sejalan dengan perkembangan tokoh dan alur cerita. Misalnya, untuk menjelaskan konteks keberagaman keyakinan, Tasaro GK memilih Batavia abad ke-17 untuk novel Al-Masih: Putra sang Perawan. Batavia pada masa itu menghadapi pendatang dari berbagai budaya dan keyakinan, yang saling berdinamika. Gambaran itu sejalan dengan spirit yang diusung novel Al-Masih yang ingin menampilkan sosok Nabi Isa dilihat dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Yuk, simak Latar Tempat dalam Al-Masih: Putra sang Perawan

Riset untuk Menulis Cerita Berlatar Tempat yang Kuat

Iya, riset memang sangat penting. Tapi, bagaimana jika kita punya keterbatasan untuk riset langsung ke tempat tersebut? Apalagi saat ini sedang pandemi. Tidak mungkin kita bisa bepergian ke mana-mana. Dalam kondisi tersebut, kita bisa memanfaatkan peranti yang sudah banyak tersedia, misalnya Google Street View. Alternatif cara lainnya adalah meminjam mata penduduk setempat untuk melihat dunia di sekelilingnya, misalnya dengan membaca blog, menonton vlog, memperhatikan postingan di medsos, atau dengan membaca buku referensi.

Riset di sini tidak melulu hanya berfokus visual. Cari tahu juga bagaimana suhu tempat itu, ketinggian posisinya dibandingkan dengan tempat lain, dan lain sebagainya. Dengan riset yang kuat, kita tidak akan menuliskan kalimat “meluncur turun dari Malioboro ke Jalan Kaliurang’ saat menulis cerita dengan latar tempat di Yogyakarta.

Latar Tempat bukan Sekadar Tempelan

Mengingat manfaat latar tempat dalam pengembangan cerita, kita harus mampu membuat deskripsi fisik tempat tersebut sehingga menempel di benak pembaca dan mudah diingat. Latar tempat dalam ceritamu harus bisa menunjukkan jati dirinya dalam memengaruhi cerita, atau memberikan kesan kepada pembaca. Pikirkan, sejauh  mana latar tempat tersebut memengaruhi tokoh utama dalam mengambil tindakan. Misalnya, pilihan tindakan tokoh yang tinggal di daerah pedalaman pasti berbeda dengan tindakan tokoh yang tinggal di daerah urban ketika menghadapi serangan pandemi.

Membuat Peta untuk Memudahkan Menulis Cerita

Kita tidak hanya membutuhkan peta di saat bepergian. Bagi penulis, peta juga dibutuhkan untuk memudahkan penulisan deskripsi sebuah tempat. Peta akan membantu kita membayangkan bagaimana mobilitas tokoh utama dan menumpahkannya ke dalam cerita dengan lebih mudah.

 

Bagaimana? Pastinya sekarang kamu tidak bingung lagi menulis seting tempat untuk cerita. Tunggu apa lagi? Segera tuliskan sekarang juga, mumpung idemu sedang meletup-letup.

Ingin referensi tambahan? Silakan baca Al-Masih: Putra sang Perawan karya Tasaro GK. Ada banyak contoh menarik deksripsi tempat yang bisa kita pelajari. Novel yang membahas Isa Al-Masih dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi ini terbit pada Oktober 2020 dan bisa didapatkan di toko terdekat maupun daring.

 

Novel Biografi? Kamu Harus Tahu Tips Menulis Ini

Mengapa harus menulis novel biografi? Begini, kamu terkesan dengan kerja keras seorang tokoh dalam membuat perubahan. Dan, kamu ingin orang lain juga merasakan hal tersebut, atau setidaknya menangkap kesan yang sama denganmu. Nah, kenapa tidak mencoba menulis novel biografi? Kamu bisa menuangkan imajinasimu sekaligus membagi semangat untuk mengenal lebih jauh tentang tokoh tersebut. Berikut beberapa tips yang bisa kamu pelajari.

Tentukan Tokoh yang Menarik Minatmu

Sebelum mulai memutuskan menulis novel biografi, pikirkan baik-baik siapa tokoh yang akan ditulis. Untuk itu, temukan dulu apa yang membuatmu ingin menulis novel ini. Cari tahu pesan apa yang ingin kamu bagi kepada pembaca dengan memaparkan kisah tokoh tersebut. Apakah kamu terkesan dengan sang tokoh karena perjuangannya dalam membuat perubahan? Apakah kamu terinspirasi oleh kerja keras seorang kakek berusia enam puluh dua tahun yang menjual ayam goreng buatannya hingga akhirnya dijual di ratusan ribu restoran di seluruh dunia?

Bukan hanya menulis tokoh yang inspiratif. Kamu juga bisa menulis kisah tokoh kontroversial. Misalnya, kisah seorang pembunuh sadis yang ternyata memiliki latar belakang masa kecil yang pilu. Apa pun itu, pastikan kamu tahu alasan menentukan tokoh yang akan menjadi ide utama novel biografi.

Tuangkan Imajinasimu dalam Novel Biografi

Novel biografi, meskipun berasal dari kisah nyata atau sosok yang sungguh hadir dalam hidup ini, bagaimanapun masih merupakan karya imajinatif. Meskipun demikian, memang ada beberapa batasan yang harus dilakukan terkait imajinasi ini. Tentu saja ada batasan dalam berimajinasi ini. Untuk hal-hal yang sudah memiliki kepastian sejarah yang diketahui publik, misalnya Cut Nyak Dien dibuang di Sumedang, Jawa Barat, sebaiknya kita tidak berimajinasi memindahkan tempat pembuangannya di tempat antah-berantah. Imajinasi ini bisa kita mainkan dalam dialog, melukiskan seting tempat dan waktu.

Bermain dengan Plot

Keterbatasan imajinasi juga bisa kita mainkan misalnya dengan memasukkan tokoh fiktif sebagai narator. Misalnya dalam novel Muhammad karya Tasaro GK, kisah Nabi diceritakan dengan sudut pandang Kashva, seorang pemuda Persia yang berkeras ingin mencari jejak Al-Amin yang kelahirannya akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya. Tokoh Kashva di sini, berikut segala peristiwa yang dialami, adalah fiktif dan membentuk plot terpisah namun berkelindan dengan kisah hidup Nabi Muhammad.

Lengkapi dengan Data Historis

Agar semakin kuat, novel biografi juga perlu dilengkapi dengan detail historis. Ada banyak sumber yang bisa kita gunakan, utamanya sumber pustaka. Meskipun demikian, selalu fokus pada waktu dan tujuan riset. Yang banyak terjadi, kita sibuk menggali informasi sebanyak-banyaknya hingga ke mana-mana dan melupakan fokus utama kita. Akibatnya, bukan tidak mungkin kita malah melupakan tenggat penulisan yang telah kita tetapkan karena terjerumus asyik menelusuri informasi yang sebetulnya tidak kita butuhkan.

Baca juga: Mengenal Relikui, Benda Peninggalan Orang Suci

Keluarkan Suara Tokoh Novel Biografimu

Menuliskan kisah hidup seorang tokoh yang pernah ada, sudah barang tentu mengharuskan kita mampu mengeluarkan sosoknya lewat dialog, cara berpikir, pengambilan keputusan, maupun caranya bersikap. Suara sang tokoh bisa kita ketahui dengan cermat membaca surat-surat, buku harian, karya-karyanya, rekaman wawancara, atau malah video. Dengan demikian, novel yang kita buat akan terasa lebih natural.

Pelajari Novel Biografi yang Sudah Ada

Untuk mengetahui data tentang tokoh, kita juga bisa lho mencarinya dari novel biografi lain yang sudah pernah terbit. Tidak hanya mencari data tentang tokoh, kita juga bisa menggunakannya sebagai referensi gaya penulisan ataupun plot. Beragam novel biografi yang bisa kita pelajari misalnya serial Al-Masih karya Tasaro GK. Novel yang mengisahkan kehidupan Nabi Isa atau Yesus Kristus banyak memainkan plot dan diksi yang sederhana tetapi indah. Istimewanya lagi, novel ini ditulis dari tiga perspektif agama, yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Novel terbaru Tasaro GK ini akan terbit pada Oktober 2020 dan bisa dibeli di toko buku kesayangan Anda maupun toko buku daring. Bagi yang ingin memiliki novel ini dengan tanda tangan basah penulis, bisa mengikuti program pre-order pada 24 September-11 Oktober 2020.

© Copyright - Bentang Pustaka