Buku Anak-anak

Menumbuhkan Minat Baca Anak Melalui Read Aloud

Kebiasaan membaca pada anak dinilai bisa menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan kecerdasan mereka. Melalui buku, anak bisa belajar banyak hal dengan cerita yang disampaikan. Buku juga akan melatih imajinasi anak yang  berpengaruh terhadap proses pertumbuhan kecerdasan anak.

Orang tua perlu menumbuhkan minat baca anak supaya mereka memiliki rasa suka dan cinta terhadap buku dan aktivitas membaca. Beberapa cara bisa dilakukan oleh para orang tua untuk menumbuhkan minat baca anak-anak mereka, antara lain; meletakkan buku di tempat yang mudah dijangkau anak, mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku, melakukan read aloud atau membaca nyaring kepada anak-anak mereka.

Apa Itu Read Aloud?

Sebagian orang tua mungkin masih asing dengan istilah read aloud. Read aloud atau membaca nyaring adalah kegiatan membacakan buku kepada anak dengan bersuara nyaring. Aktivitas ini selain sebagai upaya menumbuhkan minat baca anak, juga sebagai salah satu cara untuk menjalin kedekatan dan kehangatan antar-anggota keluarga. Metode membacakan buku nyaring sangat baik dikenalkan kepada anak sejak dini, bahkan kepada bayi yang berusia di bawah satu tahun.

Praktik read aloud tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang sudah bisa mengenal huruf dan bisa membaca saja, namun bagi mereka yang belum bisa membaca. Justru aktivitas ini bisa menjadi salah satu cara untuk membantu memudahkan mereka berproses dalam belajar mengenal huruf, kata, dan belajar membaca.

Kapan Memulai Read Aloud?

Tidak ada salahnya jika bayi yang baru lahir pun sudah dikenalkan kepada buku melalui aktivitas read aloud. Ini pilihan dan cara yang bagus sekali untuk mengenalkan mereka kepada buku. Juga merupakan salah satu strategi menumbuhkan minat membaca sejak dini.

Orang tua perlu memilih buku yang digunakan untuk read aloud sesuai dengan anak-anak mereka. Buku untuk anak usia satu tahun tentu sudah tidak cocok lagi jika digunakan read aloud pada anak usia lima tahun. Perlu menyesuaikan kemampuan anak juga untuk memperhatikan komposisi kata, kalimat, dan gambar pada buku cerita anak.

Cari tahu rahasia dan tips lain mengenai read aloud dalam buku karya Sarah Mackenzie, The Read-Aloud Family. Buku ini memuat banyak sekali rahasia menarik mengenai read aloud. Misalnya, manfaatnya, waktu yang baik untuk digunakan read aloud, sampai rekomendasi judul buku sesuai dengan usia anak. Dapatkan bukunya segera disini atau kunjungi toko buku kesayangan Anda. (H.N. Faizah)

Cuci Tangan Tanpa Sabun

Efektivitas Cuci Tangan Tanpa Sabun

Cuci tangan tanpa sabun memang terlihat lebih ringkas daripada jika harus menggunakan sabun. Namun tentu efektivitas antara keduanya berbeda. Sabun mengandung senyawa kimia yang bisa mengangkat kotoran dan kuman di kulit. Ketika mencuci tangan hanya menggunakan air saja, kotoran dan kuman tidak akan terangkat sehingga akan tetap menempel pada kulit.

 

Cuci Tangan Tanpa Sabun

Photo by: Pezibear on Pixabay

Bagaimana Jika Tidak Ada Sabun?

Pada masa pandemi ini kita dianjurkan selalu mencuci tangan sesering mungkin. Padahal tidak setiap tempat menyediakan air dan sabun untuk mencuci tangan. Lalu bagaimana solusinya? Hand sanitizer menjadi pilihan baik jika dibandingkan dengan harus cuci tangan tanpa sabun. Hand sanitizer mengandung alkohol minimal 60%, sehingga efektivitasnya baik untuk membunuh kuman dan virus sumber penyakit.

 

Beberapa tempat saat ini sudah menyediakan hand sanitizer selain juga menyediakan sabun dan wastafel. Selain itu banyak dijual hand sanitizer dengan bentuknya yang ringkas dan ringan, membuat hand sanitizer mudah dibawa kemana-mana. Ini menjadi pilihan baik selain harus cuci tangan tanpa sabun.

 

Baca Juga: Antara Sabun dan Hand Sanitizer

Cuci Tangan Tanpa Sabun Adalah Sebuah Kesalahan

Di antara beberapa kesalahan saat mencuci tangan, tidak menggunakan sabun saat cuci tangan termasuk salah satunya. Cuci tangan dengan air saja tidak cukup karena kuman tidak dapat larut dan mati jika hanya dibasuh dengan air. Agar lebih mudah, gunakan sabun cair untuk mencuci tangan. Selain lebih ringkas, menggunakan sabun cair juga akan mencegah penularan kuman melalui sabun batang yang dipakai bersama-sama.

 

Selain cuci tangan tanpa sabun, kesalahan lainnya adalah langsung membilas tangan setelah diberi sabun. Setidaknya setelah menuangkan sabun ke telapak tangan, lakukan proses mencuci tangan dengan menggosok seluruh bagian tangan selama minimal 20 detik.

 

Tips untuk Mencuci Tangan

Lakukan cuci tangan dengan sabun selama minimal 20 detik, dengan menggosok seluruh bagian tangan. Jangan lupa untuk segera mengeringkan tangan setelah membasuhnya dengan air mengalir. Hindari menyentuh objek lain saat tangan masih basah, karena tidak menutup kemungkinan akan kembali terpapar oleh kuman.

 

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan dengan melakukan cuci tangan sesering mungkin. Mengajarkan kebiasaan mencuci tangan pada anak akan lebih mudah jika dibersamai oleh Cican dalam serial Cican dan Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri. Buku karya Wahyu Aditya ini akan menemani anak-anak untuk belajar membiasakan cuci tangan. Segera miliki dengan lakukan pemesanan di sini atau kunjungi toko buku kesayangan.

Mengajarkan Anak Cuci Tangan

Mengajarkan Anak Cuci Tangan yang Benar

Pandemi covid-19 masih berlangsung, sehingga protokol kesehatan perlu terus dibiasakan. Salah satunya adalah kebiasaan cuci tangan. Kebiasaan ini tidak hanya perlu dilakukan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak perlu juga untuk diajak menjaga kesehatan. Oleh karena itu, penting sekali bagi orang tua untuk mengajarkan anak cuci tangan yang benar.

Mengajarkan Anak Cuci Tangan

Photo by: Nghi Nguyen on Pixabay

 

Mengajarkan anak cuci tangan sepertinya bukan hal yang mudah, mengingat mereka adalah manusia yang senang eksplorasi dan belum begitu paham konsep bersih-kotor. Namun, bukan berarti tidak mungkin Orang tua bisa mengajari mereka kebiasaan mencuci tangan.

 

Berikut ini beberapa hal yang bisa dipraktikkan untuk mengajarkan anak cuci tangan:

 

  1. Mengajarkan dengan Mengajak, Bukan Menyuruh

Anak-anak mudah sekali meniru perbuatan orang dewasa, dan biasanya mereka justru sulit jika hanya diberi perintah oleh orang tuanya tanpa memberi contoh. Maka daripada hanya menyuruh mereka untuk mencuci tangan, lebih baik jika mengajak mereka sekaligus memberikan contoh bagaimana mencuci tangan yang benar.

 

  1. Buat Proses Mencuci Tangan Menjadi Seru dan Mengasyikkan

Sesekali ajak anak bermain-main dengan busa sabun dan air supaya proses mencuci tangan jadi kegiatan menyenangkan. Selain itu, pastikan wastafel mudah dijangkau oleh anak. Jika wastafel terlalu tinggi, bisa gunakan bangku kecil sebagai pijakan bagi mereka.

 

Baca Juga: Mengajarkan Kebiasaan Cuci Tangan Anak

 

  1. Beri Penjelasan Tentang Proses Mencuci Tangan

Tunjukkan kepada anak bagaimana cara mencuci tangan yang benar sesuai dengan standar kesehatan. Menggosok sela-sela jari, bagian atas tangan, dan bawah kuku. Selain itu tunjukkan pada mereka berapa lama seharusnya durasi mencuci tangan agar kuman benar-benar mati.

 

  1. Biasakan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun

Anak-anak biasanya suka hal-hal yang singkat dan ringkas, temasuk mencuci tangan dengan hanya menggunakan air. Ada baiknya jika orang tua juga membiasakan anaknya untuk mencuci tangan dengan sabun, sehingga kebersihan dan kesehatan mereka akan selalu terjaga.

 

Untuk menumbuhkan kebiasaan cuci tangan yang benar pada anak, akan lebih mudah jika menggunakan buku serial Cican. Buku karya Wahyu Aditya berjudul Cican dan Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri akan menemani proses anak belajar mencuci tangan. Dapatkan di sini atau kunjungi toko buku kesayangan Mom.

Kelebihan Metode Montessori

Memahami Kelebihan Metode Montessori

Apakah kalian tahu apa saja sih kelebihan metode Montessori? Metode Montessori adalah metode pendidikan dan pengasuhan anak yang dipopulerkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dan dokter dari Italia. Metode ini banyak diterapkan oleh beberapa sekolah dan orang tua. Kelebihan yang dimiliki metode Montessori dibandingkan dengan metode pendidikan lain menjadi alasan mereka menerapkan sistem ini dalam mengasuh dan mendidik anak-anak.

Kelebihan Metode Montessori

Photo: rawpixel.com on Freepik

Kelebihan metode Montessori didukung oleh prinsip metode ini yang mengajarkan lima area utama pada anak yakni kemampuan berbahasa, konsep matematika, budaya, sensorik, kehidupan sehari-hari. Kelima area ini adalah area dasar yang mendukung tumbuh kembang anak dan proses belajarnya, termasuk proses pertumbuhan akademik mereka.

Kelebihan metode Montessori akan diurai dalam pembahasan berikut:

1. Metode Montessori Melatih Kemandirian Anak

Pendidikan konvensional atau tradisional sering memberi ruang lebih banyak kepada orang dewasa untuk ‘menyuapi’ anak dengan berbagai macam pengetahuan baru. Hal ini sangat berkebalikan dengan prinsip Montessori yang ingin menumbuhkan kemandirian pada anak dengan membebaskan mereka bereksplorasi.

Baca juga: Cara Melatih Anak Mandiri

2. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab

Kelebihan metode Montessori lainnya adalah membentuk rasa tanggung jawab dalam diri anak. Beberapa orang yang menerapkan pendidikan tradisional kerap menegur anak apabila mereka berbuat kesalahan sehingga menimbulkan perasaan bersalah yang akhirnya membuat anak rendah diri. Metode montessori percaya bahwa anak-anak bisa belajar dari kesalahan mereka dan membentuknya menjadi manusia yang bertanggung jawab.

3. Fokus pada Perkembangan Individu Anak

Metode Montessori memungkinkan anak untuk belajar, berkembang, dan bekerja dengan kecepatan masing-masing. Setiap anak adalah individu yang unik dan mereka memiliki kelebihan masing-masing. Metode Montessori tidak membanding-bandingkan satu anak dengan yang lain, karena meskipun berada di usia yang sama namun belum tentu mengalami perkembangan yang sama. Sehingga montessori hanya fokus pada perkembangan setiap individu saja.

 

Metode Montessori bersifat humanistik dan memiliki aparatus atau alat-alat pendukung dengan filosofinya masing-masing. Bagi para orang tua yang ingin mengenal lebih lanjut mengenai metode Montessori bisa mencari informasi melalui buku “A-Z Tanya Jawab Montessori & Parenting” karya Rosalynn Tamara. Buku ini dikemas dalam  bentuk tanya jawab yang menarik sehingga memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Buku ini bisa didapatkan melalui pemesanan di sini.

Manfaat Cuci Tangan

Manfaat Cuci Tangan untuk Kesehatan

Mencuci tangan terkesan aktivitas sepele yang tidak memiliki efek besar. Namun siapa sangka cuci tangan memiliki manfaat yang besar? Salah satu manfaat cuci tangan adalah untuk menjaga kesehatan diri. Banyak sekali penyakit yang bisa menyerang tubuh disebabkan oleh tangan kotor. Maka, mencuci tangan adalah hal penting yang perlu dilakukan rutin.

Manfaat Cuci Tangan

Photo: Pixabay

Manfaat mencuci tangan akan lebih terasa ketika menggunakan sabun, karena akan membantu mematikan kuman-kuman yang ada di tangan. Cuci tangan dengan sabun juga lebih efektif daripada hanya menggunakan air saja. Sabun mengandung bahan yang dapat membantu proses pelepasan kuman dan bakteri yang menempel di kulit.

Selain menjaga kebersihan tangan, berikut uraian beberapa manfaat cuci tangan:

  1. Mencegah berbagai macam penyakit

Tangan manusia menjadi media persebaran penyakit yang paling besar. Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering beraktivitas sehingga sangat penting untuk membersihkannya dengan cuci tangan.

Salah satu manfaat cuci tangan adalah mencegah persebaran berbagai macam penyakit yang bisa menyerang tubuh seperti flu, diare, keracunan makanan, infeksi saluran kencing, dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri, kuman, atau virus.

 

Baca juga: Antara Sabun dan Hand Sanitizer

 

  1. Membunuh kuman, bakteri, dan mikroorganisme berbahaya lain

Tangan menjadi tempat menempel bagi sekitar 2 hingga 10 juta kuman dan bakteri. Mikroorganisme inilah yang menjadi penyebab timbulnya penyakit. Manfaat cuci tangan menggunakan sabun dapat membantu membunuh jutaan kuman dan bakteri tersebut.

 

  1. Mencegah potensi resistensi antibiotik

Penggunaan hand sanitizer  yang terlalu sering dapat menyebabkan bakteri kebal dengan antibiotik dan menimbulkan iritasi. Maka dari itu, para ahli tidak menganjurkan pemakaian hand sanitizer yang terlalu sering untuk membersihkan tangan.

Manfaat mencuci tangan perlu dikenalkan pada anak supaya mereka memahami pentingnya mencuci tangan. Ajari anak kebiasaan mencuci tangan bersama serial Cican. Wahyu Aditya menulis buku berjudul Cican dan Cini Bisa Cuci Tangan Sendiri untuk mengajak anak membiasakan cuci tangan dengan asyik dan mandiri. Dapatkan bukunya di sini atau di toko buku kesayangan Anda.

perbedaan metode pengasuhan

Mengatasi Perbedaan Metode Pengasuhan dengan Pasangan

Dalam proses mengasuh anak di rumah, sering kali tantangan terbesar justru datang dari pasangan sendiri. Perbedaan metode pengasuhan pasangan ini sepertinya dirasakan hampir di seluruh rumah tangga. Ayah ingin menggunakan pola asuh tradisional seperti masa kecilnya dulu, namun si ibu ingin menerapkan metode modern yang lebih relevan.

Perbedaan metode dalam mengasuh anak ini jika tidak dikendalikan dengan baik, akan memberikan dampak buruk di keluarga. Khususnya bagi si anak. Dia akan mengalami kebingungan, ketika kedua orang tuanya memiliki pendapat yang berbeda saat mengasuhnya. Alhasil, tumbuh kembangnya justru akan terganggu.

Photo by Prostooleh on Freepik

Mengatasi Perbedaan Metode Pengasuhan

Lantas, bagaimana solusinya? Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi perbedaan metode pengasuhan dengan pasangan di rumah:

  1. Membangun Komunikasi dengan Pasangan

Perbedaan metode pengasuhan dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Konsekuensinya, kita perlu belajar mengelola emosi dan membuka komunikasi dengan pasangan. Setiap orang tentu memiliki gaya berkomunikasi yang berbeda, termasuk juga pasangan kita.

Buatlah kesepakatan metode pengasuhan dengan pasangan sebelum menerapkannya kepada si anak. Dengan kesepakatan yang telah dibuat, maka tidak akan ada lagi perbedaan metode pengasuhan yang akan menimbulkan kebingungan dan pertentangan di rumah tangga.

  1. Komitmen dan Konsisten dengan Kesepakatan

Jika kesepakatan telah dibuat maka pasangan harus berkomitmen untuk menaati dan melaksanakannya. Perlu dipahami bahwa mengasuh anak bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak saja, bukan hanya tanggung jawab ayah atau ibu saja. Diperlukan kerja sama kedua belah pihak.

 

(Baca juga artikel terkait: Menjadi Teladan Bagi Anak)

 

Menjadi orang tua juga merupakan proses  belajar sehingga jangan segan untuk saling mengingatkan dan memberi support dalam mengasuh anak. Terutama dalam menjaga komitmen dan konsisten terhadap kesepakatan yang telah dibuat. Kerja sama yang baik dengan pasangan akan menciptakan keluarga yang hangat, sehingga perbedaan pengasuhan dapat diminimalkan.

  1. Menambah Ilmu Parenting

Sebagai implementasi proses belajar menjadi orang tua, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan membaca buku parenting. Buku yang direkomendasikan salah satunya adalah buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan Parenting. Buku ini membahas pertanyaan-pertanyaan seputar parenting dan permasalahan pola asuh dalam keluarga sehari-hari. Cara mengatasi perbedaan metode pengasuhan dengan pasangan juga dibahas lengkap di buku ini. Segera miliki dengan melakukan pemesanan di sini, atau di toko buku kesayangan Anda.

dampak toilet kotor

Dampak Buruk Toilet Kotor

Toilet adalah salah satu fasilitas penting yang harus ada di rumah maupun di tempat umum. Tidak heran jika toilet menjadi salah satu tempat yang cukup sering digunakan sehingga menjaga kebersihan toilet wajib dilakukan. Karena toilet kotor membawa dampak buruk untuk kesehatan juga bagi kenyamanan penggunanya.

Sebaiknya membersihkan toilet tidak perlu menunggu sampai toilet kotor. Lebih baik apabila dijadwalkan sepekan sekali atau bahkan setiap hari. Jika toilet jarang dibersihkan maka toilet yang sudah telanjur kotor akan lebih susah untuk dibersihkan.

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Toilet

dampak toilet kotor

Dampak buruk toilet kotor akan dipaparkan dalam poin-poin berikut ini:

  1. Menyebabkan kecelakaan akibat lantai licin

Toilet kotor bisa memakan korban akibat terpeleset. Toilet memang menjadi tempat yang rawan, karena lantainya sering basah oleh air. Belum lagi lantai yang licin karena jarang disikat. Untuk mengurangi kecelakaan akibat terpeleset, sebaiknya dicegah dengan sering menyikatnya supaya tidak licin. Terpeleset di toilet selain bisa menyebabkan cedera, dampak paling buruk bisa menyebabkan kematian.

  1. Menimbulkan bau tidak sedap

Bau yang tidak sedap kerap sekali menjadi ciri khas toilet kotor. Bau tidak sedap ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan untuk penggunanya. Bagi beberapa orang, bau tidak sedap ini bisa menyebabkan mual perut. Untuk itu penting sekali menyiram toilet supaya bau tidak sedap akibat sisa-sisa pembuangan tubuh bisa hilang.

  1. Menyebabkan timbulnya penyakit

Banyak sekali penyakit yang bisa timbul sebagai dampak toilet kotor. Penyakit yang paling umum adalah diare. Selain itu, toilet kotor juga bisa menyebabkan hepatitis A, demam tiroid, disentri, kolera, cacingan, tifus, dan penyakit lainnya.

Untuk menjaga kebersihan toilet di rumah, perlu kerja sama seluruh anggota keluarga. Termasuk anak-anak juga perlu diajari untuk menjaga kebersihan toilet sejak dini. Buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri karya Wahyu Aditya direkomendasikan untuk dibaca oleh anak-anak, sehingga mereka bisa belajar untuk menjaga kebersihan toilet dan hal-hal yang harus dilakukan saat buang air di toilet. Dapatkan di sini atau di toko buku kesayanganmu.

 

Melatih Toilet Training pada Anak

Pernahkah kita mendengar kata toilet training? Apakah kita mengetahui apa maksudnya? Toilet training adalah proses anak belajar untuk buang air besar dan buang air kecil di toilet secara mandiri. Tahap ini mengajarkan anak untuk tidak lagi buang air di popok, seperti yang biasanya ia lakukan. Pada buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri, diceritakan bahwa Cican sudah bisa ke toilet secara mandiri dan tahu kapan ia harus ke toilet. Ajak si kecil untuk ke toilet sendiri juga, yuk.

 

Bagaimana Cara Melatih Toilet Training?

Melatih toilet training pada anak tentu memerlukan waktu dan kesabaran. Sebelumnya, anak telah terbiasa untuk buang air di popok tanpa berusaha untuk pergi ke toilet dan membersihkannya. Ketika ia harus pergi ke toilet untuk buang air, tentu ada banyak perubahan yang ia rasakan dan perlu ia sesuaikan.

Langkah pertama yang bisa kita lakukan untuk melatih toilet training pada anak adalah mengenalkannya pada toilet. Kita ingatkan dan beri tahu anak bahwa jika ingin buang air besar dan kecil, ia bisa pergi ke toilet.

Langkah kedua adalah menjelaskan fungsi dan beri contoh penggunaannya. Kita harus menjelaskan fungsi benda-benda yang ada di toilet sembari mengajarkan cara penggunaannya. Misalnya, wastafel. Kita jelaskan bahwa benda tersebut namanya adalah wastafel, fungsinya sebagai tempat mencuci tangan, wajah, dan gosok gigi. Kemudian kita beri contoh penggunaannya.

Langkah selanjutnya adalah menjadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas. Misalnya saat anak baru bangun tidur, kita bisa mengajaknya ke kamar mandi untuk buang air. Sebelum tidur juga kita bisa ajak anak untuk buang air.

 

Baca juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Toilet

 

Mengajari Anak Cara Penggunaan Toilet

Saat melihat toilet pertama kali, anak pasti merasa bingung karena banyaknya hal yang harus ia lakukan ketika buang air. Untuk mempermudah toilet training, pastikan anak mengenakan celana yang mudah dilepas dan dipakai secara mandiri. Setelah itu kita bisa mengajari mereka cara menggunakan toilet.

Pertama, kita jelaskan cara duduk yang benar di kloset. Selanjutnya, kita mengajari cara membersihkan diri setelah buang air. Saat mengajari cara membersihkan diri ini, pastikan anak merasa aman dan nyaman. Kemudian, ajari mereka cara menekan tombol flush setelah selesai buang air. Mungkin tombol flush bisa terlalu tinggi atau berat bagi anak, sehingga kita perlu pelan-pelan mengajari mereka.

Langkah selanjutnya kita bisa menunjukkan proses pembuangan air seni atau tinja ke kloset. Kita perlu menekankan pada anak bahwa tempat pembuangan akhir air seni dan tinja adalah kloset. Langkah terakhir ialah mengajari mereka cara mencuci tangan dengan benar setiap selesai menggunakan toilet. Langkah terakhir ini sangat penting untuk selalu anak lakukan dan beritahu mereka pentingnya mencuci tangan setelah menggunakan toilet.

 

Mengajari anak toilet training penting dilakukan sejak dini. Tidak hanya agar mereka bisa terbebas dari popok lebih cepat, tetapi juga melatih kemandirian mereka. Selain itu, jika anak terlambat memahami toilet training, ia bisa telanjur merasa tidak nyaman ketika kita mengajari dan menunjukkan langkah-langkahnya.

Melalui buku Cican Bisa ke Toilet Sendiri yang akan segera republish pada bulan Mei, ajak dan ajari anak untuk ke toilet sendiri. Buku karya Wahyu Aditya ini tidak hanya menampilkan karakter Cican dan Cini yang menggemaskan, tetapi juga menyampaikan pesan yang baik untuk anak.

Theraplay Indonesia

Mengapa Kita Harus Memilih Theraplay di Indonesia?

Ketika mendengar kata Theraplay di Indonesia, apa yang terlintas pertama kali di benak kita? Mungkin beberapa ada yang sudah tahu. Mungkin ada juga yang mengira ini sama dengan play therapy atau bahkan ada juga yang baru pertama kali mendengar kata ini.

Theraplay adalah sebuah metode pengasuhan untuk membangun, meningkatkan, memperbaiki, dan memulihkan hubungan antara orang tua dan anak. Caranya adalah melalui kegiatan bermain yang intim, penuh sentuhan, dan menyenangkan.

Keunggulan Theraplay di Indonesia

Theraplay Indonesia

Ketika kita membicarakan tentang Theraplay, kata ini seolah hanya bermakna bermain. Tetapi, memang hal tersebut ada sedikit benarnya. Metode ini menekankan pada pentingnya komunikasi non-verbal sebelum komunikasi verbal. Dengan metode ini, kita bisa membangun bonding yang baik dengan anak dengan berbagai macam permainan sederhana.

Permainan-permainan yang direkomendasikan tidak membutuhkan biaya besar atau waktu yang banyak. Bahkan, beberapa permainan hanya membutuhkan tubuh kita. Lainnya hanya butuh benda-benda yang ada di sekitar dan tidak perlu membeli yang baru.

Pada metode ini, kita hanya membutuhkan waktu 30-45 menit per harinya untuk bermain bersama anak. Tentu dengan waktu yang bahkan kurang dari satu jam, kita bisa membentuk bonding yang semakin baik setiap harinya. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak memiliki waktu bersama anak.

Permainan dan waktu yang kurang dari satu jam menjadikan Theraplay spesial. Theraplay merupakan metode yang sangat praktis dan menyenangkan untuk diterapkan bersama anak. Tidak hanya untuk membangun bonding tetapi juga menjadi metode untuk meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dan anak.

Mengapa Memilih Buku Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay?

Theraplay masih bisa dikatakan baru di Indonesia, meskipun telah diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 2014. Salah satu buku yang membahas ini adalah Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay karya Astrid W.E.N. Buku ini adalah buku Theraplay pertama di Indonesia dan langsung ditulis oleh seorang praktisi Theraplay pertama di Indonesia.

Dalam buku ini, Astrid W.E.N. berusaha untuk membantu orang-orang yang sulit untuk menjalin relasi dengan anak-anak. Selain itu, Astrid mencoba mengenalkan prinsip-prinsip Theraplay, serta memberikan contoh beberapa permainan yang bisa dilakukan bersama anak.

Dalam buku ini, penulis telah menyediakan pertanyaan-pertanyaan refleksi yang bisa direnungkan setelah membaca. Beberapa kasus yang pernah dihadapi oleh penulis juga terdapat dalam buku ini.

Yang terpenting mengenai buku ini ialah penjelasan mengenai attachment. Dalam buku ini, Astrid akan jelaskan secara lebih mendetail macam-macam attachment dan bagaimana solusi atas beberapa masalahnya. Buku ini juga memberikan contoh kasus relasi dengan anak yang sering kita jumpai. Penjelasan penyebab dan solusi atas masalah-masalah tersebut dipaparkan dalam buku lebih detail. dapatkan buku Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay di sini.

 

Enda Sinta Apriliana

pengabaian anak

Problem Pengabaian Anak yang Tidak Disadari

Sering kali dalam suatu keluarga kita menemukan adanya pengabaian anak dan kurang eratnya hubungan antara orang tua dan anak. Padahal, keluarga terlihat harmonis dan baik-baik saja. Dalam bukunya yang berjudul Indahnya Pengasuhan dengan Theraplay, Astrid W.E.N menyebutkan bahwa ada beberapa masalah pada hubungan anak dan orang tua.

Pengabaian Anak: Bersama tapi Tidak Terkoneksi

Salah satu kondisi ini adalah pengabaian anak tidak disadari. Hal ini terjadi ketika orang tua dan anak selalu bersama. Namun, tidak terkoneksi satu sama lain. Hal ini bisa terjadi pada keluarga siapa saja, bahkan pada keluarga yang tampak normal. Hal ini bisa terjadi sejak anak masih kecil dan dampaknya juga tidak baik.

Contoh yang bisa dirasakan adalah ketika orang tua dan anak berada dalam satu ruang yang sama namun sibuk sendiri-sendiri. Hal yang paling mungkin terjadi adalah ketika kita kurang memberikan ruang pada anak untuk membicarakan keseharian mereka.

Tanpa kita sadari, hal ini menyebabkan anak menjadi terabaikan. Orang tua jadi kurang mengenal anak dengan baik bahkan bisa jadi tidak kenal sama sekali. Dampak lainnya, anak menjadi cenderung tertutup dan tidak banyak berinteraksi dengan orang tua. Jika hal ini dibiarkan, komunikasi anak dan orang tua menjadi terhambat dan bisa jadi juga buruk.

Baca Juga: Meningkatkan Bonding Orang Tua dan Anak dengan Metode Theraplay

Sakit atau Mengalami Perawatan Medis

pengabaian anak

Ketika anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit juga bisa memengaruhi kualitas relasi orang tua dengan anak. Kondisi ini menjadi sebab terputusnya relasi antara orang tua dan anak untuk sejenak. Waktu sejenak ini mampu membuat anak atau orang tua menjadi tidak nyaman.

Rasa tidak nyaman ini membuat kita mengeluarkan ekspresi-ekspresi negatif dan bisa menyakiti orang di dekat kita. Kita juga bisa merasa buruk karena melakukan hal itu kepada orang yang kita sayangi, namun tidak memiliki kuasa akan hal tersebut. Pada kondisi ketika anak atau orang tua sedang sakit dan mungkin harus mendapatkan perawatan di rumah sakit, komunikasi dan kasih sayang yang diberikan juga harus ada.

Pengabaian anak sering kali tanpa sadar kita lakukan. Namun, hal ini juga sulit untuk dihindari. Ketika hal tersebut terjadi, jangan selalu merasa bersalah karena banyak hal yang berada di luar kendali kita. Dalam buku ini, Astrid W.E.N. tidak hanya memberikan kita informasi penting mengenai interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak, tetapi juga bagaimana penggunaan Theraplay atas interaksi tersebut.

 

Enda Sinta Apriliana

© Copyright - Bentang Pustaka