Sampul Buku, Titik Intip Cerita yang Seru

Sebuah pepatah mengatakan, “Jangan menilai buku hanya dari sampulnya” mungkin benar adanya. Apabila kita hidup di masa atau tempat yang tak bisa menunjukkan sesuatu secara terang-terangan. Seperti halnya buku 1984 yang pertama kali terbit di tahun 1949.

Sampul buku yang diterbitkan di London ini tak memuat gambar apa pun selain judul, nama penulis, dan keterangan bahwa buku tersebut adalah sebuah novel. Novel yang bercerita tentang bayangan sebuah negara 35 tahun mendatang dari saat ceritanya dikarang. Warna hijau menjadi latar tulisan pada edisi pertamanya diterbitkan.

Sampul ini terlihat jauh berbeda dari sampul buku 1984 yang banyak kita jumpai hari ini. Ilustrasi atau gambar mata menjadi ciri khas yang ditampilkan dalam berbagai bahasa. Ilustrati mata baru “berani” ditampilkan sepuluh tahun kemudian setelah buku ini terbit di Amerika Serikat.

Warna yang ada di sampul juga berubah, edisi paling awal berwarna hijau gelap dengan tulisan berwarna putih. Lambat laun, dunia mulai mengadopsi warna merah-oranye untuk mewakili keseluruhan isi. Ada juga yang membuatnya dalam campuran warna monokrom.

Sampul Buku dari Bentang Pustaka

Bentang Pustaka paling tidak telah tiga kali menerbitkan buku 1984 yang bergenre fiksi ilmiah distopia ini. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2003 dengan sampul buku bergambar kepala seseorang yang dilihat dari belakang. Ada kode batang (barcode) yang tercetak pada bagian tengkuk orang tersebut.  

Sebelas tahun kemudian, untuk pembaca yang terus menanyakan buku ini dalam Bahasa Indonesia buku ini diterbitkan kembali dengan tampilan berbeda. Edisi kedua, sampul buku 1984 ini berwarna putih dengan gambar bola mata yang berwarna jingga dan warna kover dominan putih.

Tiga tahun berikutnya, yakni pada tahun 2016 buku ini memiliki kembali memiliki tampilan baru. Sampul buku ini memiliki warna yang sama dengan terbitan original-nya di tahun 1949, namun dipadukan dengan ilustrasi mata yang digambar dengan menggunakan pensil dan tercetak di halaman setelah sampul. Sampul bukunya sendiri dibolongi seukuran ilustrasi yang ada sehingga menimbulkan kesan 3D.

Kini, buku 1984 kembali diterbitkan dengan versi yang lebih segar. Ilustrasi gambar mata yang telah dua kali ada pada edisi-edisi sebelumnya digambar dengan gaya komikal dengan warna hitam putih. Ukuran ilustrasinya jauh lebih besar dengan detail gambar gedung-gedung di dalamnya yang memberi kesan lebih tegas.

Edisi kali ini juga mengambil warna biru terang sebagai latar sampul buku yang memberi kesan eye catching. Buku yang telah banyak direpresentasikan dalam berbagai sampul buku ini masih dalam masa pre-order yang berlangsung pada 14-31 Januari 2021. Kolektor buku maupun pembaca yang belum mendapatkan versi sebelumnya bisa mendapatkannya di berbagai toko buku daring dengan penawaran dan bonus menarik.

Simbol Lain dalam Buku 1984

Selain gambar bola mata yang menghiasi sampul depan, versi lain dari beberapa negara mengambil lain yang dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Buku terjemahan bahasa asing di beberapa negara seperti Negara Portugis, Norwegia, dan Finlandia pernah kompak menggunakan kamera pengawas di sampul buku 1984.

Kamera pengawas atau CCTV menjadi salah satu simbol yang terus muncul sepanjang cerita untuk menunjukkan pemerintah totalitarian di negara karangan Orwell ini. Teknologi ini sendiri baru pertama kali digunakan untuk keperluan komersial pada tahun 1949, tahun yang sama ketika novel 1984 diterbitkan di London.

Bagian depan buku yang ditampilkan dalam buku 1984 versi terjemahan bahkan menampilkan ilustrasi tokoh-tokoh pemimpin di negara tersebut pada masa buku tersebut diterbitkan. Setidaknya Saudi Arabia, Tiongkok, dan Yunani secara terang-terangan menjadi negara yang mencetak buku ini dengan lukisan wajah orang-orang berpengaruh kuat di sana.

Meskipun ada benda-benda atau organ tubuh yang ditempatkan pada sampul buku ini, dari waktu ke waktu tetap ada versi yang disajikan dengan gaya yang mirip dengan kover pertama. Novel 1984 yang diterbitkan dalam Bahasa Jerman memiliki dua versi sampul buku yang memilih konsep sama tanpa simbol benda apa pun. Sampul-sampul ini mengandalkan variasi typhography judul buku dan nama penulisnya di bagian depan.

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta