Tipe-Tipe Anak saat Berpisah dengan Orang Tua dan Cara Menanganinya

Hampir semua dari kita pasti pernah merengek ketika akan berpisah dengan orang tua. Entah orang tua pergi untuk suatu urusan maupun kita yang ditinggalkan di sekolah. Sebagai orang tua, kita juga sering melihat fenomena tersebut terjadi pada anak kita. Anak terus merengek supaya kita tidak pergi ke mana-mana. Padahal, kita benar-pernah perlu meninggalkan anak untuk sementara waktu.

Hal tersebut biasa terjadi pada anak-anak karena mereka masih bergantung pada kita sebagai orang tua mereka. Kita adalah zona aman mereka. Ketika kita pergi, mereka akan resah karena mereka tidak lagi berada di zona aman. Mereka juga belum mengerti bahwa kita hanya pergi sementara dan mereka akan baik-baik saja.

Ada beberapa tipe reaksi anak ketika akan berpisah dengan orang tua mereka. Reaksi tersebut bukanlah reaksi permanen bawaan dari lahir yang tak bisa diubah. Reaksi mereka dapat berubah dengan berjalannya dan usaha dari orang tua.

  1. Menangis Hebat

Tipe pertama ini adalah tipe yang paling umum terjadi. Anak yang bereaksi dengan tipe satu ini akan menangis ketika berpisah dengan orang tua. Bukan hanya tangisan biasa, mereka akan menangis hebat. Selain menangis, mereka juga akan menempel pada orang tua, seperti memeluk atau minta digendong. Hal tersebut mereka lakukan untuk mencegah orang tua mereka pergi meninggalkan mereka. Bahkan, mereka enggan untuk melepaskan pelukan pada orang tua karena khawatir jika mereka lengah, orang tua mereka bisa pergi.

Anak yang sedang bereaksi pada tipe ini akan sulit untuk dibujuk. Mengalihkan perhatian mereka dapat dibilang cukup sulit dan perlu usaha keras. Bahkan, mereka juga akan sulit untuk diberi pengertian. Pilihan orang tua untuk menangani reaksi ini adalah antara tetap tinggal bersama si kecil, mengajak si kecil pergi, atau meninggalkan mereka dalam keadaan menangis hebat.

  1. Menangis Moderat

Anak yang bereaksi dengan tipe menangis moderat juga akan menangis atau merengek ketika orang tua mereka akan pergi tanpa mereka. Perbedaan mereka dengan reaksi menangis hebat adalah perhatian mereka masih bisa dialihkan. Ketika mereka terus menempel pada orang tua, kemungkinan mereka untuk mau diajak pergi dengan orang lain selain orang tua cukup besar. Oleh karenanya, mereka masih lebih mudah untuk diberi pengertian supaya mengizinkan orang tua mereka pergi. Perhatian mereka juga masih bisa dialihkan dengan hal yang membuat mereka tertarik seperti mainan. Kebanyakan orang tua akan pergi diam-diam ketika perhatian mereka sedang teralihkan.

  1. Penuh Pengertian

Reaksi ketika anak sedang penuh pengertian adalah reaksi yang diharapkan oleh semua orang tua ketika mereka perlu meninggalkan si kecil. Ketika anak penuh pengertian, bukan berarti mereka tidak akan menangis ketika orang tua akan pergi. Kemungkinan besar, ada saatnya mereka merelakan orang tua mereka untuk pergi tanpa perlu merengek. Namun, akan ada saat mereka merengek dan tidak mau ditinggal. Dengan sedikit pemahaman dari orang tua, mereka akan dengan mudah mengerti dan memberi izin orang tua untuk pergi.

 

Cara Memberi Pemahaman kepada Anak

            Berikut beberapa cara untuk membantu kita melatih si kecil supaya tidak resah yang menyebabkan mereka menangis saat akan berpisah dengan kita. Cara-cara di bawah ini diambil dari buku Jatuh Hati pada Montessori karya Vidya Dwina Paramita, seorang Montessorian yang telah menulis dua buku Montessori, yaitu Jatuh Hati pada Montessori dan Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja.

  1. Ajak Si Kecil Diskusi

Diskusi ini bertujuan memberi penjelasan kepada si kecil mengenai alasan orang tua perlu pergi terlebih dahulu. Jelaskan kepada si kecil alasan orang tua perlu pergi. Selain itu, pastikan bahwa si kecil mengerti dan yakin bahwa orang tua akan pulang atau menjemputnya. Contohnya, orang tua bisa mengatakan, “Mama kerja dulu, ya. Kamu main di rumah Tante sama Bimo. Nanti sore Mama jemput, lalu kita pulang ke rumah bareng.” Hal tersebut bisa menenteramkan keresahan anak.

  1. Pergi dengan Cara yang Pantas

Kebanyakan dari kita akan pergi diam-diam ketika perhatian anak sedang lengah supaya kita dapat pergi tanpa perlu ditangisi. Namun, hal tersebut hanya akan menguntungkan kita sementara. Sering kali, ketika anak sadar bahwa kita sudah pergi, mereka akan merengek kembali. Hal tersebut tidak akan menghapuskan keresahan si kecil. Si kecil akan marah atau kehilangan rasa percaya kepada kita sehingga ketika kita akan meninggalkan mereka lagi lain waktu, mereka akan lebih sulit diajak kerja sama. Dengan alasan yang sama, kita juga tidak dianjurkan untuk berbohong demi menenteramkan hati anak.

Cara yang orang tua dapat lakukan adalah dengan pergi secara cepat. Kita tetap berpamitan kepada si kecil seperti biasa. Yang perlu diingat adalah selama melakukannya, kita perlu melakukannya dengan cukup cepat sebelum si kecil menangis semakin hebat.

  1. Menepati Janji

Ketika kita memberi iming-iming atau janji untuk menenangkan si kecil, kita harus yakin bahwa kita bisa menepati janji tersebut. Perlu diingat bahwa kita sedang membangun kepercayaan anak kepada kita supaya mereka tidak lagi resah ketika berpisah dengan kita. Pelanggaran janji adalah hal yang paling ampuh untuk menghancurkan kepercayaan seseorang, begitu pula kepercayaan anak kecil. Satu saja pelanggaran janji dapat membuat anak sulit percaya kepada kita.

Dari tipe dan tips di atas, bisa kita lihat bahwa si kecil menangis karena merasa resah. Oleh karena itu, kita harus tahu apa yang membuat anak resah dan berusaha untuk menanganinya. Karena tips di atas adalah tips berdasarkan metode Montessori, kita dianjurkan untuk memberi anak rasa percaya bahwa mereka akan baik-baik saja ketika akan meninggalkan mereka. Rasa percaya tersebut akan membuat anak memiliki kepercayaan diri bahwa mereka juga bisa mandiri.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta