Jl. Pesanggrahan No.8 RT/RW : 04/36, Sanggrahan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55584.
Bentang Pustaka terus berkomitmen untuk memperkaya pengalaman membaca masyarakat dan menjadi bagian penting dari ekosistem penerbitan buku di Indonesia.
. . . . .
Read Aloud! Kegiatan Pramembaca yang Asyik
/in Artikel, Parenting, serial montessori/by Bentang Pustaka“Be-a ba, er-u ru, baru”. Jika berbicara tentang belajar membaca, pasti yang terngiang di pikiran kita adalah proses menghafal huruf dan mengeja dua huruf-dua huruf, kan? Mengeja huruf memang merupakan bagian dari proses belajar membaca. Dalam buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja, disebutkan bahwa terdapat dua tahap dalam membaca, yaitu tahap pramembaca dan tahap teknis membaca. Mengeja huruf merupakan tahap kedua.
Sayangnya, selama ini guru dan orang tua terlalu banyak berkutat padatahap teknis membaca dan mengesampingkan tahap pramembaca (Baca: Tantangan Mengajari Anak Membaca). Padahal, kunci sukses anak untuk bisa membaca ada pada tahap pramembaca. Seperti apakah tahap pramembaca itu? Tahap pramembaca merupakantahap untuk mempersiapkan anak belajar membaca. Apa yang anak butuhkan untuk membaca?
Pada hakikatnya, kemampuan membaca dan menulis merupakankemampuan berkomunikasi dengan baik. Vidya menekankan bahwa kemampuan membaca berbeda dengan kemampuan memahami bacaan. Sayangnya, orangtua seringkali mengupayakan segala cara agar anak cepat bisa membaca, tanpa memperhatikan kemampuan yang kedua. Dengan bisa membaca, mestinya kita juga bisa memahami apa yang kita baca untuk kemudian diolah dan disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu, tahapan pramembaca yang perlu dilakukan adalah kegiatan yang menunjang berkomunikasi.
Read Aloud!
Dalam bukunya, Vidya menyebutkan beberapa cara kegiatan pramembaca, antara lain bernyanyi, berbincang-bincang, menyimak dongeng, dan kegiatan read aloud. Kegiatan pramembaca yang mendapat banyak sorotan dan kajian lebih dalam adalah read aloud. Read aloud atau membaca nyaring merupakan aktivitas membacakan buku dengan suara keras untuk anak. Kegiatan pramembaca read aloud yang dilakukan orangtua secara rutin dapat menciptakan rasa cinta membaca yang efeknya bisa sampai seumur hidup.
Kegiatan read aloud juga bisa menjadi media penguatan ikatan antara orangtua dan anak. Kuncinya yakni interaksi dan keterlibatan. Melalui buku yang dibacakan orangtua, topik-topik obrolan hangat bersama anak akan muncul dengan sendirinya. Lebih jauh lagi, Vidya menambahkan bahwa kegiatan read aloud juga manjur untuk memperkaya kosakata anak dengan level pemahaman yang lebih tinggi.
Lalu, bagaimana cara melakukan read aloud dengan benar? Apa yang perlu diperhatikan? Apa lagi manfaat yang anak dapatkan dari aktivitas read aloud? Seluk-beluk mengenai aktivitas read aloud akan dikupas tuntas oleh Vidya dalam bukunya Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja! Apakah Anda tertarik untuk mempraktikkan read aloud bersama anak? <Rahma>
Tujuh Buku Terlengkap untuk Belajar tentang Metode Montessori.
/in Buku Anak, Parenting/by Bentang PustakaMontessori adalah sebuah metode pendidikan yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori. Metode Montessori merupakan pendekatan yang berpusat pada anak dan berdasarkan pengamatan ilmiah terhadap anak. Saat ini, metode Montessori banyak diterapkan oleh sekolah-sekolah pendidikan anak usia dini. Hal ini karena efeknya yang sangat baik dan bermanfaat untuk perkembangan motorik, pengembangan diri, wawasan, dan identifikasi kecerdasan majemuk.metode montessori memiliki pandangan tentang melihat cara belajar anak yang disesuaikan dengan karakteristik anak, dan tujuan metode montessori adalah membantu anak untuk menolong dirinya sendiri.
Tidak hanya di sekolah, banyak pula orang tua yang mulai menerapkan metode Montessori dalam pengasuhan anak-anaknya melalui kegiatan-kegiatan sederhana di rumah. Orang tua mulai sadar untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya dan mulai tergerak untuk mencari informasi tentang berbagai macam metode pengasuhan anak, salah satunya adalah metode Montessori. Orang tua dapat belajar tentang metode Montessori melalui workshop dan seminar yang mulai sering diadakan. Untuk menambah referensi tentang metode Montessori, berikut buku-buku terlengkap yang membahas metode Montessori. Mulai dari filosofi sampai bagaimana cara menerapkannya di rumah.
1. Montessori for Multiple Intelligences
Buku ini membahas bagaimana orang tua menyikapi kecerdasan anaknya dan memberikan stimulasi untuk perkembangannya. Cerdas sering diidentikkan dengan prestasi akademik, padahal setiap anak memiliki sembilan kecerdasan majemuk yang ada dalam dirinya untuk kita kembangkan. Melalui buku ini, penulis mengupas tentang ide stimulasi untuk mengasah kecerdasan majemuk anak dan tip melatih anak mengoreksi sendiri kesalahannya.
2.The Montessori Toddler
Buku ini membahas bagaimana menangani balita dengan metode Montessori. Masih banyak orang tua yang menganggap balita sulit ditangani, dan melalui buku ini kita diberi tahu bahwa dengan metode Montessori, kita dapat memahami balita dan lebih mudah. Buku ini juga menunjukkan bagaimana metode Montessori membantu orang tua untuk membesarkan anak yang penuh rasa ingin tahu dan bertanggung jawab.
3. Real Mom Real Journey
Menjadi ibu adalah sebuah anugerah. Mulai dari hamil, melahirkan, menyusui, dan merawat anak, itu adalah rangkaian proses yang sangat bermakna dan berharga. Ibu dalam pandangan masyarakat haruslah sempurna. Hal itu ditolak oleh Elvina Lim Kusumo bahwa menjadi ibu tidak harus serbabisa. Buku ini berisi kisah inspirasi menjadi seorang ibu dari Elvina dan 19 ibu lainnya dari komunitas yang didirikannya. Membagikan kisah inspiratif seorang ibu yang harus mengasuh anaknya seorang diri di negara asing, menjadi seorang ibu pekerja yang juga ingin selalu ada untuk anak, tentang seorang ibu yang melawan penyakitnya demi keluarga, dan kisah inspiratif lainnya. Buku ini juga membahas metode Montessori dan penerapannya dalam pengasuhan anak.
4. Montessori Play and Learn
Buku ini ditulis oleh Lesley Britton. Mengajak pembaca untuk megenal filosofi Montessori dan mengenalkan lebih banyak penerapan metode Montessori di rumah. Terdapat berbagai aktivitas dan permainan Montessori yang bisa diterapkan di rumah sehingga memberi pengalaman belajar secara langsung untuk anak.
5. Jatuh Hati pada Montessori
Buku ini berisi tentang panduan penerapan Montessori untuk guru dan orang tua, memaparkan dengan detail lima area penting dalam filosofi Montessori, dan tip merancang aktivitas seru bersama anak. Buku ini mengulas perbedaan pembelajaran dengan metode konvensional dan metode Montessori dan bagaimana dampaknya bagi perkembangan anak.
6. Montessori’s Own Handbook
Buku ini adalah buku yang langsung ditulis oleh Dr. Maria Montessori, penggagas metode Montessori. Di dalamnya mengupas semua filosofi dalam metode Montessori mulai dari filosofi Montessori itu sendiri dan filosofi material-material yang digunakan dalam metode tersebut. Buku ini juga memperlihatkan kepada kita tentang bagaimana metode ini bermula, menegok children house yang merupakan cikal bakal metode Montessori, serta mengupas pentingnya stimulasi sensori untuk anak usia dini.
7. Islamic Montessori Inspired Activity
Menjelaskan metode Montessori dan Islamic Montesssori. Islamic Montessori diadaptasi dari metode Montessori yang digagas oleh Dr. Maria Montessori. Dalam metode Islamic Montessori ada penambahan pendekatan, yakni aspek spiritual agama Islam pada setiap kegiatannya. Aspek tersebut adalah Islamic Studies dan art and craft. Setiap aktivitas bermain diselipkan ajaran agama Islam. Sebagian besar buku ini berisi ide-ide permainan Islamic Montessori.
Tantangan Mengajari Anak Membaca
/in Artikel, Parenting/by Bentang PustakaPerbandingan sosial membuat kita berlomba-lomba agar anak menjadi yang tercepat bisa membaca. Berbagai upaya dilakukan orangtua agar anak bisa membaca secepat dan selancar mungkin, tanpa memperhatikan esensi dari “mampu membaca”. Akibatnya, banyak anak usia prasekolah yang lancar membaca, namun minim pemahaman atas apa yang dibacanya. Padahal, tujuan utama belajar membaca yaitu agar kita bisa memahami, mengolah, menyampaikan, dan memberikan opini terhadap suatu wacana. Dengan kata lain, menjadi manusia yang terliterasi. Berdasarkan studi Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2018, Negara Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 46 negara dalam kemampuan membaca. Artinya, masih banyak pr untuk para guru, orangtua, dan pemegang kebijakan dalam menjawab tantangan mengajari anak membaca sebagai proses paling awal menuju masyarakat terliterasi.
Teknologi, Membantu atau Menghambat?
Digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan turut berpengaruh terhadap dinamika perkembangan seseorang. Jika 10 tahun lalu kita perlu berjalan menuju pangkalan ojek untuk mendapatkan jasa antarjemput, sekarang kita hanya perlu satu jari hingga ojek online muncul di depan rumah.
Perkembangan digital juga telah menyentuh area anak. Bukan hal aneh lagi jika kita menemukan anak kecil yang mahir memainkan gawai. Kabar baiknya, gawai dapat menjadi media belajar yang interaktif dan inovatif. Mau belajar apapun, gawai siap menawarkan solusi. Sayangnya, penggunaan gawai pada anak turut menghambat beberapa aspek perkembangan anak. Misalnya, adanya gadget dapat mengurangi interaksi anak dengan manusia sehingga akan berdampak pada kurangnya kemampuan komunikasi verbal.
Dalam buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja sang penulis, Vidya Dwi Paramita, menjelaskan bahwa gawai juga membentuk pola hidup instan. Gratifikasi instan tersebut tentu saja tidak membuat anak belajar akan ketekunan untuk memperoleh sesuatu. Vidya mencontohkan, anak bisa mewarnai suatu objek dalam gawainya hanya dengan satu ketukan, tanpa harus menggerakkan tangan dan mengarsir pelan. Akibatnya, kemampuan motorik halus akan kurang mendapat stimulus (Baca: pentingnya stimulasi motorik dalam buku Dr. Montessori Own Handbook). Padahal, anak butuh kemampuan motorik menggenggam pensil untuk mempersiapkannya belajar menulis. Jadi, kita harus bijak dalam memanfaatkan gawai untuk anak agar tidak menjadi bumerang bagi perkembangannya.
Empati dan Kesabaran
Terkadang kita lupa bahwa anak belum mengerti cara huruf dan bunyinya bekerja. Maka ketika anak tak kunjung bisa membaca, orang tua dan guru jadi frustrasi dan akhirnya memarahi anak. Di sisi lain, anak juga merasa tertekan dan akhirnya menganggap bahwa belajar ialah aktivitas yang menegangkan. Jadi, merupakan tantangan tersendiri dalam mengajari anak membaca untuk dapat berempati dan bersabar. Vidya juga menekankan bahwa dalam belajar, peran guru dan orangtua ialah pendamping dan pengarah, bukannya pemberi intervensi dan pemarah.
Mari kita merefleksi yang telah kita lakukan kepada anak. Apakah sudah tepat dan efektif? Atau justru membuat anak takut belajar bersama kita? Di buku Montessori: Keajaiban Membaca Tanpa Mengeja Vidya Paramita akan menjelaskan seluk beluk belajar membaca yang menyenangkan. (rahma)