Belajar Montessori: Haruskah Punya Aparatus Montessori?
Ketika mendengar istilah Montessori, kita mungkin akan mengasosiasikannya dengan aparatus Montessori. Aparatus Montessori merupakan perangkat permainan yang dirancang agar anak mampu menemukan suatu konsep secara mandiri dengan memainkannya berulang-ulang. Dalam proses eksplorasinya, apabila anak melakukan kesalahan, ia akan memperbaiki hal tersebut melalui pengulangan. Aparatus dibuat menarik untuk dimainkan berkali-kali dan didesain secara detail dan presisi sesuai dengan kemampuan anak usia dini. Setiap permainan memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda dan fokus pada aspek-aspek tertentu. Itulah mengapa perancangan aparatus Montessori tidak sembarangan dan harganya cenderung mahal.
Pertanyaan yang muncul kemudian: apakah metode Montessori tidak dapat diterapkan di rumah apabila tidak ada aparatus Montessori?
Pertama, kita harus memahami terlebih dahulu gambaran besar dari Montessori itu sendiri. Apa maksud di balik filosofi, prinsip-prinsip, dan permainan yang dirancang sedemikian rupa tersebut. Dalam sebuah kuliah online, Ms. Zahra Zahira menyampaikan, “Montessori adalah filosofi. Filosofi dalam mendidik anak. Filosofi dalam menghargai anak sebagai individu yang dihargai, yang memiliki perasaan seperti orang dewasa.” Ia menambahkan, “Satu hal yang perlu diingat jika kita ingin mengaplikasikan Montessori di rumah, kitalah, orang dewasalah, orang tuanyalah yang harus berubah terlebih dahulu. Kita perlu memberi model perilaku yang baik untuk anak-anak.”
Salah satu area penting dalam Montessori adalah practical life skill atau keterampilan praktik kehidupan. Hal-hal yang dilakukan setiap orang dalam kesehariannya menjadi komponen pembelajaran Montessori. Anak diajarkan untuk dapat mengurus keperluan dasarnya secara mandiri dan dilatih beradaptasi dalam kehidupan sosialnya.
Untuk mengajarkan practical life skill, terdapat banyak pilihan aparatus yang bisa dibeli. Akan tetapi, sesungguhnya orang tua dapat menggunakan benda-benda yang sudah ada dan menyesuaikannya dengan kemampuan dan keamanan alat dan bahan tersebut untuk si kecil.
Contohnya, permainan spoon grains dapat menggunakan mangkuk plastik dan sendok yang sesuai dengan ukuran tangan si kecil. Berbagai kegiatan memasak juga dapat menjadi bahan permainan, seperti mencuci buah dan sayur, mengupas kentang dengan alat kupas yang aman, menuang air, berkreasi dengan cetakan kue, dan sebagainya. Selama permainan tersebut disesuaikan dengan kemampuan si kecil, dapat dilakukan berulang-ulang, dan sesuai dengan prinsip-prinsip Montessori, orang tua tidak perlu khawatir ketika tidak ada aparatus Montessori.
Berangkat dari kesadaran bahwa penyediaan aparatus Montessori tidak selalu bisa dilakukan oleh setiap orang tua, Ms. Zahra Zahira, founder Indonesia Islamic Montessori Community menulis buku berjudul Islamic Montessori Inspired Activity. Buku ini memuat panduan bagaimana menyiapkan alat, bahan, dan cara bermain ala Montessori dengan kombinasi nilai Islami dan kebudayaan Indonesia. Terdapat lebih dari 200 aktivitas yang telah disesuaikan dengan K-13 Diknas Indonesia dan mencakup 7 area penting Islamic Montessori.
Ikuti Pre Order Islamic Montessori Inspired Activity di toko-toko buku online dan reseller kami. Informasi lebih lanjut, cek Instagram @bentangkids dan jangan lupa follow agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!