Eksistensi Amerika: Sebuah Perspektif

Bak sebuah trendsetter, Eksistensi Amerika selalu menjadi sorotan utama bagi warga negara global. Dalam setiap warta dan wawancara, selalu muncul peran Amerika baik sebagai negara individual maupun sekutu. Nama yang besar tersebut membawa Amerika pada kancah serba ada dan serba bisa. Tidak hanya demikian, tidak sedikit masyarakat global memimpikan kehidupan yang begitu terjamin di bumi Amerika. Namun, apakah semua hal yang selama ini dipertonton dan diperdengarkan sudah meliputi fakta yang akurat? Atau justru masih banyak hal tersembunyi yang bersifat tersirat? Kenyataan bahwa tidak semua  orang mampu mengetahuinya seolah diwakilkan oleh Noam Chomsky, seorang pakar kebahasaan dan pengamat politik Amerika.

Eksistensi Amerika di Mata dunia

Perspektif Baru

Siapa halnya yang bisa menghubungkan sejarah satu ke sejarah lainnya? Tentu tidak semua orang jeli dan teliti memahami motif setiap peristiwa dan keterhubungan di antaranya. Tapi, Noam Chomsky bak menulis kembali sebuah benang merah di balik setiap kejadian dalam catatan sejarah. Catatan yang membongkar detail isu-isu global yang selama ini luput dari perhatian masyarakat. Sebagai seorang pengamat, Noam Chomsky seperti berdiri menjadi opisisi pemahaman masyarakat pada umumnya. Chomsky bak berdiri menjadi  pihak yang kontra terhadap citra dan eksistensi Amerika.

Dengan membangun sebuah pemahaman baru, Chomsky disebut sebagai sosok yang gencar akan teori konspirasinya. Teori yang menurut orang-orang umum disebut sebagai teori konspirasi. Lebih jauh dengan pemahaman ini, akankah gagasan Chomsky hanya berhenti sebagai konspirasi yang tidak bernilai? Atau apakah justru Noam Chomsky sedang membuka kebenaran yang selama ini tidak hadir—atau bahkan ditepikan? Dalam karyanya yang berjudul Who Rules The World, Chomsky hadir sebagai perspektif yang baru.

Baca artikel terkait, Buku Konspirasi Dunia: Alasan utuk Membacanya

Eksistensi Amerika di Mata Dunia

Berdiri menjadi negara adikuasa tidak serta-merta membuat Amerika sebagai negara yang makmur dan selalu menjadi teladan. Who Rules The World dengan beragam sudut pandang dan gagasan yang kritis bisa menjadi teropong bagi masyarakat umum. Buku ini mampu menjadi media untuk memandang Amerika dengan perspektif yang terbarukan. Membuat kita merespons masa depan dan perubahan. Buku ini membuat pembaca memahami, apakah Amerika masih akan selamanya menjadi negara yang memegang kendali? Temukan jawabannya dengan mendapatkan bukunya di Mizanstore atau toko buku kesayanganmu.

Cerita Fiksi Sejarah ala Pinto Anugrah

Mendulang cerita fiksi sejarah selalu menjadi hal yang tidak mudah bagi para penulis. Menciptakan dunia fiktif dan mencari kebenaran yang akurat selalu menjadi dua hal yang saling kontradiktif, tapi tentunya dapat bertemu dalam sebuah buku yang berkualitas. Dalam hal ini, seorang penulis dituntut untuk memahami betul peristiwa dan nilai kesejarahan yang hendak diangkat untuk menghidupkan semesta barunya. Seperti halnya Pinto Anugrah, seorang penulis dari tanah Minang yang menuangkan kembali lokalitas asalnya. Meski mendarah daging, novel terbarunya ini menggali serangkaian data dan berlandaskan peristiwa yang terjadi di masa lalu: Perang Padri.

Cerita fiksi sejarah

Lokalitas Minangkabau

Sebagai warga lokal, Pinto tidak serta-merta menghadirkan nilai-nilai Minang tanpa landasan. Dengan perlahan, Pinto mengenalkan esensi Minangkabau dari banyak aspek. Menciptakan latar dan suasana yang menduplikasi tempat asalnya ini mungkin tidak instan, tapi dengan perlahan, pembaca akan dibawa pada tujuannya ini. Dengan membangun kedekatan dengan pembacanya, Pinto Anugrah menghadirkan nilai-nilai Minangkabu dari banyak aspek, seperti tuturan lokal, kebiasaan, hingga perawakan yang dijelaskan dengan padat dan jelas.

Alih-alih membicarakan sejarah, Pinto memulainya dari konflik batin para tokohnya. Lagi-lagi dengan perlahan, esensi Minangkabau hadir sebagai suatu hal yang tersirat. Hal ini tidak hanya bertujuan agar semata-mata pembaca mengetahui, tapi membuat pembaca begitu dekat dengan konflk dan kehidupan yang sedang diciptakannya. Sejarah membalut fiksi dengan cara Pinto, dihadirkan dengan memasukkan pembaca pada tiap-tiap pintu yang menghubungkan unsur-unsur Minangkabau.

Baca artikel terkait Historiografi Perang Padri 

Sejarah dalam Fiksi

Semua yang telah dideskripsikan singkat di atas adalah komponen minor dari cerita fiksi sejarah terbaru Pinto Anugrah, yakni Segala yang Diisap Langit yang bisa kamu dapatkan di sini atau di Mizanstore. Kisah yang mengajak pembaca mengenal nilai sejarah dari sudut pandang baru—suatu sejarah yang berada di luar mainstream. Aspek fiktif membuat pembaca tidak serta-merta belajar mengenai sejarah, tapi hidup dengan sejarah itu sendiri. Segala yang Diisap Langit membuat pusarannya sendiri yang berisikan warisan dan peninggalan leluhur di masa lalu. Menjelajahi sejarah dalam bentuk fiksi dapat menjadi alternatif bagi mereka yang haus akan sejarah, sambil “hidup” berdampingan di dalamnya.

Feminisme Islam dari Perspektif Perempuan Muslim

Image By Pang

Memandang Feminisme Islam dari perspektif perempuan Muslim (Muslimah) menunjukkan bahwa perjumpaan antara Islam dan feminisme begitu beragam dari waktu ke waktu, bergantung pada faktor-faktor yang membentuk aliansi politik mereka dan kondisi sosial yang mengikat para peneliti pada objek kajiannya.  

Istilah feminisme sendiri berasal dari Barat, membuat istilah “Feminisme” sulit diterima di kalangan umat Muslim dan selalu dipersoalkan oleh kaum Muslim yang memandangnya sebagai simbol Barat, dan menganggap feminisme tidak relevan dengan umat Muslim.

Dari Sudut Pandang Muslimah

Etin Anwar di dalam bukunya yang berjudul “Feminisme Islam” memberikan penjelasan tentang pengertian feminisme Islam. Pertama, ia merujuk pada karya dan aktivisme feminis dalam jaringan kerja budaya Islam, termasuk Islam dari segi isi dan bentuknya. Mengingat Islam sendiri tidak homogen, resignifikasi Islam tertanam dalam kontekstualisasi ujaran dan aksi feminis. 

Kedua, “Feminisme Islam” merujuk pada gerakan sosial yang menyoroti dan menangani kesenjangan gender di ranah pribadi dan publik. Di ranah-ranah tersebut sering terjadi upaya penghapusan ketidakadilan gender dan sistem produksinya yang menimbulkan penindasan di tingkat personal, keluarga, politik dan sosial di kehidupan sehari-hari.

Istilah feminisme Islam sendiri sudah muncul di berbagai negara seperti Iran, Turki, dan Malaysia. Para perempuan Muslim membuat gerakan perjuangan untuk melawan ketidakadilan gender menggunakan bahasa dan retorika agama. Termasuk di daerah Timur Tengah di mana konflik-konflik dan penindasan perempuan selalu terjadi setiap tahunnya. Adanya praktik patriarki di sana membuat Muslimah menderita serta menjadi objek penindasan.

 

Etin Anwar juga menjelaskan, proses integrasi Islam dan feminisme memproduksi pemikiran baru tentang Islam yang merangkul perempuan. Islam dan feminisme saling menguatkan dalam mempromosikan kemajuan perempuan, menghargai perempuan sebagai agen moral yang seutuhnya.

 

Dari sini kita dapat menyimpulkan makna feminisme Islam sendiri yang merupakan gerakan perempuan Muslim untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai Muslimah. Serta merupakan upaya mempromosikan keadilan antara laki-laki dan perempuan serta menggugat penundukan perempuan oleh budaya yang menindas.

Baca juga, Sejarah Awal Gerakan Feminisme di Indonesia

Buku Feminisme Islam

Buku Feminisme Islam merupakan hasil penelitian Etin Anwar selama 10 tahun. Karya ini merupakan penelitian genealogis untuk menunjukkan perubahan hubungan antara Islam dan feminisme; merekam proses wacana tentang kemunculan feminisme Islam; dan menelaah bentuk-bentuk wacana tentang dukungan feminisme Islam terhadap kesetaraan pada awal 1990-an di Indonesia. 

Nah, kalian dapat membeli bukunya disini!

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta