Kitab Omong Kosong: Buku Seno Gumira Ajidarma yang Akan Terbit Ulang
Kitab Omong Kosong, buku Seno Gumira Ajidarma, akan diterbitkan ulang. Buku ini unik karena menceritakan kisah wayang dari sudut pandang tokoh minor. Togog, yang merasa minder dan terasingkan dalam sebuah dunia yang sangat memuja Semar, memutuskan untuk merangkai kisahnya sendiri.
Baca juga: Dekonstruksi Kisah Cinta Rahwana dan Sinta dalam Rahvayana karya Sujiwo Tejo
Cerita Wayang dari Sudut Pandang Baru
Berkisah tentang malapetaka serbuan bala tentara Sri Rama, inilah kisah Satya dan Maneka, rakyat yang menjadi korban, yang menjelajahi pencarian Walmiki penulis Ramayana, sembari berlayar di samudera cerita. Inilah saat kematian Sang Hanoman, wanara agung yang ditakdirkan berumur panjang untuk menjaga kebudayaan.
Dalam buku Seno Gumira Ajidarma ini, kamu akan menemukan tokoh-tokoh wayang yang sudah familiar: Semar, Rama, Rahwana, Sugriwa, dan masih banyak lagi. Namun, akan ada banyak twist di dalamnya: sisi humanis tokoh wayang yang selama ini tidak diketahui, isi pikiran yang tidak pernah terungkap, dan motivasi-motivasi tidak terduga di balik kejadian fundamental cerita wayang.
Nuansa pewayangan yang kental, digabungkan dengan gaya berkisah Seno yang khas, membuat buku ini wajib masuk ke daftar rekomendasi bukumu.
Dari Penulis Peraih Kusala Sastra Khatulistiwa
Karya-karya Seno yang pernah terbit menjadi buku di antaranya Manusia Kamar (1988), Penembak Misterius (1993), Saksi Mata (1994), Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi (1995), Jazz, Parfum dan Insiden (1996), Sebuah Pertanyaan untuk Cinta (1996), Iblis Tidak Pernah Mati (1999), dan lain-lain.
Selain cerita pendek dan novel, dia juga merupakan seorang fotografer dan kritikus film. Seno menerima penghargaan Sea Write Award (1987) dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2005). Tahun 2008, dia didapuk menjadi juri Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Prapesan Kitab Omong Kosong akan diadakan tanggal 1—14 April 2021. Simak info lengkapnya di situs resmi Bentang Pustaka, Instagram Bentang, atau Twitter Bentang.
“Tolong sampaikan agar cerita ini tidak usah dibaca karena membuang waktu, pikiran dan tenaga. Sungguh hanya suatu omong kosong belaka. Mohon maaf sekali lagi untuk permintaan tolong ini. Maaf, beribu-ribu mohon maaf.”
—Togog
Kontributor artikel: Anggarsih Wijayanti
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!