Manfaat Pengamatan Terhadap Bayi

Pengamatan terhadap bayi

 

Memahami bayi harus dimulai dengan membentuk bonding dengan mereka sedini mungkin. Saat bayi masih dalam kandungan pun, seorang ibu perlu memulai komunikasi dengan bayi. Dalam memahami bayi, kita perlu melakukan pengamatan terhadap bayi. Tidak hanya agar mengenal mereka lebih dekat, tetapi ada manfaat lain yang bisa kita dapatkan.

 

Baca juga: Tiga Alasan Kita Mencintai Bayi

 

Memahami dan Mengikuti Perkembangan Bayi

Ketika telah berusaha mengamati bayi, kita akan memahami dan mengikuti perkembangan mereka. Kita bisa menyadari perubahan-perubahan kecil dalam kemampuannya. Ketika menyadari perubahan tersebut, kita bisa menyediakan lingkungan serta kegiatan yang memberikan tantangan yang tepat bagi bayi.

Selain itu, kita juga bisa mengetahui rintangan apa saja yang menghambat gerakan, komunikasi, dan kegiatan bayi. Jika bayi kita rasa kurang mandiri, kita bisa mengenali faktor yang menghambat kemandirian bayi. Melalui pengamatanlah kita bisa mengetahui apakah kecenderungan manusiawi bayi sudah dipupuk atau belum.

 

Pengamatan Membuat Kita Menyadari Usaha dan Kemampuan Bayi

Saat melakukan pengamatan terhadap bayi, kita juga perlu mengamati apakah bayi berinteraksi dengan lingkungannya atau tidak. Kemudian, kita juga perlu melihat apakah bayi menggunakan indranya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pengamatan ini, kita bisa mulai menyadari apa usaha yang sedang dilakukan bayi.

Begitu kita menyadari usaha yang sedang dilakukan oleh bayi, kita juga akan menyadari kemampuan mereka. Dari sini, kita bisa mulai mengenali periode sensitif bayi. Kita akan menyadari minat dan kegiatan apa yang menjadi konsentrasi bayi. Selain itu, kita pun mulai melihat apa saja hal yang terus-menerus bayi kembalikan, ulangi atau justru bayi menaruh konsentrasi di bidang tersebut.

 

Melalui pengamatan terhadap bayi, kita bisa mengenal dan memahami bayi kita lebih jauh dan mampu membantu saat mereka butuhkan. Pengamatan ini akan lebih baik lagi jika kita lakukan tanpa harus ikut campur tangan terlalu banyak. Dengan mengamati secara seksama, kita benar-benar memahami setiap gerakan yang dilakukan bayi dan hal apa yang berusaha mereka sampaikan. Kita bisa memaknai semua ini lebih dalam dan bisa membuat kita lebih dekat lagi dengan bayi. Hal ini karena bayi akan berpikir bahwa orang tua atau orang terdekatnya, benar-benar memahami mereka.

 

Montessori Baby coverMelalui buku The Montessori Baby karya Simone Davies dan Junnifa Uzodike dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia ini, kita bisa belajar memahami bayi seutuhnya dan juga menemukan alasan mengapa kita begitu mencintai bayi. Hal-hal sederhana yang dilakukan bayi barangkali tidak pernah kita pikirkan, namun melalui buku ini penulis mengajak kita untuk memahami mereka lebih dalam lagi. Buku ini bisa kamu dapatkan di linktr.ee/Bentang atau di toko buku terdekat.

Biarkan Anak Membantu, Yuk!

Biarkan Anak Membantu

Pernahkah kita melihat anak berniat untuk membantu kita? Bagaimana respons kita atas hal tersebut? Apakah kita senang dan biarkan anak membantu atau justru menganggap mereka hanya mengganggu? Ketika anak memiliki niatan untuk membantu kita, sebenarnya karena mereka sedang berusaha aktif. Hal ini, menurut Montessori, adalah hal yang baik. Ketika anak banyak bekerja, justru hal tersebut semakin baik karena menurut Montessori hidup adalah aktif.

Anak-anak memiliki hasrat untuk bekerja; dalam hal ini adalah membantu kita. Namun, banyak dari kita yang belum memahami hal ini. Sehingga, banyak dari kita yang justru membatasi anak untuk membantu atau mengekspresikan keinginan mereka tersebut. Justru, kita sebagai orang dewasa malah menyuruh anak untuk bermain terus-menerus. Kita harus mulai mengenali insting anak untuk membantu kita mulai sekarang.

 

Baca juga: Penerapan Praktis Metode Montessori

 

Anak Senang Membantu

Saat kita membersihkan rumah atau memasak, anak melihat yang kita lakukan. Mereka suka sekali dengan keteraturan, sehingga timbul dalam diri mereka untuk ikut bekerja bersama kita. Mereka akan sangat senang jika diperbolehkan untuk membantu pekerjaan kita. Selain itu, anak memang memiliki hasrat untuk bekerja selain bermain.

Jika anak terlihat tertarik untuk membantu maka kita bisa membiarkan mereka untuk terlibat. Jangan berpikir bahwa anak hanya akan membuat keadaan kacau atau berpikiran negatif lainnya. Anak-anak memang senang membantu, kok. Jadi, biarkan anak membantu kita ya!

 

Membantu Bukan Bikin Berantakan

Sering kali ketika kita melihat anak sedang menyapu atau berusaha merapikan meja yang berantakan, kita justru melarang mereka untuk melanjutkan aktivitas tersebut. Kita khawatir jika anak malah menghancurkan barang berharga yang ada di sekitar meja atau membuat lantai semakin kotor. Padahal, mereka juga masih sedang dalam proses belajar dan tugas kita sebagai orang dewasa adalah membantu mereka untuk belajar.

Jangan menganggap bahwa anak membantu hanya untuk merusak atau membuat keadaan semakin berantakan. Anak-anak memang senang membantu dan mereka juga belajar bagaimana untuk bekerja. Jadi, jika anak melakukan kesalahan, kita cukup memberi tahu kepada mereka bagaimana cara kerja yang benar.

 

Insting anak untuk bekerja memang ada dan kita sebagai orang dewasa perlu memahami hal tersebut. Ketika anak mulai menunjukkan hasratnya ini, kita harus peka dan menyediakan apa yang mereka butuhkan. Alih-alih memberikan mainan yang mahal dan banyak kepada anak untuk membuat mereka bermain, kita bisa memanfaatkan insting mereka ini untuk membantu pekerjaan kita. Kita juga bisa memanfaatkannya untuk mengajak dan mengajari anak agar bekerja sesuai yang mereka minati.

Montessori Seni Menggali Potensi Anak Sejak DiniMelalui buku Montessori: Seni Menggali Potensi Anak Sejak Dini karya Paula Polk Lillard ini, ia mengajak kita untuk memahami buah pemikiran anak dan menggali potensi mereka. Buku ini bisa kamu dapatkan di sini atau toko buku kesayanganmu.

Bermain Air

Bermain Air di Toilet, Bolehkah?

Bermain Air

Ketika anak kita biarkan mandi sendiri, kita malah jadi khawatir jika mereka ternyata bermain air. Dan, benar saja. Ketika anak lama di dalam kamar mandi dan kita intip, ternyata mereka sedang asyik dengan air. Banyak sekali yang mereka imajinasikan. Entah sedang merasa berada di kolam renang atau pantai, atau hal lainnya. Kita jadi khawatir jika anak jadi demam dan sakit karena terlalu lama bermain air. Tapi, sebenarnya boleh atau tidak, sih?

Saat anak berada di dalam toilet, bisa jadi banyak hal yang mereka bayangkan dan kita tentu tidak bisa melarang mereka untuk mengeksplor imajinasi. Namun, kita juga perlu sedikit memberi batasan kepada mereka perihal bermain air di toilet. Bagaimana caranya?

 

Baca juga: Mengajak Anak Membersihkan Toilet Umum

 

Mengingatkan, Bukan Melarang untuk Bermain Air

Saat anak bermain di dalam toilet dan kita rasa sudah terlalu lama, maka kita perlu mengingatkan bahwa mereka sudah terlalu lama berada di toilet. Katakan dengan lembut bahwa jika terlalu lama dan terus-menerus, mereka bisa sakit. Satu hal yang perlu kita hindari adalah melarang mereka dengan cara yang kasar. Sering kali, kita tidak menyadari hal ini. Entah kita memarahi atau membentak anak.

Tidak salah jika anak bermain di toilet, tetapi katakan pula bahwa bermain juga ada waktunya. Bermain air memang menyenangkan, tetapi kita perlu mengontrol diri agar tidak terlalu lama. Beri tahu mereka juga apa saja dampak yang bisa terjadi jika terlalu lama bermain air. Kita perlu mengingatkan mereka kapan dan berapa lama bagi anak untuk berada di toilet.

 

Boleh, Asal Tidak Berlebihan

Bermain air memang menyenangkan, bukan? Tetapi, bermain air juga ada batasannya, lho! Kita sebagai orang tua bisa memberi batasan kepada anak. Misalnya, berapa lama waktu yang boleh mereka habiskan untuk berada di toilet. Jika sudah waktunya, kita bisa mengingatkan mereka secara halus. Katakan bahwa jam bermain sudah habis dan kini saatnya untuk keluar dari toilet.

Hal ini bisa membuat anak senang dan juga bisa membangun kedisiplinan dalam diri anak. Mereka jadi tahu kapan harus bersenang-senang, kapan menyelesaikannya, dan kapan harus belajar. Hal-hal sederhana seperti ini bisa mulai kita terapkan sejak dini. Anak tidak akan memberontak jika kita pun sudah bersepakat dengan mereka. Untuk itu, kita perlu bernegosiasi dengan anak kapan mereka bisa bermain air.

 

Bermain air tidak selalu buruk. Banyak manfaat yang bisa dirasakan. Bagi anak, hal tersebut adalah sesuatu yang menyenangkan, selain itu mereka juga bisa mengeksplor banyak hal yang hanya mereka dapatkan. Kita, sebagai orang tua bisa memulai pendisiplinan kepada anak dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengganggu anak. Selain itu, banyak hal yang bisa kita ajarkan kepada anak mengenai toilet.

cican-bisa-ke-toilet-sendiriMelalui buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri karya Wahyu Aditya, kita akan belajar bagaimana toilet dimanfaatkan oleh Cican untuk buang air dan sekaligus mengajak anak untuk mulai bisa ke toilet sendiri tanpa perlu kita antar. Buku ini bisa didapatkan di sini atau di toko buku kesayanganmu.

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta