Tag Archive for: Rapijali

pitch perfect

Mengenal Istilah Perfect Pitch yang Muncul di Rapijali

Sering denger istilah perfect pitch yang sering dibahas Dee Lestari di novel Rapijali? Karya ini berhasil melahirkan tokoh-tokoh fiksi baru. Tokoh utamanya yaitu seorang remaja perempuan bernama Ping hadir membawa kisah hidup yang pelik nan seru. Ping pandai dalam bermusik. Suaranya sangat merdu dan ia sangat berbakat dalam musik. Pada novel Rapijali 2: Menjadi, perjalanan bermusik Ping semakin seru dan menantang. Ia membuat banyak orang terpesona dengan bakatnya yang unik itu. Yap! Ping dengan kemampuan perfect pitch-nya.

 

pitch perfect

Apa Itu Perfect Pitch?

Dalam dunia musik, dikenal isitilah perfect pitch. Perfect pitch merupakan kemampuan mengidentifikasi nama huruf dari not yang terdengar. Dengan kata lain, kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk dapat mengetahui suatu nada dengan tepat hanya dengan mendengar. Tidak banyak orang yang memiliki perfect pitch tanpa bantuan alat musik atau referensi tertentu. Tidak banyak orang yang memiliki kemampuan ini. Suatu sumber menyebutkan bahwa hanya ada 1 dari 10.000 orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Beberapa di antaranya yaitu Mozart dan Mariah Carey.

 

Ping dan Kemampuan Pitch Perfect

Dalam novel Rapijali 2: Menjadi, Ping digambarkan sebagai orang yang memiliki kemampuan perfect pitch. Ping digambarkan sebagai cucu dari seorang musisi. Sejak kecil ia hidup berdampingan dengan musik. Rumahnya yang berada di Cijulang menyimpan banyak alat musik milik kakeknya. Oleh karena itu, tidak lah aneh jika musik kemudian menjadi makanan sehari-harinya.

 

Ping tidak pernah sekolah musik sebelumnya. Ia hanya belajar musik dari kakeknya. Meski demikian, bakatnya bisa diadu. Ia jago memainkan banyak alat musik. Salah satu yang paling ia suka adalah piano. Selain itu, suaranya juga magis dan merdu. Dengan kemampuannya ini, Ping mampu memukau banyak orang.

 

Tantangan Punya Skill Pitch Perfect

Tantangan datang saat Ping ingin masuk ke jurusan musik untuk kuliahnya nanti. Pendidikan formal tentu menuntut adanya pemahaman teori yang baik, bukan hanya praktik. Ping kurang paham tentang teori musik. Ia bahkan tidak bisa membaca not. Namun, bakatnya yang luar biasa tentu tidak bisa ditepis. Ia dengan kemampuan perfect pitch-nya mampu memainkan suatu lagu dengan apik hanya modal mendengar saja. Akankah itu cukup membuatnya lolos ke universitas yang ia inginkan?

 

Simak kisah selengkapnya hanya di Rapijali 1 dan 2 yang bisa kamu pesan di sini!

 

 

Rapijali generasi Dee Lestari

Tiga Generasi dalam Rapijali

Dalam satu cerita utuh Rapijali, sering kali akan berkisah tentang drama pelik yang terpusat pada salah satu tokoh/generasi. Tokoh utama inilah yang biasanya akan mencerminkan genre novel tersebut. Kisah tokoh utama memberi identitas genre novel. Misalnya, novel tentang remaja, anak-anak, atau orang dewasa. Akan tetapi, hal itu berbeda dengan novel Rapijali. Melalui novel ini, Dee Lestari meramu sebuah drama yang melibatkan tiga generasi sekaligus.

Rapijali generasi Dee Lestari

Bertemu Generasi Rapijali: Yuda Alexander

Kisah tiga generasi dalam Rapijali dimulai dengan cerita Yuda Alexander. Pembaca Rapijali 1: Mencari pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok ini. Ya! Dia adalah kakek Ping. Yuda Alexander digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam bermusik dan mantan anggota band yang cukup terkenal pada eranya. Dari dialah bakat musik Ping mengalir. Yuda Alexander adalah orang yang dengan gigih berusaha menjamin masa depan Ping setelah ia tiada nanti.

Sebagai generasi yang paling tua, bayang-bayang kematian sering menghampirinya. Pada momen itulah orientasi hidup berubah. Prioritas utamanya adalah keluarga. Agaknya poin penting ini yang ingin Dee Lestari tanamkan pada diri pembaca melalui kisah generasi Yuda Alexander.

 

Baca juga : Memandang Dunia Politik Lewat Rapijali

Bertemu Generasi Guntur

Kisah tiga generasi dalam Rapijali berlanjut ke kisah Guntur. Guntur adalah ayah Ping. Guntur juga seorang politikus yang sedang mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta. Kisah Guntur banyak dibahas dalam Rapijali 2: Menjadi. Kisahnya merupakan salah satu konflik besar yang membuat Rapijali 2: Menjadi seru untuk dibaca.

Melalui kisahnya, pembaca akan diajak menyelami betapa sibuk dan padatnya kehidupan generasi Guntur. Guntur seolah sedang dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan hidup antara karier dan keluarga. Usianya yang telah matang membuatnya cemerlang dalam meniti karier. Akan tetapi, ada keluarga yang juga harus ia jaga. Begitulah gambaran tantangan yang dihadapi oleh orang-orang pada generasi Guntur.

Bertemu Generasi Ping

Dalam Rapijali, Ping adalah generasi yang paling muda. Ia digambarkan sebagai sosok anak remaja kelas 12 SMA. Sebagaimana generasi seusia Ping, Ping juga merasakan banyak keresahan tentang masa depannya. Pada masa ini, biasanya seseorang akan dihadapkan pada kebimbangan dalam pilihan melanjutkan sekolah. Pilihan tentang sekolah yang lebih tinggi tentu juga dipengaruhi oleh bakat dan minat seseorang. Ping sebagai remaja yang berbakat dalam musik memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah musik. Akan tetapi, keinginannya itu berbenturan dengan situasi dan kondisinya.

Melalui novel Rapijali 2: Menjadi, Dee Lestari meramu dengan apik drama kehidupan dari tiga generasi tersebut. Penasaran dengan kisah kelanjutannya?

 

-Putri Maulita

 

rapijali bermusik dee lestari

Rapijali: Perpaduan Bakat Menulis dan Bermusik Dee Lestari

Menghasilkan sebuah karya bukanlah hal yang sederhana. Dalam proses produksi karya, bakat dan kerja keras saling memengaruhi. Oleh karena itu, ada proses panjang yang harus dilalui seorang kreator hingga karyanya selesai dan matang. Novel serial Rapijali adalah salah satu maha karya Dee Lestari. Menariknya, novel ini tidak hanya buah dari bakat menulis Dee melainkan juga bakat bermusiknya. Rapijali adalah perpaduan yang apik antara bakat menulis dan bermusik Dee Lestari.

Bakat Menulis Dee Lestari

Dee Lestari banyak menghasilkan buku best seller. Dee Lestari begitu luwes dalam menulis hingga karyanya dapat diminati oleh berbagai kalangan. Buku-bukunya pun telah banyak mendulang berbagai penghargaan. Salah satunya yaitu Filosofi Kopi, dinobatkan sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 pada Penghargaan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Bakat Bermusik Dee Lestari

Selain seorang penulis, Dee Lestari juga seorang musisi. Banyak lagu fenomenal yang lahir darinya. Lagu Perahu Kertas dan Tahu Diri yang dinyanyikan oleh Maudy Ayunda merupakan hasil karyanya. Selain itu, lagu Malaikat Juga Tahu dan Firasat yang sering menemani kegundahan dan kesedihan hati para penikmat musik ini juga hasil ciptaannya. Keren, bukan?

Baca juga: Proses Kreatif Dee Lestari: Dari Penulisan Rapijali hingga Masa Promosi

Perpaduan Bakat Menulis dan Bermusik dalam Rapijali

Novel serial Rapijali terbit pada tahun 2021. Saat ini novel Rapijali 1: Mencari dan Rapijali 2: Menjadi sudah beredar luas di pasaran. Sedangkan, untuk serial ketiga masih dalam proses penulisan. Melalui Rapijali, Dee Lestari seolah sedang menyandingkan bakatnya dalam menulis dan bermusik. Ia tidak hanya menulis, tetapi juga menciptakan lagu sebagai soundtrack dari novelnya.

Rapijali bercerita tentang kehidupan seorang remaja yang pandai bermusik. Tokoh-tokoh di dalamnya tergabung dalam sebuah band dan aktif menciptakan lagu. Dalam beberapa bagian, diceritakan pula bahwa tokoh-tokohnya juga menciptakan lagu mereka sendiri. Nah, lagu yang diciptakan dalam band atau diciptakan oleh tokoh secara pribadi sesungguhnya merupakan ciptaan Dee Lestari.

Hal ini tentu merupakan terobosan baru dalam dunia tulis-menulis. Biasanya kita mendapati soundtrack dalam film. Kali ini, kita akan mendapati soundtrack dalam novel. Melalui serial Rapijali, Dee Lestari membuktikan bahwa bakatnya dalam menulis dan bermusik dapat berjalan sejajar, beriringan, dan saling melengkapi dengan begitu indah.

-Putri Maulita

 

Dee Lestari novel baru

Proses Kreatif Dee Lestari: Dari Penulisan Rapijali hingga Masa Promosi

Penulisan novel Rapijali tidak dapat dilepaskan dari proses kreatif si penulisnya. Selama proses penulisan novel, tidak jarang si penulis harus merenung, mengingat kembali pengalaman-pengalaman, dan menghayati suatu kejadian demi memperoleh ide yang apik. Begitu pula yang dialami oleh Dee Lestari selama menulis serial Rapijali.

Proses Kreatif Rapijali

proses kreatif rapijali

Sebenarnya, penulisan Rapijali telah dimulai oleh Dee Lestari sejak dua puluh tujuh tahun yang lalu. Akan tetapi, penulisan ini terhenti cukup lama sebelum sempat diselesaikan. Awalnya, judul naskah ini bukan Rapijali, melainkan Planet Ping. Memasuki tahun 2020, Dee Lestari pun melanjutkan penulisan naskah yang sempat terhenti lama ini. Ada pembelokan arah saat menulis ulang naskah ini. Selain perubahan judul dari Planet Ping menjadi Rapijali, kisah percintaan yang dialami oleh Ping dalam cerita Rapijali pun berbeda dari rencana awal yang disusun oleh Dee Lestari saat menulis Planet Ping.

Ada banyak pengalaman pribadi Dee Lestari yang ikut serta tercurah dalam novel Rapijali. Salah satunya adalah pengalamannya dalam bermusik. Novel Rapijali memang berkisah tentang sekumpulan anak remaja yang hobi bermusik dan tergabung dalam suatu band. Oleh karena itu, pemahaman dan pengalaman Dee Lestari sebagai musisi banyak diimplementasikan dalam penulisan cerita ini. Latar cerita Jawa Barat sebagai daerah asal Ping juga merupakan buah dari pengalamannya. Dulu, Dee Lestari sering terlibat dalam kegiatan musik di Jawa Barat sehingga ia hafal betul bagaimana guyonan-guyonan khas musisi Jawa Barat.

Selain kisah tentang musik, Rapijali juga memuat konflik dan drama yang beragam dari tokoh-tokohnya. Konflik yang sangat kompleks itu terkadang terasa seperti sebuah teka-teki. Beberapa konflik tidak langsung dibuka secara gamblang, melainkan berupa clue di awal cerita. Dari clue-clue yang tersirat itulah kemudian Dee Lestari menggabungkannya menjadi jalinan cerita yang utuh. Menurut Dee Lestari, menggabungkan cerita yang utuh adalah sebuah kepuasaan yang bisa ditawarkannya kepada pembaca.

(Baca juga: Sinopsis Rapijali 2: Menjadi)

Promosi Serial Rapijali

Sebagaimana buku yang sudah selesai ditulis, proses berikutnya adalah promosi. Promosi novel Rapijali sudah dimulai sejak awal tahun 2021. Akan tetapi, ada yang berbeda dari promosi Rapijali kali ini dibandingkan dengan buku-buku karya Dee Lestari sebelumnya. Dee Lestari menjalankan promosi ini bersamaan dengan prosesnya dalam menulis serial pamungkas Rapijali atau novel Rapijali 3. Dee Lestari mengaku bahwa hal ini belum pernah lakukan sebelumnya.

Menurut Dee Lestari, bagian yang paling menantang dari keseluruhan proses penulisan serial Rapijali secara teknis adalah proses rilisnya. Ini adalah kali pertama ia menulis, berpromo, dan memeriksa penyuntingan secara bersamaan dalam sekali waktu. Baginya, masing-masing proses dalam menghasilkan karya memerlukan mentalitas yang berbeda. Tentu merupakan sebuah tantangan besar ketika harus menggabungkan proses-proses tersebut dalam sekali waktu.

Promosi buku adalah proses yang panjang. Ada banyak hal perlu dilakukan selama proses ini. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis perlu banyak berinteraksi dengan calon pembacanya baik secara langsung maupun melalui media sosial. Begitu pula Dee Lestari. Di sela-sela kesibukannya menulis Rapijali 3, ia menyempatkan diri untuk menyapa calon pembacanya dalam rangka promosi buku.

Serial Rapijali dari Rapijali 1 hingga Rapijali 3 direncanakan terbit seluruhnya pada tahun ini. Penasaran? Simak terus kelanjutannya, ya! Kamu juga bisa dapatkan Rapijali 2: Menjadi di sini.

 

-Putri Maulita

Berani Keluar dari Zona Nyaman ala Ping

Kita pasti memiliki keinginan atau cita-cita yang ingin diraih di masa depan. Cita-cita tersebut bisa jadi beragam dan berbeda-beda tiap orang. Biasanya seseorang bercita-cita sesuai dengan kesukaannya atau hobinya. Akan tetapi, dalam meraih cita-cita, tentu diperlukan usaha yang besar pula. Tidak jarang ada banyak hambatan yang menyertai dalam proses meraih cita-cita tersebut. Salah satu hambatan tersulitnya adalah berani keluar dari zona nyaman.

Zona Nyaman Ping

Dalam novel Rapijali 2: Menjadi, Ping digambarkan sebagai seorang perempuan yang hobi bermusik. Bukan hanya sekadar hobi, musik seolah telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia tumbuh besar di lingkungan orang-orang yang suka bermusik. Kakeknya punya band dan rumah mereka penuh dengan alat musik. Dari situlah bakat musik Ping terasah. Oleh karena itu, tidak heran jika Ping memiliki ketertarikan yang besar dalam dunia musik dan ingin menekuninya.

Akan tetapi, keinginan Ping tersebut memiliki beberapa hambatan. Ping merasa takut untuk keluar dari zona nyamannya. Ia sudah telanjur merasa nyaman berada di rumahnya yang damai di Batu Karas. Ia pun telanjur nyaman dengan lingkungannya. Sebenarnya, Ping tahu jika ia ingin serius dengan hobinya, ia harus keluar dari sana. Akan tetapi tu semua adalah zona nyaman yang sulit untuk ditinggalkan.

(Baca juga: https://bentangpustaka.com/rapijali-2-membongkar-masa-lalu-hingga-persahabatan-yang-menuai-haru/)

Berani Mencoba Hal Baru

Dengan membaca novel Rapijali 2: Menjadi, pembaca akan tahu bahwa Ping akhirnya berani untuk keluar dari zona nyamannya tersebut. Di Jakarta ia membuka lembaran baru bersama teman-temannya dengan membuat band Rapijali. Tak lama kemudian, pencapaian demi pencapaian pun ia dapatkan.

Dari kisah tersebut, kita tahu bahwa keluar dari zona nyaman adalah suatu hal yang perlu untuk dilakukan dalam meraih cita-cita. Awalnya pasti ada perasaan takut, begitu pula yang dirasakan oleh Ping. Namun, kita perlu percaya pada diri sendiri dan memberikan kesempatan untuk membuktikan hal itu. Mencoba hal baru mungkin akan terasa sulit di awal dan menakutkan. Tetapi terlalu lama berada di zona nyaman pun tidak disarankan. Seperti Ping yang pantang menyerah, kita pun harus berani memperjuangkan cita-cita.

 

-Putri Maulita

 

 

 

Rapijali 2 membongkar masa lalu

Rapijali 2: Membongkar Masa Lalu yang Menuai Haru

rapijali

Rapijali 2 kini hadir kembali dengan membongkar masa lalu yang menuai haru. Novel Rapijali 1: Mencari karya Dee Lestari berhasil melahirkan tokoh-tokoh fiksi baru. Tokoh utamanya yaitu seorang remaja perempuan bernama Ping hadir membawa kisah hidup yang pelik nan seru. Ping pandai dalam bermusik. Suaranya sangat merdu dan permainan pianonya selalu memukau. Ping bahkan memiliki kemampuan pitch perfect, yaitu kemampuan mengetahui nada dengan akurat tanpa alat bantu. Persahabatan, musik, keluarga, percintaan, hingga isu politik turut mewarnai perjalanan hidup Ping. Pembaca Rapijali 1 seolah sedang dibawa masuk ke dalam dunianya yang penuh warna-warni itu. Maka, tidak heran, lahirnya tokoh Ping secara otomatis melahirkan pula penggemar-penggemar yang tidak sabar ingin segera menyimak kembali kelanjutan kisahnya. Ya! Rapijali telah melahirkan rindu.

Seolah memahami kerinduan para pembacanya, Dee Lestari akan segera menerbitkan novel kedua dari serial Rapijali, yaitu Rapijali 2: Menjadi. Hidup Ping yang tenang dan damai di Cijulang bersisian dengan indahnya Pantai Batu Karas begitu cepat mengalami jungkir balik. Ada banyak konflik. Ada banyak luka. Ping harus pindah ke Jakarta dan berpisah dengan sahabat baiknya, Oding. Duka akibat kematian kakeknya pun belum sembuh. Segala permasalahan itu seolah berputar membentuk misteri dan tanda tanya besar. Dalam Rapijali 2: Menjadi, pertanyaan-pertanyaan itu akan menemui puncaknya.

(Bermula dari: Rapijali 1: Mencari)

Rapijali 2: Membongkar Masa Lalu

Melalui Rapijali 2: Menjadi, Dee Lestari mengajak para pembaca untuk ikut serta merasakan kegundahan hati Ping akan masa depannya, cita-citanya, dan keinginannya untuk melanjutkan sekolah di bidang musik. Kesedihan dan kerinduan hati Ping pada Oding dan keinginannya kembali pulang ke Cijulang juga akan membawa pembaca ikut terhanyut dalam sedu sedan. Namun, seperti lembaran kisah yang baru, Ping tak pernah menyangka bahwa seiring berjalannya waktu Jakarta tidak lagi terasa bagai penjara baginya.

Tidak melulu mengharu biru, di bagian yang lain, Rapijali 2 akan mengajak para pembacanya berkenalan dengan sahabat baru Ping di Jakarta, yaitu Inggil, Rakai, Buto, Jemi, dan Lodeh. Bersama mereka pembaca akan merasakan betapa seru dan menegangkannya mengikuti kompetisi band nasional. Lagu-lagu diciptakan. Beberapa lagu diciptakan untuk keperluan band Rapijali dan beberapa yang lain adalah curahan hati Ping. Melengkapi masa remaja yang penuh cinta, Ping juga larut dalam kesulitan memahami perasaan dalam hatinya. Pada bagian ini, pembaca akan ikut merasakan momen mendebarkan tentang betapa dilemanya Ping dalam memilih labuhan hati. Semua itu termuat dalam novel yang sangat luar biasa, Rapijali 2: Menjadi!

Prapesan Rapijali 2: Menjadi

Novel ini akan terbit segera pada bulan Juli mendatang. Masa prapesannya yaitu tanggal 1—20 Juli 2021. Seolah benar-benar ingin memuaskan pembaca, novel ini dapat dipesan dengan enam pilihan paket yang menggiurkan. Masing-masing paket menawarkan berbagai merchandise yang berbeda, seperti tanda tangan penulis, surat spesial Dee Lestari, pouch, scarf, dan gantungan kunci. Untuk kawan pembaca yang belum sempat membeli Rapijali 1 pun tidak perlu khawatir karena salah satu paketnya juga memuat novel Rapijali 1 dan 2 sekaligus. Pemesanan novel ini dapat dilakukan melalui mizanstore.com, Shopee Mizansofficialshop, Tokopedia Mizanstore, dan toko-toko buku kesayanganmu.

Menarik bukan? Jangan sampai kelewatan infonya, ya! Pastikan Rapijali 2: Menjadi sampai di rumahmu. Simak kelanjutan kisah Ping dan bersama-sama kita tuntaskan kerinduan Rapijali DI SINI!

 

Putri Maulita

Rekreasi ke Batu Karas

Rekreasi ke Batu Karas

Rekreasi Batu Karas telah menjadi kegiatan yang paling sering kita tunggu untuk terjadi. Selain menyenangkan, rekreasi secara tidak sadar membebaskan kita dari beban dan tanggung jawab sesaat. Dengan rekreasi, kita bisa menikmati lanskap sekitar yang menyajikan pemandangan. Kita bisa berdiam untuk mengambil napas perlahan guna mengambil jeda dari hiruk pikuk rutinitas. Segalanya terasa menyenangkan. Tapi, pernahkah kita terhalang untuk pergi ke suatu tempat karena keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga? Kalau pernah, mungkin membaca buku menjadi salah satu alternatif untuk berekreasi melalui cara yang sederhana. Salah satu buku yang membuat pembacanya merasa seperti sedang rekreasi adalah Rapijali 2: Menjadi karya Dee Lestari.

Lanskap yang Detail

Dee Lestari menggambarkan setiap latar cerita dengan saksama. Penceritaannya membuat kita mengaktifkan setiap indra yang kita punya. Ini memungkinkan kita menyusun suatu visual yang lengkap hanya dengan berbekal kalimat. Novel Rapijali 2: Menjadi memandu imajinasi kita secara sempurna melalui renik hal yang dituliskan secara ciamik oleh Dee Lestari.  Secara bersamaan, hal ini juga membentuk sebuah lanskap yang detail. Ibarat foto, kalimat Dee Lestari adalah foto dengan resolusi full HD. Penggambaran ini telah banyak ditemukan dalam Rapijali 1 dan siap kamu temukan juga dalam Rapijali 2. Percayalah.

Seperti Sedang Rekreasi

Salah satu tempat yang dideskripsikan secara sempurna oleh Dee Lestari adalah Batu Karas. Sebuah daratan pesisir di daerah Pangandaran dengan pasir putih yang membentang. Dalam beberapa bab cerita, kita akan mendesir bersama pasir, menghirup angin sejuk yang bertiup dari laut, menyaksikan goyang pohon kelapa dan sesekali membayangkan terjal batuan pada karang-karang yang menjulang. Dengan hanya membacanya, kita seperti mengunjunginya secara langsung. Pantai Batu karas, laut dengan ombak yang bergulung-gulung dan menggoyangkan para peselancar. Sesekali, nyiur kelapa kita cecap di lidah yang kering oleh sinar matahari. Bukan sekadar soal penggambaran mentah soal tempat. Lagi-lagi, membaca buku ini terasa seperti sedang rekreasi.

Rapijali 2: Menjadi, nantikan terbitnya Bulan Juli 2021!

musik rapijali

Musik dan Dunia Baru Remaja

musik rapijali

Musik sangat identik dengan anak muda. Beberapa pegiat musik rata-rata merupakan kawula muda. Hal ini tentu menjadikannya memiliki semangat yang menggebu-nggebu laiknya semangat darah muda, persis judul lagu Rhoma Irama. Kegiatan bermusik sering kali diartikan sebagai sarana aktualisasi diri para remaja. Mereka biasanya membentuk grup band bersama beberapa kawan yang memiliki ketertarikan serupa atau karena motif lainnya yang masih bersinggungan. Dengan berkelompok dalam bermusik, mereka dapat membuka wacana diskusi yang lebih luas dan membentuk lingkungan yang suportif.  Salah satu buku yang membahas tentang kegiatan anak-anak muda yang gandrung terhadap musik adalah Rapijali 2. Dalam buku ini, kita dapat melihat kisah pergaulan anak-anak muda dalam mengaktualisasikan dirinya.

Perkawanan

Dalam Rapijali 2 karya Dee Lestari. Kita bisa menikmati musik melalui lingkungan perkawanan yang suportif dan saling dukung. Terbentuknya band Rapijali pada buku Rapijali 1: Mencari membuka pintu perkawanan sangat lebar untuk enam orang anak muda yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda. Menariknya, kisah mereka bertemu dalam irisan tentang musik dan setiap kisah perkawanan mereka mengalami permasalahan yang begitu kompleks juga karenanya. Kisah persahabatan mereka sangat layak dinantikan kelanjutannya dalam Rapijali 2: Menjadi!

(Bermula dari: https://bentangpustaka.com/buku/rapijali-dee-lestari/)

Perjalanan dalam Musik

Perjalanan sering kali terasa melelahkan. Kata yang satu ini menjadikan kita membayangkan sesuatu yang panjang dan berliku, penuh masalah, dan kerap kali mengalami ketersendatan. Begitulah. Musik dan perjalanan dalam Rapijali 2 menjadi sangat dekat karena di sana enam serangkai sahabat bertemu dan menciptakan perjalanan bersama demi satu tujuan. Dan betul, perjalanan amat sangat melelahkan dan kerap mengalami kebuntuan. Mereka acap kali dibenturkan pada pelbagai persoalan yang bersumber dari latar belakang mereka yang amat beragam. Dan bagi enam orang sahabat, musik menjadi jalan panjang tempat mereka bertemu dan memulai dunia baru menuju kehidupan yang mereka cita-citakan.

Penasaran dengan cerita lengkapnya? Nantikan kisah selengkapnya dalam Rapijali 2: Menjadi yang akan terbit bulan Juli 2021 nanti!

Dee Lestari Hidupkan Ulang Banyak Karakter Buat Rapijali

Dee Lestari menerbitkan novel Rapijali Foto: (dok. ist)

Jakarta – Novel Rapijali edisi cetak resmi terbit awal Maret 2021. Bermula rilis dari cerbung digital di platform Storial.Co, kini Rapijali hadir versi cetak oleh Bentang Pustaka.

Di dalam novel Rapijali juga banyak terdapat karakter-karakter yang diceritakan. Dari cerbung, Dee Lestari sampai menyusun ulang struktur ke dalam bentuk novel.

“Kalau aku baru menyelesaikan manuskrip, ketika ke cerbung harus dirasakan ulang. Beda banget kalau satu buku utuh dan dipotong-potong, setiap ujung bab harus menyisakan rasa penasaran dan potensi konflik dibuka,” tutur Dee Lestari saat peluncuran virtual novel cetak Rapijali.

“Banyak hal yang aku coba hidupkan juga lewat karakter. Karakter kan banyak banget ya, gimana setiap karakter kecil harus diingat pembaca,” sambungnya lagi.

Misalnya karakter bernama Lodeh yang punya keluarga banyak. Menurut Dee, sebenarnya ini adalah beban bagi penulis.

“Aku tidak menceritakan latar belakang Lodeh, gimana 7 orang dalam satu rumah punya suara masing-masing,” ungkap Dee.

Banyaknya karakter dalam novel terbaru, ia sampai harus punya kamus sesuai pencarian nama dari nama-nama dalam karyanya.

“Nggak semuanya ibaratnya dalam kamus diceritakan ke cerita, namanya siapa, latar belakangnya siapa. Termasuk adik-adiknya si Lodeh,” katanya.

Dalam menggarap novel Rapijali, Dee Lestari mengungkap itu adalah karya tersulit yang pernah ditulisnya. Ia sampai mengeluarkan jurus terbaik untuk menulis Rapijali.

“Kayaknya aku mengeluarkan ilmuku di Rapijali, aku sebenarnya punya basic belajar piano klasik. Keluargaku hampir semuanya musisi dan kami akrab sekali dengan namanya instrumen,” kata Dee Lestari.

Latar keluarga yang dekat dengan musik membuat Dee Lestari lebih dekat saat menulis novel Rapijali. Kakaknya jago main piano dan adik perempuan Dee Lestari yakni Arina yang tergabung dalam Mocca juga seorang musisi.

“Namanya ngeband yang pernah jadi obsesiku saat remaja. Band jadi segalanya banget buatku. Banyak kebersamaan di Rapijali yang tercipta ketika mengaransemen bersama, atau pun saat menciptakan lagu,” tukas novelis Supernova tersebut.

(Tia Agnes)


Dilansir dari Hot Detik yang tayang pada 3 Maret 2021.

dee lestari rapijali tantangan

Dee Lestari Keluarkan Jurus Terbaik di Rapijali, Ini Tantangannya

Jakarta – Dee Lestari akhirnya menerbitkan secara resmi novel edisi cetak Rapijali yang dari jurus menulisnya. Novel tentang lika-liku dunia musik dirilis setelah manuskrip tertua yang disimpan 27 tahun itu terbit dalam format cerbung digital di platform Storial.Co.

Naskah yang selesai di Oktober 2020, diakui Dee Lestari merupakan karya tersulit yang pernah diterbitkannya. Ia sampai mengeluarkan segala jurus terbaik di dalam karya terbaru Rapijali.

“Kayaknya aku mengeluarkan ilmuku di Rapijali, aku sebenarnya punya basic belajar piano klasik. Keluargaku hampir semuanya musisi dan kami akrab sekali dengan namanya instrumen,” kata Dee Lestari saat peluncuran novel edisi cetak Rapijali, Minggu (28/2/2021).

dee lestari rapijali tantangan

Dee Lestari dan Jurus Menulis Rapijali

Latar keluarga yang dekat dengan musik membuat Dee Lestari lebih dekat saat menulis novel Rapijali. Kakaknya jago main piano dan adik perempuan Dee Lestari yakni Arina yang tergabung dalam Mocca juga seorang musisi.

“Namanya ngeband yang pernah jadi obsesiku saat remaja. Band jadi segalanya banget buatku. Banyak kebersamaan di Rapijali yang tercipta ketika mengaransemen bersama, atau pun saat menciptakan lagu,” kata Dee Lestari.

Dee menuturkan lantaran ia seorang musisi bukan berarti mudah untuk menerjemahkan lirik lagu ke dalam kata-kata. Tapi ketika menceritakan ulang butuh kemampuan tersendiri.

“Musik dekat dengan perasaan ke rasa lalu ke bayangan. Ping memainkan lagu Moon River buat Pak Guntur, dia bayangkan dulu perasaan yang muncul di hatinya lalu mencari dahulu asosiasinya seperti apa,” sambungnya.

Rapijali terbilang berbeda dengan novel Aroma Karsa sebelumnya. Kalau di novel Aroma Karsa, karakter Jati Wesi mengenali seseorang masuk ke dalam suatu ruangan melalui wangi tubuh, tapi di Rapijali lewat suaranya.

“Ini yang aku coba terapkan juga di Rapijali, agar konsisten rasanya karena sama-sama konsisten dengan aromanya,” pungkasnya.

Rapijali merupakan judul karya terbaru Dee Lestari mengawali tahun 2021. Karya yang menjadi manuskrip tertua yang disimpan Dee selama 27 tahun akhirnya berkesempatan rilis tahun ini.

Rapijali awalnya berjudul Planet PING yang ditulis Dee Lestari saat remaja terbit menjadi dua bagian dan jurus ia menuliskannya. Karya Rapijali 2 bakal terbit pertengahan 2021.

 

(Tia Agnes)


Dilansir dari Hot Detik yang tayang pada 1 Maret 2021.

© Copyright - Bentang Pustaka