gambaran dua orang yang saling beusaha meraih asa dan rasa mereka

PENGEMBARAAN RASA DALAM SEBUAH KATA

Menggambarkan suatu rasa seperti menuangkan sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang tidak berwujud dan maya. Perwujudan dalam penggambaran rasa dapat dihadirkan melalui perwatakan dari setiap tokoh-tokohnya. Dapat pula berupa suasana yang dibangun sepanjang cerita. Semua penunjangnya tidak pernah terlepas dari cara penulis mengekspresikan perasaannya, melebur dalam seluruh tulisan yang dituangkannya dalam satu media. Seperti yang dilakukan Tasaro GK kepada karyanya yang paling baru: Shirath. Sebagai sekuel dari novelnya yang berjudul Sembilu. Novel ini menghubungkan pembacanya dengan dimensi rasa, dengan digiring oleh kedua tokohnya yang saling mencintai, Kashmir dan Kanya. Dalam novel ini, pembaca adalah pengamat dan sisi yang kelak akan dibawa dalam sebuah media yang begitu luas, tapi terangkum dalam satu buku.

Shirath adalah perjalanan panjang Kashmir, yang berusaha menemukan Kanya sebagai muaranya. Dengan gaya tulisannya yang selalu indah, Tasaro GK bermain dengan diksi-diksi yang mendukung genre dari tulisannya ini. betapa suatu paket yang kombo, membaca kisah cinta dengan diksi yang mendayu dan romantis. Keunikan ini ditambah dengan cara Tasaro tidak membuat tulisannya terkesan berlebihan atau yang sering dikenal sebagai klise.

Ekspresi dari Hati

Sebab tokoh adalah perpanjangan tangan dari sang penulis, maka Kashmir adalah perpanjangan tangan dari Tasaro GK. Tasaro memberikan “keleluasaan” sepenuhnya kepada dirinya sendiri untuk menggambarkan tokoh Kashmir sesuai dengan ekspresi yang hendak disalurkannya pada karyanya ini. Baginya, karya ini menguras perasaannya dalam proses penulisannya, dan pada tokoh-tokohnya, termasuk pada Kashmir-lah pembaca akan menemukan ekspresi hati milik Tasaro. Tasaro membangun perspektif cinta seperti pada mata koin, yakni dua sudut pandang, dihadirkannya pula Kanya yang melengkapi rasa yang sedang dibangunnya pada semesta novel Shirath.

Pada setiap jatuh cinta, kehilangan, melepaskan, Shirath bisa mewakili segala rasa dan mengosongkan relung pembacanya. Shirath mampu menjadi suatu media menilik kembali rasa yang pernah ada, sebuah rasa yang dihadirkan oleh Tuhan untuk makhluknya. Sebab pada dasarnya, kita semua pasti pernah masuk dan mengalami sebuah rasa yang menggebu-gebu pada suatu hal bernama cinta. Atau mungkin merasa rindu, Tasaro mengajak pembacanya menafsirkan kembali melalui satu pertanyaan: “untuk apa sejatinya cinta itu ada dan hadir” dan menjawabnya pada perjalanan panjang milik Kashmir dan Kanya.

Mulai perjalananmu di https://mizanstore.com/shirath_70425

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta