da Vinci painting

Penggambaran Maria di Dunia dari Masa ke Masa

Sosok ibu di mata setiap orang pastilah memiliki kenangan tersendiri bagi siapa saja. Namun ada beberapa kisah dari ibu yang mengubah sejarah dunia dan diingat dari generasi ke generasi. Salah satunya adalah kisah Bunda Maria, dikenal juga sebagai Maryam atau juga Virgin Mary yang melahirkan Al-Masih. Ia adalah asal mula sebuah kisah yang dipercaya paling tidak oleh 3 agama. Maria mengandung dalam keadaan belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Kisahnya dituturkan dari masa ke masa, digambarkan dalam berbagai media di berbagai belahan dunia. Mari kita berjalan-jalan menemukan beberapa penggambaran Maria dalam beberapa karya.

The Virgin and Child with Saint Anne

da Vinci painting

https://en.wikipedia.org/wiki/The_Virgin_and_Child_with_Saint_Anne_(Leonardo)

Lukisan yang dibuat pada tahun 1503 atau sekitar 5 abad yang lalu ini dilukis dengan menggunakan media cat minyak. Al-Masih kecil digambarkan sedang bergulat dengan seekor domba ditemani sang ibu, Maria atau Maryam dan Saint Anne. Karya ini dilukis oleh Leonardo da Vinci, siapa yang tidak kenal? Ia pelukis yang sama yang menghasilkan lukisan Mona Lisa yang terkenal di dunia. Lukisan ini pun berada di tempat yang sama dengan Mona Lisa, yakni di Museum Louvre yang ada di Kota Paris, Prancis.

Lukisan The Virgin and Child with Saint Anne ini sebelumnya ditempatkan pada altar tinggiGereja Santissima Annuziata yang terletak di Kota Florence, Italia. Tak jauh dari gereja ini, ada Leonardo da Vinci Interactive Museum yang memiliki koleksi model-model mesin yang merupakan hasil pemikirannya semasa hidup. Kita bisa melihat sisi da Vinci yang lain dari sekadar pelukis.

Madonna and Child Enthroned

Mary the virgin statue

Patung ini menggambarkan Maria di masa yang lain. Lebih tua dari masa da Vinci hidup, sekitar tahun 1225 Masehi. Saking tuanya karya ini, sampai saat ini pihak Detroit Institute of Arts sebagai pihak penyimpan koleksi tidak bisa menemukan secara pasti siapa pembuat patung berbahan kayu ini. Maria dalam karya ini disebut dengan Madonna tak hanya bernilai seni, tapi juga dipasang di atas altar pada masa itu, dibawa dalam prosesi keagamaan, dan sesi liturgi atau ibadah bersama tertentu.

Patung ini menggambarkan Perawan yang duduk sebagai Tahta Kebijaksanaan (sedes sapientiae), gambaran dari kebaktian populer yang dilakukan selama periode Romawi. Madonna muncul di sini bukan sebagai ibu dari seorang anak tetapi sebagai ibu dari Tuhan, sebuah ikon yang dengan kaku menampilkan sosok bayi Kristus di pangkuannya sementara dia mengangkat lengannya sebagai tanda berkat.

Tempat Lilin dari Syiria

Chandlestick

https://commons.wikimedia.org/wiki/Category:Candlestick_-_Chandelier_-_Iraq_or_Syria_-_1248-1249_-_Louvre_-_AD_4414

Koleksi lainnya dari Museum Louvre yang menyimpan sosok Maryam datang dari Kota Mosul atau saat ini beradad di wilayah Iraq atau Syiria Utara. Tempat lilin ini dibuat oleh Dawud ibn Salama al-Mawsili pada tahun 646 Hijriah (1248-49 M). Sang pembuat karya diketahui dari tanda tangan yang dibubuhkan dalam karya tersebut. Tempat lilin ini dibuat dengan material tembaga dan dilapisi dengan perak.

Tak hanya Maryam yang tergambar di sana, tempat lilin menyerupai lonceng ini berhiaskan gambaran  figuratif menggabungkan ikonografi Kristen (adegan dari kehidupan Kristus) dan adegan berburu dari sumber-sumber kitab Islam. Dawud ibn Salama sudah menggambarkan dinamika agama dan keadaan sosial yang ada dalam karyanya di zaman tersebut.

Maria Assumpta

from Indonesia

https://historia.id/kultur/articles/maria-terbang-mendarat-di-gudang-Dbegl

Berbeda dari beberapa karya lainnya yang digambarkan dengan nuansa kecoklatan, Maria Assumpta adalah lukisan sosok Bunda Maria dengan nuansa kehijauan. Karya ini terlihat begitu dekat dengan kita ya sebagai orang Indonesia? Wajar saja, pelukisnya adalah Basoeki Abdullah seorang maestro lukis di zaman kemerdekaan. Beliau menciptakan karya ini di Belanda sebagai ungkapan terima kasih pada lembaga yang telah membantunya selama di sana.

Lukisan yang dibuat pada tahun 1935 ini ditemukan kembali di sebuah gudang di Kota Nijmegen, Belanda. Maria digambarkan dalam balutan kebaya lengkap dengan kain sinjang batik bermotif parang yang membentangkan tangannya sebatas paha. Kepalanya ditutup selendang biru dengan mata yang mengarah ke arah bawah. Maria seperti terbang ke langit dari desa yang diapit gunung-gunung di sekitarnya. Lukisan berukuran 2 x 1 meter ini rencananya akan dipamerkan di Belanda pada 2021 mendatang, lho.

The Virgin Mary as Our Lady of the Immaculate Conception

Mary statue from Filipine

http://onlinecollection.asianart.org/view/objects/asitem/22128/1226?t:state:flow=bebb57fb-cdcf-496f-9f38-70c881b9e0b3

Patung ini dibuat tak jauh dari Indonesia, di Filipina tepatnya. Namun, saat ini patung yang terbuat dari kayu, gading, logam, dan rambut manusia ini saat ini berada di San Fransisco, Amerika Serikat. Patung ini mewakili Maria yang Dikandung Tanpa Noda (La Purisima Concepcion) yang muncul di langit di atas bulan sabit. Bentuk Perawan Maria ini populer di Filipina dan merupakan santo pelindung banyak desa. Patung ini kemungkinan dibuat pada kurun waktu 1650-1800 sebagai salah satu tradisi yang disebarkan oleh Spanyol yang saat itu menjajah wilayah Filipina.

Atas dasar ketabahan, kesabaran, dan kekuatannya menghadapi hal-hal tidak biasa sebagai seorang manusia, sosok Maria bukan hanya menjadi inspirasi tetapi juga pengingat yang dijadikan pegangan. Kisahnya diulang melalui banyak cara, salah satunya saat ini ada di novel terbaru Tasaro GK. Ide cerita yang memasukkan sejarah Maria dan kehidupan Al-Masih telah memenangkan penghargaan di tingkat ASEAN. Buku ini sudah bisa dibeli untuk dibaca dan menjadi perenungan bersama tanpa memberatkan kepala karena hadir dalam bentuk cerita fiksi yang ringan.

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] tempat di dunia yang disebut dengan relikui. Kisahnya pun diabadikan dalam berbagai bentuk benda seni. Penuturan kisah Al-Masih sejak sebelum lahir hingga setelah kematiannya juga membuka banyak sekali […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta