Postingan Instagram Orang Lain Bikin Insecure? Kenapa, ya?

Sobat Bentang, pernah merasa insecure melihat postingan Instagram aesthetic milik teman atau postingan instagram yang mengunggah segala pencapaian orang lain?. Kalau pernah, tenang kamu engga sendirian!. Walaupun cuman sekedar scroll timeline Instagram, tapi aktivitas tersebut dapat mempengaruhi kondisi mental kita apalagi kalau intensitas penggunaannya berlebihan. Apalagi kalau Sobat Bentang sedang dalam fase Quarter Life Crisis, tiap hari dihantui rasa khawatir sangat melelahkan bukan? 

 

Baca Juga:”[Memberi Ruang: Kiat Mudah Menghadapi Quarter Life Crisis]”

Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/person-in-blue-long-sleeve-shirt-holding-black-smartphone-5053766/

 

Untuk mengatasinya, sangat mungkin bagi Sobat Bentang untuk menonaktifkan terlebih dahulu akun media sosial dan fokus dengan diri. Namun, jika dirasa tidak memungkinkan karena kebutuhan komunikasi dan informasi. Sobat Bentang bisa belajar dari kisah Nola (@Quennola) dalam novel Demi Konten karya Pit Sansi. Nola adalah seorang selebgram yang punya ambisi untuk bisa jadi brand ambassador Orange Caramel. Karena jumlah followers-nya kurang, ia menggunakan beragam cara untuk menaikkan jumlah followers akun Instagramnya. 

 

Nola kerap dilanda rasa khawatir, bukan hanya karena bingung membuat konten apa dan bagaimana untuk menaikkan kontennya. Ia juga merasa khawatir yang bersumber dari rasa iri terhadap Sandra, teman masa kecilnya yang jumlah followers-nya lebih banyak. Apapun yang diposting oleh Sandra, selalu membuat Nola khawatir hingga panik. Belum lagi rasa khawatir yang ia dapat dari para haters-nya yang sempat membuat Nola ingin menghilang dari dunia.  Baginya Instagram bukan lagi media untuk menggapai mimpinya, tapi sumber rasa khawatirnya.

Dampak Negatif Postingan Instagram: Memunculkan Perbandingan Sosial

Postingan Instagram baik dari teman, saudara hingga utamanya selebgram mampu memberi dampak negatif bagi para pengguna. Menurut riset Facebook, hampir setengah konten yang dilihat oleh pengguna Instagram adalah konten dari para selebgram. Postingan instagram aesthetic, postingan Instagram dengan like terbanyak, hingga postingan Instagram penuh dengan segala pencapaian berupa kekayan dan kehidupan fancy adalah ciri yang melekat pada akun selebgram. Postingan instagram para selebgram ini pada akhirnya juga banyak ditiru oleh sahabat atau kerabat terdekat kita.

 

Dampak negatif perbandingan sosial yang dimaksud adalah penilaian seseorang terhadap dalam dirinya sendiri dalam kaitannya dengan daya tarik, kekayaan dan kesuksesan orang lain. Hingga akhirnya masih dari hasil riset yang sama, muncul kesimpulan bahwa Instagram berbahaya bagi kesehatan jiwa pengguna remaja perempuan. Tidak hanya Nola saja yang merasakan kesehatan jiwanya merasa terusik, kita semua juga dapat merasakan dampak negatif dari aktivitas dan interaksi kita dengan media sosial. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Postingan Instagram menuntut kita untuk jujur dengan diri sendiri

Sobat Bentang pasti tahu kalau apa yang ditampilkan di media sosial tak selalu apa yang sebenarnya terjadi alias bukan fakta seutuhnya. Banyak orang yang try to always be perfect untuk tampil di media sosial. Layaknya Nola yang berusaha sekeras mungkin untuk tidak menampilkan tembok kamarnya yang bocor dan sangat tidak aesthetic. Nola ingin terlihat tinggal di rumah bagus nan kaya seperti Sandra. 

 

Oleh karena itu, daripada capek-capek untuk menutupi kekurangan diri agar nampak bagus seperti orang lain. Mulailah jujur dengan diri sendiri, jujur alias mengakui kelebihan dan kekurangan diri. Hal ini mendorong kita untuk tampil secara apa adanya, dengan tampil apa adanya kita jadi punya ciri dan sisi unik yang bisa kita tampilkan dan belum tentu dimiliki orang lain. Jujur dengan diri sendiri juga membawa kita untuk lebih memahami bahwa dirimu juga berharga tanpa harus sama dengan orang lain.

Konsumsi postingan Instagram yang positif 

Kehidupan Nola yang lekat dengan istilah panjat sosial (pansos) membuat tujuan Nola bermedia sosial tidak jelas. Ia terus didorong untuk selalu tak menjadi dirinya sendiri, apalagi saat Nola sedang pansos ke Kaisar sang YouTuber terkenal yang juga memanfaatkan kecantikan dan kepolosannya. Belum lagi postingan Instagram yang dilihatnya tak jauh dari postingan Sandra sang selebgram yang rajin mengunggah kehidupan mewahnya. Kehidupan Nola berubah ketika ia berteman dengan Ben, konten kreator yang suka bikin konten positif tentang dokumenter dan juga isu bullying.

 

Agar tak merasa sendirian mengatasi rasa khawatir akibat melihat postingan Instagram orang lain. Sobat Bentang bisa berteman dengan Nola melalui kisahnya sebagai selebgram yang sedang berusaha untuk menjaga kesehatan mentalnya akibat kehidupan dunia maya dan nyatanya. Kisah Nola dalam novel Demi Konten bisa jadi refleksi diri atas pentingnya sadar terhadap kesehatan mental. Apalagi hidup kita kini hampir setiap jamnya lekat dengan namanya aktivitas di media sosial. Untuk keterangan lebih lanjut perihal novel Demi Konten, bisa langsung cek aja di Shopee Official Bentang Shop

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta