Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dari Trauma Masa Lalu

Sobat Bentang, menjaga kesehatan mental ternyata erat juga hubungannya dengan trauma masa lalu. Trauma biasanya tidak hanya berlangsung sebentar atau sementara. Bahkan, beberapa trauma terlalu membekas pada ingatan sehingga luka atau rasa sakitnya tak kunjung hilang. Tak jarang efek dari trauma menjadi beragam, mulai dari kecemasan, sikap posesif, paranoid, dan lain-lain.

 

Berkaca dari hal tersebut, sangat penting bagi seseorang untuk mau menggali dan menelusuri kembali jejak trauma masa lalu. Hal tersebut dapat membantu manusia dalam menjaga kesehatan mental pasca trauma. Jika trauma terus manusia biarkan, bukan tidak mungkin sisi gelap akan terus membayangi. Kalau sudah begitu, seseorang pasti akan sulit lepas dari berbagai ketakutan.

Kenapa Trauma Sulit Hilang?

Bayang-bayang trauma sanggup membuat seseorang tertekan, bahkan depresi. Masalahnya, tidak mudah untuk lepas dari jeratan trauma masa lalu. Apalagi jika trauma tersebut sifatnya sangat meninggalkan luka amat dalam. Tidak semua orang benar-benar bisa lepas dari trauma mengingat prosesnya pun tidak mudah.

 

Trauma memang tidak mudah hilang karena berbagai faktor. Bisa jadi orang tersebut belum menemukan dan menggali trauma secara lebih dalam. Atau mungkin seseorang sudah menjalani banyak terapi, tetapi belum berdampak secara signifikan. Ada juga kemungkinan seseorang yang tengah berjuang lepas dari trauma justru tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat (keluarga, teman, dan lain-lain).

 

Setidaknya hal-hal tersebut yang kemudian membuat trauma tidak lekas hilang. Lingkungan yang kurang kondusif turut menjadi faktor yang menentukan perkembangan kesembuhan seseorang dari masa lalu. Jangan heran jika kemudian beberapa orang memilih menyerah dan berkubang dalam traumanya. Ngeri juga ya.

Pemicu Trauma Masa Lalu Muncul Kembali

Trauma dapat berpengaruh ke kesehatan mental

Sumber: Pexels

 

Lantas, kenapa kejadian pada masa lalu dapat dengan mudah muncul dan bahkan menghantui seseorang? Jawabannya adalah karena ada pemicu yang belum seseorang selesaikan kala itu. Ketika pemicu tersebut muncul pada masa sekarang, kemungkinan besar orang tersebut akan kembali teringat, atau bahkan ketakutan, akibat trauma yang dulu. Pemicu itu dapat menjadi sinyal bahaya jika seseorang belum beres dengan traumanya.

 

Pemicu trauma akan otomatis membawa seseorang kembali ke masa lalu. Meski mungkin kejadiannya sudah berusaha ia lupakan, tetap saja ada momen-momen yang membekas. Bentuk pemicu sendiri beragam, misalnya putus cinta, ditinggal mati orang terdekat, perundungan, dan lain-lain. Sering kali trauma juga memengaruhi sikap atau tindakan seseorang pada masa kini.

 

Misalnya, seseorang baru saja putus karena pacarnya ketahuan selingkuh. Luka akibat perselingkuhan tersebut bisa jadi belum sembuh ketika orang tersebut berpacaran lagi dengan orang baru. Namun, trauma akibat perselingkuhan membuat sosoknya menjadi lebih posesif ke pasangan. Alhasil, hubungan yang ia jalani sekarang menjadi sangat tak sehat.

 

Baca Juga: Kenali Bahaya Perundungan Lewat Buku Nyaliku Kecil Seperti Tikus

Cara Menjaga Kesehatan Mental akibat Trauma

Saat seseorang memiliki trauma, ia mesti ingat juga untuk menjaga kesehatan mental. Masing-masing orang tentu punya cara berbeda-beda dalam mengatasi trauma masa lalu. Sebagian orang memilih berdamai tanpa bantuan orang lain, tetapi tidak sedikit pula yang butuh bantuan ahli. Ini bukan tentang cara mana yang paling tepat, melainkan bagaimana proses seseorang melewati dan menyembuhkan traumanya.

 

Demi menjaga kesehatan mental, beberapa cara yang bisa seseorang lakukan dalam mengatasi trauma adalah sebagai berikut:

  • Menggali trauma: mencoba mencari tahu apa yang jadi penyebab trauma dan bagaimana dampaknya
  • Mengakui keberadaan trauma: menyembunyikan atau menyangkal trauma justru menghambat proses kesembuhan
  • Mencoba lebih terbuka: bisa melalui bercerita ke orang terdekat atau menuliskan perasaan akibat trauma
  • Memaafkan: meliputi memaafkan orang-orang di masa lalu serta tak kalah penting adalah diri sendiri
  • Relaksasi: meditasi bisa menjadi cara efektif untuk menjaga kedamaian hati
  • Berkonsultasi ke ahli: tidak perlu takut untuk meminta bantuan, apalagi jika trauma sudah benar-benar mengganggu kehidupan sehari-hari

Rekomendasi Buku Berlatar Kisah Trauma

Rencana Besar: novel yang bercerita tentang pentingnya menjaga kesehatan mental

 

Dari penjelasan tadi, kamu dapat melihat bahwa trauma dapat dialami siapa pun. Selain itu, trauma juga berdampak besar ke kesehatan mental seseorang. Andai luka akibat trauma terus-menerus disimpan, bukan tak mungkin kesehatan mental makin menurun. Hal ini makin memburuk jika seseorang juga menyangkal akan hadirnya trauma, bukan menerimanya.

 

Nah Sobat Bentang, ada loh novel historical fiction terbaru Bentang Pustaka yang berlatar kisah trauma. Judulnya adalah Rencana Besar. Novel karya Wisnu Suryaning Adji ini bercerita tentang seorang kakek berusia 76 tahun yang sudah hidup pada berbagai zaman. Keinginan si kakek cuma satu, yaitu bisa mati dengan tenang.

 

Pasalnya, semasa hidup si kakek merasa tak pernah hidup tenang. Ia tumbuh dengan berbagai kejadian yang menimbulkan trauma sampai tua. Mulai dari perundungan hingga kerusuhan pada tahun 1976 dan 1998. Dari novel ini, Sobat Bentang dapat makin sadar pentingnya menjaga kesehatan mental dari berbagai trauma masa lalu yang menyakitkan.

 

Siapa pun pasti tidak ingin hidup dalam bawah bayang-bayang trauma kelam. Maka, yuk belajar lebih peka pada orang-orang terdekat yang mungkin butuh teman buat bicara soal traumanya. Mulailah sadari pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama dari hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu. Oya kalau Sobat Bentang tertarik membaca novel Rencana Besar, silakan pesan bukunya lewat Bentang Pustaka ya!

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta