Peranan Perempuan dalam Sayap-Sayap Patah
Peranan perempuan dalam lingkungan masyarakat era ini bisa diketahui sudah jauh lebih baik. Jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya proses globalisasi dan gaung feminisme, peranan perempuan memang jauh lebih minor. Kita bisa mendapati tokoh-tokoh perempuan dalam serangkaian karya sastra yang begitu tertindas, tidak memiliki daya dan menjadi lapisan kedua di kelompok masyarakat. Satu nama yang bisa dibahas adalah Selma Karamy, seorang tokoh yang dituliskan oleh sastrawan dunia, Kahlil Gibran. Selma Karamy mungkin bisa dibilang sebagai Siti Nurbaya versi milik seluruh dunia. Dengan nasib yang bisa disebut tidak beruntung, Selma menjadi sasaran empuk para penguasa dan kelas sosial yang berlaku di masanya.
Peranan Perempuan dalam Era dan Wilayah
Karya sastra menjadi bentuk paling mujarab dalam penggambaran situasi sosial dan kritik akan hal tersebut. Dalam lini waktu, bentuk-bentuk masyarakat dan habit yang berlaku pun berbeda. Misalnya apabila dikerucutkan perihal masa sebelum menikah. Dalam era Victorian di Eropa, perempuan kerap kali digambarkan sebagai makhluk yang indah dan berdaya untuk menentukan siapa yang akan menjadi suami mereka. Tetapi masih harus ditinjau dari kelas sosial dan rupa mereka. Perempuan-perempuan memang tidak bisa serta-merta menunjuk pilihan secara langsung, tetapi mereka masih memiliki keleluasaan untuk mengambil keputusan.
Baca juga artikel terkait di sini.
Berbeda halnya di Asia Barat, perempuan dapat menjadi komoditas atau sekadar aset yang dikeluarkan ketika waktunya dianggap tepat. Ditinjau dalam karya Kahlil Gibran, Sayap-Sayap Patah yang memfigurasikan masyarakat di lingkungannya. Selma Karamy menjadi suatu ikon yang menggambarkan peranan perempuan di masa dan wilayah tersebut. Selma Karamy yang justru dari keluarga terpandang diharuskan menikah dengan orang yang dianggap sederajat dengannya. Reputasi dan eksistensial Uskup di masyarakat setempat yang begitu diagungkan mampu memberi efek bagi Selma sebagai perempuan yang hendak memilih pasangannya. Selma tidak mampu menggunakan otoritasnya untuk bersatu dengan Gibran. Sayap-Sayap Patah memang sering disebut sebagai suatu karya yang berbasis kisah nyata.
Krisik Sosial yang Indah
Meski pada akhirnya beberapa orang lebih menyetujui kisah ini sebagai sebuah fiksi belaka, pembaca tetap mendapat maksud Kahlil Gibran dalam berusaha mengupas peranan perempuan di lingkungan masyarakatnya. Dengan dibalut romance klasik yang menguras emosi, kamu bisa meninjau kritik-kritik yang dituliskan dengan indah. Mulai pembacaan dan analisis sederhana melalui buku Sayap-Sayap Patah yang bisa kamu dapatkan di sini.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!